Belum Rejeki...

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
DEG-DEGAN! Itulah yang saya rasakan sewaktu berada di Goethe Institut atawa Goethe Haus, Jl. Sam Ratulangi No. 9-15, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/3) malam kemarin. Bagaimana tidak? Setelah berhasil lolos ke 20 besar (dari total 1.110 peserta!), tidak ada harapan lebih besar kecuali menjadi 3 besar dalam Beat Blog Writing Contest yang diadakan VHR Media. Juara pertama dengan hadiah uang tunai Rp 5 juta plus sebuah Blackberry tentu jadi impian, tapi bagi saya masuk 3 besar saja rasanya bakal luar biasa sekali.

Foto: Dwin Friansi
Mejeng dulu, di depan pintu masuk tempat acara, Goethe Institute, Jakarta.Saya tidak sendirian. Adik saya Dwin Friansi yang jadi guide plus tempat tumpangan selama di Jakarta, dan Mas Ismail yang bela-belain langsung datang ke Goethe Institute dari tempat kerjanya di kawasan Gatot Subroto, semuanya harap-harap cemas. Mas Is bahkan sempat update status di Facebook, memintakan doa untuk saya. Dari Pemalang, istri saya tak henti-hentinya berkirim SMS di sela-sela kerepotannya mengasuh si kecil Damar. Begitu juga ibu saya tercinta di Jambi.

Masuk 20 besar saja sebenarnya sudah merupakan prestasi tersendiri. Bayangkan, dari jumlah total 1.110 peserta, dewan juri mengerucutkannya menjadi 100 besar. Kemudian dilakukan penjurian ulang untuk menciutkan naskah menjadi 50 besar. Proses penjurian kembali dilakukan untuk menentukan 20 finalis. Jadi, tulisan 20 finalis sudah melalui 3 kali penyaringan! Artinya, menjadi finalis saja sudah untung. Tapi, masa iya cuma berharap jadi finalis sih? Kenapa tidak sekalian berharap jadi juara 1 atau setidak-tidaknya 3 besar? Toh, berharap (baca: bermimpi) tidak butuh biaya, bukan?Foto: Dwin Friansi
Saya dan Mas Ismail, sekalian kopi darat setelah selama ini hanya kontak lewat email dan SMS.

Sayang, harapan tak selalu jadi kenyataan. Ketika nama juara ketiga disebutkan pembawa acara, saya masih menaruh harapan besar untuk jadi juara 2 atau malah juara 1. Tapi, begitu nama juara 2 disebutkan dan itu bukan nama saya, saya langsung "turun ke bumi". Saya langsung sadar kali ini bukan jatah saya untuk menjadi pemenang kontes blog. Dan, sayapun harus puas hanya menjadi salah satu dari 17 finalis. Untunglah ada hadiah uang tunai sebesar Rp 500 ribu cash, juga posting yang masuk nominasi akan dibukukan oleh Gagas Media dengan judul (tentatif) Blogger Bicara Lingkungan. Ditambah goody bag berisi berbagai souvenir dari sponsor, kedua hal tersebut adalah pelipur lara yang setimpal.

Setidaknya, saya masih boleh berbangga hati. Kata adik saya, "Wah, berarti tulisan Kakak dibaca Happy Salma ya?" Memang, hanya naskah 20 finalis saja yang dinilai langsung oleh juri inti yang terdiri dari Happy Salma, IGG Maha Adi (direktur eksekutif Society of Environmental Journalists alias SIEJ dan wartawan National Geographic Indonesia), dan FX. Rudy Gunawan (penulis, wartawan VHR Media, dan pendiri Gagas Media). Sedangkan kata istri saya, "Lihat, Abi sudah menyingkirkan 1.090 peserta! Ini hebat!" Ibu saya lain lagi. Mungkin tahu saya kecewa tidak jadi pemenang, Ibu menulis SMS ke adik saya, "Kakakmu masih mau ikut kontes-kontes lagi, nggak?"

Foto: Dwin Friansi
Foto bersama: Para finalis berfoto bersama di atas panggung. Coba tebak, saya ada di mana?Apapun hasilnya, saya mensyukurinya. Toh, tulisan yang masuk nominasi ini justru tulisan kedua. Saya mengonsepnya secara mendadak, menulisnya dalam waktu kurang dari sejam, dan mendaftarkannya di detik-detik akhir waktu penyerahan naskah! Tulisan pertama yang saya konsep dengan matang dan ditulis lamaaa sekali, malah tidak masuk 100 besar. Jadi, masuk 20 besar saja sudah sebuah anugerah luar biasa. Soal tidak jadi pemenang utama, rasanya benar apa yang dikatakan Mas Ismail malam itu.

"Belum rejeki, Mas. Sabar..." Bisiknya sesaat setelah nama saya tidak terdapat dalam 3 besar. Ya, memang belum rejeki saya mempunyai Blackberry, juga belum rejeki saya memperoleh hadiah jutaan rupiah (meskipun saya sangat membutuhkannya untuk persiapan biaya kelahiran anak kedua sekitar akhir April atau awal Mei nanti). Jadi, syukuri saja apa yang sudah didapat. ^_^

Buat rekan-rekan pengunjung bungeko.com, saya ucapkan rasa terima kasih yang tulus dari dalam hati atas support-nya.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 18, 2011 06:27
No comments have been added yet.