Nikotopia's Blog, page 3
May 1, 2014
Falun Dafa Minggu Kedua
Malam sebelum besoknya mengikuti Falun Dafa, saya dan Andhika saling whatsapp, bukannya tidur tapi malah saling chat sampai jam dua pagi, masih mengurusi editor buku yang umurnya masih piyik dan mengaku pengecut, tetapi masih menyalahkan saya sebagai orang yang menyeragamkan pikiran, kesukaan, buku, juga joke tentang Torpedo alias K*nt*l. Kami mengobrol masalah Torpedo dan Bibik Andhika yang menjodohkannya dengan perempuan, Andhika hanya modal lontong, Torpedo untuk meminangnya. Ini Joke yang lucu, mengingat Andhika Hidupnya penuh dengan tragic-comedy yang menginspirasi saya untuk membuat cerita lucu.
Saya cuma membatin, bego banget, nyalahin gue gara-gara K*nt*l! Aduuuhhh dia nggak inget apa, ikut ketawa saat ngomongin K*nt*l. Nyalahin sesama Editor Buku yang mengerjakan bukunya, yang dia takut menghadapi, dan merasa kehilangan Jati Diri. Ya Tuhan malah dia ngabur dan bilang dirinya pengecut, dan menyalahkan saya. Astaga. Udah kabur meninggalkan kerusakan, mengaku pengecut, tapi nyalahin orang. Apa itu namanya?!
Saya sudah sangat malas menanggapi cowok labil, galau dan alay yang nggak jelas hidupnya, dan merusak sebuah hubungan pertemanan. Saya ikhlaskan dan saya relakan kepergiannya dari pertemanan, meski sudah merusak banyak hal. Tapi kasihan saya sama dia, ketololannya nggak bisa melihat apa yang dia rusak dibelakangnya. Saya anggap dia belum sadar, belum terpanggil untuk Sadar.
Andhika menendesnya tegas, tetapi bocah piyik ini masih mengelak, saya bilang udah lupakan saja orang kayak gitu. Delete saja dalam Hidup. Biar tuntas, dan nggak bikin dia kepikiran, kasihan dia sampe ceking stres sendiri, dan selalu bersolilokui. Jadi saya Let Go. Saya memaafkan sikap tololnya dan merelakan dia. Selamat Hidup.
Lalu saya dan Andhika saling pamit, tidur. Dan itu setengah tiga pagi. Saya baca buku sebentar. Jam 3 pagi pun tidur. Sampai jam setengah enam saya terbangun dan langsung mandi. Jam 6 saya menjemput Andhika dan Vita di MC’D Graha Raya Bintaro. Suasana pagi bikin saya bersemangat. Apalagi banyak orang di sepanjang jalan Graha Raya, ada yang lari pagi, sarapan, senam bareng. Minggu pagi yang penuh energi.
Pukul setengah tujuh, Andhika dan Vita baru tiba, dan kami langsung tancap gas ke Taman Kota 1 BSD City. Parkiran penuh, kami bingung, sampai seorang Ibu bilang, masuk ke parkiran masjid Al-Azhar aja. kami pun segera ke sana, ndelalah sepi. Yosh! Kami pun memarkir sepeda motor kami.
Kami agak telat sekitar lima menit, saat melihat Pak Gito, Pak Bima, Pak Agus, dan Pak Adi, kami segera bersalaman dan ikut latihan. Praktisi yang memberi contoh Pak Eko. Saya membatin, kita lihat apakah Andhika dan Vita akan mengeluh seperti saya di awal latihan.
Dan saya pun mulai mengikuti gerakan dan menikmati momen saat itu. gerakan-gerakannya lembut dan tenang, tetapi memang membuatt badan pegel semua, tapi ketika di gerakan terakhir. Meditasi full, saya meniatkan kaki saya mati rasa bodo amat. Karena saya niat. Dan yah meditasi itu saya nikmati benar-benar musiknya tanpa berpikir apapun. Sejati, Sabar, Baik.
Selesai meditasi, kaki saya yang ditekuk duduk sila ala Buddha, kram, darah mengalir membuat saya sedikit hadeehh... tapi badan saya selesai kaki saya normal kembali, saya mendapatkan energi yang luar biasa. badan enteng, pikiran juga enteng, mengingat si editor buku, saya anggap dia cuma bagian Fenomena Hidup saya, semua pasti berlalu. Saya mengingat buku-buku saya yang dia pinjam, otak saya memberitahu, sudah ikhlasin, kan ada buku diskonan, dan saya tersenyum bahagia.
Saya mulai merelakan orang-orang yang datang dan pergi dalam hidup saya. Bicara saya yang pedes dan tegas, itulah saya, mereka tidak nerima derita mereka, saya dari awal selalu bilang sama semua orang yang bermain dengan saya, mulut saya ini tajem, kalo nggak tahan atau sakit hati bilang. Ternyata ada yang betah, Andhika dan Mbak Kunti yang tiap hari saya sindir, saya omelin, saya cerewetin nggak marah. Apalagi Aniz, yang dari kecil kenal saya, nggak ada sakit hati, saya pernah bilang sakit hati sama Aniz, dia Cuma ketawa, sahabat yang baik adalah sahabat yang mendorong sahabatnya ke Jurang Kenyataan, bukan Jurang Ilusi. Ternyata bisa saya katakan mereka orang yang menerima kenyataan seperti saya dan berani mengatakan dengan tegas jika omongan saya yang salah. Yah, saya kasihan pada dia yang sakit hati tapi nggak berani ngomong, malah kabur dari pertemanan. *Ngakak Iblis. Astaga ada yah orang kayak gini. Tetapi saya belajar untuk menerima perubahan orang yang berubah dalam kurun waktu satu hari. Dan saya menerima itu dengan legowo *Hastag Aku Rapopo. *Ngakak Guling-Guling
Minggu Kedua Falun Dafa yang paling seru adalah, ketika kami duduk bersama dan diskusi, saya mengungkapkan mencari buku Falun Dafa tapi tidak saya temukan di toko buku besar yang notabene saya tahu politik di dalamnya. *Malesin banget.
Pak Gito malah berinisiatif akan membawa bukunya dan saya niat akan membelinya. Jadi Minggu ketiga nanti, kami akan mengadakan diskusi. Yang paling membuat saya tersenyum, Andhika dan Vita berkenalan dengan seorang Ibu yang ternyata rumahnya searah dengan Dhika dan Vita, maka minggu depan mereka janjian untuk jalan bareng mengikuti Falun Dafa. Pak Eko menyita perhatian dengan cerita beliau dan hal-hal yang beliau lewati saat mengalami banyak cobaan seperti mobilnya ditabrak beliau tidak marah dan meberi senyum pada yang menabrak, beliau percaya Falun Dafa yang mengintervensinya untuk Sabar. Apalagi saat Pak Eko samapai di sebuah parkiran, beliau mengecek bagian belakang mobilnya yang ditabrak kencang, dan kagetlah Pak Eko, tidak ada lecet sedikitpun. Pak Eko bilang saat kita percaya, hal itu akan terjadi, dan beliau bilang kenapa nasib saya bisa begini itu semua ada di Buku Zhuan Falun. Saya diharapkan membaca dan saya akan baca.
Sungguh hati saya tergetar, banyak orang berusaha mencapai Taman Kota 1 BSD, untuk mengikuti acara ini. Sejauh jarak ditempuh, untuk memiliki badan sehat, jiwa sehat dan mental kuat.
Semoga kita semua selalu menjadi Zhen, Shan, Ren. Dan tubuh kita terus berevolusi ke tingkat yang tinggi.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.Aum Swastiastu.Namaste
*Foto 3 & 4 By Pak Gito.
Published on May 01, 2014 03:50
April 23, 2014
The Hardest Day Ever!
Hari ini rasanya berat banget, nggak tahu kenapa.
Setiap masalah aku coba untuk telan sendiri. Pil Pahit Kehidupan, harus dikunyah, mau gimana lagi, Hidup nggak terus manis. Setiap Orang terlalu berharap mengunyah Pil Manis Kehidupan.
Kali ini Pil Pahit. Kunyah saja, meski hantamannya bertubi-tubi. Gilak!
Ya sudah akan kuingat hari ini, bahwa aku pernah dihantam masalah bertubi-tubi, berkali-kali hinga menguliti diriku. dalam kurun waktu 4 jam, tanpa berhenti masalah minta diperhatikan.
Cuma satu niatku; Survive. Dan Hidup.
Di ingat di hati, hari ini ke kantor polisi, laporan ke bank tentang blokir, dua hantaman lagi yang menyakitkan, lalu waktu yang sangat mepet.
Orang yang ahli apa yang mereka pikirkan? Efektifkan waktu dan terus bergerak. Ayo, ko. Kita bergerak.
Mari Hidup, yang benar-benar Hidup.
Published on April 23, 2014 02:25
April 21, 2014
Hari Pertama Mengikuti Falun Dafa
Apa itu Falun Dafa? Saya juga belum tahu begitu dalam.Nah sebelum saya beritahu, saya ingin menceritakan kenapa saya bisa mengenal Falun Dafa. Seminggu belakangan ini, saya sakit, agak parah menurut saya, dua minggu yang lalu dari tanggal ini, saya masih terkena pendarahan. Dan seminggu melewatinya pendarahan itu berhenti, tapi menyisakan sakit yang luar biasa. Ditambah lagi, beban pekerjaan, dan banyak orang-orang disekitar saya sangat menyebalkan, saya begitu penuh marah dan luar biasa kesal. Apalagi jika melihat ketidakadilan, atau sistem yang salah. Sedang waktu itu, salah seorang teman mengkhianati saya, di depan saya berkata sangat meyakinkan bahwa dia mendukung saya, tapi di belakang saya ternyata dia malah menceritakan hal jelek tentang saya. Saya marah, diliputi semacam dendam dan mengutuknya benar-benar dalam hati. Agar dia hidup dalam penderitaan. Tidak hanya itu, ada teman dekat yang curhat kesusahan untuk mengadakan sebuah event dan gagal, bahkan ketika saya membodohi sistem penyelengaranya, dia pun ikut mengejek. Untuk memberikan semangatnya kembali, saya meminjamkan buku, dan bersama sahabat saya, Mbak Kunti dan Andhika Rahmadian, kami mau membantunya membuat acara. Mbak Kunti sudah berusaha mencari tempat, bahkan menghubungi koleganya dan koleganya mau mengadakan acara untuk Mbak Kunti. Saya makin bersemangat, saya pun mencari tempat, jadi acaranya nanti akan road show. Nah, saya beranikan untuk datang ke toko buku besar di Mall daerah dekat rumah saya. Dan saat saya nego dua tempat untuk membuat acara, teman saya ini malah benar-benar mengecewakan saya. Dia malah tidak membalas telepon saya, ataupun pesan saya di media sosial dan text messages. Itu membuat saya naik darah, ada apa? Kenapa dia tidak mau membalas pesan saya yang saya membawa berita baik, tempat untuk eventnya, berhasil saya dapatkan tanpa syarat apapun, dan tidak akan membebani dia. Tapi dia malah bertingkah seperti orang galau, dan menghilang tidak lagi mau menemui saya dan sahabat saya, bahkan memberi kabar. Lalu inisiatif saya mengirim pesan saya tidak akan mengganggu hidupnya lagi. Saya sekali baca pada statusnya, dan ternyata dia merasa munafik bersosial, mungkin itu saat berteman dengan saya dan sahabat saya, saya sedikit sedih dan kesal. Mbak Kunti menyarankan saya untuk sabar dan sudah biarkan dia dengan jalannya. Perjalanan saya membatalkan tempat event itu saya merasa sedih dan malu, apalagi pada manager tempat itu saya merasa tidak enak hati. Rasanya seperti ditusuk jarum dan saya marah sekali, dalam diri saya panas. Perjalanan pulang ke rumah saya merasa sakit, badan lelah, dan walhasil saya flu, yang hingga saya menuliskan ini saya masih sakit dan masih minum obat.4 hari yang begitu menyiksa, Flu, batuk, dan pilek yang menyebalkan, saya dibantu Andhika Rahmadian, lalu saya pergi ke dokter.Inilah momen ajaib buat saya. Biasanya semua dokter sangat klinis jika berbincang dengan saya. Memeriksa sakit saya dan setelah itu memberi saya obat. Tetapi ketika saya masuk dan mengenalkan diri, saya diperiksa, hal biasa, dan saya mengatakan pekerjaan saya yang padat deadline. Beliau menyarankan saya untuk ikut Falun Dafa di Taman Kota BSD 1. Saya mengerutkan kening, itu apa Dok? Dokter mengatakan bahwa Falun Dafa itu kultivasi menyelaraskan tubuh dengan alam semesta. Saya terhenyak, baru kali ini ada Dokter menyarankan pasiennya untuk ikut latihan meditasi dan itu gratis, tanpa uang keanggotaan, ataupun iuran, semua dilakukan secara sukarela. What? Di dunia yang mengatakan Uang adalah Segalanya, masih ada hal begini?!Kami pun berbincang masalah bagaimana tubuh kita (bhuana Alit) dan Alam Semesta (Bhuana Agung) sebenarnya satu energi, dan Falun Dafa memberikan cara bagaimana bersinergi dalam kesatuan itu. selaras. Kami ngobrol sedikit lebih lama daripada waktu pasien lainnya, sekitar 8menit, yang tidak biasa, Dokter Ratna, yang saya ketahui dari papan jadwal dibagian pengambilan obat. Luar biasanya dia bertanya, apakah saya percaya Reinkarnasi?Saya menjawab dengan mantap, percaya banget, saya merasa pertanyaannya mulai membuka intuisi saya, bahwa ya, saya harus mengikuti Falun Dafa ini. saya mengucapkan Namaste, pada Dokter Ratna dan segera pulang.Pulang dari dokter saya mulai membuka Falun Dafa di Google, ternyata benar ini Latihan Kultivasi yang berpedoman Sejati-Baik-Sabar untuk memperoleh jiwa raga sehat dan watak yang baik. Saya makin niat hari minggu besok ingin menyicipi Latihan Kultivasi.Dan saya tidur sekitar jam dua pagi, bahkan jam 4 saya terbangun gara-gara kedinginan menahan pipis. Saya segera menyetel alarm di ponsel saya, dan jam enam pagi saya bangun. Dengan mata sepet dan badan yang kurang tidur, tapi saya mantapkan hati ingin sembuh secara jiwa dan raga, untuk ikut Falun Dafa. Saya niat, bahkan saya niat secara spiritual.Selesai mandi, pukul setengah tujuh pagi saya berangkat. Sampai di Taman Kota BSD 1, tempat parkir begitu penuh, banyak orang yang lari dan datang ke Taman Kota demi udara yang bersih dari pepohonan yang ada di taman. Saya hampir putus asa, parkir dimana yaaahhh. . . bete juga, sepenuh ini, tapi saya percaya pasti dapat, dan ya, saya ditakdirkan menyelipkan motor saya tepat di depan pintu gerbang taman, satu motor keluar saya segera melajukan motor spacy saya untuk parkir.Lalu saya berjalan mencari, di mana para praktisi/pengajar Falun Dafa akan mengajarkan Falun Dafa, saat saya berjalan ke arah kanan taman, saya belum menemukan, bahkan saya melewati jembatan, daripada malu, saya mengatakan dalam hati, “Ya udahlah, sekalian muterin taman, olahraga jalan ajah” nah saat jalan itu, saya kaget ada Spanduk, bertuliskan Falun Dafa dan ada pamflet tergeletak di atas terpal yang dipotong sebentuk kotak besar. Saya memungut satu pamflet dan segera berjalan mencari tempat duduk untuk membaca, sambil sesekali melirik ke arah belakang Spanduk.Di mana para Pria paruh baya sudah menaruh terpal yang dipotong kotak sebesar orang dewasa yang duduk. Dan para pengajarnya memakai baju kuning, lengan panjang, dan di dada ada tulisan mandarin, serta Falun Dafa. Saya membaca pamflet hingga selesai, sambil menunggu momen dimana saya akan menyapa salah satu praktisinya dan ijin ikut bergabung. Belum ada jam tujuh, sekitar 10menit lagi, lalu saya bangkit dan mendekati. Saat itu ada seorang pria dengan wajah yang saya perkirakan masih 45tahun namun rambutnya sudah beruban. Tapi wajahnya masih muda, dan saya berkenalan. Ternyata namanya Pak Bima, lalu saya berkenalan dengan Pak siapa gitu beliau tidak menyebutkan namanya, Pak Bima menyuruh saya langsung ambil bagian di depan agar belajar benar-benar. Saya tanpa malu segera beranjak ke kotak terpal paling depan, dimana tepat depan saya yang akan menjadi pencontoh untuk diikuti gerakannya.Lalu musik nuansa mandari, seolah saya diseret ke masa lampau, karena musiknya mengalun dari alat musik kecapi cina dan seruling, membuat saya rilex. Di dalam musik ada suara seorang pria, dalam bahasa mandari per 10menit yang mengajak menganti gerakan. Saat itu saya benar-benar mengikuti gerakan yang dicontohkan pengajarnya di depan saya.Masuk ke jam delapan, perkiraan saya, karena saya nggak pakai jam tangan, tapi dari sinar matahari yang mulai terang. Tubuh saya mulai berkeringat, bukan karena tepat berdiri di bawah matahari, tapi gerakan-gerakan yang lembut dinamis ini membuat saya berkeringat, mungkin memang efeknya seperti ini, batin saya. Saat masuk ke setengah sembilan, suara-suara di sekeliling saya yang dari awal saya ikuti, sangat intens, depan kiri saya jauh, ada bazar di bagian halaman masjid Al-Azhar, lalu dibelakang saya jauh, ada suara musik keras, paling intens suara kendaraan yang berlalu lalang di kanan saya, karena tempat saya mengikuti Falun Dafa, dekat dengan jalan meski ada batas pagar besi sekitar 50meter.Saya niat mengikuti Falun Dafa, karena saya niat menjadi Sejati-Baik-Sabar. Bahkan secara spiritual, saya ingin tubuh saya ada ditingkat revolusi tubuh yang tinggi. Bahkan setelah selesai, Ibu-Ibu sebelah saya menanyakan bagaimana perasaan saya.Selesai mengikuti Falun Dafa hari pertama, saya begitu bahagia, karena badan saya enteng. Pikiran saya rilex sekali, apalagi gerakan terakhir, dan meditasi mendalam, saya benar-benar tidak berpikir, saya hanya menikmati musik mandarin yang mengalun dari wireless salon. Saya benar-benar pasrah.Ibu-Ibu itu tersenyum, tapi baginya lari adalah agamanya, ia tidak bisa mengikuti Falun Dafa, karena ia lebih berat memilih lari. Tapi ia berjanji mengajak Ibunya untuk ikut Falun Dafa. Saya malahberpikir, saya juga suka lari, lari agama saya juga, tapi ketika saya bisa berkeringat dengan gerakan dinamis yang diajarkan Falun Dafa, saya memilih falun Dafa.Sebab saya memang niat ingin sehat secara jiwa dan raga, dalam waktu singkat, seperti orang-orang yang mengikuti Falun Dafa 3 bulan lepas dari penyakit. Saya ingin sehat dan baik, secara watak dan moral saya.Lalu selesai Falun Dafa jam 9 pagi, Pak Gito saah satu marketing, tebakan saya, Falun Dafa daerah taman Kota BSD 1. Mengajak saya ngobrol, dan bertanya tentang keyakinan saya. Bahkan beliau bertanya apa saya sedang ngelmu, saya bilang iya, saya sedang ngelmu, meski ngelmu disini berarti ke arah perdukunan (i Love Perdukunan) saya memang ingin menjadi tabib, healer, saya merasa takdir saya ada di wilayah hal-hal ini, mistik, dan perobatan secara alami. Bahkan Bapak siapa gitu saya nggak tahu namanya, menyuruh saya untuk membeli buku Zhuan Falun, dan tentu saja saya tertarik. Sore saya berencana membeli ke Gramedia. Pembicaraan semakin seru tentang, Falun Dafa bukan agama, tapi jalan untuk sehat. Dan Pak Gito mengatakan tentang revolusi tubuh. Saya hampir ingin menjerit bahagia, karena saya datang ke tempat yang tepat. Yang paling seru, Pak Siapa, mengatakan membaca buku Zhuan Falun juga meningkatkan energi. Karena kita akan paham akan eksistensi kita. Dan tentunya pemahaman latihan Falun Dafa makin dalam.Lalu setelah ngobrol singkat, kami pun berpisah. Saya bahagia, ketika para Bapak Praktisi Falun Dafa ini mengharapkan kedatangan saya minggu depan, bahkan Pak Gito bilang, nanti Mas Niko akan terserang rasa malas. Saya sadar, saya pemalasnya minta ampun. Tapi untuk sembuh semoga saya bisa mengalahkan rasa malas saya.Saya mencari bagaimana saya bisa mengalahkan rasa malas saya, dan ide saya muncul. Saya akan menuliskan pengalaman saya saat mengikuti Falun Dafa. Jadi setelah mengikuti sesi Falun Dafa saya akan menuliskannya dan mem-publishnya di Blog saya.Maka tulisan ini adalah Hari Pertama saya, dan kali pertama saya mengikuti Falun Dafa. Semoga saya nggak males, dan bisa mencapai target dimana tubuh saya sehat secara Jasmani dan Rohani, juga spiritual.Saya ingin menjadi orang Sejati-Baik-Sabar. Saya ingin merubah Hidup saya, saya ingin kemajuan Spiritual diri saya, dan menggenggam waktu saya kembali.Semoga jika ada yang membaca tulisan ini, dan tertarik mengikuti Falun Dafa.Buka saja www.falundafa.or.id lihat informasinya disana. Di kota anda pasti ada. Cari saja, karena para praktisi Falun Dafa sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Semoga catatan ini berguna, jika anda punya waktu, dan menginginkan tubuh yang sehat bukan cara instan, tapi dengan menyatu bersama alam semesta. Coba ikut Falun Dafa. Gratis, tidak bayar apapun. Tidak ada uang sukarela, tapi para praktisinya mengajar secara sukarela tanpa dibayar hanya untuk apa. Membagi kesadaran, bahwa sebenarnya Manusia Memang Baik. Sekali lagi, Mari Kita penuhi Bumi ini dengan hal-hal indah dan baik. Hidup hanya sekali kenapa tidak kita isi dengan keindahan itu.
NamasteNikotopia
Published on April 21, 2014 00:32
August 27, 2013
You May Say I'm A Dreamer But I'm Not The Only One
Imagine there's no heavenIt's easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people living for today
Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people living life in peace
You, you may say
I'm a dreamer, but I'm not the only one
I hope some day you'll join us
And the world will be as one
Imagine no possessions
I wonder if you can
No need for greed or hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people sharing all the world
You, you may say
I'm a dreamer, but I'm not the only one
I hope some day you'll join us
And the world will live as one
John Lennon
Published on August 27, 2013 01:56
August 26, 2013
Ordinary Words in Crazy World
Malam dengan deadline padat mendadak saya teringat kata-kata seseorang; bahwa kalau semua orang yang bekerja itu, harus dihambat, agar mereka tidak kaya. Kalau tidak dihambat, pasti semua orang kaya?
Hah? Saya hanya bisa tertegun, memang menjadi Kaya nggak boleh yah? Kaya apa dulu nih? Bagi saya menjadi kaya banyak defiisinya, kaya uang? Kaya spiritualitas, intelektualitas, dll.
Namun saya bisa menebak kaya disini tentu saja mengarah ke ‘Uang’ apalagi background pekerjaan saya yang bergiat di industri Entertainment.
Saya pun curcol pada kakak perempuan saya dan beliau mengatakan, memang banyak orang dengan mental seperti itu, seolah tidak mau disaingi.
Ow, benarkah?
Di satu sisi pekerjaan memang selalu memiliki hambatan, tetapi yang namanya pekerjaan, dan kita bekerja dalam perusahaan ya tentu saja hambatan itu bagian dari pekerjaan yang harus kita uraikan agar bisa selesai job desk kita per harinya.
Tetapi jika karyawan lebih kaya dari pimpinannya masa nggak boleh? Masa pimpinan menghambat segala macam cara agar bawahannya tetap di posisi yang sama?
What the?
Kenapa harus sih seperti ini. Apa salahnya karyawan kecil menjadi kaya. Apa salahnya jika karyawan yang digaji kecil, dan memiliki usaha di luar dan berhasil apalagi sukses, tapi masih bekerja di dunia yang ia Passionkan, tidak boleh kaya. Dengan penekanan dari gaji dan banyak lain hal. Contoh Kongkretnya, Jika Karyawan memiliki Iphone 5 dan Pimpinan tidak, memang salah?
Saya cuma bingung kenapa harus seperti ini. Alangkah lebih baik bekerja dengan jujur dan dengan hati?Tidak menggerundel di belakang dan saling mencecar. Saya dengar begitulah bekerja di sebuah perusahaan, saling menjatuhkan dan mencecar di belakang dan itu biasa. What a Fuck World.
Alangkah lebih baiknya jika tehknik tawar-menawar suatu jasa pada seseorang di lakukan dengan tegas, baik dan bersih. Tanpa manipulatif, dan mendapatkan keuntungan yang sama-sama diuntungkan.
Tapi hingga sekarang saya hanya bisa termangu. Buat saya; Kaya spiritual, Hidup yang bermakna dan Kesehatan itulah yang membuat saya benar-benar kaya. Itulah bara bahan bakar hidup saya, agar saya tetap bertahan di bumi ini, di dunia yang makin kompleks dan manusia-manusia yang saling sikut menjatuhkan. Saya berpikir dalam akan hal ini.
Saya ingin kaya, jika saya dihambat, yaaaa saya lihat situasinya, kalau memang masih saya mau bertahan dalam satu pekerjaan. Saya bertahan meski dihambat, tetapi jika saya tidak tahan, saya memilih keluar. Yang tentu saja dengan banyak resiko, luka dan amarah. Saya yakin.
Maka dari itu beberapa hari ini saya sedang memikirkan tentang mengambil keputusan besar.
Apakah saya bertahan di atas perahu ini, atau saya memilih menyemplung ke laut dan berenang menjauh.
Semua kembali ke saya. Namun mendadak, Kata-kata itu terus terngiang di kepala saya.
Kalau nggak dihambat, pasti semua orang kaya. what the Fuck!
Nikotopia, 27 Agustus 2013
Published on August 26, 2013 12:14
August 22, 2013
When Deadline Chasing You Like A Ghost!
Dan Pagi sudah menyapa, lelah banget, dan selesai satu, lanjut lagi ke deadline lainnya, tanpa jeda, tanpa nafas.
But The Ultimate Inspiration Is The Deadline - Nolan Bushnell
So Deadline, here i comeeeee....
Published on August 22, 2013 13:55
August 5, 2013
Cinta; Bukan Pink, Emping Atau Kucing
Nggak ada yang salah dengan cemilan bernama emping, dan hewan berbulu bernama kucing. Kedua hal itu sangat penting, bagi Tokting dan Daning. Tokting, pemuda bertubuh ceking, berambut keriting, hobi mancing, dan gila emping. Sedang Daning, gadis berparas cantik mirip Ayu ting-ting, paling sebel disuruh cuci piring, dan pecinta kucing.Ajaibnya, mereka berdua berpacaran dan memiliki tingkah yang rada sinting. Sayang mereka tidak pernah bisa menghargai kekurangan masing-masing. Mereka selalu meributkan hal-hal yang tidak penting, bikin orang-orang yang disekeliling mereka jadi pusing. “Usir jauh-jauh mahluk itu, Ning. Aku benci kucing!”“Aku juga benci ngelihat kamu malam minggu datang kok ngemilin emping!”“Ya udah aku pulang ajah, lagian kamu masih megang-megang kucing.”“Gih sonoh! Cowok kok kalau malming, bawaannya emping!”Tandaslah malam minggu Tokting dan Daning. Dalam hati Tokting dan Daning, pertengkaran ini sebenarnya bikin pening. Kenapa juga meributkan emping dan kucing. Mereka cuma cemilan dan hewan kesukaan masing-masing. Dulu awal Tokting bilang Cinta, katanya Cinta mereka begitu Pink. Daning dibuat melayang tinggi oleh rayuan maut Tokting. Pada suatu hari yang penting, Tokting dan Daning janjian di Kafe Ranting. Pemiliknya Tony Sembiring, sahabat Tokting, yang orangnya benar-benar hebring. Pelukan hangat dan cipika-cipiki saat Tony menyambut Tokting dan Daning. Segera dengan genit Tony Sembiring memamerkan permainan baru di dekat lukisan merah di pojok dinding. “Yey berdua, coba deh mainkan permainan ini, bisa tuntaskan amarah yey, sebel, dan pusing.” ujar Tony Sembiring mengedipkan mata sambil memberikan koin pada Tokting dan Daning beberapa keping.Tokting dan Daning, begitu antusias melihat permainan itu adalah tenis bola pipih yang mesinnya berlapis warna candy-pink. Ketika Tokting memasukkan koin dua keping, sudah bersiap Daning. Serve pertama Tokting, bola pipih itu meluncur cepat di atas meja pink. Dengan gesit Daning memukul balasan lesatan bola Tokting. Kewalahan Tokting menerima luncuran bola Daning. Lalu meletuplah bunyi ‘Ping-Ping-Ping’ dan lampu berkerdip-kerdip dari mesin berdenting-denting. Bola Daning masuk ke gawang Tokting. “PIIINNGGG!” sorak girang Daning.Tentu saja tidak terimalah Tokting, sebab dikalahkan oleh Daning. Dengan kesal Tokting mendekati tas-nya yang teronggok di bawah meja, dan Daning menatap curiga, jangan-jangan Tokting akan mengeluarkan—Ya! Toples imut berisi emping!Daning cemberut, “Kita nggak bisa nge-Ping lagi.”“Kenapa?!” Ketus Tokting. “Seenaknya kamu di depanku makan itu emping!”“Makanya besok kalau nge-ping lagi, bawa kamu punya kucing!”Tony Sembiring memerhatikan mereka sambil menaruh telunjuk di dahi, mereka benar-benar miring! Dan yang bikin stres Tony Sembiring, “Hai Ton, kita mau nge-Ping.” Maksudnya, setiap hari minggu mereka wajib menguasai permainan tenis bola pipih di pojok dinding Kafe Ranting. Kadang yang menang Tokting, kadang Daning. Lalu bila salah satu kalah, pasti mengeluarkan emping atau membuka kandang berisi kucing! Dasar sinting! Di hari Valentine, Tokting datang membawakan cokelat buatannya dibungkus kertas kado pink. Daning penuh bahagia memeluk Tokting. Jalan-jalanlah mereka keliling-keliling. Melihat Monas, ke Kota Tua, dan pinggir pantai Ancol dengan motor scoopy pink milik Tokting. Di pinggir pantai, Tokting menyuruh Daning memakan cokelat yang wanginya bikin menetes liur Daning. Satu butir cokelat masuk ke mulut Daning. Senyum penuh arti mengembang di bibir Tokting. Mendadak bulu kuduk Daning merinding. Phuah! Meludahlah Daning.“Apa maksudmu, nyelipin emping dalam cokelat, supaya aku mati keracunan, Ting!”“Daning, sayang.” Ujar Tokting mengerjap-kerjapkan mata tanpa bersalah, “Aku ingin kamu belajar sayang sama emping.”“Makan ajah nih sendiri, cokelat rasa emping!” Dentum Daning membuang semua cokelat dalam wadah pink.“Bisa nggak sih kamu mengerti, Ning.” akhirnya Tokting meluapkan kekesalan hatinya, “Aku capek-capek bikin supaya kamu belajar dan aku juga ingin belajar menyukai kucing!”Daning menoleh sesaat, lalu pergi tanpa meninggalkan kata apapun pada Tokting. Tokting terhenyak memandangi kepergian Daning. Bermingggu-minggu, Daning merasa Cinta mereka ilfil, ilang feeling. Begitu juga Tokting. Tidak ada kabar lewat sms, e-mail, wall post Facebook, ataupun chating. Seolah mereka berdua tenggelam dalam hening.Dua minggu setelah Valentine, Tokting memberanikan diri datang ke rumah Daning. Keduanya cuma bisa terdiam hening. “Tidakkah kamu sadar Ting, Cinta kita sudah kehilangan warna.” Cetus Daning.“Maksudmu, Cinta kita nggak lagi merah jambu?” Tanya Tokting.“Iya bisa jadi, Ting.”“Kalau begitu akan ku-cat Cinta kita dengan warna kuning.”Tokting dengan cepat meraih tangan Daning, “Maukah kamu memaafkan aku, Ning.” Daning mengernyitkan dahi, memerhatikan wajah tulus Tokting. Mata Tokting berbinar bening. Tak kuasa, Daning segera memeluk Tokting, “Maafkan aku juga, Ting.”“I love you, Ning.”“I love you too, Ting.”Valentine sudah berlalu. Pink tak ada lagi. Sebab Cinta bukan Pink, Emping atau Kucing. Mereka mengerti kini, bahwa Cinta adalah kebahagiaan Tokting dan Daning.[]********
Jakarta, 03 Febuari 2012Pemenang Cerita Dadakan, Idea by Reni Erina, Editor in Chief Story Teenlit Magazine
(*Poster Re-Edit dari Poster Film The Ugly Truth)
Published on August 05, 2013 01:48
July 31, 2013
Sebuah Catatan Memory Yang Terlambat Diabadikan Dan Sangat Panjang.
Ingatan, apa itu ingatan? Sebuah alatkah? Yang berada di dalam otak kita tapi tak tergambarkan, atau sebuah box atau gudang, atau tempat di mana gundukan semua kenangan, momen yang berlalu, waktu yang dibekukan, segala hal tentang kehidupan yang berlalu atau mungkin juga yang belum berlalu, ada di sana.
Dan ini adalah catatan penyambung catatan 10 Juli 2012 setahun yang lalu.
Ini bukan hobi baru saya, hal ini selalu saya kerjakan setiap setahun sekali saya ada titik point tanggal di mana saya akan menuliskan semua sajarah yang berlalu setahun yang lalu, dan menatap masa depan dengan lebih cerah lagi. Lalu setelah sampai di point save, saya akan menulis lagi tentang setahun yang lalu.
Ini saya lakukan sejak tahun 2001, saat saya mengenal kitab suci kreativitas saya, Buku Meniru Kreativitas Tuhan. Di buku itu sangat penting sekali menulis catatan pagi, setiap bangun tidur kamu diwajibkan menulis catatan pagi, tentang apapun, tentang spreimu yang basah kau ompoli, atau tentang suara derit pintu saat adikmu bangun untuk sholat subuh.
Tahun belakangan, saya menuliskannya di blog, tahun 2009, tahun 2010, 2011, diblog saya yang lama yang gara-gara saya daftar kan domain gratis co.cc blog saya tahun 2012 hilang entah kemana? sedih, karena semua data tentang puisi saya dan cerpen saya yang bisa diselamatkan, sisa catatan itu hilang, shit! Samar sih saya masih bisa ingat semua kejadian di tahun-tahun, tapi ada beberapa detil yang saya juga tidak ingat. Dan yah itulah ingatan kita bukan ingatan super-komputer. Kadang jangan percaya pada ingatan, karena kadang otak kita bisa mereka-reka momen lalu dan disuguhkan sebagai ingatan. Tapi saya percaya ingatan saya kuat, karena jujur saja saya masih menyimpan ingatan saya umur 2 tahun, dan itu masih tumbuh subur dalam otak saya. Usia 2 tahun, penuh hal yang menyakitkan, kadang hal yang menyakitkan ada yang terbeku abadi, dan kita bisa mengingatnya sepanjang Hidup. Tapi ada beberapa orang menolak mengingat. Dan untungnya saya type, momen menyakitkan atau bahagia saya bisa mengingatnya dengan jelas.
Kembali kepada catatan, saya ingin mengingat perjalanan saya di 10 July 2012 hingga 10 July 2013, yang sialnya catatan ini dibuat tanggal 1 Agustus, Fak! Telat. Alasannya tentu saja, saya tidak bisa blogging sepuasnya seperti dulu. Saya bekerja di sebuah Production House yang sedang berkembang pesat dan deadline yang tiada habis. Jadi waktu saya untuk bersosialisasi dengan sahabat bisa dikatakan tidak ada, bahkan untuk keluarga. Yah, jika kamu membaca ini dan kaget, ada loh orang-orang yang waktunya tersita oleh pekerjaan, bukan karena mereka workaholic, tapi karena tuntutan. Tuntutan perusahaan, tuntutan perut, Tuntutan Ogah Mati atau Hidup. Yang menurut saya Fak! banget Tuntutan ini.
Let me remember, where am i, when i was in 10 July 2012. Saya tidak bisa mengingat begitu jelas, tetapi yang paling clarity, crystal clear atawa gampang saya ingat adalah, saya sedang menulis catatan 10 July untuk Blog ini. Dan hari-hari kedepannya saya lupa, yang masih segar dalam ingatan saya; Pertikaian saya dengan Komunitas Kepenulisan yang berbasis di Tangerang Kota. (pasti pada membatin, menyebutkan nama komunitas itu, Hahahaha, ya gitulah, kalian tahu sendiri, keliatannya saya masih, ups maksud saya selamanya dilabeli atau distickeri kata “Pengkhianat” & “Iblis” Do I Care? No! *Evil Laugh!)
Lalu bulan July yang ajaib, setelah kami berdua lepas dari cengkraman Komunitas itu, rekan kerja saya sekarang, Andhika sedang tertatih-tatih menulis 3 script dalam seminggu! Hebat bener dia! Dan akhirnya juga itu membawanya bisa mendapatkan Netbook. Sungguh luar biaa keajaiban, karena saya ingat dulu saat kami ngobrol di teras komunitas itu, saya tanya pada Andhika, apa yang diidamkan saat ini. Dia dengan mata berbinar, Laptop. Saat itu saya membantahnya Laptop kegedean mending netbook. Dan ia dengan lugu mengiyakan. Hati saya berdesir, teringat diri saya yang dulu, menginginkan sebuah Laptop tapi tidak ada yang membantu saya, hingga saya tersadar, seharusnya sayalah yang menjadi pahlawan untuk diri saya. Tapi di saat saya sudah menjadi pahlawan untuk diri saya, pintu kesempatan tertutup. Dan saya tertatih-tatih untuk menggapai impian. Dan Andhika mengingatkan saya yang dulu berjuang. Yang paling menggembirakan, semua FTV Andhika tayang di RCTI. Saya ingat bagaimana murkanya (Mantan) Guru Skenario Andhika di telepon oleh producer saya. Dan Producer saya me-loud-speaker maki-makinya bahwa Andhika penulis skenario paling jelek, Ya-Ya-Ya... lo saat itu lagi marah, emosi pastilah membuat ego lo segede tetek lo! Ups segede gunung maksud gue. tapi lihat, kok semua ide cerita Andhika 3 tembus bersamaan dan Seminggu dikejar kelar. Bukankah itu menamparmu? Belum menampar yah, oke... keep on reading this.
Perjalanan terus berlanjut, seiring saya yang mencoba mendinginkan diri setelah keluar dari komunitas itu, isu-isu, info yang menurut saya mencoba membuat saya tertekan, meski hanya sekali dan setelah itu saya tidak mau mendengar isu atau info apapun tentang komunitas itu. Bulan demi bulan saya lalui, di bulan Mei 2012, Andhika bergabung bekerja dengan saya di bawah payung yang sama. Menjadi asisten saya. Menggembirakan kami merayakan hal itu dengan membeli sepaket Mc-Donald yang murah dan menonton FTV saya yang tayang di SCTV “Bukan Siswi Biasa” itu hanya sebentar, karena perjalanan saya lepas benar-benar lepas dari berita, isu ataupun teman yang berusah memperbaiki keadaan saya dan Andhika dengan Komunitas itu membuat kami terus menguatkan. Bahkan saya menginbox seorang motivator yang pernah masuk kick andy, agar tidak usah berteman dengan saya. Karena jika berteman dengan saya akan dipanggil pengikut iblis. Dia malah mau terus akrab. Tapi saya diam-diam memilih meninggalkannya, saya tidak mau jalan hebat orang ini malah susah gara-gara saya. Dan saya dengan dia hanya sebatas teman biasa sekarang, bahkan tidak lagi sapa di FB atau Twitt seperti biasanya. Karena saya memilih menjauh agar dia dan si founder bisa akrab. Tanpa terusik saya.
Yang paling tidak saya sangka adalah, salah satu anak dari Komunitas itu sepertinya menjadi admin dari Group di FB Komunitas itu, inbox di FB saya bahwa dia membutuhkan uang, sebanyak 600ribu. Wah saya dan Andhika saat itu pun kepepet tidak punya uang. Uang skenario belum turun dan uang gaji kami menipis, dan saya anti membongkar uang tabungan saya. Tapi karena alasan Ayahnya sakit atau apa, saya luluh (or its called my stupidity), karena saya tidak ada masalah with her. Andhika juga meyakinkan saya bahwa dia anaknya baik, saya pun terbuka dengannya. So saya dan Andhika ijin keluar kantor dengan beralasan mencari makan, dan makan diluar. Lalu kami mencari atm terdekat, tapi tidak ada, terpaksa kami pergi ke Duri Kepa disana saya ingat ada atm bank saya. Sampai kita harus antri Busway, tapi Demi membantu seorang teman (palsu). Selesainya kami kembali dengan perasaan sumringah, kami menolong teman, juga semoga janjinya yang mengatakan akan dikembalikan bulan depan, membuat saya merasa tentram, karena saya hanya bisa mengirimkan setengahnya kurang dari yang dia butuhkan. Apalagi itu uang tabungan saya, demi teman, nggak apa-apa bongkar sekali, besok nggak boleh, batin saya. Karena anak ini sangat bisa di percaya apalagi melihat kinerjanya yang bagus saat di komunitas itu. Hingga kami bertemu lagi di acara Dewi Lestari Book Signing (jangan kaget, biasa aja kalau sudah bisa nebak orangnya, hahaha) di sana kami bersenang-senang dan saat ada buku diskonan saya membeli, dan dia meminjam uang kembali untuk membeli buku diskonan juga. Saya tanpa curiga pun segera membayar buku saya dan bukunya. Lalu karena kami lapar, uang saya tinggal sedikit saya bilang kita pete-pete, dan dia bilang memakai uang saya dulu. Oke saya masih santai tidak curiga. Kami makan membicarakan founder komunitas itu, dia bercerta banyak kalau saya digoblok-goblokan oleh para Founder Komunitas itu, lah saya balik mengobloki mereka, hak hidup saya mau keluar dari komunitas, Anak ini dengan pede berkata bahwa foundernya tidak becus ngurus anak yang sering memberantaki buku, saya membalas ya udah sih kalo anak urusan mereka, yang nggak saya setuju adalah cara Founder itu tidak bisa menghargai teman, dia bilang saya adalah sahabat. Dan itu membuat saya muak. Makanya saya menjauh perlahan lalu kabur sambil narik Dhika keluar. Anak itu tertawa, dan bilang sangat gemedhe bahwa apa sih komunitas begitu saja! Lihat nih habis ini gue mau ke jepang! Wah saya Cuma bisa kagum dia ke jepang. Lalu dia juga mengatakan bahwa dia dan pacarnya bisa membiayai perkembangan komunitas itu. butuh dana berapa. Waahhh saya cuma bisa ketawa kalau yang ini. Lalu kami pulang.
Bulan oktober kalau tidak salah adalah kemujuran saya dan Andhika. Ini kali pertama kami menulis Bioskop Indonesia di Trans TV. Saya bangga sekali, karena shoot dari FTV ini seperti film, dan tentu saja citarasa Bioskop Indonesia Trans TV, cita rasa film. Judul pertama adalah Hantu Jomblo, karena kali pertama, kami menulis tidak seperti yang diinginkan Editor Trans TV, ini memang kali pertama jadi kami belajar keras. Sampai saya demam dan Andhika membelikan saya makan, saya merevisi skenario itu. lalu tuntas! Munculah Bioskop Indonesia Pertama dari PH yang saya naungi. Jomblo Gudang Kosong. Dan ternyata salah satu pemeran utamanya, mantan dari seseorang yang saya taksir, hingga akhirnya saya bisa melepaskan bayang-bayangnya. Such a small world eh... saat skenario-mu dimainkan oleh mantan orang yang kamu taksir.
Bulan demi bulan karya kami keluar terus, Cantik-Cantik Bau Ayam, yang paling best-seller karena saat itu tayang jam 8 malam dan lawannya adalah tinju, kami mendapat rating sangat lumayan. Belum pernah FTV saingan dengan tinju dan FTV-mu mendapat share lumayan sekali. Yes! Kami berprestasi, tapi di balik kesenangan itu, saya menagih uang saya yang dijanjikan si Anak Admin Group Komunitas itu, yang sangat tidak saya suka adalah orang yang sudah janji tapi tidak ditepati. Ini uang, hal riskan, dan saya sebenarnya mending nggak usah minjemin dan dibilang pelit oleh teman, daripada ujungnya nanti sudah saya pinjemin uang kita tidak berteman lagi karena masalah uang. Saya masih percaya dia, hingga saya mencoba menagih lagi karena sudah lama, dia seenak jidatnya menyuruh saya mengambil uangnya di gelora olah raga mana gitu yang jauhnya pol dari rumah saya! Saya langsung emosi, dan curhat pada Dhika, nie orang udah mulai nggak beres! Masa dia yang ngutang gue disuruh ambil uangnya Dhik. Dhika bingung dengan perubahan Anak ini. Saya sampai malas mendengar cerita Dhika tentang Anak itu. Pun saya tidak menagihnya hingga setahun. Karena saya ilfil. Saya hanya fokus dengan pekerjaan saya yang menelurkan banyak Skenario untuk Bioskop Indonesia.
Lalu berita menyenangkan lagi, saya dan Andhika dipercaya menulis Layar Lebar Anak-Anak. Petualangan Lollypop dan baru saja kemarin Tanggal 11 July 2013 rilis di XXI Seluruh Bioskop Di Indonesia. Saya dan Andhika bangga, dengan ini saya dan Andhika sudah bisa tembus bioskop dan kami berjanji jangan hanya satu, harus banyak. Saya punya janji, kalau saya belum sempet nulis novel, saya akan menulis Layar lebar untuk menampar orang-orang yang menjatuhkan saya, orang-orang yang bikin saya menelan pil pahit, dan ini buktinya, Layar Lebar saya, terutama orang-orang munafik yang mengatakan Skenario saya sampah, murahan dan jelek. Yah sekarang bukti aja deh, kalian bisa tembus kayak saya nggak. Kalian penilaiannya terlalu jauh sih, maunya sekeren Film Joko Anwar, terus mana film kalian yang sekeren Joko Anwar. Nggak ada gaungnya hingga sekarang. Cucian de lo!
Lalu Tuhan begitu baik, saya diakrabkan lagi oleh seorang perempuan yang sekarang sudah menjadi entahlah kakak perempuan saya tepatnya. Karena rasa kepeduliannya pada saya dan Andhika, timbulah rasa sayang yang luar biasa, namanya Mbak Kunti. Dulu kami bertemu di Rumah Vannessa dalam acara Komunitas itu. Tapi saya belum akrab. Lewat Acara Teng-Teng Crit, saya makin akrab dan sayang padanya. Saya nggak mau dia dikatain Kunti-Lanak! Karena saat kali pertama ketemu dan dia menyebutkan nama! Gilak, batin saya, namanya keren amat. Saya hanya bisa diam tidak mau memberitahukan arti namanya, meski saya yakin Mbak Kunti sudah menyadarinya. Hingga Mbak Sanie B. Kuncoro lantang mengucapkan kekaguman akan nama Kunti. Ibuk’e Pandowo, yaaaah Mbak Sanie menguak rahasia itu. Yah jika kalian tahu nama Kunti lebih purba dari KUNTILANAK yang lucunya kalian takuti sebagai hantu Indonesia. Pernah suatu malam aku mengucapkan hal seperti kaul-ku padanya, Bahwa barang siapa yang mengejek namanya, Kuntil atau Kuntilanak, atas dasar bercanda yah, bukan pengen tahu, buat saya mereka orang-orang bego yang nggak tahu artinya, orang yang kasihannya pengetahuan dan wawasannya jongkok. Jauh-jauh dari gue! jijik gue deket sama orang bego kayak lo!
Lalu yang paling bikin ilfil, Andhika mengadu pada saya kalau Anak Admin itu BB-nya ilang beli baru, lalu bisa nonton konser dan traveling kemana-mana, *Andhika sebut namanya Anak Admin itu* Parah! Ujar Andhika. Saya saat itu benar-benar eneg, karena selesai meeting dengan Trans beban berat yang dipanggul terlalu berat. Saya pun segera menulis di Wall Anak Admin bersangkutan itu, dengan kata sangat halus, bahwa saya menghapus beban hati saya yang menunggu janjinya mengembalikan uang saya. Jadi saya bilang padanya nggak usah balikin, itu-nya. Saya tidak menulis di Wall-nya HUTANG! (Gobloknya saya masih punya hati untuk orang brengsek seperti ini) dan lagi juga bukan masalah uangnya, tapi dia pintar sekali mengumbar janji, iya bulan depan, besok, ambil ajah di GOR, besok yah. Benar-benar! Wake up! Lo pengen gaya hidup lo sekelas Tamara Blezensky tapi dengan ngutang? Your Face its Too Far! Why Dont You Go To The Sea!
Puas banget sudah Wall dia, dan yah saya delete dia dari Sosmed Lingkaran Saya. Bahkan semua anak-anak dari komunitas itu beberapa saya delete terutama orang yang GOBLOKNYA, Pas saya Update Status Masalah Penulis Novel dengan Kata KONTOL dia menuduh saya masih benci sama Komunitas itu. Maaf yah, semenjak ini Adminnya ngutang, saya sudah DELETE kalian semua dari Hidup saya! Soalnya nggak bebas jadi diri saya sendiri kalau kenal kalian.
Sampai pernah suatu hari saya berdoa Tuhan tunjukkan kalau saya benar, saya diposisi benar bukan yang dilabeli Pengkhianat dan Iblis, saya minta diberi permainan spekulasi yang dahsyat. Dan itu terjadi kemarin. Salah satu scriptwriter senior yang saya kenal mengirimkan sinopsis dengan judul bagus sekali, lalu saya revisi sedikit dan tembus di slah satu televisi tempat saya sering menulis script. Saat pengerjaan saya memantau Senior saya, dan ternyata hasil yang diberikan skenario itu sangat parah. Ketika TM saya bertanya apa Bapak pake Co-Writer, dan dia menyebutkan Nama dari Founder Komunitas itu, JEDER! Saya dan Andhika terbahak, ternyata emang kita tidak bisa lepas yah dari Komunitas itu. Sampai akhirnya saya bilang pada Senior saya, jangan pakai dia lagi, Skenarionya kampung nggak sekelas bapak yang bagus di Trans! Dalam hati semoga Senior saya menyampaikan kata-kata saya biar mencret sekalian, karena apa? Dia selalu memamerkan bahwa dia sudah menulis ratusan skenario! Dan di semua televisi! Tapi nulis satu skenario untuk Trans aja nggak becus! Akhirnya doa saya terwujud, tinggal satu doa lagi. Saya menunggu hari itu. hari dimana ada deeehhhh.... we’ll see, karena kebenaran sudah terkuak satu, bahwa mereka Cuma OMDO tapi menulis satu saja PAYAH. Dan salah satu editor terpaksa mem-blacklist senior saya. Nota bene gara-gara co-writernya yang goblok!
Dan yang paling saya sebelin adalah, Bulan July 2013 tidak sebagus tahun lalu. Terjadi lempar kericuhan antara Presiden Indonesia dengan Ormas Pembela Agama. Saya sungguh muak! Jijik banget, Indonesia ini BHINEKA TUNGGAL IKA, tolong deh, jangan jadi bangsa yang berpikiran sempit. Kita majukan Indonesia! Berita bagusnya, WAGUB Jakarta langsung menohok mengatakan kalau sudah dapat uang dari jual Agama jangan sok mengatur atau apa gitu saya baca di situs online. Saya langsung coment MAJU PAK AHOK! Ayo kita jadikan Indonesia bersih. Kembali ke Masa Kejayaan Indonesia.
Dan yang paling menyedihkan dari tahun ini, 4 lomba besar Novel saya gagal ikut. Karena deadline pekerjaan yang ketat dan novel-novel yang baru jadi setengah terbengkalai. Untuk saya teruskan nanti dulu, karena pekerjaan menuntut.
Yang menyenangkan, salah satu teman pena dan masuk dalam lingkaran saya Marina Herlambang TKW cerdas yang pulang untuk menyembuhkan diri. Saya bahagia sekali bisa kenal dan menyemangati dia menulis novel. Selamat Pulang Ke Tanah Air Marina. Mari kita cari kerja disini saja. Ibu Pertiwi senantiasa menanti kita.
Banyak hal yang terjadi, hingga saya di tanggal 1 Agustus 2013, sekarang di pagi hari pukul 3:04WIB dan MP3 saya mengalun lagu Bohemian Rhapsody – Queen. Serta perut yang sedikit lapar. Bahkan sebelumnya saya menonton Warm Bodies yang membuat saya ingin Re-Sign dari pekerjaan dan pulang ke kampung untuk menyepi dan memilih jadi Pendeta atau Biksu.
Mungkin isi catatan ini lebih kayak kekesalan saya, kebusukan saya, tapi dengan hal saya menuliskan ini, saya membuang kebusukan itu, apalagi juga menghancurkan hal-hal negatif.
Masa Depan terus menanti Saya, dengan kabut yang menutupi, entah di depan sana jurang atau kolam renang. Kita tidak pernah tahu, apa yang terjadi dengan Hidup kita di depan. Tugas saya hanya menjalaninya, positif dan bijak. Saya masih ingin berguna untuk keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mendukung saya. Saya masih ingin menjadi Universalist dan menelurkan karya yang bisa membuat orang tergugah.
Dan yang pasti, saya harus mengurangi volume sex saya. Duh saya selalu sange tingkat tinggi! Dan itu tidak membuat saya fokus dengan hal yang saya inginkan. Semoga tahun ini tanggal 1 Agustu 2013 saya menjalani dengan positif hingga ketemu di 10 July 2014.
Masih misteri apakah akan bersingungan jalan kita. Sebelum saya selesaikan semua ini, ada satu hal lagi. Waktu Kita Di Dunia Sedikit. Mari Menikmati HIDUP. SEHIDUP-HIDUPNYA.
NamasteNikotopia
Published on July 31, 2013 13:25


