Saut Situmorang's Blog, page 3
October 5, 2009
Sakato Help Center for West Sumatra
Bersama rekan-rekan dari Studio Biru Tita Rubi serta Heri Pemad Art Management, saat ini kami mendirikan Posko Bantuan Gempa Sumbar bertempat di studio kerja Ketua Sakato, Jumaldi Alfi.
Alamat: STUDIO SARANG, Kalipakis RT 05/II Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Email: sanggarsakato@gmail.com
Telepon: +62 818463681 (Jumaldi Alfi) or +62 818276753 (Ali Umar)
Apabila Anda terpanggil untuk peduli pada para korban gempa, silakan kirim bantuan Anda secepatnya, karena kami dapat menyalurkannya pada yang benar-benar membutuhkan...
September 24, 2009
September 9, 2009
buat Dea Anugrah (sebuah sajak temuan)
aku dapat menyaksikan
sepenuhnya
pucat kuning
bulan
pada wajah malam
pada wajahMu
ah, Kekasih
yang kusetubuhi di aspal jalanan kota kecil yang jauh itu, yang jauh dan dingin, seperti bintang bintang mati dalam bayang keringat tubuhMu, yang menggeluti birahi seperti cicak menghindari kematian dengan gelepar ekornya, di aspal jalanan tak bernama, seperti pucat kuning bulan di wajah malam yang selalu kehilangan wajahMu
akhirnya
aku dapat menyaksikan
pucat kuning
wa...
buat Dea Anugrah (sebuah sajak temuan)
aku dapat menyaksikan
sepenuhnya
pucat kuning
bulan
pada wajah malam
pada wajahMu
ah, Kekasih
yang kusetubuhi di aspal jalanan kota kecil yang jauh itu, yang jauh dan dingin, seperti bintang bintang mati dalam bayang keringat tubuhMu, yang menggeluti birahi seperti cicak menghindari kematian dengan gelepar ekornya, di aspal jalanan tak bernama, seperti pucat kuning bulan di wajah malam yang selalu kehilangan wajahMu
akhirnya
aku dapat menyaksikan
pucat kuning
wajahMu
di bulan itu
di aspal jalanan malam yang kehilangan ekor cicak keparat itu!
Kaulah kematianKu!
Jogja, 2009
September 5, 2009
aku bisa saja menulis puisi paling sedih malam ini (Pablo Neruda)
misalnya, menulis: "malam penuh bintang,
dan bintang bintang itu, biru, menggigil di kejauhan."
angin malam berkelit di langit sambil bernyanyi.
aku bisa saja menulis puisi paling sedih malam ini.
aku pernah mencintainya, dan kadang-kadang dia pernah mencintaiku juga.
di malam-malam seperti ini, aku rangkul dia dalam pelukan.
aku ciumi dia berkali kali di bawah langit tak berbatas.
dia pernah mencintaiku, kadang-kadang aku pun mencintainya.
bagaimana...
September 4, 2009
aku bisa saja menulis puisi paling sedih malam ini (Pablo Neruda)
misalnya, menulis: “malam penuh bintang,
dan bintang bintang itu, biru, menggigil di kejauhan.”
angin malam berkelit di langit sambil bernyanyi.
aku bisa saja menulis puisi paling sedih malam ini.
aku pernah mencintainya, dan kadang-kadang dia pernah mencintaiku juga.
di malam-malam seperti ini, aku rangkul dia dalam pelukan.
aku ciumi dia berkali kali di bawah langit tak berbatas.
dia pernah mencintaiku, kadang-kadang aku pun mencintainya.
bagaimana mungkin aku tak akan mencintai matanya yang besar dan tenang itu?
aku bisa saja menulis puisi paling sedih malam ini.
kerna aku tak memilikinya. kerna aku kehilangan dia.
kerna malam begitu mencekam, begitu mencekam tanpa dirinya.
dan puisiku masuk dalam jiwa seperti embun pada rumputan.
tak apa kalau cintaku tak bisa di sini menahannya.
malam penuh bintang dan tak ada di sini dia.
begitulah. di kejauhan, seseorang menyanyi. di kejauhan.
jiwaku mati kini tanpa dia.
kerna ingin menghadirkannya di sini, ma...
July 19, 2009
KEGUNDAHAN SASTRA SAUT SITUMORANG (WAWANCARA)
diambil dari situs:
http://www.wartaone.com/articles/1312...
wartastyle
Jum'at, 10 Jul 2009 10:00 WIB
Kegundahan Sastra Saut Situmorang
Zamakhsyari Abrar - wartaone
Jakarta - Saut Situmorang, nama penyair ini, dalam beberapa tahun belakangan mencuat namanya dalam panggung sastra negeri ini. Lewat kritik-kritiknya yang tajam dan keras, ia menyerang Goenawan Mohamad dan kawan-kawan atas apa yang disebutnya sebagai politik sastra Teater Utan Kayu.
KEGUNDAHAN SASTRA SAUT SITUMORANG (WAWANCARA)
diambil dari situs:
http://www.wartaone.com/articles/1312...
wartastyle
Jum'at, 10 Jul 2009 10:00 WIB
Kegundahan Sastra Saut Situmorang
Zamakhsyari Abrar - wartaone
Jakarta - Saut Situmorang, nama penyair ini, dalam beberapa tahun belakangan mencuat namanya dalam panggung sastra negeri ini. Lewat kritik-kritiknya yang tajam dan keras, ia menyerang Goenawan Mohamad dan kawan-kawan atas apa yang disebutnya sebagai politik sastra Teater Utan Kayu.
Bersama dengan penyair Wowok Hesti Prabowo, sastrawan yang lahir di Tebing Tinggi, Sumatra Utara, pada 29 Juni 1966, ini lalu menerbitkan jurnal Boemipoetra, sebuah jurnal yang terbit dwibulanan, wadah tempat mereka untuk menulis dan mengekspresikan tulisan untuk "menyerang" politik sastra Goenawan cs.
Terkait banyaknya reaksi yang kaget ketika membaca Boemipoetra, Saut menilainya hal itu wajar-wajar saja. Menurut pria berambut gimbal ini, selama pemerintahan Orde Baru, seniman kita memang tidak terbiasa ...
July 14, 2009
February 1, 2009
AGUS NOOR & SAUT SITUMORANG (sebuah sajak-prosa-temuan)
setelah lewat satu tahun penyair Saut memutuskan untuk menguji pemahaman Zen muridnya itu. suatu hari setelah matahari condong ke barat, sehabis hujan deras yang tiap hari turun di Jogja berhenti, Saut mengajak muridnya itu jalan-jalan ke Sarkem. Agus Noor tentu saja kaget mendengar ajakan suhunya itu tapi sebagai mur...