Craig Stone's Blog, page 2
August 19, 2024
Vicente Grand Wisata Bekasi – Rumah Viral Kaum Milenial Yang Fenomenal
Kaum Milenial adalah generasi dalam kelompok demografi yang dilahirkan di rentang tahun 1981 hingga 1996. Mereka seringkali disebut juga sebagai Generasi Y.
Kaum Milenial dikenal memiliki gaya hidup dan selera yang unik. Merekapun memiliki ciri khas dan preferensi tersendiri yang berbeda dari yang lain, termasuk pilihan soal rumah hunian.
Vicente Grand Wisata Bekasi Selera MilenialBeberapa aspek utama yang mencirikan hunian selera Milenial dapat diuraikan sebagai berikut.
1) KOMPAK DAN SIMPEL
Di era milenial, ketersedian lahan tanah telah menjadi persoalan akibat semakin padatnya jumlah penduduk. Hal ini berimbas kepada tingginya harga lahan perumahan yang menjadi salah satu komponen utama dari harga hunian. Kondisi itu mendorong kaum Milenial lebih memilih rumah berukuran kompak dengan desain dan tata ruang yang simpel sesuai fungsi agar biaya yang dikeluarkan dapat terjangkau. Sebagai pelengkap, tata warna bangunan dan interior yang polos serta material berbahan kayu menjadi pilhan favorit untuk diaplikasikan seperti yang terdapat di Vicente Grand Wisata Bekasi.
2) DESAIN RUMAH CERMIN KEPRIBADIAN
Kaum Milenial sangat identik dengan segala hal yang berkaitan dengan minimalis. Desain hunian milenial sudah tentu tak lepas dari penampakan minimalis yang mencerminkan kepribadian kaum milenial. Desain rumah minimalis tidak menggunakan ornamen-ornamen yang tidak memiliki fungsi khusus dari konstruksi bangunan, melainkan hanya berupa hiasan semata. Untuk tampilan estetika dalam interior, seringkali kaum Milenial memajang kata-kata kutipan motivasi sebagai pelengkap keindahan dan kenyamanan ruangan.
3) KONSEP RUANGAN MULTIFUNGSI
Kaum Milenial dikenal sebagai manusia yang fleksibel yang dicerminkan pada pengaturan ruangan yang bersifat multifungsi. Seringkali suatu ruangan didesain agar dapat digunakan untuk berbagai aktifitas. Rumah ‘open space’ adalah salah satu contohnya, seperti halnya ruangan tengah dalam rumah yang didesain tidak menggunakan dinding permanen sebagai pemisah. Umumnya, ruangan open space ini merupakan gabungan dari ruang keluarga, ruang makan sekaligus dapur kering.
4) TERINTEGRASI DENGAN TEKNOLOGI
Kaum Milenial erat kaitannya dengan ‘multi tasking’ yang perlu didukung oleh aplikasi gadget dan teknologi. Sekalipun harus merogoh kocek lebih dalam, kaum Milenial tidak ragu untuk menerapkan fitur Smart Home System dalam rumah mereka sebagai pelengkap gaya dan kebutuhan hidup untuk menunjang aktifitas harian. Umumnya, fitur smart home yang populer dan favorit di kalangan kaum Milenial berupa CCTV, Smart Door Lock dan Smart Lighting System yang dapat dikontrol melalui smartphone.
5) LOKASI PUSAT KOTA
Aktifitas harian yang saat ini didominasi oleh kaum Milenial, berpusat di perkotaan. Dampaknya, kaum Milenial lebih cenderung memilih rumah tinggal berdekatan dengan pusat kota. Mengantisipasi harga yang mahal, kota-kota penyanggapun jadi pilihan utama agar lebih terjangkau, namun mempertimbangkan aspek ketersediaan sarana maupun infrastruktur transportasi menuju dan dari pusat kota seperti MRT, LRT, KRL juga akses tol yang berdekatan dengan hunian seperti yang tersedia di Vicente Grand Wisata Bekasi.
Pada umumnya, tipe rumah yang menjadi favorit kaum Milenial adalah yang memiliki desain;
• Tropis Modern
• Kontemporer
• Industrial
• Scandinavian
• Japanese
Sebagai pengembang properti kenamaan di Indonesia dan mancanegara, Sinarmasland sangat memperhatikan preferensi konsumen yang umumnya didominasi oleh selera milenial. Rumah hunian yang dirancang bangun di Grand Wisata Bekasi merujuk kepada selera kaum Milenial yang sangat populer dan diminati oleh konsumen properti.
Vicente Grand Wisata Bekasi sebagai produk properti terbaru yang ditawarkan oleh Grand Wisata Bekasi merupakan hunian yang sangat tepat bagi mereka yang memiliki selera dan preferensi desain milenial dengan tetap mengutamakan keterjangkauan harga.
Untuk informasi detil tentang Vicente Grand Wisata Bekasi, segera hubungi Marketing Resmi Grand Wisata, YESSY. Dapatkan berbagai promo di masa launching ini.
August 18, 2024
Cluster Vicente Bukti Nyata Inovasi Tiada Henti
Sesuai dengan komitmen untuk selalu menghasilkan produk properti yang inovatif dan mengikuti perkembangan jaman, Grand Wisata Bekasi meluncurkan CLUSTER VICENTE.
Vicente terletak di pusat keramaian perumahan Grand Wisata. Lokasinya hanya selangkah dari kawasan niaga ruko New West Field, berdekatan dengan Cluster Z-Living dan tak jauh dari akses tol Jakarta-Cikampek dan tol JORR 2. Lokasi Vicente Grand Wisata yang sangat strategis sudah tentu akan memberikan kemudahan dan kenyamanan yang membuat segala urusan menjadi lebih mudah dan lebih cepat dilakukan.
Cluster Vicente Grand Wisata BekasiCLUSTER VICENTE yang akan segera diluncurkan mengusung model kekinian dengan tema klasik modern berbasiskan tipe rumah roman minimalis nan elegan sepanjang jaman. Bangunan rumah di CLUSTER VICENTE memiliki struktur berlantai 2 dengan spesifikasi teknis bahan bangunan yang sesuai dengan standar terbaik untuk hunian modern. Penggunaan atap baja ringan dengan genteng yang terbuat dari beton serta pemakaian kusen yang terbuat dari aluminium menjadi spesifikasi standar yang digunakan.
Demi meningkatkan faktor kenyamanan dan keamanan hunian, semua rumah yang dibangun di CLUSTER VICENTE memiliki fitur ‘smart home’ berupa CCTV System, Smart Door Lock dan Smart Light Switch. Sarana pendukung lain yang dimiliki oleh rumah di CLUSTER VICENTE termasuk pula daya listrik terpasang 2200W serta air setara standar PDAM.
Seluruh rumah dalam CLUSTER VICENTE memiliki halaman depan juga halaman belakang yang dapat digunakan untuk penghijauan demi lingkungan yang lebih asri. Penyediaan taman juga terdapat di lingkungan cluster yang dikombinasikan dengan fasilitas Mini Plaza di area Gerbang Masuk yang berpenampilan monumental.
Hunian CLUSTER VICENTE yang akan diluncurkan terbagi dalam 4 tipe yaitu Lebar-6 (56 unit), Lebar-7 (45 unit), Lebar-8 (22 unit) dan Lebar-10 (10 unit). Total keseluruhan unit yang akan ditawarkan berjumlah 133 rumah yang diyakini akan direspon secara positif sesuai dengan minat konsumen yang cukup besar berdasarkan animo dari pembangunan cluster sejenis di Grand Wisata sebelumnya.
CLUSTER VICENTE tipe Lebar-6 memiliki 1 jenis rumah dengan ukuran;
• Lb/Lt 87m²/72m² (6m x 12m)
Tipe ini memiliki 3 kamar tidur, 2 kamar mandi dengan kapasitas 2 mobil di area carport.
CLUSTER VICENTE tipe Lebar-7 memiliki 4 jenis rumah dengan beragam ukuran yaitu;
• Lb/Lt 106m²/91m² (7m x 13m)
• Lb/Lt 106m²/105m² (7m x 15m)
• Lb/Lt 106m²/119m² (7m x 17m)
• Lb/Lt 106m²/126m² (7m x 18m)
Tipe ini memiliki 3+1 kamar tidur, 3+1 kamar mandi dengan kapasitas 2 mobil di area carport.
CLUSTER VICENTE tipe Lebar-8 memiliki 2 jenis rumah dengan beragam ukuran yaitu;
• Lb/Lt 128m²/104m² (8m x 13m)
• Lb/Lt 128m²/120m² (8m x 15m)
Tipe ini memiliki 4+1 kamar tidur, 3+1 kamar mandi dengan kapasitas 2 mobil di area carport.
CLUSTER VICENTE tipe Lebar-10 memiliki 1 jenis rumah dengan ukuran;
• Lb/Lt 148m²/130m² (10m x 13m)
Tipe ini memiliki 4+1 kamar tidur, 4+1 kamar mandi dengan kapasitas 2 mobil di area carport.
CLUSTER VICENTE Grand Wisata Bekasi merupakan produk properti dari pengembang Sinarmasland yang dilengkapi dengan beragam fasilitas umum seperti Gerbang Tol Tambun, Gerbang Tol Setu Utara, Stasiun Kereta LRT Jatimulya dan Stasiun Kereta KCJB Halim. Grand Wisata sudah terbukti menjadi perumahan pilihan favorit di kota Metro Bekasi. Prestasi yang diraih oleh Grand Wisata Bekasi mencakup perolehan penghargaan Golden Property Award selama 4 dekade.
Segera hubungi Marketing Resmi Grand Wisata, Yessy di 0812 186 8081 dan dapatkan berbagai promo di masa launching ini.
June 18, 2024
Apa itu BI Checking dan Bagaimana Cara Membaca Hasilnya
Salah satu faktor yang memungkinkan seseorang memperoleh persetujuan kredit dari bank atau lembaga keuangan lainnya adalah BI Checking. Saat mengajukan kredit ke bank, biasanya prosesnya memerlukan BI Checking, baik pengajuan Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), maupun kartu kredit.
Setiap bank dan lembaga keuangan yang terdaftar di Biro Informasi Perkreditan (BIK) dapat mengakses seluruh informasi yang ada di SID, termasuk BI Checking. Data nasabah diberikan oleh anggota BIK kepada BI setiap bulannya, yang kemudian dikumpulkan secara berkala oleh BI dan diintegrasikan ke dalam sistem SID.
BI Checking sendiri merupakan Historis Informasi Debitur Individu (IDI) yang mencatat kelancaran atau tunggakan pembayaran kredit (kolektibilitas). BI Checking dulunya merupakan salah satu layanan informasi riwayat kredit dalam Sistem Informasi Perkreditan (SID), dimana terjadi pertukaran informasi kredit nasabah antara bank dan lembaga keuangan.
Dikutip dari situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), SID kini telah berganti nama menjadi Sistem Layanan Infomasi Keuangan atau SLIK. Perubahan nama ini disebabkan fungsi pengawasan perbankan tidak lagi menjadi kewenangan BI melainkan diserahkan kepada OJK.
BI Checking: Analisis Kredit NasionalSalah satu komponen penting BI Checking dalam rangka melakukan Analisis Kredit Nasional, adalah pemanfaatan data Sistem Layanan Informasi Perkreditan (SLIK). SLIK bertindak sebagai database komprehensif yang membantu menentukan kelayakan kredit seseorang dengan memberikan gambaran sejarah kredit dan perilaku keuangannya.
Melalui analisis data ini, skor kredit (skor kredit) dihasilkan, yang memberikan wawasan mengenai kelayakan kredit dan penilaian risiko seseorang. Proses ini berperan penting dalam pengambilan keputusan keuangan, memungkinkan pemberi pinjaman dan lembaga keuangan untuk menilai potensi risiko yang terkait dengan pemberian fasilitas kredit kepada individu atau badan usaha.
Dalam SLIK, layanan informasi riwayat kredit nasabah bank dan lembaga keuangan lainnya disebut dengan layanan informasi debitur (iDEB). Dalam iDEB, bank, lembaga pembiayaan, dan lembaga keuangan mempunyai akses terhadap data debitur dan wajib melaporkan data debitur ke Sistem Informasi Perkreditan (SID).
Memanfaatkan SILK untuk penilaian kreditPemanfaatan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dalam penilaian kredit menjadi krusial dalam proses analisis kredit untuk menentukan kelayakan seseorang dalam mendapatkan fasilitas pinjaman.
Melalui penggunaan SLIK, informasi terperinci mengenai sejarah kredit dan perilaku keuangan seseorang dapat diakses dengan mudah, memungkinkan lembaga keuangan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif.
Dalam SID, informasi yang dipertukarkan meliputi identitas debitur agunan, pemilik dan pengelola badan usaha debitur, jumlah pembiayaan yang diterima, dan riwayat pembayaran angsuran kredit, termasuk tunggakan utang.
Dengan demikian, data yang dihimpun dari SLIK dapat membantu dalam menentukan Skor Kredit yang menggambarkan kelayakan kredit dan tingkat risiko yang terkait dengan peminjam.
Dengan mendasarkan evaluasi kredit pada data-data yang diperoleh melalui SLIK, pemberi pinjaman dapat membuat keputusan keuangan yang lebih tepat dan terukur, sehingga meminimalkan potensi risiko yang mungkin terjadi dalam proses pemberian kredit.
Langkah Membaca Hasil BI Checking.Langkah Membaca Hasil BI Checking mencakup proses analisis yang teliti terhadap informasi yang terdapat dalam laporan tersebut. BI Checking umumnya berisi data mengenai histori kredit seseorang, termasuk informasi mengenai tunggakan, pembayaran terlambat, kredit aktif, serta sejarah kredit lainnya.
Dalam membaca hasil BI Checking, penting untuk memperhatikan setiap detail informasi yang disajikan, terutama terkait dengan status pembayaran dan sejarah kredit yang tercatat.
Dengan memahami secara komprehensif informasi yang terdapat dalam BI Checking, para pemberi pinjaman atau lembaga keuangan dapat mengevaluasi secara akurat risiko kredit yang terkait dengan peminjam dan menentukan langkah selanjutnya dalam proses pemberian pinjaman secara bijaksana.
Detail skor kredit berdasarkan BI Checking:
Skor 1: Layak Kredit, menunjukkan bahwa peminjam selalu memenuhi kewajibannya membayar angsuran dan bunga setiap bulan hingga lunas tanpa ada penundaan.Skor 2: Kredit Perhatian Khusus atau Kredit Dalam Perhatian Khusus, artinya peminjam tercatat menunda angsuran kredit selama 1-90 hari.Skor 3: Kredit Bermasalah, artinya peminjam tercatat mengalami keterlambatan angsuran kredit selama 91-120 hari.Skor 4: Kredit Diragukan, artinya peminjam tercatat menunda angsuran kredit selama 121-180 hari.Skor 5: Kredit Macet, artinya peminjam tercatat menunda angsuran kredit lebih dari 180 hari.Dari skor 1-5, bank akan menolak pengajuan kredit dari calon debitur yang BI Checking-nya mendapat skor 3, 4, dan 5 yang tentunya masuk dalam Daftar Hitam BI Checking. Pasalnya, bank tidak mau mengambil risiko jika kredit yang diberikan ternyata bermasalah atau non-performing loan (NPL).
Kredit bermasalah (NPL) merupakan indikator penting yang digunakan untuk mengukur kesehatan suatu bank. Adanya NPL menyebabkan permodalan bank berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi penawaran kredit di masa depan.
Sedangkan debitur BI Checking yang ideal bagi bank adalah yang mendapat skor 1. Skor 2 tetap perlu diwaspadai karena dikhawatirkan kredit perhatian khusus ini berpotensi berdampak pada NPL.
Memahami pengecekan BI terhadap pinjamanDalam proses pengecekan BI terhadap pinjaman, Bank Indonesia (BI) melakukan evaluasi terhadap informasi kredit individu yang terdapat dalam laporan BI Checking. Data-data seperti Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan skor kredit menjadi fokus dalam penilaian ini.
Melalui analisis yang cermat dari riwayat kredit yang tercatat dalam laporan BI Checking, termasuk informasi mengenai keterlambatan pembayaran atau jumlah kredit aktif, BI dapat menilai risiko kredit yang terkait dengan calon peminjam.
Penilaian ini penting untuk membantu lembaga keuangan dalam mengambil keputusan yang tepat terkait dengan persetujuan atau penolakan pengajuan pinjaman, sehingga meminimalkan risiko kredit yang mungkin timbul di masa depan.
Kesimpulan: Peran BI Checking PentingMelalui proses pengecekan BI, data-data seperti Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan skor kredit menjadi elemen kunci dalam mengevaluasi risiko kredit individu. Dengan demikian, peran BI Checking sangat penting dalam menilai keandalan calon peminjam dan potensi risiko kredit yang mungkin timbul.
Dalam mengakses laporan BI Checking, lembaga keuangan dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi sehubungan dengan persetujuan atau penolakan aplikasi pinjaman. Dengan demikian, pemahaman yang cermat terhadap informasi yang terdapat dalam BI Checking dapat membantu mengurangi risiko kredit dan mendukung keputusan kredit yang lebih tepat dan akurat.
Kesimpulannya, memahami konsep BI Checking dan bagaimana menafsirkan hasilnya sangat penting bagi individu yang mencari layanan keuangan atau terlibat dalam transaksi terkait kredit. Dengan memahami implikasi skor kredit dan laporan yang dihasilkan oleh Bank Indonesia, masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola kesehatan keuangan mereka secara efektif.
Bersikap proaktif dalam memantau dan meningkatkan reputasi kredit seseorang dapat menghasilkan akses yang lebih baik terhadap berbagai produk dan layanan keuangan, sehingga berkontribusi terhadap stabilitas dan pertumbuhan keuangan jangka panjang. Sangat penting untuk tetap mendapat informasi dan waspada mengenai informasi kredit seseorang untuk menavigasi lanskap keuangan secara bertanggung jawab dan strategis.
.fusion-faqs-wrapper #accordian-2 .fusion-panel { border-color:#e0dede; }.fusion-faqs-wrapper #accordian-2 .fusion-panel:hover{ border-color: #e0dede; }.fusion-accordian #accordian-2 .panel-title a .fa-fusion-box:before{ font-size: 16px;width: 16px;}.fusion-accordian #accordian-2 .panel-title a .fa-fusion-box{ color: #ffffff;}.fusion-accordian #accordian-2 .panel-title a{font-family:"Rubik";font-style:normal;font-weight:700;}.fusion-accordian #accordian-2 .panel-title a:not(:hover){}.fusion-accordian #accordian-2 .toggle-content{font-family:"Rubik";font-style:normal;font-weight:regular;}.fusion-accordian #accordian-2 .fa-fusion-box { background-color: #212934 !important;border-color: #212934 !important;}.fusion-accordian #accordian-2 .panel-title a:hover,.fusion-accordian #accordian-2 .panel-title a.hover { color: #65bc7b;}.fusion-faq-shortcode .fusion-accordian #accordian-2 .fusion-toggle-boxed-mode:hover .panel-title a { color: #65bc7b;}.fusion-accordian #accordian-2 .panel-title .active .fa-fusion-box,.fusion-accordian #accordian-2 .panel-title a:hover .fa-fusion-box,.fusion-accordian #accordian-2 .panel-title a.hover .fa-fusion-box { background-color: #65bc7b!important;border-color: #65bc7b!important;}Apa itu BI Checking dan mengapa penting untuk dilakukan?Admin GW2024-06-19T10:03:27+07:00Apa itu BI Checking dan mengapa penting untuk dilakukan?BI Checking merupakan proses verifikasi data nasabah yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengecek riwayat kredit dan kesehatan keuangan individu. Penting dilakukan untuk memastikan kredibilitas dan keamanan transaksi keuangan, mencegah penipuan, serta memitigasi risiko perbankan.
Proses ini membantu bank dan lembaga keuangan dalam pengambilan keputusan terkait pemberian pinjaman dan layanan keuangan lainnya. Sehingga, BI Checking merupakan langkah yang krusial dalam menjaga stabilitas sektor keuangan dan melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat.
Bagaimana cara melakukan BI Checking dan di mana bisa dilakukan?Admin GW2024-06-19T10:03:50+07:00Bagaimana cara melakukan BI Checking dan di mana bisa dilakukan?BI Checking dapat dilakukan dengan mengunjungi situs resmi Bank Indonesia dan mengakses layanan BI Checking online. Prosesnya melibatkan pengisian formulir dan dokumen terkait untuk verifikasi identitas.
Selain itu, BI Checking juga bisa dilakukan melalui kantor cabang Bank Indonesia terdekat dengan membawa dokumen yang diperlukan. Adanya BI Checking bertujuan untuk memastikan kelayakan kredit dan risiko kredit yang diberikan kepada nasabah.
BI Checking juga otomatis dilakukan pada saat proses pengajuan kredit ke bank sebagai syarat persetujuan kredit.
Apa saja informasi yang dapat diperoleh dari hasil BI Checking?Admin GW2024-06-19T10:04:12+07:00Apa saja informasi yang dapat diperoleh dari hasil BI Checking?Dari hasil BI Checking, informasi yang dapat diperoleh meliputi riwayat kredit, jumlah pinjaman yang pernah diajukan, status pembayaran kredit, dan catatan kredit lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mendapatkan pinjaman di masa depan.
Selain itu, BI Checking juga memberikan informasi tentang kredibilitas dan keandalan seseorang dalam hal pemenuhan kewajiban keuangan mereka.
Apa yang harus dilakukan jika hasil BI Checking menunjukkan adanya masalah atau informasi yang tidak akurat?Admin GW2024-06-19T10:06:05+07:00Apa yang harus dilakukan jika hasil BI Checking menunjukkan adanya masalah atau informasi yang tidak akurat?Jika hasil BI Checking menunjukkan adanya masalah atau informasi yang tidak akurat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi pihak yang melakukan pemeriksaan dan meminta penjelasan lebih lanjut.
Kemudian, kumpulkan bukti-bukti yang mendukung klaim Anda dan ajukan banding resmi kepada Badan Informasi Kredit (BIK). Pastikan untuk mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh BIK dan berkomunikasi secara jelas dan terbuka saat menyelesaikan masalah ini.
Bagaimana cara membaca hasil BI Checking dengan benar dan menginterpretasikan informasi yang diberikan?Admin GW2024-06-19T10:06:30+07:00Bagaimana cara membaca hasil BI Checking dengan benar dan menginterpretasikan informasi yang diberikan?Untuk membaca hasil BI Checking, pertama periksa daftar kategori informasi seperti riwayat pinjaman, pembayaran, dan skor kredit. Selanjutnya, pastikan memahami setiap informasi yang ada dan perhatikan apakah terdapat catatan negatif seperti tunggakan pembayaran atau keterlambatan.
Interpretasikan informasi tersebut dengan memperhatikan risiko yang mungkin dimiliki oleh peminjam, serta gunakan informasi tersebut sebagai panduan dalam mengambil keputusan terkait pemberian pinjaman atau layanan keuangan lainnya. Jika terdapat catatan negatif, pertimbangkan risiko tersebut dengan cermat sebelum melanjutkan transaksi apapun.
May 16, 2024
Yara 12 – Hunian Super Premium Bagi Keluarga Berkelas
Rumah YARA 12 adalah salah satu tipe yang ada di Cluster Premium Yara di kawasan prestisius The Kaia Grand Wisata Bekasi. Di Cluster Premium Yara terdapat 3 tipe rumah yang ditawarkan dengan konsep yang berbeda yaitu YARA 8 dengan lebar lahan 8 meter, YARA 10 dengan lebar lahan 10 meter dan YARA 12 dengan lebar lahan 12 meter.
Berbeda dengan YARA 8 dan YARA 10, YARA 12 merupakan rumah terbesar baik dari luasan bangunan maupun luasan lahan. Luas bangunan YARA 12 adalah 328m² dan luas lahan 240m² (12m x 20m).
Tipe Rumah Yara 12 at The KaiaSelain ukuran bangunan dan luasan lahan, perbedaan lain antara YARA 12 dengan 2 tipe rumah lainnya adalah pada konsep desain serta peruntukan dan segmentasi hunian tersebut. Dapat dikatakan bahwa YARA 12 merupakan rumah super premium yang mengusung konsep eksterior ultra modern berukuran besar dengan dominasi tampilan ‘facade’ kaca serta rancangan tata ruang interior yang serba luas dan lengkap untuk berbagai fungsi ruangan yang dibutuhkan demi kenyamanan dan kepuasan maksimal penghuninya.
Tipe rumah ini dirancang untuk menempati segmen hunian yang bukan sekedar tempat tinggal semata, namun didesain pula sebagai wujud rumah premium di kelas tersendiri yang ‘iconic’ yang secara eksklusif dapat merepresentasikan penghuninya. Kenyamanan, keamanan dan kemudahan yang ekstra sudah tidak lagi menjadi standar tertinggi bagi YARA 12, namun image sebagai hunian super premium dengan kelengkapan fasilitas serta fitur kelas atas harus dapat melekat dan terasa di hunian YARA 12.
YARA 12 dibangun dengan struktur 3 lantai dengan jumlah kamar tidur 4+1, jumlah kamar mandi 5+1, kapasitas carport 2 mobil dan kapasitas garasi berpintu 2 mobil. Tata letak dan layout YARA 12 diatur sedemikian rupa sehingga kesan super premium suatu hunian sangat terasa pada rumah tipe ini. Sangat tepat bila istilah ‘rumahku surgaku’ dalam arti yang sesungguhnya disematkan pada YARA 12.
Di lantai-1 terdapat ruangan serbaguna yang luas berikut kamar mandi yang dapat digunakan sebagai area ‘home gymnasium’ ataupun kamar tidur ataupun tempat kerja yang nyaman. Selain itu, terdapat pula area serbaguna terbuka yang sangat luas yang juga dapat diperuntukkan sebagai garasi berkapasitas 2 mobil. Demi terciptanya suasana asri, di bagian belakang lantai-1 terdapat lahan yang dapat digunakan sebagai taman untuk penghijauan. Lantai 1 dapat dikatakan sebagai area penunjang aktifitas penghuni yang menyasar pada kegiatan privasi bersifat ‘semi outdoor’ di dalam rumah.
Hal yang unik yang ada di tipe rumah ini adalah, ruang tamu, ruang keluarga dan juga ruang makan berada di lantai 2 yang memiliki akses tersendiri berupa tangga, baik dari lantai 1 maupun dari luar rumah. Lantai 2 merupakan area terbuka yang sangat luas untuk diatur menjadi tempat bagi ruang tamu, ruang keluarga juga ruang makan yang sangat lega dan nyaman. Tersedia pula 1 kamar mandi khusus di ruangan tersebut yang dapat digunakan secara ‘sharing’ bagi anggota keluarga.
Selain itu terdapat pula 1 kamar tidur dengan kamar mandi privasi di dalamnya yang sudah tentu berukuran luas. Untuk meningkatkan aspek eksklusif, di lantai 2 disediakan pula serambi luar di bagian samping yang juga bisa digunakan untuk area santai. Dapat disimpulkan bahwa lantai 2 memang dirancang sebagai lokasi kumpul keluarga yang khusus diciptakan secara eksklusif demi kenyamanan ekstra yang ditunjang oleh keleluasaan ruangan.
Lantai 3 di rumah YARA 12 merupakan area yang dikhususkan sebagai tempat privasi untuk beristirahat. Tersedia 1 kamar tidur utama dan 1 kamar tidur lainnya dalam ukuran yang sangat besar dengan kamar mandi privasi dalam masing-masing kamar tidur tersebut. Kamar tidur utama juga memiliki area khusus yang sangat lega untuk digunakan sebagai tempat wardrobe, area rias juga area serbaguna untuk keperluan privasi saat memaksimalkan penampilan diri.
Sebagai hunian premium yang punya kelas tersendiri, selain akses tangga, YARA 12 dilengkapi dengan personal lift atau elevator yang dapat menghubungkan setiap lantai. Kenyamanan ekstra lainnya lebih dioptimalkan lagi di YARA 12 melalui pengadaan fasilitas berupa fitur high-end dalam aplikasi Google Home yang menunjang fitur smart home dan penggunaan solar panel untuk konservasi energi hijau sebagai alternatif tenaga listrik cadangan.
May 13, 2024
Yara 10 – Hunian Premium Ekslusif Bagi Keluarga Mapan
Cluster Premium Yara di kawasan prestisius The Kaia Grand Wisata Bekasi memiliki 3 tipe rumah YARA 8 dengan lebar lahan 8 meter, YARA 10 dengan lebar lahan 10 meter dan YARA 12 dengan lebar lahan 12 meter. Dilihat dari posisinya, ketiga tipe rumah YARA tersebut ada yang dibangun di atas lahan hook, ada pula di lahan badan.
Tiper Rumah Yara 10YARA 10 adalah rumah berukuran medium diantara ketiga tipe yang dibangun di Cluster Premium Yara dengan luas bangunan 260m² dan luas lahan 180m² (10m x 18m).
YARA 10 khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian premium bagi kalangan eksklusif yang lebih mengutamakan kenyamanan dan keleluasaan saat berada di dalam rumah. Konsep arsitektur yang mendasari perancangan YARA 10 adalah pengaturan tata ruang yang smart seperti halnya YARA 8, namun dengan luasan ekstra pada setiap ruangannya demi mendapatkan level kenyamanan yang lebih baik.
Seperti halnya YARA 8, bangunan YARA 10 juga memiliki struktur 3 lantai dengan total jumlah kamar tidur dan kamar mandi masing-masing sebanyak 5+1 serta carport yang dapat menampung 2 mobil. Tata letak dan layout YARA 10 diciptakan sedemikian sehingga kesan eksklusif suatu hunian premium terpancar jelas dari ukuran ruangannya yang lebih besar. Tak berlebihan bila istilah ‘rumahku istanaku’ dalam arti yang sebenarnya melekat pada YARA 10.
Di lantai-1, pintu masuk utama berada di sisi samping dengan selasar yang lebih lebar di bagian luar untuk menerima tamu sebelum masuk ke dalam rumah.
Area di lantai-1 memiliki ruangan yang lebih luas untuk diatur menjadi ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan serta dapur kering. Terdapat pula area yang berdekatan dengan dapur kering untuk dapat dijadikan sebagai dapur basah di area luar. Lantai-1 khusus dirancang untuk menjadi area berkumpulnya keluarga dengan konsep eksklusif yang modern.
Untuk lebih menyempurnakan kenyamanan, di lantai-1 tersedia pula ruangan multifungsi dan kamar mandi yang lebih luas yang dapat dijadikan sebagai kamar tidur ataupun ruangan kerja.
Di belakang dan samping rumah bagian luar bangunan, terdapat lahan yang luas untuk dapat dijadikan teras maupun area tanaman hijau sebagai pelengkap kesempurnaan suatu rumah eksklusif.
Untuk menjaga privasi, lantai-2 difokuskan sebagai area istirahat bagi anggota keluarga dengan penyediaan 3 kamar tidur dan kamar mandi di masing-masing kamar yang memiliki ukuran yang lebih luas. Di bagian tengah lantai-2 serta serambinya tersedia pula area luas demi keleluasaan area privasi tersebut.
Kamar tidur utama di lantai-2 terletak di bagian depan dengan ukuran yang luas. Kamar tidur utama inipun dilengkapi dengan area untuk kamar mandi, wardrobe dan tempat riasan berukuran besar yang sudah tentu akan meningkatkan kenyamanan suatu kamar seperti halnya di hotel.
Lantai-3 didesain sebagai area privasi tambahan bagi keluarga dengan tambahan kamar tidur beserta kamar mandinya. Area ini dapat dijadikan sebagai area entertainment ataupun ruang kerja yang lebih privasi.
Design dan rancang bangun YARA 10 merupakan inovasi terbaik yang menghasilkan paduan eksklusif antara seni keindahan, kenyamanan dalam keleluasaan serta fungsional yang tepat sasaran suatu hunian bagi keluarga mapan. Keunggulan YARA 10 ini lebih di optimalkan lagi dengan beberapa fitur high-end demi kenyamanan ekstra berupa aplikasi Google Home yang menunjang fitur smart home dan penggunaan solar panel untuk konservasi energi hijau sebagai alternatif tenaga listrik cadangan.
Yara 8 – Hunian Premium Kekinian Bagi Keluarga Modern Dinamis
Peluncuran Cluster Premium Yara di kawasan prestisius The Kaia Grand Wisata Bekasi menawarkan 3 tipe rumah dengan 3 ukuran berbeda, baik luas bangunan maupun luas lahannya. Tiga tipe tersebut terdiri dari YARA 8 dengan lebar lahan 8 meter, YARA 10 dengan lebar lahan 10 meter dan YARA 12 dengan lebar lahan 12 meter. Kesemua tipe YARA ditawarkan dalam 2 pilihan lokasi baik di area hook maupun badan.
Tipe Rumah Yara 8YARA 8 merupakan rumah terkecil di Cluster Premium Yara. YARA 8 standar memiliki luas bangunan 182m² yang dibangun di atas lahan seluas 128m² berukuran 8m x 16m.
Dirancang untuk keluarga urban modern kelas menengah atas yang dinamis, YARA 8 mengutamakan pengaturan tata ruang yang smart untuk mendapatkan keleluasaan dan kenyamanan yang maksimal dalam suatu hunian lebar 8m.
Memiliki struktur bangunan 3 lantai dengan total jumlah kamar tidur dan kamar mandi masing-masing sebanyak 5+1 serta carport yang dapat menampung 2 mobil, komposisi serta pengaturan ruangan dalam hunian YARA 8 memberi kesan menyenangkan, sangat tepat dilabelkan sebagai hunian yang ‘home sweet home’.
Di lantai-1, pintu masuk utama dilengkapi dengan selasar di bagian luar yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempat menerima tamu sebelum masuk ke dalam rumah.
Area di lantai-1 memiliki luas yang cukup untuk dijadikan ruang tamu minimalis, ruang keluarga dan ruang makan serta dapur. Kombinasi pengaturan ini membuat lantai-1 menjadi sentra berkumpul keluarga saat bercengkerama baik di kala santai maupun di saat makan bersama.
Tersedia pula 1 ruangan multifungsi berikut kamar mandi yang dapat dijadikan kamar tidur ataupun ruangan kerja.
Di belakang dan samping rumah bagian luar bangunan, masih tersedia cukup lahan untuk dapat dijadikan teras ataupun area tanaman hijau sebagai tempat bersantai tambahan.
Lantai-2 dirancang menjadi area istirahat privasi bagi anggota keluarga dengan penyediaan 3 kamar tidur dan kamar mandi di masing-masing kamar, serta area voip yang luasnya cukup memadai untuk menjadi area serbaguna.
Kamar tidur utama di lantai-2 memiliki luas yang paling besar diantara semua kamar yang ada, cukup untuk dapat dibagi menjadi area ruang tidur, wardrobe dan ruang rias serta kamar mandi.
Lantai-3 didesain sebagai area privasi tambahan bagi keluarga yang terdiri dari 1 kamar tidur, 1 kamar mandi serta area voip tambahan. Untuk inspirasi, bila diperlukan, lantai-3 dapat dijadikan sebagai area entertainment keluarga maupun sarana penyaluran bakat dan hobi dalam berkreasi seni, seperti halnya karaoke room maupun home theatre minimalis.
Sangat tepat dan tidak berlebihan bila YARA 8 disebut sebagai hunian super modern kekinian karena memiliki konsep pengaturan ruangan yang apik dan sistematis. Selain itu, beberapa fitur high-end telah pula digunakan untuk kemudahan dan kenyamanan ekstra berupa aplikasi Google Home yang menunjang fitur smart home dan penggunaan solar panel untuk konservasi energi hijau selain sambungan PLN under ground sebagai sumber energi utama.
June 24, 2017
The Mistakes that Corbyn make in power could just change the world…
I think some people miss the point of Jeremy Corbyn. The Corbyn argument is shaped by how successful we think those trying to obtain power will be, or won’t be. We talk about how Corbyn will ruin the country, or how there is nobody better than May at the moment. But, we forget: all leaders are destined for failure. It is inescapable.
So it’s not that I think Corbyn will be able to do much different when/if he comes to power. It’s not that when he’s in power he will not fail or make the inevitable massive mistakes. What is different, is that that he’s a normal human being who doesn’t need to be fed lines by PR consultants to appear likeable to continue an agenda.
It’s that when he inevitably makes the mistakes and fails as a leader, it’s that he wouldn’t have failed because he wasn’t trying his best to do the right thing.
He wouldn’t have failed because he never cared or tried, and everything he said to get into power was bullshit to fool the masses to vote for him.
If he does ever become PM, I expect him to fail like every other politician ever has. But, I expect him to explain what he’s trying to do. I expect him to come out and explain why he couldn’t achieve what he wanted. I expect him to be specific with what isn’t working and how he failed – because all those things take character; and character is the one attribute that money and an education at Oxford can’t buy. And it’s only through a person of character failing, that we can ever really change to become a country that views politics differently. Because it’s only through the failing of character, that truth appears.
I hope, that it will be through how he handles his future failures, that we learn so much that the country looks at everything that has ever happened in politics though a more honest light.
And hey, there’s always the chance that he won’t fail…
This to me, is far more exciting than the status quo going round and round on repeat.
I mean, look at Corbyn. On the stage at Glastonbury being chanted at by crowds of young people. He’s a million miles away from the Conservative government who closed down The Fridge and wants to kill The Internet.
Whatever you think, surely nobody can deny the impact Jeremy Corbyn has had on politics – that’s Glastonbury main stage.
And he looked at home.
We’ve been waiting a long time for someone like him to fail.
The lessons we learn could change the world.
And if you listen closely, you can hear Theresa May’s tears currently being wiped from her face by a private butler in a wheatfield somewhere in Windsor…








January 27, 2017
How Do Our Most Useless Politicians Go On To Greatness?
Theresa May is going to be on the front cover of Vogue Magazine. Vogue Magazine: Fashion news, backstage photos, fashion trends, catwalk videos, supermodel chats, beauty trends and now Theresa May, with a bunch of purple grapes around her neck and just enough upper thigh to catch the glint from Donald Trump’s wandering sex octopus eyes.
Who was in charge of the country while Mrs May spent a day indulging her childhood fantasy of appearing arty and human? The captain of The Titanic was pictured on the day his ship sunk walking his dog on deck. Alternatively, he could have been doing the job he had been entrusted with, but he just loved dogs. Personally, I’d feel a lot safer if Mrs May was actually in her office figuring out how to best navigate the United Kingdom out of Europe without sinking the economy.
I just want the Prime Minister of this country to act like a leader; craving for attention and acceptance is weakness, not strength. Appearing in Vogue is a David Brent move: Mrs May is picking up a guitar and singing Free Love Freeway to Donald Trump, in the hope he’ll join in on some of the high notes.
A Vogue feature also sets Mrs May up for a life after politics, a life where she becomes a fashion icon for the over 60s and moves from cutting public spending to instead asking us to buy her necklace of grapes, or tiger shoes. Advice for Mrs May: The bigger mess you make while in power, the more successful you will become in your next role.
According to past examples, if Mrs May leaves No10 with all the poor people, disabled people and mentally ill people lined up dead in abandoned hospital corridors, and everything above London is on fire, and the capital has become a tall phallic golden statue that disappears into the clouds and houses billionaires who feast on the dreams of orphans, then Mrs May will be welcomed with open arms by book publishers, world media, film companies and award givers, and surely be on the right path to an OBE or some kind of fancy title.
After all, the ‘not giving a fuck about anyone but yourself’ method has reaped dividends so many times for so many politicians. David Cameron gambled the future of the entire country in a move designed to tighten his grip on power. Instead, it backfired spectacularly. Now, at one point I didn’t mind Mr Cameron. In comparison to other political leaders, he appeared human at times. He could get embarrassed, if he was angry, his Gabor wavelet filters would flush red dye into his pigmentation units and he would appear to fluster. Just like a human.
Alas, Mr Cameron used the power we gave him like dice at the roulette table of his own ego. He lost. And now our country drifts into possible oblivion. He’s left us in such disarray, we’ve had to invent new words to explain it to each other and nobody knows what the new words mean.
David Cameron has rested his external urethral opening on the back Molars of an even-toed ungulate, employed Andy Coulson, had a father use multimillion-pound investment funds based in offshore tax havens, almost lost the UK Scotland and then lost the UK Europe. And for all these dubious achievements he has been rewarded with retirement, an £800,000 book deal with publisher Williams Collins and a wife who has launched her own fashion label (also heavily featured in Vogue) called Cefinn. Named after her children’s initials, but sounding like ‘Seven’, David Fincher’s 1995 dark thriller. A tale of the seven sins: Gluttony, greed, sloth, pride, envy, wrath and lust. A checklist for the modern day politician, if ever there was one.
Michael Gove, the man caught on film clapping like a young jellyfish with a nervous tick at a fat plankton convention. Michael Gove, the man caught on film falling over, because even walking is a challenge. Michael Gove, the Education Secretary who chased teachers out of the profession, who stopped treating children like young individual explorers, and instead decided to train them like some sort of glutinous mass forced to move slowly over textbooks to absorb facts.
Michael Gove was rewarded for failing as Education Secretary with a promotion to The Secretary of State for Justice on an extra £36k a year and recently landed the first interview with Donald Trump, placing him slap bang in the middle of a political whirlwind; undermining the Prime Minster of England for his own interests. Which is starting to sound like a familiar trait.
5 years of George Osborne, a gold bar inside an outer hull made from moist chalk and clumps of thick pubic hair, has saddled the UK economy with debt. His ‘long-term’ economic plan is a failure. Wherever you look (as long as it’s not in his own bank account) Mr Osborne has failed: His tax deal with Google, low paid jobs and rising living costs, soaring housing costs (leading to an upsurge in housing benefit), fewer homes have been built over the last five years than in any government since 1920, UK productivity is down, and now has the biggest gap between us and closest competitors since 1991), trade is dead missing trade targets by £350 billion.
The list of his failures reads like the Devil’s bar tab. If George Osborne was a clown, he’d turn up drunk to your daughter’s party naked, urinate in a plant pot, defecate in your kitchen sink, throw up over your nan, throw the cake at the curtains and then blame the fiasco on birthdays – announcing the birthday budget is too high, and if you had less spending, then you couldn’t have booked the clown in the first place. He’d then peddle away in his clown car to his inflatable mansion on the hill, watching in his rear view mirror as your house bursts into flames.
Since being fired by Theresa May last summer, Mr Osborne has earned more than £500k from speeches. He has been rewarded for destroying the UK economy with a lucrative job with city firm Blackrock Investments, and he won’t be stepping down from parliament. That’s a new job worth £200,000 a year in exchange for working one day a week, and on top of that, he will still receive an MP salary of £74,962 a year – making him the highest paid MP in Parliament.
And the list of politicians rising from the ashes of their failures goes on. Tony Blair. Mr Blair heads blindly into becoming best friends with President Bush (because President Bush is American, so must be swell) then blindly leads us into a war and massacres hundreds of thousands of innocent men, women and children for weapons of mass destruction that never existed. He lied to parliament, he ignored our protests: He might be an actual war criminal.
Tony Blair has since been rewarded for his failures with a £30m private jet, he heads a successful business empire, he constantly pops up to give his opinion on peace to the UK media (seriously: WHO IS ASKING HIM?!), he has published books (of course!), he has received the Presidential Medal of Freedom, won the Dan David Prize, the Liberty Medal and was named Man of the Year by GQ magazine (where he was presumably up against Pol Pot, Stalin, Adolf Hitler and Sauron).
Jeffrey Archer was rewarded for allegedly bribing a prostitute to hide the truth with a series of book deals that made him a millionaire, Neil Hamilton joined UKIP years after disgracing politics with the cash-for-questions affair and now earns £84k a year, Tessa ‘Jowellgate’ Jowell was rewarded for arranging for her husband to realise 350k from an off-shore hedge fund by being appointed Minister for the Olympics and given the title Baroness. Jeremy Hunt was rewarded for having open channels with Rupert Murdoch while overseeing the ‘impartial’ takeover of BSkyB with a new title: Secretary of State for Health (and the £94k a year that comes with it).
The list is depressingly endless.
Where is the shame? In fairness, Mrs May could navigate the Brexit waters impressively and I hope she does (but she still thinks you can treat the NHS in the same way you can treat the police force, and that’s actually killing us). We know Cameron gambled economic security for his own legacy and lost, we know Gove must spend most of his time showing his wife crayon drawing of dragons. We know Blair lives in a grave beneath his basement and only comes out at night to suck on the blood of our young.
Yet, these people are everywhere. They are relentless. They have no shame. Are we sure the schools these people are coming from are a good thing? If I break wind in a lift, I’m never going back to the building because the shame would kill me; but these folk could bomb a children’s hospital killing all, and then visit the site the next day to appear tearful in front of the TV cameras.
When politicians destroy their career through their own stupidity or greed, they are given a promotion, or at worse they leave for fame and personal glory. They crawl from politics to media, and nobody blinks an eye.
We invest our trust in these people to serve us, but when I see them lying, cheating and stealing and then shamelessly going on to serve themselves in a new job with better pay or launching their brand in the media…it makes me realise that all along, that’s all they were ever doing. They are servers of themselves: Before, during and after. And contained within that selfish thinking, is the root cause of every problem in the world.
Politicians who drop the ball, please, retain some dignity. Take your money and failures and sail off into the night on your yachts of fortune. But don’t keep coming back to rub our faces in it. You had a better chance than most to be successful; you had all the privileges and you still blew it.
You are morally bankrupt. Your idiocy is there for all to see.
And you no longer have the right to tell me, or anyone else, how to live.
[image error]








January 13, 2017
How a change of heart could resuscitate our NHS.
Every minute somewhere in the NHS multiple people are being put to sleep, a scalpel is then inserted into skin, a line is drawn parting the flesh and people with blue masks and glasses peer inside. The surgeons suck out fat, remove darkness and hope to pour light in. Usually everything works out OK, but sometimes people die, loved ones never wake up, children disappear. Sometimes people, young and old wake up damaged for life, whispers of their former selves. Breathing echoes of better worlds.
We all want to save our NHS, yet we are responsible for suing the very thing we love. On the one hand we love our public health service, and on the other we squeeze its throat with a fist balled in vengeance and blame culture.
In total, NHS trusts paid out over £4.5bn in compensation between 2010-2015 for medical errors. Law firms received a quarter (for legal costs), and the rest was paid to patients and families. NHS providers and commissioners ended 2015/2016 with a deficit of £1.85bn, the largest aggregate deficit in NHS history. But it gets worse…The NHS LA (Litigation Authority) estimates the money needed to settle all medical negligence claims is currently between £20bn and £35bn – almost a third of the entire NHS budget.
If I tried to drive a car with a third of it missing, I’d be left on the side of the road sitting in a car seat, holding the steering wheel while making a broom broom noise.
To put it all in perspective, the potential cost of legal action against the NHS in March 1999 was £2.4bn. In 17 years potential legal costs have increased by £32.6bn. If you hold a stethoscope against the body of the NHS, you can hear lawyers laughing and champagne corks popping.
Suing the NHS to improve it is about as logical as strapping electric nodes to the nipples of a mute in the belief that the pain caused will heal the damage to the left inferior frontal cortex of the brain, and cause the mute to speak again; it simply can’t work.
The NHS is so big it’s not backed by an insurance company: £1million paid out for a mistake is 2,500 less hospital beds, it’s 40 full time nurses. It’s 4000 ambulance callouts. Suing the NHS for money creates more overworked doctors, more tired staff and further mistakes – hence the spiralling costs. The NHS helps save our lives and in return we are trying to kill it. That’s so people.
Family members grieve for their dead and collect their NHS cheques while telling the cameras ‘we don’t want it to happen to somebody else’ – but the cheque isn’t going to bring anyone back. The cheque will only increase the risk of it happening again by stripping the NHS of much needed funds. I don’t blame the people, the families are told that the best way to ensure it doesn’t happen again is to go for the biggest pay-out possible…because then everyone in the process makes more money. But where is the evidence this approach works, or has ever worked for the NHS?
A window cleaner is a glass expert, but he can’t stop the rain coming anymore than a surgeon can stop the inevitable call of Death; but we wouldn’t take the window cleaner’s ladder away from him to make us feel better about the rain. We understand it’s not his fault that rain falls from the clouds and causes streaks on the glass. He’s just doing his job.
Why have we stopped evolving at the point where taking money away from our health service is the only option? Why does the conversation end there, when it feels like it should be a starting point? Is it not just a simple lack of imagination that we have stopped and decided money is the answer to all of our problems? How hard would it be to reject this part of American culture that has slowly dripped into the veins of our society? How can we sue something for so much more than we ever put in?
The UK government should pass a law that means financial compensation can’t be paid out from the NHS under any circumstances. Draw a line under it. In this new world, funds rewarded would be reinvested back into the area where the mistake was made, to help. More staff, more equipment. Of course, people who have suffered life-changing injuries should be compensated with whatever machines and care they need, but not with financial pay-outs.
If money is the controlling force of the NHS, then it’s about time money works for the NHS, and stops working against it. It’s about time we all get behind the NHS, instead of stealing its oxygen and then crying for someone else to give it some air.
And I get it. I understand the vengeance and the want for answers and to make someone, anyone pay. My dad went to his doctor for over a year with problems and was told each time it was blood pressure or stress (I know that doctors are private and not part of the NHS but regardless, mistakes were made out of the NHS and within). By the time he was admitted, all the NHS could do was try and slow the cancer down a bit. The NHS put a PICC line in, and the line became infected and that led to this death earlier than predicted. Before that he was sent home when he needed immediate surgery and he could have died on his toilet floor. In the end, he died a year faster, maybe more, than he should have. And he shouldn’t have died at all.
The NHS cancer specialist who set him up for the PICC line came to see us after we had been told his cancer was terminal by the lung specialist. This doctor was only a young guy. He looked me in the eye and he said he was sorry. His eyes watered and he looked away. I told him it was OK and we hugged. Should he have been sued for trying to do his job? Should the nurse who put the PICC line in be sued? Should the ward lose more than it already has? How much should be stripped away? How much do I need to take to replace the irreplaceable?
If the government made it illegal to pay finances out from the NHS we might be mad at first. Our hearts would need to catch up with the law, but in a few years time when we get sick and there is a bed for us, and a doctor, and maybe even a TV with its own remote control – then we might start to feel differently, because if the climate of litigation and compensation continue, then it won’t matter how much money is poured into the NHS because the bucket will be forever riddled with holes.
We will continue blaming the person carrying the bucket for spilling the contents, and we will rage against the machine, all while avoiding the mirror – and the truth that the holes in the bucket are put in by our pain, and our failures to let go of our dead so that others can live.
We need to love our NHS because it is ours; and like we are collectively killing it now, we can collectively save it tomorrow. All it takes is a change of heart.
————————————-
DATA source: NHS Litigation authority
http://www.nhsla.com/Pages/Home.aspx
http://www.nhsla.com/Pages/Publications.aspx?library=currentactivity%7cfactsheets
https://www.kingsfund.org.uk/publications/deficits-nhs-2016








December 23, 2016
Christmas and the gift from the missing
I would often sit four feet from my dad but feel like I was miles away. He would sit in his chair, stoic, silent, plucking his last eyebrows from his head, making the occasional noise as his brain folded over in thought. He was much like his father, who had fought in World War 2, presumably had put bodies in the dirt and had then returned a ghost of himself. To talk to my dad, it was often necessary to leave conversation cabbages around him, and bit-by-bit he would slowly come out of his shell. I don’t say this as a criticism, it was just who he was to me; and of course to others he may have been a raconteur, like he’s being in the main pic* on my wedding day. Yes, to some he was surely the man who would never shut up, but to me he was often silent – then again he had a lot on his mind. Perhaps he was preparing us all, withdrawing his voice before the rest of him followed.
Dad was a policeman in the Met for twenty years but only once did he speak of his time as an officer to me. He was dying, and the morphine had taken over his mind and pushed away his normal reserve. He recalled the time a delivery driver handed a pizza to a high-rise in Plumstead, and the guys who opened the door took the pizza, and then threw the delivery guy over the 5th-floor balcony. The young driver died. A life snuffed out, just for doing his job. He recalled being cornered by ten football hooligans, and escaping in the final moments when a police dog grabbed one of the men by the testicles, which seemed to sober everyone up. He recalled a level of violence most of us will never see, so he kept the memories to himself.
Odd things happen to the dying, and they all seem to revolve around the living. One excitable doctor had heard that my dad was terminal, and decided to talk to Dad at length about how wise my dad was, and how brave. He asked my dad about the meaning of life, and spoke about how forever can be a second, and eternity a blink of an eye. But the doctor had made an assumption; that my father had accepted his own demise, when at this point he had not. The young doctor had wanted to talk to a dying man, but witnessing the conversation proved to me that death is not in a spreadsheet or a chart; death is not a matter of science. The paperwork said terminal, my father’s facial expression said I’ll be there when I’m ready.
My father took his death how he had taken the events of his life – as a protector. As a father who refused to beg at the feet of Death for mercy, as a husband, friend, brother and son who refused to show pain so that others would feel less of their own. He taught me how to face death with dignity. And he knew I wasn’t the only person watching.
Watching is a curious way to pass the time, but when someone is diagnosed with a disease that is going to take them away forever, that’s really all anyone else can do. So we all sat around, watching. Now, today, in the place where my dad once was; the chair, the room – in this place, nothing has changed. The chair, the wall, the coffee table, these features are all still watchable. But he, the gravity that pulled it all together and made it a world, is missing.
This Christmas, just like the ones before, Dad won’t be here. He won’t be under the tree. He won’t be in the kitchen. He won’t be up late at night on Christmas Eve wrapping a bike, or be carving a wrestling ring out of an apple box to put under the tree.
He won’t be drunk. He won’t be silent. He won’t fall asleep in front of a James Bond film or tell me for the 500th time that there’s nothing like Spaghetti Bolognese. He won’t be sitting in his chair, four feet from me, but somehow seeming miles away. We are left with an indent in his favourite chair, the coffee table, and his favourite cup with the red bus from London on it.
And across the country and the world this Christmas, in millions of homes there will be empty chairs where the missing once sat. Chairs where dads, mums, wives, husbands, brothers, sisters, sons and daughters have all left their own impressions. The unmissing will light candles, we will remember the lessons passed down and on, we will recall the paper Christmas hats, the cracker jokes and the beautiful silences. We will remember times where everything felt complete and try to ignore the regret that comes from the understanding that completion is a feeling that can only be felt when it’s no longer possible.
The eternal gift from the missing is to remind the living that Christmas isn’t really about being thankful for what we have, it’s about being thankful for what we don’t. Most of us don’t have tubes sticking out of our arms, most of us aren’t bald from cancer treatment, most of us aren’t trapped inside our own minds trying to figure out how to encapsulate the message of the universe into one single, memorable sentence to say with our last breath for our children to hold and take with them through life.
The missing can’t stay up late and wrap a bike, or work tirelessly for weeks to create the best wrestling ring from an old apple box found in a bin behind the local Co-Op in Bexleyheath – but the missing, the missing give us the best present of all. They give us perspective. They remind us that we are weak, brittle and that life will one day be taken from us. They remind us that this Christmas, and every Christmas, we should celebrate life with the people we love before they are no longer sitting in their favourite chair, before all that is left is a coffee table, a cup with a red bus from London on and the memories.
Ultimately, that perspective is something to be grateful for, because after the tears and the candles, we are alive. And we go on for us.
And for as long as we can, we go on for them.
*[photo credit: Lisa Jane twitter/website]







