Buddy read: Foreigner by C.J. Cherryh (10 November)

[Silvana]

Mulai 10 November.

[Anny]

Siap

[Barry]

Gue baru sadar loh kalau series ini ada 21 buku totalnya???

[Silvana]

Oh? Yg penting dah baca buku 1 dulu, lanjut ga lanjut liat nanti hihi

[Silvana]

Folks, bisa kita postpone ga BR ini ke November? Tiba2 gue kebanjiran BOTM di grup lain yang mulainya semua tanggal 1 Oktober :(

Gue masih kosong sih November.

Kalau Grass tetep sama jadwalnya.

[Barry]

Gue sih gpp.

[Silvana]

Thanks! Anny gimana?

[Anny]

Gpp, ngikut aja :)

[Silvana]

Thank you! Nanti gue ganti judul thread nya. Gue set 10 November yah.

[Silvana]

Baru sadar ini besok, gue kira tgl 11. Gpp, gue baca bareng buku yg satu lagi 😅

[Anny]

Idem, gue juga baca bareng buku lain

[Barry]

Mulai tepat waktu besok.

[Barry]

Sampai Book II, Chapter 3

Manusia (view spoiler)[
Kok bisa sih mereka sudah survey Planet Downnya dan bisa melihat kalau ada tanda2 civilization, tapi kok nggak ada curiosity sama sekali untuk mencari tahu makhluk nativesnya?

Apakah native speciesnya sizenya kecil sekali atau gimana nggak kelihatan sama sekali? Padahal dari hasil surveynya seakan2 planet ini civilizationnya cukup maju karena lokasi kota2nya kelihatan jelas?

Kayanya kesombongan mereka akan berakibat fatal nih pas ambassadornya dari native speciesnya datang betemu ... (hide spoiler)]

[Silvana]

Book 2, part 3 juga.
Belum bisa jawab pertanyaan loe sih, apalagi referensi soal (view spoiler)[natives being found juga cuma sebentar banget terus ganti POV. Lebih banyak soal guild stuff and AI. Gue malah ngira ada time jump between chapters. (hide spoiler)]

Gue belum dapet feelnya buku ini. Semoga next chapters lebih penetrable deh buat gue.

[Anny]

Barry wrote: "Sampai Book II, Chapter 3

Manusia
Kok bisa sih mereka sudah survey Planet Downnya dan bisa melihat kalau ada tanda2 civilization, tapi kok nggak ada curiosity sama sekali untuk mencari tahu makhl..."

Kalo dari yg gua tangkep Guild (ship faction) (view spoiler)[ malah sama sekali ga ingin turun ke planet ato interfere ma native species at all. Guild sama sekali ga peduli dan mereka cuma belajar ttg physics and flight technology. Workers faction lah yg ingin tinggal dan colonize the planet, dan mereka juga lah yg memiliki knowledge ttg biology, chemistry, dll. Tp resource dan knowledge mereka mungkin terbatas soalnya mayoritas resources dikuasai oleh Guild. Makanya prioritas mereka adalah finding edible food dan bukan native hunting. (hide spoiler)]

[Silvana]

Akhirnya baca ulang dari pertama. Setuju sama jawabannya Anny.

Part 3 chapter 1
Atevi (view spoiler)[mirip banget ya technya sama humans. Guns, TV, soap, gue sampe agak disorientasi bacanya. (hide spoiler)]

[Anny]

Silvana wrote: "Akhirnya baca ulang dari pertama. Setuju sama jawabannya Anny.

Part 3 chapter 1
Atevi [spoilers removed]"

Atevi (view spoiler)[dapat teknologinya dari human, makanya teknologinya terasa familiar. Cuma mereka mentally mestinya beda ma human. Dan cara mereka kadang menggunakan teknologi dengan cara yg ga terpikirkan oleh human sebelumnya.

Gua agak penasaran ma wire nya itu. Memang wire apa yg bisa deadly banget gitu? Mungkin bisa lgsg potong kaki kalo keinjak? (hide spoiler)]

Gue merasa deja-vu ma A Memory Called Empire. Lone ambassador, foreign land, alien civilization, alien culture. Tp menurut gue yg ini lebi better written.

Book III ch IV

Atevi culture (view spoiler)[mayan mirip ma Chinese culture. Fixation with auspicious numbers, auspicious dates, and harmonious placements (fengshui). (hide spoiler)]

Bren (view spoiler)[rasanya kaya ikan terseret arus. Masa sejak penembakan malam itu dia sama sekali ga kontak Earth side? Rasanya jelas lapse of protocol deh. Dan aneh juga rasanya kalo dia manut aja dibundle ke daerah lain tanpa berusaha meninggalkan pesan apapun buat negaranya. Ato seperti Memory previous ambassador yg tiba2 mati tanpa kabar, mungkin ambassador melakukan ini dan itu tanpa kontak sama sekali dianggap masi wajar saja kali ya. (hide spoiler)]

[Silvana]

Anny wrote: "Silvana wrote: "Akhirnya baca ulang dari pertama. Setuju sama jawabannya Anny.

Part 3 chapter 1
Atevi [spoilers removed]"

"

Atevi
(view spoiler)[I see. Berarti di chapter sebelumnya udah dijelasin ya dapet teknologi dari humans? Again, I missed it.

Udah lama ga ketemu aliens yang humanoid, ntah kenapa sekarang kepikirannya alien macem di The Gods Themselves yg aneh banget itu ;p (hide spoiler)]

[Anny]

Silvana wrote: "I see. Berarti di chapter sebelumnya udah dijelas..."

Technology (view spoiler)[waduh gua lupa dijelasin di awal ato di book 3 chapter 2, sorry kalo jadi spoiler >_<

Di awal kesan yg gua dapat dari buku 1 dan 2 itu Atevi masi low tech banget. Explorers yg pertama turun bilang kalo mereka uda secure electric fence yg ga bisa ditembus natives. Dan dari POV atevi nya sendiri kesannya mereka ga terlalu familiar ma machines (tapi kok bisa mereka tahu kalo itu machines ya? kok ga ada salah asumsi bahwa alien yg datang ini berbodi metal? berati mestinya mereka uda punya metal technology dan mengerti soal machines) (hide spoiler)]

Atevi (view spoiler)[rasanya mirip banget ma human, selain tingginya dan kulitnya yg item dan culturenya yg beda rasanya ga beda ma manusia. Gua si bayangin seperti Columbus ketemu ma native Indians ato mungkin lebih seperti Marco Polo yg jadi tamunya Genghis Khan? (hide spoiler)]

[Barry]

Gue Part III Ch 4 atau 5 juga kalau nggak salah

Anyway, gue kok bingung yah dengan adanya Part I dan Part II. Okelah ada background information sedikit. Tapi ekspektasi gue setelah baca Part I sebenarnya adalah (view spoiler)[ceritanya akan focus ke bagaimana humans akhirnya crash landed di planet yang habitable dan mereka mencoba tinggal di tengah2 alien races. Tapi terus lompat seratusan tahun ke Part III .., (hide spoiler)] Gue merasa kalau langsung jump into Part III, dengan beberapa interludes untuk menceritakan background storynya malah lebih menarik.

Technologynya (view spoiler)[
Memang diturunkan dari human technology, tapi beberapa implementation atau kegunaannya berbeda. Memang sih karena technologynya sama jadi kata2nya sama, jadi pada awalnya the Atevi ini kesannya nggak berbeda dengan humans. Bahkan sampai penggunaan kata "earth" juga untuk planetnya Atevi. I wish bisa ada nama yang berbeda.

Yang gue kurang mengerti yah ... kalau memang ada perbedaan level technology yang sangat besar di awalnya, kenapa kesannya humans di sini kaya tertekan yah? Gue pikir awal2 humans bakalan jadi conqueror makanya dibenci oleh Atevi. Tapi ternyata malah kesannya si padhi Bren itu subordinatenya Atevi. Nggak ada power apa2, kecuali power of veto. Itupun kalau berhubungan dengan pengembangan technology (kalau Atevi minta technology yang levelnya terlalu advanced dibandingkan dengan level technology lainnya atau dengan adanya technology ini ada ketimpangan politik di antara co-opsnya Atevi. (hide spoiler)]

Bren (view spoiler)[
Gue merasa Bren itu Atevi-centric sih. Saking sukanya sama Atevi jadi willing to give them the benefit of the doubt. Tapi authornya lumayan bisa ngebawa settingnya. Gue sih jujur aja tegang pas Bren dibawa ke castlenya grandmanya. Gue pikir bakalan "kecelakaan" di tengah jalan, apalagi jalannya berliku2 gitu.

So far sampai sekarang sih belum ketebak nih arah ceritanya gimana. Siapa yang mao Bren mati? Tapi gue rasa grandmanya Tabini gue rasa agak bertentangan dengan Tabini, walaupun dia kayanya sayang sama Tabini. Tabini kayanya lebih pro progress secara technology. Sedangkan grandmanya lebih traditional.

Gue merasa Bren lebih aman sama grandmanya. Terlalu aneh aja Bren di"ungsikan" dengan alasan security, padahal apartmentnya sudah dikasih high-tech security system seperti the wirenya. Terus pas ditanya kenapa, nggak diberikan penjelasan sama sekali.

Mungkin memang awalnya ada kelompok traditional yang mao membunuh Bren, dan mereka mungkin ada mencoba mengajak grandma Tabini untuk bergabung ke faksi mereka. Tapi kayanya grandmanya pas ketemu Bren dan ngobrol dan Bren jawab kalau basically older things tetap ada tempat dan fungsinya di ekosistem yang baru, kayanya grandmanya willing to accept or at least tolerate Bren. Dan walaupun dia kesannya idle di castlenya, tapi gue rasa dia masih punya sedikit power politically.

Gue meresa sebenarnya humans ini bisa lebih sadis or greedy lagi sih. Ala European states waktu pertama kali mereka established colonies di abad 15an. Ketemu native population, tapi mereka establish trading posts, dan control technology transfernya. Tapi at the same time demanding exclusive profitable economic arrangements dengan backing-an senjatanya. Interesting juga sih nggak kejadian seperti itu di sini, mungkin ada 2 factions seperti yang diceritakan di Part II. Yang 1 memang nggak mao stay di planetnya, tapi butuh materials untuk pengembangan spaceship dan space station. Yang 1 lagi willing to stay di planetnya dan make first contact dengan the Atevi, tapi punya morality yang nggak se-extreme Europeans explorers/conquistadors. (hide spoiler)]

[Silvana]

Buku ini memang serasa ada dua prolog sih. Time jumps. Gue terus terang lebih suka prolognya dibanding cerita si Bren ini. He is so boring. Can't relate.

Trus mungkin gue doang ya, gue ga suka style kalimatnya/narasi Cherryh. Conversation dia ga menarik. Expositions bisa satu paragraf satu kalimat. Jadi gue ngerasa suka kayak cuma liat rangkaian kata doang.
Sayang sih karena Atevi sbg alien kinda interesting. Tadinya/harapannya, buku ini kayak Left Hand of Darkness. Lone emissary in an alien world with fascinating culture, or at least a readable anthropo SF.

Skrg di part 3 book 3. I'll give this until page 200ish or halfway if I still have the will, kalo ga improved (or bikin gue care sama si Bren) I am out. Too many TBRs.

[Anny]

Barry wrote: "Gue Part III Ch 4 atau 5 juga kalau nggak salah

Anyway, gue kok bingung yah dengan adanya Part I dan Part II. Okelah ada background information sedikit. Tapi ekspektasi gue setelah baca Part I seb..."

Landing War (view spoiler)[Bren sempat nyebut kalo human kalah lawan Atevi. 20an tahun setelah first landing untuk alasan yg sampe sekarang juga masi ga jelas (apakah mereka offend someone? lapse of etiquette?) tiba2 Atevi menyerang manusia. Dikatakan juga walau mereka technologically lebih superior tapi akhirnya Atevi yg menang. Gue rasa alasannya bisa karena jumlah dan resources manusia yg terlalu terbatas. Sementara ada hundreds of millions of Atevi yg physically much fitter than human (and many specializing in assassination to boot!).

Jadi end result human lost, confined to an island, forced to sign treaty that basically state bahwa mereka akan gradually transfer their technology to Atevi. Awalnya aiji nya juga pengen technology yg paling destructive (nuclear and whatnot) tp human berhasil meyakinkan aiji waktu itu kalo teknologi apapun yg diberikan ke aiji pasti akan bocor ke rivalnya juga (dan apa dia ingin rivalnya upgrade firepower mereka?).

Akhirnya human berhasil meyakinkan Atevi untuk transfer teknologi slowly dan lebi condong ke ecologically friendly technology (highway vs railway). Walau tujuan akhir human in Mospheira adalah membuat Atevi space-flight capable dan mereclaim the Phoenix. (hide spoiler)]

Bren (view spoiler)[rasanya lebih seperti pitiful puppy starved of affection yg dilempar di antara office workers yg ga peduli soal animal. haha. Gue sampe skr juga masi no idea siapa yg ingin Bren mati dan apakah dia diungsikan demi keselamatan dirinya? Ato karena Tabini ada political machination yg melibatkan Bren? Apakah Tabini friendly attitude cuma fake? Banchini n Jago (dan Tabini jg) memperlakukan Bren seperti anak kecil yg ga ngerti apa2 (dan mungkin memang benar mengingat cara pikir mereka aja beda) jadi dia ga dikasi tahu situasi sebenarnya dan bahaya apa yg mengancamnya. (hide spoiler)]

Guild faction (view spoiler)[I'm afraid mungkin malah sudah punah. Kan dikatakan space station nya uda abandoned and in disrepair, dan bakal jatuh ke planet kalo dibiarkan saja. Makanya human in Mospheira berusaha mentransfer spaceflight technology ke Atevi untuk mensalvage whatever left dari space station dan dari Phoenix juga mungkin. (hide spoiler)]

Sebagai alien Atevi memang interesting sih. Walau fisiknya mirip2 ma human tapi mentalnya beda. (view spoiler)[Katanya mereka strictly hierarchical incapable of emotional bond. Karena itu trust itu calculated between different parties dan no such thing as like or love. Poor Bren is totally starved of warmth and affection. Mungkin harusnya mereka consider emotional detachment as prerequisite for the job. Menarik juga bahwa previous paidhi, Wilson, yg emotionally detached and suited for the job (and worked for 45 years) setelah pensiun katanya ga bisa connect ke human society anymore. (hide spoiler)]

[Barry]

Silvana wrote: "Buku ini memang serasa ada dua prolog sih. Time jumps. Gue terus terang lebih suka prolognya dibanding cerita si Bren ini. He is so boring. Can't relate.

Trus mungkin gue doang ya, gue ga suka sty..."
Awal2nya memang gaya penulisannya Cherryh agak membingungkan. Gue notice ada beberapa kalimat yang kurang nyambung dengan kalimat berikutnya.

Memang awal2 juga sangat boring sih. Gue juga nggak relatable ke Bren sebenarnya ... sampai sekarang juga. Tapi politicsnya seru sih.

Secara struktur bukunya juga dengan 2 false startsnya kurang menarik sih. Dan Bren sebagai central characternya basically is a passive agent. A lot of things yang masuk don't do this list kalau elo nulis buku sebenarnya dilakukan oleh Cherryh di buku ini. Tapi premise dan konsep besarannya sih menarik sih. Seharusnya bisa ada banyak hal atau tema yang bisa diexplore di dunia ini.

Gue sudah di Book III Chapter 12

Landing War (view spoiler)[
Secara specific kayanya belum disebutkan sih kenapa terjadi Landing Warnya. Tapi gue rasa alasan utamanya karena the atevi melihat peluang untuk membunuh semua manusia untuk balik lagi menguasai pulaunya (lupa gue namanya) yang dihuni oleh manusia.

Melihat politicsnya Atevi, kayanya walaupun ada konsep loyalitas kepada seseorang yang lebih tinggi, dan Association dengan lain2nya, tapi kesannya hubungan ini loose sekali dan tergantung dari kondisi masa itu. Seperti Bren sendiri bilang, ada 16 kata untuk mendeskripsikan betrayal, tapi nggak ada kata untuk trust. Jadi gue nggak heran sih kalau pada saat itu para Atevi melihat ada kesempatan dan mereka ambil. Buktinya juga sampai sekarang tetap ada fraksi conservatives/traditionalists yang nggak percaya dengan human atau bahkan sampai anti-human.

On the other hand, mungkin pada saat itu para manusianya "mengalah" karena memang selain mereka bisa mengarahkan Atevi untuk membentuk industri sesuai yang mereka mao, pada waktu itu nggak ada jalan lagi agar manusia ini bisa menciptakan aeroneutical industry. (hide spoiler)]

Bren (view spoiler)[
Gue sebenarnya annoyed dengan Bren yang kesannya passive banget dari awal sampai sekarang. Kesannya ya udah lah terima ajah nasibnya apapun itu tanpa ada usaha untuk merubahnya. Dan emotional connectionnya kuat atau malah extreme banget yah. Begitu suka sedikit aja dengan seorang Atevi, jadinya langsung loyal banget.

On the other hand, menurut gue kalau elo alien atau orang asing, dan berusaha untuk mengintegrasikan bangsa elo ke native populationnya, memang perlu ambassador kaya Bren sih yang pro-native. Kalau nggak seperti banyak contoh di sejarah dunia, ambassador yang nggak peduli atau bahkan membenci native populationnya cenderung akan membawa dampak sangat negative bagi native populationnya.

Dan kalau nggak ada integrasi yang menyeluruh antar speciesnya, alien species / foreignernya gue rasa nggak bakalan survive, kec seperti European states mereka punya overwhelming technological advantage yang bisa menaklukan native populationnya. (hide spoiler)]

Tabini (view spoiler)[
Akhirnya ketahuan juga sih kenapa Bren dikirim dan kesannya Jago dan Banchini kurang kompeten dalam menjaga keselamatan si Bren. Ternyata Phoenixnya balik, dan Atevi nggak tau sama sekali kalau itu spaceship yang pergi meninggalkan manusia untuk mencari star system lainnya.

Gue rasa Tabini mungkin ada rasa percaya dengan Bren sebagai mana antar species bisa berteman yah. Tapi politically, Tabini wise banget. Dia tau persis betapa Atevi-centricnya Bren. Dan dia juga tau kalau dia bisa merebut hatinya Dowager dengan membiarkan dia melihat kalau Bren sangat peduli dengan kemakmuran dan peradaban Atevi, Dowager bisa at least menahan fraksi yang mao perang lagi melawan manusia. Brilliant move sih! (hide spoiler)]

[Silvana]

Barry wrote: "Tapi premise dan konsep besarannya sih menarik sih. Seharusnya bisa ada banyak hal atau tema yang bisa diexplore di dunia ini..."

Hehe kasitau kalo akhirnya ngikutin seri ini sampe buku ke-20 (?) onwards ya.

Maaf teman2, gue akhirnya berhenti di 38% (lupa chapter berapa), udah ga tahan lagi bacanya. Apa toleransi gue sama older SF makin berkurang ya? Atau mungkin kena reading slump lagi. Anyway, buat palate cleanser sekarang sih lagi baca sekuelnya Planetside, dan lumayan ok walau bacanya masih super slow.

Enjoy the rest of the book!

[Anny]

Barry wrote: "Silvana wrote: "Buku ini memang serasa ada dua prolog sih. Time jumps. Gue terus terang lebih suka prolognya dibanding cerita si Bren ini. He is so boring. Can't relate."

Done, political SF yg awalnya confusing dan baru bener2 terungkap plotnya di akhir buku.

Landing War (view spoiler)[uda dijelasin ma Ilisidi kan, manusia datang tanpa permission dan menginvasi lahan yg bukan miliknya. Dari segi manapun kan mmg salah manusia dulu. Tp karena ga bisa mengkomunikasikan hal itu dengan benar jadinya manusia mengira Atevi mau menerima mereka, sampe akhirnya Atevi mulai bertindak dan jd perang. (hide spoiler)]

Bren (view spoiler)[mmg payah ya. Ikut arus aja dan hanya bikin masalah. Soal diplomasi mmg dia ambasador yg kompeten dan bisa meyakinkan Atevi ttg niat baiknya human. Tp dalam hal lain, seperti waktu dia memilih menyelamatkan Banichi, dia nyari bikin semua orang lain mati. Ga heran kalo Cenidi marah banget ma dia. (hide spoiler)]

Tabini (view spoiler)[itu baru quintessential aijin. A true political leader. Kawan bisa jadi musuh, musuh bisa jadi ally. (hide spoiler)]

Silvana wrote: "Barry wrote: "Tapi premise dan konsep besarannya sih menarik sih. Seharusnya bisa ada banyak hal atau tema yang bisa diexplore di dunia ini..."

Hehe kasitau kalo akhirnya ngikutin seri ini sampe b..."

Gue rasa cuma masalah selera aja sih. Lagian buku yg gua suka biasanya Silvana kurang suka, lain lidah lain selera haha. Kebetulan yg ini lebih selera gua, politik and political maneuver with little action.

Gue mau lanjut baca sih, tp nunggu kalo ada diskonan aja :)

[Barry]

Gue mungkin bakalan lanjut juga sih. Tapi kalau 20 buku isinya cuman Bren doank, kayanay bakalan give up after 2-3 books deh hahaha.

[Anny]

Katanya sih Foreigner series terdiri dari sub2 trilogies. Jadi gua expect Bren will be around only for the first trilogy deh. Lebi dari itu gua juga ga tahan kali. Otoh, gue berharap Jago bakal stay around for a while.

[Barry]

Yg buku ke2 not bad sih $4.99 yah kalau nggak salah? Might give it a shot di December?

[Anny]

Iya. segitu rasanya. Boleh deh, ntar liat desember yah