Kurang tepat kalau kita mengira bahwa menyampaikan agama ini harus selalu lembut, lirih, dan bersenyam-senyum. Ada tuntunan tentang khuthbah misalnya, seperti yang disampaikan Sayyidina Jabir Radhiyallahu ‘Anh: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلاَ صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ Bila sedang berkhutbah, Rasulullah ﷺ memerah matanya, suaranya keras dan kemarahan beliau memuncak, seakan-akan ...
Published on September 05, 2017 18:04