Sci-Fi Indonesia discussion
Umum
>
Metode Pemberian Rating
date
newest »



Untuk fiksi termasuk sci-fi gue suka baca yang menghibur dan ringan, semakin filosofis dan bertele2 dan susah dimengerti biasanya makin males (= rentan kena DNF treatment).
Worldbuilding dan karakter. Kalau gue bisa terbawa dalam cerita, baik dalam worldbuilding dan/atau merasa koneksi dengan karakter, semakin tinggi ratingnya.
Plot dan pacing. Plot penting, tapi pacing juga, karena gue gampang distracted dan lupa.
Orisinalitas. Semakin sedikit trope semakin bagus.
Roman. Gue ga suka romantic plot kecuali di romance novels. Less is good.
Action scenes, semakin seru semakin bagus.
Interaksi karakter juga penting. Semakin seru/engaging/hilarious/witty banternya, semakin ok.
Perbandingan dg novel lainnya, misalnya apakah novel A pantas dapet 4 bintang padahal novel B yang cuma 3 bintang sebenernya bikin gue lebih tergugah daripada novel A yang seru tapi forgettable.
Terakhir, kalau gue misalnya masih ngomel2 atau annoyed sama salah satu faktor dari satu buku dalam bbrp hari setelah gue baca, biasanya gue akan revisi ratingnya (alias diturunin).
Dan itulah kenapa gue ngasi 4 atau 5 bintang untuk novel2 ringan macem The Martian, Ready Player One, Starship Troopers, Redshirts, Hitchhiker's Guide to the Galaxy, The Expanse series dan semacamnya.
Then again, ada kalanya (walau jarang) ketemu satu buku yang writingnya bagus bgt, tapi bacanya suka macet/ditinggal atau ga nyaman dan bikin pusing, tapi bikin merasa ini pengalaman yang berharga dan ga nyesel sama sekali udah baca dan bakal rekomen itu buku ke orang2. Misalnya Perdido Street Station. Mungkin someday malah ratingnya naik dari 3 ke 4 kalau baca ulang karena dah lebih ngerti.

- Engaging and believable plot.
- Original worldbuilding.
- Witty/hilarious.
- Unexpected ending, yang bikin diriku termangu. Kalau bisa happy ending sih tetep, tapi kalau happy endingnya rada grey gitu bikin diriku emosional dan ngasi rating lebih tinggi :D
- Author. Kalau dia penulis banyak buku dan bukunya bagus semua, diriku cenderung membandingkan ratingnya terhadap buku karyanya yang lain. Jadi misalnya kalo Pratchett dikasi 3, itu masih jauh lebih bagus dibanding buku karya penulis lainnya.
- More action. Buku yang karakternya ngomong sendiri dan berfilosofi panjang tanpa benar-benar melakukan sesuatu, bikin diriku bosan dan menurunkan rating.
- Kayak Silvana: romance lokasinya bukan di SF. Kalopun ada romance, ya jangan banyak-banyak.
- Dan, last but not least: Mood (karena diriku orangnya sering moodswing dari 1 ekstrim ke ekstrim yang lain) :D


Ada pointnya nggak? Original nggak? Terlalu cliche kurang point. Too much romance juga kurang point.
2. Characters
Charactersnya menarik nggak? Makes sense nggak? Charactersnya too bloody dumb, kurang point.
3. Worldbuilding, Originality and Scientifi Basis
Semakin original semakin menarik.
I give extra points kalau the author benar-benar niat memberikan penjelasan scientific atas idea-idea yang dimunculkan di buku (khusus untuk science fiction).
Atau kalau ambil contoh buku Jonathan Strange & Mr Norrell, gue kasih bonus extra points karena authornya niat bikin fake footnotes tentang background story dari faeries, dan beberapa characters lainnya di buku tersebut (not just fake footnotes, tapi fake stories within the fake book titles yang ditulis di fake footnotes tersebut).
4. Expectations
Awalnya expectation gue gimana. Jadi kadang-kadang rating di GR tuh boomerang juga haha.
5. Taste
Ujung-ujungnya balik lagi ke taste yah. Selama dan setelah membaca, what kind of feelings do you get.
6. Tujuan si author itu sendiri nulis buku tersebut
Dalam arti, si author ini lagi berusaha menulis buku yang serious, comedy apa sarcastic dalam arti poking fun at the genre. Kadang-kadang yang tipe terakhir ini yang hasilnya malah jadi nggak karuan.
7. Social criticism / philosophical ideas
Karena scifi identik dengan social criticism, jadi yah tetap harus ada element tersebut.

@Barry: suka bangeeeeet Jonathan Strange Mr Norrell! Buku ini sungguh under-appreciated deh.

Setiap cerita kekuatannya beda-bea sih. Jadi kaalu ada kuat di satu hal, bisa saya kasih 3 bintang. Hal-hal yang saya anggap penting untuk rating (terutama untuk SF):
1. ide "ilmiah" atau setting.
2. plot yang sesuai dengan setting. Kalau plot saja tanpa setting yang fiktif, alias jika kisah ini ditaruh di dunia nyata masih nyambung, biasanya saya kasih rating jelek.
3. gripping storytelling. Bisa karena fast pace, bisa karena lucu. tapi saya pribadi kurang suka horor.
4. karakter. Karakter yg tidak flat/one dimensional jelas lebih bagus. kalau epic memang susah semuanya round, lihat per kasus deh.
5. suka tema2 yg ada teamwork, drpd one man show. Seharusnya Mary Sue/Gary Sue susah deh dpt rating tinggi.
6. sekali lagi, kalau bisa kisah yang lucu, lebih gampang dpt rating tinggi drpd yg serius. Dark Humour juga tidak apa2.
1. ide "ilmiah" atau setting.
2. plot yang sesuai dengan setting. Kalau plot saja tanpa setting yang fiktif, alias jika kisah ini ditaruh di dunia nyata masih nyambung, biasanya saya kasih rating jelek.
3. gripping storytelling. Bisa karena fast pace, bisa karena lucu. tapi saya pribadi kurang suka horor.
4. karakter. Karakter yg tidak flat/one dimensional jelas lebih bagus. kalau epic memang susah semuanya round, lihat per kasus deh.
5. suka tema2 yg ada teamwork, drpd one man show. Seharusnya Mary Sue/Gary Sue susah deh dpt rating tinggi.
6. sekali lagi, kalau bisa kisah yang lucu, lebih gampang dpt rating tinggi drpd yg serius. Dark Humour juga tidak apa2.
Kalo gue sih, yang pasti writing style, originality of the story/plot, dan yang paling penting, bukunya nendang apa kaga. Buku macam The Lathe of Heaven ato anything that is written by Alice Munro selalu bikin gue mikir berhari2 setelah selesai baca.