The Brief Wondrous Life of Oscar Wao in Constant Reader

Mar 30, 2009 Barbara rated it it was amazing · review of another edition

Shelves: audiobook

This is an excellent audiobook production of both Oscar Wao and the collection of short stories entitled Drown. The narrators, Jonathan Davis and Staci Snell, do an outstanding job. I especially appreciated the accents and the pronunciation of the Spanish words. I've been an admirer of Díaz' short stories for a while. But, I realized, listening to both of these, that the triumph in Oscar Wao is that the personalities are a little bit outside the neighborhood ones, the kids who don't fit. It seem ...more

1 like · Like · see review

May 01, 2009 eve rated it it was amazing · review of another edition

Shelves: private-collection, 2009, fiction

Ayo akuilah. Tidak perlu malu. Bukan anda saja yang tidak secara spesifik mengetahui dimana letak Republik Dominika. Saya perlu men-google internet untuk mengetahui letak geografis negara kepulauan kecil Karibia tersebut. Alasannya: karena saya tertawan oleh sejarah dan kisahnya, seperti yang dituturkan secara memikat oleh Junot Diaz. Buku keduanya, The Brief Wondrous Life of Oscar Wao, secara gemilang meraih peringkat bestseller di seluruh dunia dan bahkan meraup pula Pulitzer Prize 2008 lalu.

C Ayo akuilah. Tidak perlu malu. Bukan anda saja yang tidak secara spesifik mengetahui dimana letak Republik Dominika. Saya perlu men-google internet untuk mengetahui letak geografis negara kepulauan kecil Karibia tersebut. Alasannya: karena saya tertawan oleh sejarah dan kisahnya, seperti yang dituturkan secara memikat oleh Junot Diaz. Buku keduanya, The Brief Wondrous Life of Oscar Wao, secara gemilang meraih peringkat bestseller di seluruh dunia dan bahkan meraup pula Pulitzer Prize 2008 lalu.

Cerita dibuka oleh narasi tentang fukú atau kutukan Dunia Baru yang konon kemudian menjangkiti seluruh dunia saat bangsa Eropa menduduki negara-negara hispanik. Kedahsyatan fukú di Republik Dominika sendiri sudah tidak perlu diragukan, mengingat ”pendeta” fukú tertinggi adalah sekaligus diktator, ’...Sauron, our Arawn, our Darkseid’ Republik Dominika, Rafael Leonidas Trujillo Molina. Junot Diaz dengan piawai merangkai cuplikan-cuplikan sejarah Republik Dominika ke dalam catatan-catatan kaki yang menarik. Narasi tentang fukú tersebut dkisahkan dari sudut pandang Yunior, sahabat Oscar Wao, yang pada bab-bab selanjutnya menceritakan ke- fukú-an Oscar dan keluarganya.

Oscar de Léon, atau kelak dikenal sebagai Oscar Wao adalah seorang kutu buku obesitas berkulit hitam yang ’sangat tidak Dominikan’ (konon katanya pria-pria Dominika memiliki reputasi sebagai Don Juan Karibia), terobsesi dengan science fiction, komik dan permainan komputer. Tambahkan ke dalam unsur-unsur tadi, obsesi Oscar untuk jatuh cinta dan dicintai, maka pembaca akan menemukan sesosok unlikely hero. Yunior mendeskripsikan Oscar sebagai ’Dude wore his nerdiness like a Jedi wore his light saber... Couldn’t have passed for Normal if he’d wanted to.’

Bersama Oscar, pembaca juga diperkenalkan pada keluarganya. Belicia, sang ibu Dominika yang bertangan besi, pekerja keras dan senantiasa menjadi partner sparring putri satu-satunya, Lola, dalam beradu pendapat. Berbeda dengan sang adik yang seolah ditakdirkan (fukú?) untuk selalu patah hati, Lola adalah sosok perempuan bohai ala Karibia yang memiliki otak encer, tubuh aduhai dan bermulut lantang cenderung lancang. Selain narasi mengenai Oscar, dikisahkan pula cerita tentang Lola dan sang ibu, Belicia serta keluarganya di Dominika Republik yang dihancurkan oleh kekejaman rezim Trujillo.

Satu demi satu wanita singgah di hati Oscar, Sang Kutu Buku Romantis, dan tak satupun dari wanita-wanita itu yang menerima cintanya. Klimaks patah hati Oscar terjadi di bangku universitas dan mendorongnya untuk mengambil keputusan nekat: bunuh diri. Gagal ber-harakiri, Oscar malah mendapat teman sekamar, Yunior de Las Casas, pacar on-off Lola yang bertolak belakang dengan Oscar seperti Batman dengan Penguin. Sifat nerd Oscar yang mendarah daging seperti ulahnya menulis speak, friend, and enter di depan kamar mereka dalam bahasa kaum Elf di Trilogi Lord of the Rings, pada awalnya menjengkelkan Yunior, playboy yang mengganti pacar sesering mengganti celana. Kelak, Yunior justru menjadi sahabat Oscar dalam pencariannya menemukan cinta sejati.

Kisah akhir buku ini meninggalkan saya dalam kesedihan yang manis. Kesedihan terhadap nasib Oscar Wao dan kesedihan karena harus menutup buku ini serta mengucapkan selamat tinggal pada tokoh-tokoh tropis berkulit coklat beserta cerita mereka yang begitu kaya. Saya tidak mau terdengar pretentious atau sok kritikus tapi penulisan The Brief Wondrous Life of Oscar Wao mengingatkan saya dengan One Hundred Years of Solitude milik Gabriel Garcia Marquez, seandainya Marquez membaca komik Watchmen, penggemar berat Star Wars serta suka memainkan game.

Jelas bahwa Junot Diaz menulis sebuah cerita epik tentang Republik Dominika seperti misalnya Salman Rushdie yang dengan Midnight Children-nya mengisahkan cerita tentang India kepada pembaca. Kalimat-kalimatnya penuh dengan humor, referensi pop culture dan science fiction serta ungkapan-ungkapan Hispanik yang terkadang tidak bisa saya mengerti tapi sekaligus juga melengkapi apa yang berusaha disampaikan oleh penulis.

Note: Kamus Spanyol-Inggris cukup dibutuhkan disini bila seperti saya, anda juga tidak bisa berbahasa Spanyol akibat di-dubbingnya telenovela-telenovela Mexico ke dalam bahasa Indonesia.

...more

Like · see review

Mar 29, 2009 Kirsten rated it liked it · review of another edition

I loved reading this book - the time sequence of the telling and how Díaz weaves in the Dominican Republic.

Like · see review

Aug 20, 2008 Joyce rated it liked it

Shelves: the-great-american-read

This provided the basis for a great discussion for my book club. A cheap way to sum it up would be to say that is about a first generation American's search to get laid before he dies. But that would overlook that this is really a treat to read. There are so many wonderful lines in this novel, a rich mixture of Spanish, English, Spanglish and sci-fi references that create a fascinating atmosphere while also raising worthwhile questions about the immigrant experience, the history of the Dominican ...more

Like · see review