Belajar Menulis Indonesia discussion
Penulisan Novel
>
Berbagi Pengetahuan Dalam Menulis
date
newest »

Saya mau berbagi sedikit pengetahuan dalam menulis sebuah cerita, baik itu cerpen maupun novel. Saya mendapatkan ilmu ini dari sebuah postingan seorang editor. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.. terutama pemula^^
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum menulis adalah memilih genre. Misalnya dongeng, berlatar sejarah, detektif, cerita sehari-hari. Jangan sampai cerita yang ditulis bergenre gado-gado yang nggak jelas.
Setelah menentukan genre, pilih kota atau lokasi yang akan ditulis. Sebaiknya, sudut-sudut kota/lokasi tersebut memang dikenal baik. Tapi nggak dilarang menciptakan kota sendiri kalo ingin menulis buku bergenre fantasi.
Ciptakan beberapa karakter. Sebaiknya jangan menulis karakter yang sudah sering seperti cewek kaya, imut dan jutek atau cowok ganteng, miskin, dan baik hati. Nggak ada orang yang sempurna. Jadi, berikan karakter protagonis yang dibuat itu juga sedikit sisi gelap atau sifat negatif. Hal ini akan membuat karakter itu unik. Misalnya, anak kota yang suka pakai topi petani.
Berikutnya, mulailah menulis cerita. Cobalah untuk menulis sedikitnya 10 menit dalam sehari. Tapi bukan berarti juga boleh menulis semaunya.
Jika tertarik menulis kisah berlatar sejarah, jangan lupa riset hal-hal berkaitan dengan teknologi dan fashion. Jangan sampai kamu menulis putri berkebaya menggunakan sepatu wedges padahal seting tahun 1800-an.
Perbanyak membaca cerita bergenre yang ingin ditulis. Hal ini sangat membantu dalam teknik menulis kelak.
Catatlah segera jika menemukan nama yang menarik, ide yang mendadak datang, juga dialog menarik yang terdengar menarik untuk dipindahkan ke novel. Boleh ditulis di note book maupun di gadget kamu.
Jika ada tempat yang kamu kunjungi ingin dipindahkan ke cerita, coba potret lebih dulu. Kelak akan membantu dalam proses penulisan deskripsi agar lebih detail.
Jangan bikin konflik yang mudah diselesaikan. Pembaca akan bosan.
Pastikan semua tindakan yang dilakukan tokoh memiliki alasan untuk ditulis dan berkaitan dengan konflik cerita.
Jangan menjiplak. Percayalah, masalah besar bakal melilitmu.
Selamat menulis!^^/
Sumber: Benny Ramdhani (editor in Chief buku anak dan remaja di Mizan Pustaka)
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum menulis adalah memilih genre. Misalnya dongeng, berlatar sejarah, detektif, cerita sehari-hari. Jangan sampai cerita yang ditulis bergenre gado-gado yang nggak jelas.
Setelah menentukan genre, pilih kota atau lokasi yang akan ditulis. Sebaiknya, sudut-sudut kota/lokasi tersebut memang dikenal baik. Tapi nggak dilarang menciptakan kota sendiri kalo ingin menulis buku bergenre fantasi.
Ciptakan beberapa karakter. Sebaiknya jangan menulis karakter yang sudah sering seperti cewek kaya, imut dan jutek atau cowok ganteng, miskin, dan baik hati. Nggak ada orang yang sempurna. Jadi, berikan karakter protagonis yang dibuat itu juga sedikit sisi gelap atau sifat negatif. Hal ini akan membuat karakter itu unik. Misalnya, anak kota yang suka pakai topi petani.
Berikutnya, mulailah menulis cerita. Cobalah untuk menulis sedikitnya 10 menit dalam sehari. Tapi bukan berarti juga boleh menulis semaunya.
Jika tertarik menulis kisah berlatar sejarah, jangan lupa riset hal-hal berkaitan dengan teknologi dan fashion. Jangan sampai kamu menulis putri berkebaya menggunakan sepatu wedges padahal seting tahun 1800-an.
Perbanyak membaca cerita bergenre yang ingin ditulis. Hal ini sangat membantu dalam teknik menulis kelak.
Catatlah segera jika menemukan nama yang menarik, ide yang mendadak datang, juga dialog menarik yang terdengar menarik untuk dipindahkan ke novel. Boleh ditulis di note book maupun di gadget kamu.
Jika ada tempat yang kamu kunjungi ingin dipindahkan ke cerita, coba potret lebih dulu. Kelak akan membantu dalam proses penulisan deskripsi agar lebih detail.
Jangan bikin konflik yang mudah diselesaikan. Pembaca akan bosan.
Pastikan semua tindakan yang dilakukan tokoh memiliki alasan untuk ditulis dan berkaitan dengan konflik cerita.
Jangan menjiplak. Percayalah, masalah besar bakal melilitmu.
Selamat menulis!^^/
Sumber: Benny Ramdhani (editor in Chief buku anak dan remaja di Mizan Pustaka)
^^^
Mau nambahin dikit :D
Dan pakailah istilah yang tepat sesuai dengan latar novelmu :o
Kemarin saya pakai istilah polisi dalam setting 'dunia lain' + gambaran era klasik, langsung dikomentarin sama salah satu pembaca :D
Kalau dalam fantasy, memakai istilah sendiri mungkin bisa juga ya :D
Mau nambahin dikit :D
Dan pakailah istilah yang tepat sesuai dengan latar novelmu :o
Kemarin saya pakai istilah polisi dalam setting 'dunia lain' + gambaran era klasik, langsung dikomentarin sama salah satu pembaca :D
Kalau dalam fantasy, memakai istilah sendiri mungkin bisa juga ya :D
Adam wrote: "Saia numpang ikutan berbagi tapi ini sebatas pengetahuan pribadi saia saja, ^ ^. Lebih menjawab ke mengapa penulisan buku dari luar lebih bagus dan lebih dapat diadopsi ke Negara-negara lain .
1. ..."
Aksara, sedikit koreksi untuk penulisa "saya" ya, bukan "saia"
Tidak penting, tapi akan menjadi penting jka di gunakan dalam penulisan2 dan forum2 resmi nantinya jika kalian jadi hebat dimasa depan.
1. ..."
Aksara, sedikit koreksi untuk penulisa "saya" ya, bukan "saia"
Tidak penting, tapi akan menjadi penting jka di gunakan dalam penulisan2 dan forum2 resmi nantinya jika kalian jadi hebat dimasa depan.
Saya bukan penulis,
tidak bisa memberikan patokan khusus bagaimana bisa jadi penulis hebat.
Tapi saya doing research di berbagai bidang termasuk bahasa, dan tulis menulis.
Menurut saya, penulis yang baik adalah :
_ Penulis yang bisa memasukkan Passion dia kedalam tulisannya, hingga tulisan tersebut bisa lebih Berjiwa, bukan hanya sebuah tulisan tanpa makna yang tidak punya arti apa-apa lagi setelah selesai di baca.
Saya ambil contoh buku2 pengarang Indonesia, Marga.T (Setangkai Edelweis dan Badai Pasti berlalu) yang meninggalkan kesan sangat mendalam di hati banyak pembacanya, dan menurut saya, salah dua :) buku terbaik di Indonesia..
Kenapa?
Karena Ibu Dokter itu memasukkan passion dia kedalam ceritanya. Dia dokter , dan kebanyakan ceritanya tentang kedokteran dengan kemasan percintaan yang "tidak biasa" buat jamannya.
Gaya bercerita yang asik dan pemilihan tokoh2 yang tepat, menjadikan buku tersebut "memorable"
- Penelitian terhadap topik, terutama yang tidak kita pahami bidangnya, jangan hanya melakukan penelitian superfisial, lakukanlah penelitian mendalam mengenai bahasan (inti cerita) novel anda.
Penelitian juga menghindarkan kita dari kritikus pedas karena ketidak mampuan kita "melebur" dalam cerita.
Last but not least adalah,
Menulislah karena kita benar2 "HARUS" menulis buat mengeluarkan apa yg ada di hati , pikiran dan jiwa kita...lakukan dengan TOTAL, sepenuh jiwa, bukan karena latah atau ingin jadi terkenal (itu nanti akan jadi bonus dengan sendirinya jika tulisan kita memang bagus).
Cintailah apa yg kita tulis, dan biarkan cinta itu mengalir lewat hati dan jari2 kita.
Menangislah jika memang harus menangis saat kita menuliskan sesuatu yang "mungkin" akan membuat pembaca kita menangis membacanya :)
Sekian dulu, salam manis dari saya yg pengamat ini :)
Regards,
Lely
tidak bisa memberikan patokan khusus bagaimana bisa jadi penulis hebat.
Tapi saya doing research di berbagai bidang termasuk bahasa, dan tulis menulis.
Menurut saya, penulis yang baik adalah :
_ Penulis yang bisa memasukkan Passion dia kedalam tulisannya, hingga tulisan tersebut bisa lebih Berjiwa, bukan hanya sebuah tulisan tanpa makna yang tidak punya arti apa-apa lagi setelah selesai di baca.
Saya ambil contoh buku2 pengarang Indonesia, Marga.T (Setangkai Edelweis dan Badai Pasti berlalu) yang meninggalkan kesan sangat mendalam di hati banyak pembacanya, dan menurut saya, salah dua :) buku terbaik di Indonesia..
Kenapa?
Karena Ibu Dokter itu memasukkan passion dia kedalam ceritanya. Dia dokter , dan kebanyakan ceritanya tentang kedokteran dengan kemasan percintaan yang "tidak biasa" buat jamannya.
Gaya bercerita yang asik dan pemilihan tokoh2 yang tepat, menjadikan buku tersebut "memorable"
- Penelitian terhadap topik, terutama yang tidak kita pahami bidangnya, jangan hanya melakukan penelitian superfisial, lakukanlah penelitian mendalam mengenai bahasan (inti cerita) novel anda.
Penelitian juga menghindarkan kita dari kritikus pedas karena ketidak mampuan kita "melebur" dalam cerita.
Last but not least adalah,
Menulislah karena kita benar2 "HARUS" menulis buat mengeluarkan apa yg ada di hati , pikiran dan jiwa kita...lakukan dengan TOTAL, sepenuh jiwa, bukan karena latah atau ingin jadi terkenal (itu nanti akan jadi bonus dengan sendirinya jika tulisan kita memang bagus).
Cintailah apa yg kita tulis, dan biarkan cinta itu mengalir lewat hati dan jari2 kita.
Menangislah jika memang harus menangis saat kita menuliskan sesuatu yang "mungkin" akan membuat pembaca kita menangis membacanya :)
Sekian dulu, salam manis dari saya yg pengamat ini :)
Regards,
Lely
well
aku yakin semua bisa menulis, cuma kendalanya masyarakat indonesia minat membaca massih sangat kurang, seperti yang pernah aku tulis di
http://media.kompasiana.com/buku/2013...
so kesimpulannya masalah yang dihadapi oleh pengarang Indonesia dalam menjual bukunya 60 % adalah rendahnya minat baca
cheers
penulis
Gurn And Eartixo
aku yakin semua bisa menulis, cuma kendalanya masyarakat indonesia minat membaca massih sangat kurang, seperti yang pernah aku tulis di
http://media.kompasiana.com/buku/2013...
so kesimpulannya masalah yang dihadapi oleh pengarang Indonesia dalam menjual bukunya 60 % adalah rendahnya minat baca
cheers
penulis
Gurn And Eartixo
Tips Menulis
Untuk penulis cerita pendek pemula, ada baiknya mencoba 4 teknik bercerita yang ditemukan oleh Ernest Hemingway semasa dia menjadi reporter muda di Kansas City Star :
1. Gunakan kalimat singkat
2. Gunakan paragraf-paragraf singkat
3. Gunakan bahasa yang dahsyat
4. Pakai kalimat postif, hindari kalimat negatif.
sumber: klik!
Untuk penulis cerita pendek pemula, ada baiknya mencoba 4 teknik bercerita yang ditemukan oleh Ernest Hemingway semasa dia menjadi reporter muda di Kansas City Star :
1. Gunakan kalimat singkat
2. Gunakan paragraf-paragraf singkat
3. Gunakan bahasa yang dahsyat
4. Pakai kalimat postif, hindari kalimat negatif.
sumber: klik!
1. Tingkat pengetahuan akan bacaan dari penulis akan mempengaruhi tingkat penulisan cerita. Di luar negeri semasa sekolah, rata-rata semua pelajar diwajibkan untuk membaca 5-10 buku sastra setiap tahunnya. Kualitas buku bacaan semasa perkembangan penulis dan kuantitas bacaan akan membuat hasil tulisan menjadi sesuatu yang lebih baik atau lebih buruk. Semakin banyak membaca buku berkualitas, lebih besar kemungkinan untuk menghasilkan buku yang berkualitas. Semakin banyak membaca buku porno pasti dapat menghasilkan buku porno yang bagus dan berkualitas. Hehehehe….
Seorang guru menulis di Jakarta pernah kesal sampai mencak-mencak saat ditanya tentang menulis oleh seorang yang ingin menjadi penulis novel tapi belum pernah membaca buku novel sama sekali. Penulis itu tergiur dengan kepopuleran novel lokal yang mendadak hit dan kemudian mengintip novel itu sedikit serta memutuskan “Aku bisa menulis lebih baik dari ini.”
2. Tingkat kecerdasan setiap orang berbeda-beda tapi seorang penulis pernah berkata menulis membutuhkan kecerdasan yang sangat tinggi. Kemampuan untuk mengimajinasikan dan menyusunnya ke dalam kata-kata yang tepat untuk memastikan pembaca dapat memahami apa yang dibaca dan mendapatkan gambaran yang diinginkan penulis pada pembaca bukanlah hal yang mudah. Kemampuan untuk membuat buku itu dapat menarik perhatian pembaca ke dalam bacaannya adalah tugas dan kewajiban dari setiap penulis untuk menyelesaikannya atau dia akan gagal sebagai penulis.
Penulis Iin Yakub dari Palembang bahkan sampai rela minta ijin menginap seminggu di dalam penjara untuk dapat menggambarkan keadaan penjara bagi novelnya. Sedangkan penulis luar negeri biasanya mengadakan riset-riset pada lokasi setting dalam buku. Dan tidak sekedar membayangkan saja, tentu saja semua itu menhabiskan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.
3. Namun setiap orang dapat menjadi penulis tidak peduli seberapa cerdas atau bodohnya dia, jika dia memiliki kecintaan pada tulisan. Menulis adalah sebuah seni dan karya dari jiwa dan kehidupan, pengerjaannya tidak boleh buru-buru dan harus dilakukan dengan teliti.
Saia pribadi sangat tidak setuju dengan beberapa penulis indonesia yang menyarankan untuk menerbitkan satu buku setiap bulannya dan juga bahkan ada penulis yang menerbitkan buku hanya dalam hitungan minggu. Buku adalah sebuah karya seni dan tidak dapat dicetak seperti pabrik atau terburu-buru. Orang diluar negeri banyak yang menghabiskan bertahun-tahun untuk mengerjakan buku mereka bahkan rela menghabiskan tabungan mereka demi untuk dapat menulis saja selama setahun. Setelah selesai membuat buku mereka bahkan rela mengeluarkan biaya ratusan hingga ribuan dollar untuk membayar editor untuk menyempurnakan buku mereka.
Pada akhirnya pengorbanan untuk membuat sebuah buku itu tidak mudah dan berat tapi bagi yang memiliki kecintaan pada buku, pasti akan merasa ringan saat menjalaninya. Buku juga adalah sebuah seni yang hidup, tidak boleh hanya menangkap gambaran yang terbentuk pada pikiran. Emosi dan perasaan dari penulis harus dapat masuk ke dalam buku untuk menghidupkannya, agar buku itu memiliki emosi dan kehidupannya. Sebuah buku akan lengkap jika dia memiliki cerita yang menarik, memiliki emosi dan perasaan dan memiliki sesuatu yang membawa pesan moral untuk menguatkan dan memberikan kepuasan bagi pembacanya.
Jika seorang penulis mau berjuang keras untuk sebuah buku seperti itu, layaknya dia menciptakan sebuah mahakarya bagi dirinya dan rela berkorban banyak hal.
Saia YAKIN dan saia JAMIN!!!!!
Buku itu BELUM TENTU mau diterima penerbit dan jika diterima pun belum tentu buku itu laku.
-_-“
Mengapa? Karena memang tidak ada yang dapat memutuskan buku mana yang akan menjadi best seller berikutnya kecuali Tuhan. Orang2 luar negeri sampai sekarang pun masih berspekulasi tentang hal itu. Buku Harry potter, buku Twilight, buku laskar pelangi, banyak orang menggangap itu bukan buku yang berbobot dan memiliki kualitas bahasa yang rendah dibandingkan dengan para penulis sastra yang memiliki bobot dan kesempurnaan dalam tulisan. Tapi mengapa mereka bisa lebih tenar dibandingkan dengan para penulis dengan jam terbang tinggi, gelar dibidang sastra yang banyak dan buku yang sudah banyak beredar?
“Pada akhirnya…” kata pengamat buku internasional, “Faktor keberuntunganlah yang bekerja…”
Tapi kita ketahui ada sebuah batasan di mana buku itu dapat memiliki tiket keberuntungan itu. Sebuah buku yang tidak dihargai oleh penulisnya sendiri saat pembuatan, sebuah buku yang memiliki bobot dangkal, sebuah buku yang berada di bawah garis kesempurnaan tata bahasa dan EYD. Buku itu tidak akan pernah mendapatkan kesempatan bernafas dan menjadi besar apa lagi mendapatkan tiket untuk menjadi best seller.
Jadi setidaknya buatlah buku yang benar-benar terbaik untuk diterbitkan dan setelah itu berserahlah kepada-Nya dengan banyak beramal dan ibadah …hahahaha… dan juga… jadilah penjual yang baik.
Ada yang mengatakan… penjualan buku atau novel terjadi
30% pada Cover = sampul depan yang menarik akan merangsang orang untuk membeli buku tersebut.
30% pada sinopsis cerita = idea yang menarik akan dibaca oleh calon pembeli sebelum membeli buku tersebut.
40% adalah pada isi cerita yang akan menjadi marketing penjualan mulut ke mulut. Karena isi cerita di dapat setelah orang membeli buku dan membacanya untuk merangsang penjualan berikutnya.
Semoga dapet membantu.