Benny Rhamdani's Blog, page 4
November 15, 2016
Akun Instagram Kombes Krishna Murti Diretas?

Beberapa penggemar sosok polisi Kombes Krishna Murti tiba-tiba merasa kehilangan kabar terbaru pria yang populer sejak kasus Bom Sarinah itu. Pasalnya sejak Selasa (15/11), akun instagram @krisnamurti_91 menghilang dari peredaran. Akhirnya banyak yang menduga akun media sosial itu diretas (hacked) oleh para haters (pembenci) yang jumlahnya juga lumayan banyak.

Isi Instagramnya juga bervariasi, mulai dai kiprahnya di keploisian, hingga acara santai keluarga. Akun instagramnya sempat ramai ketika posting kerusahan di Senayan yang menyebabkan salah seorang anggota polisi cacat di bagian mata. Di sanalah bermunculan haters kepada dirinya maupun kepolisian.
Jenis pengikutnya juga dari berbagai kalangan, usia, maupun profesi. Tak sedikit polisi muda yang mengikuti akun instagram pria lulusan SMAN 5 Bandung ini. Krisna juga memiliki hastag yang lumayan populer yakni #kmupdates .

Lantas, mengapa tiba-tiba akunnya tiba-tiba menghilang? Sejumlah pengikutnya mengira itu ulah hacker. "Soalnya kan sudah sering saya lihat polisi yang akunnya dihack karena mau diambil followersnya yang banyak," ujar Lira di Bandung.
Sementara itu, pengikut lainnya di Nganjuk bernama Sati mengira memang sengaj ditutup. "Saya dengar sih perira polisi sekarang nggak boleh punya media sosial. Apalagi intel. Mungkin sengaj ditutup," pendapatnya.
Seorang netizen yang tidak mau disebut namanya mengaku tahu instagram tersebut memang akan ditutup. "Pak Krishna yang bilang akan tutup instagramnya. Tapi saya tidak tahu apa alasannya," ujar wanita tersebut.
Nah, kalau memang bukan jatuh ke tangan peretas, artinya akan aman dan tidak dimanfaatkan oleh orang tak bertanggungjawab. tapi ada baiknya juga Pak Krisna menjelaskan kepada penggemarnya. Pasalnya, dulu ketika kasus Jessica ramai, akun mantan Wakapolda Lampung ini juga sempat menghilang walaupun akhirnya muncul lagi.
Published on November 15, 2016 17:48
November 14, 2016
Ketua DPRD Sumba Barat Gencarkan Promosi Kain Tenun Sumba

Belum lama ini saya mendapat kiriman kain tenun dari Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Warnanya sangat cantik, hijau dengan garis vertikal kuning motif cantik yang kurang saya kenal. saya sudah lama menginginkan kain tenun Sumba sebab saya tahu pamornya sedang naik di kalangan pecinta fashion.
"Kalau dijahit hati-hati pasang motifnya jangan terbalik," demikian pesan dari Aris Ratu Djaga, mantal Lurah Maliti, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.


Semula saya tidak memerhatikan detilnya. Ternyata setelah diberi tahu saya baru mengerti ada motif di bagian garis kuning. Bentuknya sangat unik karena ada lubangnya. Nama motifnya adalah mamoli. Nama mamoli diambil dari perhiasan anting-anting yang kemudian dijadikan bentuk motif kain tenun.
Bentuk dasar mamoli sebenarnya diambil dari bentuk alat kelamin wanita sebagai lambang kesuburuan dan penghargaan terhadap kaum wanita. Meskipun demikian, motif kain tenun mamoli bisa juga dipakai oleh kaum pria.
Mamoli hanya salah satu dari sekian banyak kain tenun di Sumba Barat yang berbeda dengan Sumba Timur. Di Sumba Barat motifnya lebih sederhana. Masing-masing wilayah memiliki ragam motif dan corak tersendiri. Di wilayah Wanokaka, Lamboya dan Tana Righu ada kain panggiling, pahikung dan pawora sementara di Loli terkenal dengan kain lambaleko.
Secara umum jenis kain terkait erat dengan teknik pembuatan motif dan pewarnaannya. Pahikung adalah jenis kain yang dibuat dengan teknik ikat. Pawora dibentuk dengan teknik anyaman yang kemudian diberi pewarna alami (wora), sementara lambaleko dibuat menggunakan lidi atau bilah bambu yang disisipkan pada sela-sela benang lalu diungkit dan ditekan mengikuti pola-pola tertentu.
Pada kain laki-laki motif seringkali berupa garis, titik-titik, dan mamoli di tepinya. Sementara motif yang terdapat pada kain wanita aslinya berupa belah ketupat (mata kerbau) dan segi tiga (ekor kuda).

Seiring perkembangan jaman, motif kain tenun Sumba barat tidak lagi mengikuti pakem tradisional. Misalnya mamoli, kini banyak muncul pada kain perempuan. Bahkan ada motif yang tidak memiliki makna apa pun, sekedar hiasan dekoratif yang dicontoh sang penenun dari buku-buku bergambar. Kecuali yang dianggap tabu.


tenun SUmbaKain tenun terbaik selalu dipakai untuk menutupi jenazah sebagai simbol penghargaan kepada almarhum. Begitu juga dengan para pelayat, selalu membawa kain tenun sebagai tanda belasungkawa. Kain tenun adalah simbol budaya yang penting dan digunakan dalam berbagai kesempatan seperti perkawinan, menyambut tamu, permintaan maaf dan lain sebagainya.
Ketua DPRD Sumba Barat Gregorius Pandango dalam percakapan tertulis dengan saya mengatakan saat ini pihaknya tengah mengupayakan promosi tenun Sumba secara gencar. "Kami berupaya melakukan promosi kain tenun sumba melewati kegiatan mode seperti fashion show," ujar Gregorius Pandango.
Bahkan, di lingkungan Pemda Sumba Barat upaya promosi juga digencarkan dengan menghimbau mengenakan tenunan Sumba. "Para Pegawai Negeri Sipil setiap Jumat diminta memakai pakaian dengan tenunan Sumba," tambah Gregorius.
Di wilayah Sumba Barat sendiri terus dilakukan peningkatan keterampilan kepada para pengerajin dan kelompok-kelompok tenun. "Kami ingin agar mereka terus menjaga kualitas dan motif-motif asli kain Sumba," harap Ketua DPRD Sumba Barat.
Published on November 14, 2016 23:23
November 13, 2016
Lima Sensasi Aduhai di Pantai Geger Bali

Pantai Geger memang tak sepopuler pantai lainnya di Bali. Padahal pantai ini menyimpan sensasi yang bikin saya teriak," Aduhai kerennya!". Sungguh, pagi itu tak percuma saya jogging jauh-jauh ke daerah Sawangan Nusa Dua. Tadinya saya mengira akan nyasar ke tempat asing lantaran sudah jauh dari kawasan Bali Tourism Development Corporate (BTDC).
Setelah melewati jalan dengan kanan kiri semak-semak, akhirnya saya menemukan jalan beraspal dengan papan penunjuk ke Pantai Geger. saya terus terang baru mendengarnya. Ketimbang penasaran saya pun mengikuti jalan itu yang ternyata membuat saya sampai ke hamparan pasir pantai nan indah.
Setidaknya ada lima sensasi yang bisa kita nakimati di Pantai geger, terutama di pagi hari yang masih sepi.
Sensasi Sunrise

Pagi itu saya tiba di pantai belum pukul enam pagi. Dan saya masih melihat matahari yang tengah mengendap naik di garis cakrawala. Jadi, jika inginmelihat Sunrise di Pantai Geger, pastikan dulu pukul berapa matahari akan muncur. selebihnya tinggal berharap saja tidak ada awan. Bagi penggemar fotografi, pemandangan sunrise akan jadi lebih menarik karena di pinggiran terlihat sejumlah jukung yang bisa menjadi ornamen foto.
Sensasi Lanskap

Bagi saya lanskap di Pantai Geger ini sangat memesona. Apalagi dengan kehadiran bukit geger dengan hiasan puncak pura. Tidak heran jika disini berdiri dua hotel megah yang konon paling mahal di Bali. Gara-gara itu pula tempat yang dulu sepi ini, sekarang mulai menarik minat banyak wisatawan, terutama bule-bule yang senang berjemur di pantai.
Pantai Geger tambah cantik dengan tanjung kecil yang sering disebut Bukit Geger. Akses menuju bukit tersebut cukup nyaman. Ada tangga setapak dari hotel Nikko.
Sensasi Budaya




Yang paling menyenangkan ketika di Bali adalah bisa menemukan sentuhan budaya yang Bali banget di setiap sudutnya. Termasuk ke bukit geger di Pantai Geger. Dengan berjalan menanjak sedikit kita akan menemukan sebuah pura cantik bernama Pura Geger Dalam Pemutih. Pura ini sangat ramai dikunjungi warga desa adat Peminge saat bulan tilem.
Gerbang pura bernama Candi Bentar. Ingat ya, Candi Bentar bukan berarti namanya. Candi Bentar merupakan istilah untuk gerbang atau gapura yang bentuknya seperti sebuah stupa dibelah dua. kanan dan kirinya sama.
Sensasi Karang



Jika di sisi kiri bukit Geger hanya tampak pantai, maka di sisi kanan kita akan melihat tebing karang kecil yang dapat kita turuni. Serunya terdapat gua-gua kecil yang juga biasa dijadikan tempat upacara. Buat yang hobi berfoto, bebatuan karang ini sangat cantik dijadikan latar.
Tempat ini juga sering dijadikan para penduduk setempat untuk memancing. Siapa tahu Anda juga ingin ikut memancing di sini.
Sensasi Pantai

Sekali lagi, Pantai Geger tak diragukan lagi keindahan pasir putihnya. Di sini juga kita akan meihat kehidupan nelayan setempat yang sibuk mencari ikan. Ada juga beberapa penduduk yang memilih mandi di pantai pada pagi hari. Mungkin saat turis masih di bawah selimut.
Pada siang hari dan sore hari, tempat ini akan sangat padat dengan aneka aktivitas rekreasi pantai. Mulai dari kano, snorkeling, bahkan ada atraksi naik onta di sepanjang garis pantai. Jadi terserah Anda, ingin datang saat masih sepi atau justru ketika ramai.
Foto-foto: Benny Rhamdani
Kecual Foto Unta dari Website Hotel Nikko Bali.
Published on November 13, 2016 22:54
November 7, 2016
Menikmati Goyang Basah di Pantai Pandawa Bali

Saat tiba di Nusa Dua Bali, salah satu destinasi wisata incaran saya adalah Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Alasannya sederhana, setiap orang yang pernah melancong ke sana selalu berkomentar positif ihwal kecantikannya. Jelas saya penasaran, apa yang jadi misteri kecantikan Pantai Pandawa.
Di sela-sela agenda kegiatan workshop yang padat, akhirnya saya dapat mengambil waktu pada sore hari ke Pantai Pandawa. Dari hotel tempat menginap di Mercure Hote Nusa Dua. saya naik taksi di depan lobi langsung menuju ke Pantai Pandawa. Ternyata jalan yang harus dilalui sangat sepi dan naik turun, serta berkelak-kelok. Seru juga naik taksi ke daerah seperti ini.
Akhirnya sampailah saya di satu kawasan yang tampak lengang dan gersang. Terbaca papan larangan masuk bagi taksi online . Saya tersenyum. Bagimana bisa mengenali taksi online atau bukan sementara wujud taksi online seperti mobil umumnya.


Supir taksi berhenti sebentar. Saya diminta membayar tiket masuk sebesar Rp12.000. Kata si penjaga tiket, untuk turis asing Rp15.000. Lalu taksi melewati jalan yang membelah tebing. Dan saya belum melihat pantai, sampai setelah melewati belahan tebing, barulah saya melihat hamparan pasir pantai berwarna putih dan tentu saja lautan nan membiru terkena pantulan langit.
Saya merinding melihatnya. Inilah rahasia kecantikan Pantai Pandawa. Letaknya berada di balik bukit batu yang tinggi sehingga tak tampak dari jauh. Orang pasti akan menyangka daerah ini semata bukit bebatuan. Ternyata menyembul pesona alam yang luar biasa.
Taksi pun berhenti dan saya harus membayar tarif sebesar Rp80.000. Supir taksi menunjukkan jalan masuk yang harus saya ikuti. Semakin dekat saya dengan pantai, semakin begitu memikat pantai ini. Rasanya saya langsung terpesona. Pantas saja banyak film-film televisi mengambil lokasi syuting di tempat ini.

Hari sudah senja, tak banyak yang bisa saya lakukan selain menapaki pasir pantai dan menyaksikanturunnya matahari di ufuk barat. Sunset di pantai ini memang tiak sempurna. Namun tetap saja menambahkan kecantikan Pantai Pandawa. Besok saya akan ke sini lagi, niat saya dalam hati.

Naik Kano


Akhirnya, keesokan harinya saya datang lagi. Kali ini saya tak sendiri tapi dengan dua teman lainnya. Keberangkatan pun tidak menggunakan taksi, tapi diantar oleh warga lokal yang masih kerabat teman saya. Hari pun masih siang.
Agak aneh juga ketika melewati loket masuk, ternyata harga tiket bukan Rp12.000 melainkan Rp10.000 saja. Jadi harga yang benar berapa ya? Entahlah, saya juga tidak dapat tiket masuknya. Tidak memikirkannya. Yang penting bisa kembali melihat Pantai Pandawa yang sepertinya memang bikin ketagihan.


Kami bertiga akhirnya menyewa kano. Untuk satu kano yang bisa dinaiki dua orang, kami harus merogoh kocek Rp50.000. Teman saya yang sendirian, menggunakan jasa joki, harus membayar Rp50.000 plus jasa joki Rp20.000. Enaknya pakai joki itu bisa mendayung kano sampai ke tengah. Sedangkan saya, hahahaha boro-boro. Takut duluan melihat ombak. Rasanya lumayan deg-degan saat ombak menggoyang-goyang basah kano. Ya saya cuman berani mendayung rada ke tengah sedikit, terus membelok. Pokoknya, sudah ngedayung kano dan basah-basahan.
Sebelum mendayung kano di laut, kami dibekali jaket pelampung. Perahu pun disiapkan dengan posisi siap dayung. Pokoknya tenang saja walupun nggak bisa berenang, atau nggak pernah naik kano sebelumnya. Ssemua aman selama nggak sok jagoan.
Di atas kami melayang paralayang dari atas bukit Timbis. Katanya sih, untuk naik paralayang selama 15 menit harus membayar Rp1,5 juta. Saya masih pikir-pikir saat ini untuk mengeluarkan uang sebanyak itu. Entah nanti. Soalnya penasaran juga sih.


Setelah puas mendayung kano, saya memilih berenang karena gemas melihat air laut yang bening dan dangkal. Cuman ya harus hati-hati berenang di pantai ini karena kano berseliweran di dekat kita.
Setelah puas berbasah-basahan, kami duduk sambil emnunggu pakaian mengering. Kami kemudian memesan kelapa muda dengan harga Rp20.000 per butir. Benar-benar melengkapi petualangan hari ini.
Kami baru beranjak setelah puas menikmati Pantai Pandawa. bergerak ke bagian bukit batu dan mengambil beberapa frame foto untuk dipasang di media sosial. ya iyalah, masa buat dipasang di ijazah? Wkwkwkwkw ...
Published on November 07, 2016 02:16
November 1, 2016
Melipir ke Pulau Nusa Dua Dharma
Saat berdiri di Pantai Nusa Dua, saya penasaran melihat sebentuk pulau yang tampak hijau. Tak seberapa besar tapi cukup menggoda untuk disambangi. Saat mendekati saya melihat jalan setapak menuju ke pulau hancur karena terjangan ombak. Otomatis saya harus melompat ke pasir pantai yang sedang surut.
Seorang wanita Bali setengah baya tampak membawa sesajen di kepalanya menuju pulau itu. Saya pun mengikutinya dari belakang. Suasana pagi yang masih sepi, membuat saya agak gentar masuk ke area pulau itu sendirian.
Nama kawasan Nusa Dua kabarnya diambil karena terdapat dua pulau di dekatnya. Satu pulau yang lebih besar bernama Nusa Gede atau kadang juga disebut Pulau Peninsula yang saya sudah kunjungi sebelumnya. Satu lagi adalah pulau yang sedang saya tapaki saat ini bernama Nusa Dharma.
Untuk menuju Nusa Dharma kita harus sedikit mendaki. Tapi tenang, ada anak tangga yang membantu kita agar tidak kerepotan naik turun pulau ini. Begitu tiba di pulau, kita akan menemukan jogging track dengan lajur ke kanan dan kiri. Salah satu lajur menuju ke sebuah pura yang disambangi oleh perempuan tadi.
Nama pura tersebut mengambil nama pulau yakni Pura Nusa Dua Dharma. Terdapat penjelasan sejerah pura tersebut. Konon pulau tersebut didirikan oleh warga Tionghoa bernama Tan Sie Yong pada 110 Juni 1948 sebagai tanda pembauran perbedaan etnis di Bali.
Di pulau yang tak seberapa luas ini, kita bisa menemukan lapangan rumput yang bisa dipakai untuk menggelar matras dan beryoga atau sekadar lari dan jalan santai berkeliling menikmati suasan sejuk diringi kicau burung-burung. Kita juga bisa mendengar suara ombak bersahutan di sisi pulau.
Jika tak puas kita bisa mencari jalan setapak melihat bagian sisi pulau berupa karang yang lumayan curam. Di sini kita bisa melihat laut lepas juga bisa melihat Pulau Peninsula atau Nusa Gede yang tak seberapa jauh. Bahkan patung Arjuna dan Dewa Krisna terlihat jelas tinggi menjulang.
Saya puas bisa melipir ke pulau ini yang masih terasa asli. Kita bisa menjauh sejenak dari kehidupan duniawi di sepanjang pantai Nusa Dua, untuk menikmati keindahan alam. Alangkah baiknya setiap pengunjung ke etmpat ini tidak membawa makanan dan minuman, juga tidak membuang sampah sekecil apa pun.
Bagi yang ingin mengunjungi Pulau Nusa Dharma, aksesnya sngat mudah. Apalagi dari Denpasar, tinggal lewat tol laut menuju ke kawasan Bali Tourism Develpoment Corporation (BTDC). Nanti akan melihat dua pulau berdampingan. Pulau Nusa Dharma adalah yang lebih kecil. Satu lagi yang perlu diketahui, masuk ke sini gratis dan tidak boleh membawa drone.


Seorang wanita Bali setengah baya tampak membawa sesajen di kepalanya menuju pulau itu. Saya pun mengikutinya dari belakang. Suasana pagi yang masih sepi, membuat saya agak gentar masuk ke area pulau itu sendirian.




Nama kawasan Nusa Dua kabarnya diambil karena terdapat dua pulau di dekatnya. Satu pulau yang lebih besar bernama Nusa Gede atau kadang juga disebut Pulau Peninsula yang saya sudah kunjungi sebelumnya. Satu lagi adalah pulau yang sedang saya tapaki saat ini bernama Nusa Dharma.
Untuk menuju Nusa Dharma kita harus sedikit mendaki. Tapi tenang, ada anak tangga yang membantu kita agar tidak kerepotan naik turun pulau ini. Begitu tiba di pulau, kita akan menemukan jogging track dengan lajur ke kanan dan kiri. Salah satu lajur menuju ke sebuah pura yang disambangi oleh perempuan tadi.


Nama pura tersebut mengambil nama pulau yakni Pura Nusa Dua Dharma. Terdapat penjelasan sejerah pura tersebut. Konon pulau tersebut didirikan oleh warga Tionghoa bernama Tan Sie Yong pada 110 Juni 1948 sebagai tanda pembauran perbedaan etnis di Bali.
Di pulau yang tak seberapa luas ini, kita bisa menemukan lapangan rumput yang bisa dipakai untuk menggelar matras dan beryoga atau sekadar lari dan jalan santai berkeliling menikmati suasan sejuk diringi kicau burung-burung. Kita juga bisa mendengar suara ombak bersahutan di sisi pulau.

Jika tak puas kita bisa mencari jalan setapak melihat bagian sisi pulau berupa karang yang lumayan curam. Di sini kita bisa melihat laut lepas juga bisa melihat Pulau Peninsula atau Nusa Gede yang tak seberapa jauh. Bahkan patung Arjuna dan Dewa Krisna terlihat jelas tinggi menjulang.
Saya puas bisa melipir ke pulau ini yang masih terasa asli. Kita bisa menjauh sejenak dari kehidupan duniawi di sepanjang pantai Nusa Dua, untuk menikmati keindahan alam. Alangkah baiknya setiap pengunjung ke etmpat ini tidak membawa makanan dan minuman, juga tidak membuang sampah sekecil apa pun.
Bagi yang ingin mengunjungi Pulau Nusa Dharma, aksesnya sngat mudah. Apalagi dari Denpasar, tinggal lewat tol laut menuju ke kawasan Bali Tourism Develpoment Corporation (BTDC). Nanti akan melihat dua pulau berdampingan. Pulau Nusa Dharma adalah yang lebih kecil. Satu lagi yang perlu diketahui, masuk ke sini gratis dan tidak boleh membawa drone.
Published on November 01, 2016 21:01
October 31, 2016
Basah-basah Manja di Water Blow Nusa Dua, Bali

Berada di Nusa Dua dan ingin eksplorasi wisatanya? Inilah salah satu obyek wisata yang kudu dikunjungi. Alasan utama, tempatnya keren sudah pasti. Kedua, gratis. Iyalah, apalagi berada di kawasan BTDC (Bali Tourism Development Corporation) yang semuanya serba premium.
Untuk mencapai Water Blow sudah tentu harus masuk ke kawasan BTDC lebih dulu. Ada beberapa jalan masuk, tapi saya lebih dekat dari Jalan Pantai Mengiat. Setelah itu berjalan belok ke kiri dan berjalan menyusuri pantai beberapa ratus meter.


Nah, jika sudah bertemu papan penunjuk, cari arah ke Paninsula Island atau nama lainnya Nusa Gede Island. Sebenarnya sih menurut saya nggak tampak seperti pulau-pulau amat. Mungkin karena airnya sedang surut. Setelah berjalan beberapa puluh meter kita akan melihat patung besar Arjuna dan Dewa Krishna yang memang terkenal dekat dalam Mahabharata.
Sebuah taman nan luas segera kita lihat begitu jalan menanjak beberapa tangga. Di sekitar patung terdapat jogging track yang melingkar. Jika datang pagi hari maupun sore, banyak orang jogging di sini. Memang tempatnya snagat nyaman untuk segala kegiatan kebugaran. Bahkan beberapa orang tampak bersepeda dan yoga.
Untuk menuju Water Blow, kita kudu berjalan setengah lingkaran, baik ke kiri maupun ke kanan. Tepatnya di bagian belakang patung. Nanti, kita akan menemukan gerbang kecil. di sampingnya tertera papan pengumuman larangan selama di area Water Blow. Intinya sih, kita harus menjaga lingkungan dan berhati-hati.


Setelah melewati gerbang kecil kita bisa langsung melihat kawasan Water Blow dengan hamparan batu karangnya. Tapi tenang, teman saya Hayati pasti kesakitan kalau harus berjalan di atas karang. Jadi ada pedestrian menuju monumen Water Blow.


Saat saya berkunjung terjangan ombak ke karang tidak sedahsyat yang saya lihat di Internet. Tapi lumayan bikin adrenalin naik. Benar kata Made, sekuriti yang saya tanya. "Besarnya ombak nggak tentu. nanti saya bilang sore, taunya nggak besar. Saya bilang pagi, taunya malah sore besarnya," jelasnya.
Jujur saja, hasrat untuk melanggar larangan begitu besar. Soalnya kengerian karang dan daerah terjangan ombak benar-benar memancing kita buat mendekatinya. Tuh, kan akhirnya saya ditegur petugas.

Saya lihat beberapa pasangan melakukan sesi foto di tempat yang rada ekstrim ini. Menurut saya memang pagi hari adalah yang terbaik agar bisa memotret dalam bentuk siluet. Apalagi jika kemudian datang ombak besar dan menciprati kita. Wow, bisa dipastikan cewek-cewek menjerit manja sambil memegang kekasihnya. Saya pegang apa dong? .
Pastinya, tempat ini layak dikunjungi walaupun gratis. Tapi sebaiknya dengan pasangan.
Published on October 31, 2016 19:41
October 30, 2016
Wow, Indahnya Matahari Terbit di Pantai Mengiat Bali

Setiap kali traveling, saya tidak pernah lupakan untuk jogging di pagi hari. Hal itu saya lakukan pula saat pagi pertama di Nusa Dua, Bali. Seperti biasa, saya tidak merencanakan tujuan lari pagi saya. Ikuti kemauan telapak kaki saja.
Dari Hotel Mercure Nusa Dua tempat saya menginap, saya belok ke kiri, lalu di perempatan jalan saya menuju jalan dengan papan nama Pantai Mengiat. Di kedua sisi jalan tampak berjejeran toko dan tempat makan yang saya pikir sulit ditemukan. Saya merekam beberapa toko, agar besok-besok jika butuh sesuatu tahu harus melangkah ke mana.

Akhirnya saya sampai di patung besar yang dikenal dengan sebutan patung Dewa Ruci dalam sosok Bima ketika melawan naga raksasa Baruna. Rupanya saya sudah masuk kawasan BTDC (Bali Tourism Develpment Centre), sebuah kawasan di Nusa Dua yang dikhususkan untuk pariwisata tapi premium. Seperti biasa, jika bertemu patung besar di Bali, saya sedang berada di persimpangan jalan. Maka saya pun tetap mengambil jalan yang lurus. Jalannya lebih kecil dibandingkan lainnya, tapi terasa nyaman dan asri.




Saking asiknya jogging, saya nggak nyangka sampai juga di sisi Pantai Mengiat, Nusa Dua. Pertama saya lihat sebuah pura bernama Segara Bengiat, lalu beberapa mobil yang parkir untuk ke pantai pula. Betapa asyiknya saat melihat matahari tengah berusaha menghias pantai sepanjang Nusa Dua.
Saya berlari di jalur pedestrian. Tidak sendirian, karena banyak wisatawan asing yang sudah lebih banyak peluhnya tinimbang saya. Di pantai saya lihat turis duduk-duduk santai menikmati matahari pagi, ada juga yang sedang memancing.
Kehidupan sisi pantai belum benar-benar hidup. Beberapa tenda masih kuncup, dan bangku-bangku malas tampak lengang. Tentu berbeda situasinya jika malam mulai mendekat.

Perahu tradisional atau jukung juga tampak tertambat dan terombang-ambing perlahan. Kawasan ini juga dikenal sebagai tempat nelayan tradisional. Semua tampak indah karena matahari mulai terbit. Saya masih ingin fokus lari pagi dan menikmati hangatnya matahari, sehingga berusaha menutup mata lebih dulu kepada petunjuk arah ke beberapa tempat wisata.
Untuk pekerja kantor seperti saya, yang setiap Senin pagi berhadapan dengan kemacet dan polusi, bisa berada di pantai nan indah ini merupakan sesuatu yang berharga. Jadi sangat disayangkan jika tidak dinikmati. Dan pagi ini, saya tidak hanya dapat keringat dan sehat, tapi juga pemandangan cantik yang akan menjadi mood booster saya untuk beraktivitas hari ini.
(Foto-foto: Benny Rhamdani).
Published on October 30, 2016 19:00
October 27, 2016
Polisi Biasanya Mencari Calon Isteri dengan Profesi Ini

Polisi dengan seragamnya senantiasa menyimpan pesona tersendiri bagi kaum hawa. Tak jarang kaum hawa menyimpan hasratnya dikarenakan merasa memiliki profesi yang tidak akan dilirik para polisi.
Berdasarkan survey kepada seratus polisi yang berteman dengan saya, berikut adalah lima profesi wanita yang mereka dambakan menjadi isteri mereka. Tapi namanya idaman nggak harus terwujud, kan? Namanya jodoh, siapa yang tahu?
Polisi

Sulitnya mencari waktu bersosialisasi dan sering bertemu di lokasi juga menjadi salah satu penyebab polisi banyak menggaet polwan.
Tenaga Medis

Polisi juga kebanyakan mengincar wanita yang berprofesi sebagai tenaga medis, mulai dari perawat, bidan, sampai dokter. Alasan utamanya adalah sama-sama sibuk sehingga satu sama lain bisa saling mengerti tentang kesibukan mereka. Polisi juga merasa ada kenyamanan saat berhubungan dengan tenaga medis, karena profesi polisi terkait erat banyak dengan kesehatan, kecelakaan, dan hal-hal medis di saat bertugas.
Tenaga Pengajar

Wirausaha

Polisi juga menyukai wanita yang berwirausaha tetapi sebaiknya dilakukan di rumah. Berdagang on-line, membuka toko, salon kecnatikan, dan sebagainya merupakan dambaan para polisi. Dengan begitu mereka merasa nyaman karena isteri mereka meskipun sibuk tetap bisa mengawasi keluarga.
Pegawai Negeri Sipil

Selain sama-sama sebagai abdinegara, perempuan yang bekerja sebagai PNS dianggap memiliki waktu lebih banyak juga untuk mengurusi keluarga mereka kelak. selain itu, dari sisi keuangan akan sama-sama nyaman karena masing-masing kelak akan punya pensiun untuk masa depan keluarga mereka.
Published on October 27, 2016 19:47
Melihat Komik Terpanjang Tintin di Stasiun Stockel

Penyuka komik Tintin karya Herge? Belum sah jika tidak melihat langsung keindahan komik Tintin di Stasiun Stockel, Brussel, Belgia. Sebab di sanalah kita bisa melihat karya Herge dalam bentuk mural.
Saya sendiri tidak sengaja melihat mural bergambar karakter Tintin dan kawan-kawan karena memang kebetulan saat sedang jalan-jalan di Brussel harus turun di stasiun kereta bawah tanah Stockel.
Karya ini terdiri dari dua baris mural yang keduanya sepanjang 135 memeter. Terdapat 140 karakter yang bisa kita lihat dari sebanyak 22 seri komik Tintin komik. Jadi ketika berjalan menelusuri dan melihat mural, kita bisa main tebak-tebakan dengan teman, karakter yang ini dari komik berjudul apa. Nah, kalau lancar, barulah dia sah disebut penggila Tintin.
Saya sendiri paling suka mencari posisi Snowy, anjing putih Tintin, yang kadang memang tidak terlihat. Padahal karakter favorit saya tetap Kapten Haddock.
Menurut catatan yang saya baca, sketsa lukisan di sana itu digambar sendiri oleh Hergé sebelum ia meninggal. Setelah meninggal, pembuatan mural dilanjutkan oleh rekan-rekan Herge di Studio Hergé langsung di dinding stasiun yang berada berada di ujung timur jalur 1 (sebelumnya garis 1B) di Metro Brussels. Stasiun yang dibuka pada tanggal 31 Agustus 1988 ini terletak di area Woluwe-Saint-Pierre.
Saya membayankan stasiun metro di Jakarta nanti juga dinsing-dinsingnya dibuatkan mural karakter komik terkenal Indonesia. Agar sepanjang perjalanan nanti tidka bosan.
Tapi tetap hati-hati ya saat menikmati komik yang disajikan di kedua sisi dinding. Jangan sampai karena keasyikan menikmati mural, akhirny malah terlambat menuju kereta yang ditunggu. Apalagi sampai jatuh ke jalur metro. Hiiy.




(Foto: Benny Rhamdani)
Published on October 27, 2016 01:28
October 18, 2016
Hebat, Angkot Ini Sediakan Perpustakaan untuk Penumpang

Jalur angkutan kota (angkot) Soreang – Leuwi Panjang, Bandung, boleh dibilang banyak macetnya ketimbang lancar. Terutama karena kepadatan kendaraan pada pagi dan sore hari. Jangan tanya betapa kesalnya penumpang angkot saat menghadapi kemacetan.
Salah seorang pengemudi angkot bernama Muhammad Pian Sopian berusaha membuat hal yang menarik di angkotnya agar penumpang tidak kesal. Di bagian kaca belakang, dia merancang sebuah rak buku, dan meletakkan sejumlah buku agar bisa dibaca oleh penumpang. Terkesan sederhana tapi banyak manfaatnya.
“Saya ingin menaikkan minat baca masyarakat walaupun dengan hal kecil. Minimal saat penumpang turun dari angkot mendapat ilmu,” ujar Sopian yang sudah menjadi supir angkot sejak 15 tahun silam sebelum menikah.
Niatnya ini mendapat dukungan dari sang isteri, Elis Ratna, yang sama-sama pegiat literasi. Sekitar setahun silam Sopian mulai memikirkan mendirikan angkot pustaka. “Saat itu saya masih bawa mobil orang lain, jadi belum berani bikin angkot pustaka. Setelah beberapa bulan lalu ada hamba Allah yang menitipkan uang muka untuk mobil dan ikhlas mobilnya saya pakai fulltime, barulah saya kerjakan angkot pustaka,” tutur Sopian

Tidak banyak persiapan yang dilakukan, karena koleksi buku sudah dimilikinya walau tak banyak. “Persiapannya hanya masang rak di bagian belakang,” ujarnya. Rak yang dibuatnya jika penuh bisa menampung 80 eksemplar buku. Tapi Sopian membatasi sekitar 25 hingga 40 buku saja setiap hari.
Niat baiknya ini memang tidak melulu mendapat dukungan. Bahkan dari teman-teman supir angkot. “Teman-teman supir pada menertawakan saya,” senyumnya. Tapi bukan Sopian jika gentar. Dia terus saja menjlankan pustaka angkotnya.
Setiap kali dari spion dalam dia melihat penumpang mengambil buku dari rak buku, ada rasa bahagia yang membuncah di dadanya. Apalagi ketrika penumpangnya kemudian asyik membaca. Terkadang rasa bahagia dan keharuan menyelimutinya.
“Belakangan, penumpang juga ada yang minta judul-judul atau tema tertentu. Biasanya penumpang ibu- ibu lebih banyak meminta buku dengan tema keluarga dan resep makanan,” jelas Pian yang hingga saat ini belum mendapatkan donasi buku untuk menambah buku-bukunya dari pihak manapun.
Apakah Sopian pernah merasa takut buku-buku itu dicuri?
“Ah, saya nggak takut buku di angkot dicuri. Setidaknya kehilangan satu buku memberikan nutrisi buat otak si pelaku. Soalnya kan jarang maling yang tahu literasi. Daripada kehilangan uang yang habis hanya untuk kepuasan perut di pencuri,” kilah Pian.
Nah, jika ke Bandung, jangan lupa cari angkot pustaka ini. Siapa tahu ingin naik angkot sambil membaca buku koleksinya. Atau malah ingin memberi donasi buku?
Published on October 18, 2016 00:08
Benny Rhamdani's Blog
- Benny Rhamdani's profile
- 7 followers
Benny Rhamdani isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.
