My Brilliant Friend (My Brilliant Friend, #1) in Around the World in 80 Books

Jan 24, 2023 Stil de scriitor rated it really liked it · review of another edition

Dupa indelungi deliberari, cred ca i-as da 3.5 stele. Nu neg talentul lui Ferrante, dar cartea asta nu a fost pentru mine. Desi au fost unele momente interesante in carte, au fost si multe care au dat cu mine de toti peretii. Numărul mare de personaje m-a facut uneori confuza si trebuie sa remarc imaginea de telenovela pe care o are cartea. Multe dintre personaje se cearta, apar relatiile disfunctionale, mahalaua italiana si mai este si relatia dintre Elena Greco și Lila. Nu am inteles absolut d ...more

2 likes · Like · see review

Nov 21, 2018 Tony rated it did not like it

Shelves: read-for-bookclub, adapted-for-film, setting-europe, novels, comingofage

Despite rapturous praise from many friends whose taste I respect, I'd avoided Ferrante's "Neopoltian Quartert" on the grounds that it just didn't sound like my kind of book. However, when my longstanding book club selected it, I had no qualms finally picking it up since there've been plenty of other times we picked books I had no interest in, only to be pleasantly surprised.

Unfortunately, this was not one of those times. Other than a very few brief scenes here and there, I found basically nothin ...more

1 like · Like · see review

Sep 24, 2020 Colleen Chi-Girl rated it really liked it

Shelves: women-centered, audiobooks, 2020, italy

I’ve been waiting to read this because of the amazing reviews. I started it twice before on audio and just couldn’t get into it. I recently started it again feeling this was my last shot.

So I stuck with it and realized that it’s a phenomenally written post WWII stories set in Italy. It might be better read on Kindle or holding a book in hand. But....It’s not that the audio narrator wasn’t great - she is beyond talented. I just believe this story is best read in your own voice as it allows for d ...more

1 like · Like · see review

Oct 13, 2020 Travellinckx rated it really liked it · review of another edition

Shelves: novel, fiction, terjemahan

Sampai akhir tahun lalu, saya belum pernah mendengar nama Elena Ferrante. Lalu, entah dalam rangka apa (saya lupa) , koran-koran lokal membuat sejumlah artikel tentang Ferrante dan tentang siapa sebetulnya perempuan di balik nama ini. Konon sih masih spekulasi sampai sekarang. Dalam salah satu artikel itu, Ferrante katanya ingin karyanya saja yang dikenal, tidak perlu penulis dibaliknya (sembah sujud saya buat Ferrante).
.
Gara-gara itu pula saat ke toko buku bekas dan menemukan buku My Brilliant Sampai akhir tahun lalu, saya belum pernah mendengar nama Elena Ferrante. Lalu, entah dalam rangka apa (saya lupa) , koran-koran lokal membuat sejumlah artikel tentang Ferrante dan tentang siapa sebetulnya perempuan di balik nama ini. Konon sih masih spekulasi sampai sekarang. Dalam salah satu artikel itu, Ferrante katanya ingin karyanya saja yang dikenal, tidak perlu penulis dibaliknya (sembah sujud saya buat Ferrante).
.
Gara-gara itu pula saat ke toko buku bekas dan menemukan buku My Brilliant Friend, saya langsung ambil. Walaupun dari segi judul dan sampul buku, saya yakin, kalau tidak membaca artikel itu sebelumnya, saya pasti tidak akan memilih buku ini.
.
Setelah selesai membaca, saya tidak bisa nyenyak tidur. Buku ini tentang persahabatan unik dua gadis kecil, Elena dan Lila, yang diceritakan oleh Elena. Di awal-awal, Elena bercerita betapa kagumnya dia terhadap Lila yang pemberani dan cerdas. Lila yang membuat Elena cemburu sekaligus juga memacunya untuk belajar lebih giat dan menjadi lebih baik. Dinamika persahabatan ini diceritakan penuh petualangan indah, unik, dan seru, layaknya pengalaman fantastis dari sudut mata kanak-kanak yang lugu dan naif tanpa pretensi.
.
Tapi makin jauh ke dalam buku, sejumlah peristiwa yang dilontarkan dengan begitu saja tanpa beban membuat kita sebagai pembaca sadar, mereka tumbuh di lingkungan miskin, dikuasai oleh mafia lokal, serba keras, di tengah budaya kekerasan yang dianggap biasa, dan mereka beserta orang-orang yang tinggal di lingkungan itu berada di strata paling bawah dalam struktur sosial pinggiran kota Napoli, Italia. (Langsung terbayang film-film neo realisme Italia)

Konsistensi Ferrante menuliskan cerita ini dari sudut pandang kanak-kanak tanpa menyusupkan sama sekali pandangan pretensius orang dewasa, menjadi kekuatan utama My Brilliant Friend. Peristiwa kekerasan yang brutal dan sering mereka lihat atau alami sendiri jadi bahan imajinasi untuk mengisi hari-hari mereka di tengah segala keterbatasan ( ekonomi, ruang gerak, akses pendidikan) . Cara bercerita Ferrante ini membuat pembaca serasa ikut menjadi bagian dari dunia Lila dan Elena. Kita tumbuh bersama mereka dan ikut merasakan kekhawatiran dalam realita hidup mereka. Tentu, sebagai dua anak miskin dengan otak cemerlang, cita-cita mereka hanya satu, keluar dari wilayah itu dan keluar dari cengkeraman kemiskinan yang membuat mereka jadi objek permainan nasib.
.
Realitas yang dibangun oleh Ferrante tidak muluk-muluk menawarkan jalan keluar yang mudah. Tidak ada iming-iming tentang semua akan baik-baik saja pada akhirnya. Lila dan Elena jatuh bangun jatuh bangun lagi dan lagi, untuk berjuang keluar dari cengkeraman kemiskinan, di tengah situasi dan kondisi yang tidak menawarkan harapan. Pilihan mereka juga tidak banyak dengan kemungkinan berhasil setipis kertas. Usaha mereka melewati rintangan keterbatasan inilah yang membuat pembaca akan merasa sangat dekat dengan tokoh Lila dan Elena. Bahkan tidak mungkin menganggap mereka sebagai saudara sendiri.
.
Ini baru buku pertama dari tetralogi Neapolitan karya Ferrante. Elena dan Lila belum lagi genap berusia 17 tahun. My Brilliant Friend diakhiri dengan sebuah adegan yang efeknya seperti palu menghantam tembok. Di akhir buku, saya yakin pembaca akan mengkhawatirkan Lila (atau bahkan ikut menangisi nasibnya) dan berdoa sepenuh hati agar mereka tidak menyerah begitu saja dengan nasib. ...more

1 like · Like · see review

Aug 13, 2018 Stephanie Zundel-Smith rated it liked it · review of another edition

Shelves: read-in-2018

This felt like the backstory to The Goddather. Am I sorry that I read it? No. Do I want to know what happens next? Yes, but maybe not enough to keep reading the next book. 😕

1 like · Like · see review

Jun 16, 2016 Astrid Lim rated it really liked it

Shelves: series, europe, culture, women, book-club

At first, this book is pretty slow- i was wondering what made it such a favorite all over the world. But along the way, the life of Lena and Lila in poor neighborhood in Naples around the 50s started to capture my heart. I care about them, I can connect with them and I feel them. The story flew quickly til the end and now I want to read the second book badly! I want to know all about the juicy life, gossips, envy, jealousy, love, and self discovery that both characters go through in the next sta ...more

Like · see review

Jan 02, 2018 Jen rated it it was amazing · review of another edition

Shelves: favorites

I heard so much about how great this series is so I finally decided to read it. At first I wasn't sure what all the fuss was about but then I got to the "Adolescence" section and I got it completely. It captures a time and a place and it very much captures what it feels like to be insecure and growing up and not sure of who you are and what you want. I can't wait to read the rest! ...more

Like · see review

May 19, 2022 Ann marked it as dnf

Chapter 1 - framing device: oh, my friend has disappeared, I wonder why, we're in our 60s now, but you know what, I'm not really too surprised because she was like that when were were like, ten.
Chapter 2 - here we are as ten-year-olds ...
oh god, I don't think I will last through this origin story of a cult leader.

After multiple times where I caught myself checking how much is left, feeling the dread of reading the remaining 51 chapters, despite being around halfway through, I feel immense reli ...more

Like · see review

Aug 22, 2017 Sarah rated it liked it · review of another edition

Shelves: audio, book-club-dm

This book was just okay for me - I didn't hate it, and I didn't love it. It didn't really hold my attention either way and I would have to back up the audiobook because I found my mind wandering. I wonder how much of that is due to the narrator - she did a fine job, but didn't have much excitement/inflection in her voice and she kept changing the pronunciation of Lila's name (sometimes LIE-la, sometimes LEE-la). I won't likely continue with the series. ...more

Like · see review