Buddy read: Ancillary Mercy (15 Juli 2019)

[Silvana]

Dan akhirnya kita akan menamatkan trilogy Imperial Radch.

[Anny]

Yeah! Uda ga sabar baca Grand Finale nya XD

[Silvana]

Anny wrote: "Yeah! Uda ga sabar baca Grand Finale nya XD"

Iya sama nih, semoga bagus deh

[Barry]

Btw gue mulai duluan yah, mulai hari Minggu ini.

[Silvana]

Ok. Gue masih ada dua buku sebelum ini termasuk satu nonfiksi dan paperback pula. Paling telat dikit.

[Anny]

Gue juga mulai awal. Besok ato lusa.

[Barry]

End of Ch 6 pg 109

Breq
(view spoiler)[ Gue setuju sih bahwa the best thing for Radch sebenarnya adalah kalau both Minaai mati, jadi nya nggak lagi dikuasai oleh 1 orang saja. (hide spoiler)]

Presger
(view spoiler)[ini Translatornya kenapa obsessed sama fish yah? Semi comedy reliefs nih sama obssessionnya.

Although, kalau Translatornya kaya gini kesannya mereka nggak scary banget. Gue ngerasa Translatornya kok super confused gitu. Curiganya sudah dimanioulasi sama Minaai jg? (hide spoiler)]

[Anny]

Barry wrote: "End of Ch 6 pg 109"

Breq (view spoiler)[kalo menurut gue Breq is championing a greater cause. Freedom for AIs. Selama ini AIs/ships/stations semua dianggal sebagai tools aja, walau mereka sentient, in a way semacam slaves for humans. Di chapter 6 akhirnya Breq revealing rencananya untuk membuat semua AIs memiliki highest level access, in a word, allowing AIs ultimate control of themselves, an AI revolution! Finally, a fitting theme for a book finale! So exciting, rasanya kita bakal ended with a different world setelah Miaanai's war ini selesai. (hide spoiler)]

Zeiat (view spoiler)[ini mgg lucu bin aneh. Tp jangan lupa Presger adalah ultimate card di dunia sana. Bahkan Mianaai ga sanggup memanipulasi Presger, the Deus Ex Machina in this book. Mungkin ini nanti plot device yg bakal dipake buat turning a truly hopeless situation? (hide spoiler)]

[Barry]

End of Ch 13

Breq
(view spoiler)[Well, nggak tau sih apakah akan berhasil untuk "memerdekakan" AI di Radch tanpa membunuh semua Anaander Minaaii. Walaupun cuman satu sisi dari Minaai aja yang kesannya kejam dan ingin meng-control AI, tapi di pihak Minaai satunya lagi gue rasa juga tetap nggak mao AI menjadi independent, malah ntar dia dilengserkan lagi.

Tapi, menurut gue kenapa yah "kill code"nya para AI ini hanya bisa secara manual dilakukan melalui a physical switch di ruang AI corenya masing-masing? Kenapa Minaai nggak membuat sebuah "kill code" yang bisa di-transmit? (hide spoiler)]

Chapter 13
(view spoiler)[Finally mulai nih final conflictnya versus Minaai. Tapi berhubung selama ini POVnya dari Breq, nggak tau yah gimana akan handle misinya Tisarwat dan Seivarden. I wonder apa sih tujuan utama Tisarwat (I assume akan menawarkan treatment yang sama ke Sword of Gurat?). Seivarden sendiri kesannya misinya misi bunuh diri, walaupun dengan Presger Gun. (hide spoiler)]

Presger
(view spoiler)[Jadi kalau menurut Translator Zeiat, Presger gunnya itu diberikan ke species alien lainnya (lupa namanya ...) untuk me-warning Radch dan humans in general kalau Presger ini punya power untuk menghancurkan Radch as a species gitu?

Tapi malah jadi semacam blunder karena Presger gunnya diketahui oleh Minaai. Oleh karena itu Minaaii (salah satu) sekarang malah lagi stockpiling ancillary untuk persiapan perang lawan Presger? Apakah ini tujuannya salah satu Minaai selama ini? (hide spoiler)]

[Barry]

Done.

Well, agak berbeda dari expectation gue, tapi quite satisfying sih. Walaupun tidak ada (view spoiler)[explosions, gun fights, space battles, tapi endingnya melalui diplomacy sejalan banget sama apa yg Breq coba mao bangun. (hide spoiler)]

Minaai
(view spoiler)[sejujurnya sebagai seorang Tyrant yg menguasai segitu banyaknya area, Tstur Minaaii ini kayanya terlalu hot headed, impulsive. Jadinya malah blunder. Maybe asking takutnya sama Presger sehingga pemikirannya cuman must protect self against Presger. Agak disappointing sih endingnya terlalu cepat terselesaikan.

Dan I guess seperti yg ditulis sama Leckie sendiri, there’s no perfect ending. Dalam buku ini contohnya, masih ada sih hal2 lain yg nggak disinggung di endingnya. Salah satunya Minaai Omaugh apakah mao menerima revolutionnya Breq? (hide spoiler)]

Breq
(view spoiler)[Gue happy banget buat Breq yg dari buku pertama basically mencari “keluarga” sejak Justice of Toren dihancurkan oleh Minaaii, dan akhirnya mendapatkan orang2 yg bisa dia sayangi. Dan yg juga sayang sama dia. Great job, Breq (hide spoiler)].

Star of the book buat gue adalah Zeiat (view spoiler)[ dengan fish saucenya 😂😂😂 (hide spoiler)].

[Silvana]

Sigh. Gue ga sempet baca sama sekali pas biz trip, baru page 50 kali (lha balik lagi ke Athoek?) ntar gue coba kejar pas weekend ini.

[Anny]

Barry wrote: "End of Ch 13"

Breq (view spoiler)[ mmg tujuannya Breq memerdekakan AIs kan ga sejalan dengan semua Mianaai, yg brutal maupun yg tidak. Mianaai ya ingin ttp menguasai Radch seperti sebelumnya karena itu Breq kan berulang kali bilang kalo dia tidak mensupport either Mianaai. (hide spoiler)]

Access control (view spoiler)[ yg dilakukan Mianaai kan basically bukan giving 'kill code' tapi akin memasukkan password untuk access admin priviledge. Giving that password to anyone else kan sama dengan giving that person ultimate control over AIs. Untuk alasan yg sama transmitting that password juga terlalu berbahaya. Karena itulah Mianaai susah2 hijack Tisarwat supaya dia Tisarwat/Mianaai bisa menggunakan password itu on Mercy of Karl kalo dibutuhkan. Ga mungkin dia berani mentransmit ato memberitahukan passwordnya ke orang lain. (hide spoiler)]

Sword of Gurat (view spoiler)[basically Mianaai alone kan ga berbahaya. Dia berbahaya karena dia bisa memerintah Sword of Gurat. Tp kalo Tisarwat berhasil, mungkin Sword of Gurat tidak akan menuruti Mianaai lagi. Jad basically crippling Mianaai's limbs. (hide spoiler)]

Seivarden (view spoiler)[walaupun mungkin misi bunuh diri tapi worth the effort. Atm, hanya ada satu opposing Mianaai di Athoek, jadi kalo dia di off, Station dan semua officials tidak perlu menuruti dia lagi, dan bisa balik menuruti Breq yg juga diappoint oleh Mianaai as the next highest officer. (hide spoiler)]

Presger (view spoiler)[loh dari awal kan mmg tujuannya Presger itu secara tidak langsung memberitahu Mianaai ttg perbedaan level teknologi mereka. Justru gara2 itu barulah Mianaai akhirnya memilih truce dengan Presger dan kemudian terjadi split karena ada Mianaai yg tidak ingin truce dan mulai mempersiapkan untuk perang (secretly trying to build ships and ancillaries). Jadi kita bisa assume that for some reason Presger doesn't wish to destroy human and thus put on a power show so the human will not insist on war. Walau Zeiat bilang bahwa Presger sendiri sebetulnya tidak unanimous soal truce itu juga, tp at least faksi yg ingin truce tampaknya mayoritas. (hide spoiler)]

[Silvana]

Page 136
Agak lama nih kelarinnya, kebanyakan distracted sama relationship drama. And I still don't care about any of the characters (or tea, oysters, garden and whatnots), except Breq, tapi bahkan dia pun gitu2 aja. The idealistic charm kinda wears off....

Semoga the rest of the book lebih menarik. I expect something bigger from the Presger, not just the silly seafood aficionado.

[Anny]

Silvana wrote: "Page 136
Agak lama nih kelarinnya, kebanyakan distracted sama relationship drama. And I still don't care about any of the characters (or tea, oysters, garden and whatnots), except Breq, tapi bahkan..."

@Silvana sadly no. Basically sampe akhir actionnya minim banget and not much space either. Buku ini mmg lebih ke relationship drama and political drama rasanya, just my type of book :)
Definitely will read more from Ann Leckie!

[Silvana]

Finished. Kecewa sih gue. Ga cuma bosan baca emotional junior lieutenants being described in details, tapi juga karena setting di Athoek (didn't we already spend the whole book 2 in this forsaken place....) sama plot progressnya serasa ga signifikan banget dibanding Ancillary Justice yang menurut gue sangat promising. I need more scale, I guess. And a better ending.