Goodreads Indonesia discussion
Kota-Kota Penghuni GRI
>
YOGYAKARTA (Koord Wilayah: Desi Puspitasari)

terus base camp nya nama nya apa?"
kalo jogja ga ada seminar goodreads.
kita ga punya basecamp. tapi kumpul2 rutin ada kok, gabung aja di grup fesbuk goodreads jogja
http://www.facebook.com/groups/179962...


nama fb nya. goodreads jogja"
kalo kumpul ga tentu tempatnya, tapi setiap bulan kita ada acara rekaman di radiobuku. waktunya juga ga tentu tergantung kesepakatan.
FB: Goodreads Indonesia wil Jogja

Mbk Oky : waduch,,,gmana bisa,,,saya new comers di goodreads nie mbak,,,mohon informasinya yah and bantuannya.hehe
salam kenal mbak.


acaranya yah seperti biasa kumpul-kumpul, terus makan siang sekalian perpisahan dengan ibu iyut yang katanya akan segera meninggalkan jogja. kalo ada yang mau swap dipersilakan. ngambil kaos bagi yang udah pesen kaos dan udah bayar
tempat rumah ibu iyut, Jl Parangtritis km 6,5 no.5A, Sewon. Rumahnya di pinggir jalan, sebelah barat jln parangtritis (kanan jalan kalo dari arah ringroad). Sebelah utaranya ada bengkel motor Iwan. Kalo dah nyampe resto Numani, berarti kebablasan

pinjem aja di perpus kota di deket gramed sudirman, aku juga pinjem disana

pinjem aja di perpus kota di deket gramed sudirman, aku juga pinjem disana"
Ersaura, thanks infonya. sangat membantu:) *melesat ke perpus kota :)

iyut mau buka cabang GRI baru di wilayah kalimantan tepatnya palangkaraya

iyut mau buka cabang GRI baru di wilayah kalimantan tepatnya palangkaraya"
wow!
bisa kopdar GRI se-Kalimantan nih *mikir jalan2*


---------------
Laporan Selayang Pandang Kopdar Goodreads Yogyakarta, 1 September 2012
By Kurnia Harta Winata in Goodreads Indonesia wil Jogja
Kaget juga, saya sudah terlambat sekitar sepuluh menit tapi ternyata belum ada anggota goodreads lain di Mata Aksara. Kecuali Pak Adi, selaku tuan rumah. Sepertinya budaya tepat waktu di goodreads Yogya sudah berlalu. Cukup lama kemudian baru Roni datang. Lama kemudian, baru yang lain-lain datang. Niken 002 dan Erik datang berduaan. Bawa banyak tas besar seperti kalau punya bayi saja. Mbak Sita datang menumpang Lutfi. Begitu tiba ia langsung duduk di kursi dan mengobati salah satu kukunya yang terkelupas. Sambil ketawa-tawa. Lalu Andre, Indri, dan Lora datang berombongan. Disusul Mama Dewi dan Sofi. Sedang seperti biasa, Om Dodi sendirian. Sansan juga demikian. Mereka semua datang hampir bersamaan, seperti berkomplot saja.
Hampir semua membawa makanan untuk dibagi. Tuan rumah, Pak Adi dan Bu Heni menyuguhkan kacang rebus dan rujak. Andre membawa kue-kue (sisa) lebaran. Lora dan Indri membawa gorengan satu plastik. Tidak diketahui siapa yang beli, Lora atau Indri atau mereka patungan. Om Dodi si newbie membawa eggroll tiga bungkus. Ada juga coklat Top, saya lupa yang bawa siapa.
Sofi membawa kue-kue bikinan sendiri yang (diharapkan) berbentuk hati. Katanya bikinan Sofi, tapi saya rasa itu cuma akal-akalan ibunya yang takut merasa malu jika percobaan membuat kuenya gagal. Kalau ternyata tidak enak, dengan mudah kesalahan ditimpakan terhadap Sofi. Sedang jika enak, tentu ibunya tidak luput dari pujian. Benar-benar manipulasi sosial yang sederhana namun efektif. Tidak lebih tidak kurang dari yang diharapkan dari seorang psikolog. Dan walau malu-malu, Sofi berusaha keras agar kue hatinya laku. Akhirnya kami semua makan hati Sofi.
Mbak Dewi membawa minuman instant sachet-an. Satu pak teh hijau. Satu pak lagi minuman coklat yang disangka Indri sebagai kopi.
"Eeeh, anak kecil nggak boleh minum kopi!" ujarnya saat melihat anak Mbak Heni, yang aduh saya lupa namanya, mengambil satu sachet coklat. Saat Lora keheranan, saya langsung mengecek apa yang diminum Indri. Ternyata gelasnya berisi coklat yang sama, dan sudah ia minum separuh! Sayang Mbak Iyut sudah tidak di Yogya, karena sepertinya Indri harus ke dokter untuk memeriksakan indra perasanya.
Saat acara belum dimulai, Andre mengajak teman-teman bermain cluedo. Permainan kartu yang sudah ia pamer-pamerkan di pertemuan goodreads sebelumnya. Andre ditemani Indri berusaha mengajari Erik dan saya bermain. Atau lebih tepatnya, Saya, Indri, dan Erik menemani Andre bermain. Permainan usai saat acara dibuka secara resmi oleh Sansan.
Tuan rumah banyak bercerita mengenai Perpustakaan Mata Aksara. Sejak berdiri di tahun 2010, perjuangannya menjadi seperti sekarang, kegiatan-kegiatannya selama ini, dan mimpi-mimpi yang masih ingin diraih.
Mata Aksara berdiri dari inisiatif pribadi. Dikelola juga dari dana pribadi. Namun setelah beberapa waktu, ia mendapat beberapa bantuan. Sekarang selain tempat yang nyaman dan buku-buku yang berjajar rapi di rak, Mata Aksara memiliki fasilitas internet dan perpustakaan bergerak yang dapat kita undang. Selain itu ia sering mengadakan kegiatan di luar baca-membaca. Menggunakan fasilitas Mata Aksara juga tidak dipungut biaya, bahkan perpustakaannya melayani 24 jam. Bukanya sih nggak 24 jam, tapi kita boleh mengetuk pintu sewaktu-waktu. Mata Aksara juga terbuka untuk menerima donasi maupun tenaga sebagai relawan.
Tidak ada book swap ataupun game dalam kopdar kali ini. Tapi kami semua senang, mungkin karena banyak makanan. Kegiatan yang dekat-dekat dengan buku kali ini hanyalah bercerita tentang buku yang masing-masing baca satu bulan belakangan. Tidak banyak yang saya ingat selain Mbak Heni yang berbicara tentang Perahu Kertas-nya Dewi Lestari, Indri yang pinjam buku dari Sansan tapi cuma dibaca lima halaman awal sebelum dikembalikan, dan Mbak Dewi yang mereview komik berjudul Monster. Mbak Dewi sempat salah menyebutkan pengarang Monster sebagai Naoki Kurosawa. Padahal yang benar adalah Urosawa. Kelebihan satu huruf "K". Kebetulan sekali bahwa nama saya juga diawali huruf "K". Kurnia, bukan Urnia.
Oh ya, berita terbaru dalam kopdar kali ini adalah bahwa Roni berhasil menyelesaikan skripsinya. Kemarin ia hadir sebagai pemuda yang telah lulus kuliah. Meninggalkan Andre seorang diri yang terkatung-katung dalam skripsi tak berujung. Saya curiga jangan-jangan ketidakhadiran Roni dalam beberapa pertemuan belakangan ini disebabkan keengganannya untuk mentraktir sebagai wujud syukur atas kelulusannya. Tidak apa, kami tetap berbahagia untuk Roni. Dan masih mengelus dada untuk Andre.
Ketika acara sudah menjelang bubaran, Harmedia tiba. Tapi Lutfi selaku korwil Yogya memaafkan keterlambatannya karena ia membawa roti satu kardus. Andre juga mengajak main cluedo lagi. Tapi tidak ada yang bersedia. Tidak ada yang mau bermain dengan Andre.
Akhirnya kami semua mulai berpamitan satu persatu. Tapi Mbak Dewi masih sempat-sempatnya membawa dagangan berupa tas-tas dalam tas besar ke dalam perpustakaan dan menggelar lapak. Saya tidak mengetahui apakah ia membayar pajak dagangan ke Mata Aksara atau tidak. Saya sudah terburu pulang. Tidak bersedia menerima ajakan teman-teman buat meneruskan kumpul-kumpul di rumah makan.
Ah, itu kan cuma untuk memenuhi dahaga Mbak Dewi dan teman-teman akan gosip saja. Lebih baik pulang dan menghemat uang di dompet yang sudah setipis tubuh saya.
Sekian laporan selayang pandang saya.
Kurnia Harta Winata
Yogyakarta, 07 September 2012



-----------------
Laporan Kopdar GRI 7 Oktober 2012
By Laksita Wijayanti Mochtar in Goodreads Indonesia wil Jogja
Antara Klub Buku, Hujan Deras, Hawa Dingin, dan Tenda Bocor.
Saya pikir Taman Kuliner Condongcatur ini agak nyleneh. Lazimnya tempat nongkrong kalau hari libur
semangat open warung. Mereka? Mayoritas malah tutup . Apakah pemiliknya sedang merayakan Ultah Jogja ?entahlah. Apakah mereka sudah dapat wangsit kalau hari itu bakal turun hujan deras?hmm...
Meita dan Sansan (yang surpriseee gak jadi tugas ke Surabaya) jadi peserta paling On Time. Saya datang sedikit terlambat. Kurnia berikutnya. Lalu ada Couple of The Year kita Erick dan Niken-kali ini tanpa ransel berat. Lutfi menyusul dengan baju warna merah-Dress Code BULAN LALU.
Pesan Lutfi di undangan kopdar: kumpul di panggung utama, bawa alas duduk masing-masing. Ternyata sore itu panggung utama sudah disabotase oleh grup kesenian lengkap dengan kendang dan bulu-bulu ala Indian. Kita akhirnya mengalah, mengambil posisi di salah satu tenda yang terdekat dengan jalan masuk. Sansan buru-buru menegaskan:“bukan saya loh yang bikin undangannya,”. Tapi lumayanlah kopdar GRI jadi ada acara selingannya: musik super keras, penari-penari cantik (yang sukses membuat kepala pria-pria GRI tolah toleh sesering mungkin)
Lutfi-yang lupa menambahkan nomor HP di undangan-agak mengkhawatirkan teman-teman baru yang mungkin datang. Gak lucu kan kalau mereka datang-datang langsung menuju ke panggung, gabung ke grup kendang itu lalu meyakini kalau GoodReadsIndonesia sudah berubah jadi Grup keRawitan Indonesia. Dengan pede seribu dan rasa tanggung jawab yang luar biasa Korwil I Sansan berinisiatif mendekati orang-orang yang kira-kira terlihat “mencurigakan” dan berpotensi jadi peserta
GRI. Satu orang-mas-mas duduk sendirian-ternyata salah. Bingo!! Akhirnya bisa menemukan Aam & Rizka. Horeeee! Tak lama kemudian juga datang Intan dengan jaket dan kerudung ungunya. Kopdar dibuka dengan perkenalan-seperti biasanya. Fakta baru: Aam lagi skripsi tapi belum selesai-selesai, Intan kerja di Bentang (berpotensi menyumbang buku gratisan)
Acara berlanjut dengan diskusi klub buku. Sebenarnya klub buku dalam versi lain sudah
sering kita lakukan, judulnya “buku apa yang kamu baca bulan ini”. Bedanya di Klub Buku kita bisa berbarengan, beberapa orang membaca buku yang sama lalu bersama mendiskusikannya. Memang benar benar ide yang jiniyus dan cemerlang dari salah seorang member GRI Jogja #Abaikan#
Lalu tiba tiba…………………HUJAN DERAS mengguyur!! Tenda bocor!!Air netes dimana-mana. Perserta kopdar GRI sore itu langsung sibuk menggeser-geser kursi. Dorong kesana kena
bocoran, Dorong ke sini kena tampias. Angkat-angkat kursi sambil tetap ketawa-tawa. Ternyata walopun tidak ada konsumsi (karena yang buka cuma warung mie ayam) semua tetep semangat. Ah, apalah artinya udara dingin, hujan lebat, meja kosong dibanding semangat cinta buku yang sudah membara di hati kita yaa teman-teman #Eaaaa#terharu
Buku pertama yang dibahas: Into The Wild. Yang mereview saya, Kurnia-yang reviewnya berbunyi idem ito dengan pereview pertama, dan Intan-yang belum baca bukunya tapi sudah nonton filmnya. Rizka turut menambahkan dengan mengkaitkan Chris-tokoh utama di Into The Wild- dengan kisah
hidup Leo Tolstoy. Sayang, Roni-yang mendapat pinjaman Into The Wild, Andre-yang mendapat hadiah buku ini dari Mbak Natty, dan Mbak Dewi-yang membaca versi Inggrisnya tidak bisa bergabung dalam kesempatan kali ini.
Buku kedua, Indonesia Mengajar, dibahas oleh Meita, Niken, Intan, dan Lutfi. Sansan ternyata belum sempat membacanya. Sedangkan Lora-yang baru aja dapet hadiah buku ini dari someone-tidak bisa hadir karena sedang liburan ke Surabaya (Note: jangan lupa ambil oleh oleh di tempat Lora). Rata-rata yang sudah membaca sepakat Indonesia Mengajar (IM) agak membosankan untuk dibaca. Beberapa kisahnya cukup menarik. Niken mencermati kalau kisah-kisah yang menarik diletakkan di awal-awal buku. Tapi makin ke belakang cerita makin standar. Mungkin ini terjadi karena
tidak semua kontributor naskah *sudah biasa* menulis. Intan, yang sudah mengenal Anis Baswedan sebagai motivator ulung agak kecewa karena IM di luar harapannya. Meita, walopun di trit GRI
menyatakan sempat mengharu biru membaca IM tapi akhirnya mengakui kalau dia tidak terlalu “match” membaca buku-buku yg sedih begini. Lutfi memberi issue kalau IM 2 sudah terbit dan lebih menarik dari IM 1.Alhamdullilah.
Diskusi lalu berlanjut ke buku-buku yang mirip: Chicken Soup & Butet Manurung dengan segala kontroversinya. Lalu diselingi dengan berita acara soal Limbad dan kisruh rumah tangganya dengan Benazir.
Buku terakhir yang dibahas: Merdeka dalam Bercanda karya Panji S. Pembahasnya Meita, Intan, dan
Lutfi. Lutfi mengakui kalau Panji selalu totalitas dalam mengerjakan sesuatu. Tapi ia menyayangkan mengapa Panji masih lebih banyak mengimpor hal-hal/istilah-istilah asing yang sebenarnya sudah ada padanannya di Bahasa Indonesia. Meita menceritakan kisah kekonsistenan Panji saat diwawancara di Radio. Intan menambahkan dengan sedikit sejarah stand up comedy di Indonesia.
Setelah selesai membahas 3 buku yang dijadwalkan, diskusi berikutnya soal buku apa yang akan dibaca bulan depan. Ada yang mengusulkan Leo Tolstoy *pengsan duluan*, Musashi *nanar ngebayangin tebelnya*, Paulo Coelho *titipannya Uci*, Canthing *karena sudah banyak yg
ngebaca dan terutama buku ini lagi ada di rak obral Gramedia*. Belum ada hasil, nanti ditindaklanjuti di Grup lagi. Kopdar selesai pukul 17.30. Hujan sudah reda.
Sekian sekilas laporan Kopdar GRI 7 Oktober 2012
Ketjup buat semua ^.^
Laksita Wijayanti.

Boleh Ndre..
tapi waktunya ditanya temen-temen dulu. kalo hari kan di kolam bebek enaknya hari minggu biar ada anak-anak nya kan? jadi ditanya dulu temen-temen yang paling banya bisa datang tanggal berapa

salam kenal, saya member baru disini...
masih kuliah, disalah satu PTS di Jogja,
hope I can find the new friend to share about book here,.,

nanti kalo kopdar GRI Jogja datang aja
biasanya info kopdar ada di grup fesbuk GRI Jogja

ciyus, miapah? :p

26-29 Des, mbak Sil? siap diroger, ganti... :)

Books mentioned in this topic
Jalan-jalan Hemat ke Eropa (other topics)Authors mentioned in this topic
Andrei Budiman (other topics)Yudhinia Venkanteswari (other topics)
Matatita (other topics)
Hartono Rakiman (other topics)
Ariyanto (other topics)
Biasanya ada tiap bbrp bulan sekali, hehe. Coba tanya mba Lutfi agenda tahun ini apa aja :P
Kemarin ada GR Jogja yg jadi ikutan acara Waisak di Borobudur kah? Kemarin aku kesana sampai acara lampion berakhir :D