Un libro non ancora scritto, una biblioteca magica e una strampalata bibliotecaria: una storia di peripezie, pedinamenti e colpi di scena che dalla Norvegia arriva fino a Roma. Perché mai la bizzarra bibliotecaria Lilli è così interessata al quaderno dei due cugini norvegesi, Nils e Berit? Può essere che, senza volerlo, i due ragazzi abbiano scoperto qualche scottante segreto? E come mai Nils si trova sempre alle calcagna il Ghigno, un individuo losco e untuoso? Un avvincente mystery per ragazzi, un viaggio alla scoperta dell’amore per i libri, firmato da Klaus Hagerup e dal grande autore bestseller del Mondo di Sofia.
Jostein Gaarder is a Norwegian intellectual and author of several novels, short stories, and children's books. Gaarder often writes from the perspective of children, exploring their sense of wonder about the world. He often uses meta-fiction in his works, writing stories within stories.
Gaarder was born into a pedagogical family. His best known work is the novel Sophie's World, subtitled "A Novel about the History of Philosophy." This popular work has been translated into fifty-three languages; there are over thirty million copies in print, with three million copies sold in Germany alone.
In 1997, he established the Sophie Prize together with his wife Siri Dannevig. This prize is an international environment and development prize (USD 100,000 = 77,000 €), awarded annually. It is named after the novel.
هل فكرت يومًا أننا -نحن البشر الكائنات الوحيدة القادرة على تبادل الأفكار والمشاعر والخبرات في الكون كله
كعادة جوستين جاردر رواية ممتعة بلا جدال
هذه المرّة ينقلك إلى عالم الكتب والمكتبات ولأنه جاردر فتأكد أنه لن يكون عالما عاديا
إنها مكتبة ببي بوكن السحرية حيث الكتب التي لم تكتب بعد مرصوصة بأناقة على الأرفف
وهل تستطيع أن تخمن كم عدد الكتب التي لم يكتبها أصحابها بعد ؟ إنه عدد لا متناه من الكتب حيث كل كلمات الأبجدية تختبيء
إنها الحياة الأبدية
" أحسستُ بأن جميع الكتب تتطلع إلي تحدق في وجهي كما لو كانت على قيد الحياة وتهتف تعال ،،لاتخف "
دومًا تجد للأطفال والمراهقين عند جاردر صوتًا و هذه الرواية بطليها طفلين من خلال رسائلهما ننتبع عالم بيبي بوكن السحري ونتعرف عليها في جو غامض معطر بدهشة الأطفال وخفة ظلهم وتوقهم اللامتناهي إلى المعرفة
وعندما ترى العالم بعيون طفل كل شيء يختلف
أنت مع نيلس و بيريت تحاول معرفة لغر هذه المكتبة التي تجد فيها كتب بتواريخ لم تأتي بعد
تحاول مرارا فهم بيبي المرأة الغامضة والتي يظنها الأطفال أحيانا ساحرة وأحيانا أخرى امرأة عادي
و تستمتع ببراعة جاردر في الحديث عن عالم الكتب والذي لا يشبه أي مما قيل عن سحر الكتب في أي كتاب آخر بل إن حتى تصنيف ديوي يلقى لأول مرة قبولا في نفسي بعد حديث جاردر عنه :D
جاردر دوما يبهرك بتفرده ومزجه الحقائق بالفانتازيا وصوت ضحكات الأطفال دوما في الخلفية وعيونهم المندهشة تتبعك أينما ذهبت
كل ذلك في جو يشوبه الغموض مليء بالألغاز ومثير للخيال
استمتعت بهذه الرواية كثيرا وأشكر الصديق الرائع الذي بعث لي بمخطوط ترجمتها
آمل أن تصل الرواية إلى النور بالانجليزية والعربية كذلك
Oke, ini adalah buku Jostein Gaarder pertama yang gue baca. Buku yang lumayan "unik" kalo gak mau dibilang "aneh". Unik/aneh karena buku ini hanya terdiri dari dua bab saja dari 294 halaman. Bab pertama bercerita tentang dua orang sepupu, Nils Boyum (12 tahun) dan Berit Boyum (10) yang saling berkirim surat berbentuk sebuah buku yang dikirim melalui pos bolak-balik antara Oslo dan Fjaerland. Unik/aneh karena buku ini memiliki dua sudut pandang dari seorang Nils dan Berit melalui surat-surat mereka. Terus terang awalnya lumayan pusing juga boring karena bab 1 ini hanya berisi surat-surat yang mengindikasikan kecurigaan kedua anak tersebut kepada seorang perempuan tua bernama Bibbi Bokken yang akhirnya berubah menjadi sebuah imajinasi yang liar khas anak-anak.
Bab kedua buku ini pun tak kalah unik/aneh karena meski sudah tidak berbentuk surat menyurat lagi (Nils dan Berit bertemu di Fjaerland) tetapi sudut pandangnya tetap berganti-ganti (lebih cepat malah) antara Nils dan Berit. Petualangan berakhir ketika mereka akhirnya mereka mengetahui siapa Bibbi Bokken sebenarnya. Apakah perpustakaan ajaib Bibbi Bokken benar-benar ada? apakah dia seorang penjahat? atau hanya perempuan tua sinting? orang baik-baik? ato Miss Phuket yang dikeceng Abah yang lagi nyamar? uupss, maap, koq jadi ngelantur sih :D baca aja kalo penasaran mah, heuheu.
Buku ini meskipun karakter utamanya dua orang anak, tapi gue pikir (setuju ama Palsay) materinya mungkin sedikit terlalu "berat" untuk dicerna oleh anak-anak. Sebaliknya, jika dibaca oleh orang dewasa mereka akan menemukan unsur-unsur yang "kekanak-kanakan" yang justru bisa menghilangkan selera mereka untuk menyelesaikan buku ini. Intinya gue sedikit kesulitan untuk merekomendasikan buku ini. Tapi untuk orang-orang tertentu seperti seorang pecinta buku (cewe yang lagi berguru pd penyihir luarbiasa :-p), kutu buku sejati (halo Po, wataaaa), mereka yang bekerja di perpustakaan (halo Syl, masih butuh menyan? hihihi), mereka yang berkecimpung di penerbitan (ibuw ketua persekutuan), orang-orang yang doyan nyambangin perpustakaan (Tumenggung Mandraka?) , buku ini (mungkin) akan menarik *sotoy mode on* huehehehe
Ada satu pertanyaan, kapan terakhir kali anda pergi keperpustakaan? dan bila anda berjalan diantara rak-rak buku yang berjejer diperpustakaan (inga.. inga.. perpustakaan ya! bukan toko buku) pernahkah ada perasaan yang menyelinap dihati anda seperti kutipan Simen Sjkonsberg yang ada dibuku ini.
Aku berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan. Buku-buku tersebut memunggungiku. Tak seperti manusia yang ingin berjarak denganku, buku-buku itu malah menawarkan diri untuk memperkenalkan diri mereka. Bermeter-meter jajaran buku yang yang tak akan pernah mampu kubaca. Dan aku tahu; apa yang ada disini adalah kehidupan yang merupakan pelengkap kehidupanku, yang menanti untuk dimanfaatkan. Tetapi hari-hari berlalu, dan kesempatan itu tetap tak tergapai----terabaikan. Salah satu buku ini mungkin benar-benar bisa mengubah hidupku. Siapakah aku sekarang? Siapakah sebenarnya aku? hmm... afrit yang keren dong, hihihi
Satu lagi, out of topic maybe *kepalang panjang lah* kapan terakhir kali anda berkirim surat? maksudnya, bukan surat resmi seperti urusan kerja (surat lamaran, kirim paket, dsb), tapi surat yang bersifat personal, surat yang bercerita ngalor-ngidul; entah itu surat kepada teman, pacar, istri/suami--siapa aja lah. Sepertinya budaya berkirim surat perlahan tapi pasti telah menjadi suatu budaya yang hilang digerus jaman modern dan digitalisasi. Sekarang Instant Messenger ama SMS telah merajai dunia komunikasi di era modern. Yah, lebih cepat, praktis dan tepat sasaran tentunya. Menulis surat berlembar-lembar, coretan-coretan salah tulis, nyemprotin parfum dikertas surat biar wangi dan kadang-kadang stempel bibir berlipstik (ahem, untuk surat-surat tertentu, hihihi), nyegat pak pos yang lewat. Hmm.. sepertinya hal-hal tersebut hanya tinggal kenangan saja...
erie afrit yang sodaraan ama bibi bokkek yang bekken
"Buku terbaik mengenai buku dan budaya-baca yang ada saat ini." -oldenburgische Volkszeitung
"Sebuah surat cinta kepada buku dan dunia penulisan" -Ruhr Nachricht
Begitulah bunyi dua endorsement yang tertulis di bagian sampul depan dan belakang buku ini. Kedua kalimat itu juga yang terus terpikir saat membaca buku ini, bersama endorsement tambahan saya sendiri...KOK BISA? Kok bisa dua endorsement yang nggak masuk akal itu nongkrong di sampul buku "aneh" ini?
Buku ini isinya melulu kecurigaan dan penyelidikan dua saudara sepupu, Nils Boyum Torgersen & Berit Boyum, atas suatu komplotan misterius yang dikepalai seorang wanita misterius bernama Bibbi Bokken. Komplotan tersebut begitu besarnya, melibatkan guru Nils, bahkan sang Ratu Norwegia dan Gedung Putih!
Oke, buku ini memang menceritakan disana-sini, jika kita cukup memperhatikan, bahwa kedua sepupu berimajinasi luar biasa itu senang membaca berbagai buku. Tapi kalau itu saja rasanya jauh dari pantas untuk diberi dua endorsement yang begitu menyanjung seperti diatas.
Begitulah pikiran saya mengenai novel petualangan anak-anak ini...sampai saya mengikuti mereka masuk ke perpustakaan bawah tanah itu, dimana Bibbi Bokken menyimpan semua buku-buku hasil "perburuan"nya dari seluruh dunia. Di sanalah saya baru mengerti maksud kedua endorsement tersebut.
Maka dari itu saya pun terpaksa mengubah endorsement saya menjadi: "Bacalah buku ini dan dapati bagaimana mencintai buku dan dunia penulisan dengan cara yang luar biasa".
Sedikit orang yang mengetahui bahwa penulis novel Best Seller Dunia Sophie (1995) Jostein Gaarder pernah berkoloborasi dengan Klaus Hagerup dalam menulis fiksi remaja. Klaus Hagerup sendiri adalah salah satu penulis terkemuka Norwegia yang karya-karyanya banyak berjenis bacaan anak dan remaja. Mungkin salah satu kesamaan dalam hal menulis fiksi yang diperuntukkan bagi remaja inilah yang mendorong Gaarder dan Hagerup berkoloborasi dan melahirkan karya bersamanya yang berjudul Bibbi Bokkens Magische Bibliothek (1993). Buku yang belum pernah diterbitkan oleh negara-negara berbahasa bahasa Inggris ini kini diterjemahkan langsung dari bahasa Swedia oleh Mizan menjadi Perpustakaan Ajaib Bibbi Boken (2006).
Novel Gaareder & Hagerup ini menceritakan dua saudara sepupu pecinta buku, Berit dan Nils yang tinggal di kota yang berbeda. Oslo dan Fjaerland - Norwegia. Untuk berhubungan, kedua remaja ini saling berkirim surat. Uniknya surat mereka bukan ditulis dalam selembar kertas melainkan ditulis dalam sebuah buku yang saling dikirim diantara mereka.
Anehnya buku surat tersebut menarik perhatian Bibbi Boken seorang wanita misterius yang menginginkan buku-surat tersebut. Alih-alih lari dari incaran Bibbi Bokken, Berit dan Nils layaknya detektif secara diam-diam membuntuti dan menyelidiki hingga ke kediaman Bibi Bokken. Dari sepucuk surat yang terjatuh dari tas Bibbi Bokken terungkap bahwa ia adalah seorang bibliografer, surat tersebut menyinggung soal buku yang sangat spesial yang akan terbit tahun depan yang belum ditulis bahkan belum diketahui siapa penulisnya, buku tersebut berjudul "perpustakaan ajaib". Dari penyelidikan Berit dan Nils terungkap bahwa Bibbi Boken sering menerima paket buku, mereka menyangka pastilah dalam rumah Bibbi terdapat banyak buku, mereka mencurigai Bibbi sebagai penyeludup buku. Namun siapa sangka ketika Berit berhasil menyusup kedalam rumah Bibbi, anehnya tak tampak satu bukukupun dalam rumah itu !
Penyelidikan terus berlanjut, semakin hari mereka semakin menemukan keterkaitan antara Bibbi Boken dan beberapa peristiwa penting serta tokoh-tokoh yang berkaitan dengan dunia perbukuan. Tak hanya Bibbi Boken yang mengingini buku-surat mereka, ternyata seseorang yang diberi nama Smiley diam-diam membuntuti mereka untuk mencuri buku surat tersebut.
Siapakah sebenarnya Bibbi Boken dan Smiley ? apakah mereka berada dalam satu komplotan yang menginginkan buku-surat Berit dan Nils ? Seberapa berhargakah buku surat itu bagi Bibbi Boken dan Smiley sehingga mereka begitu menginginkannya? Berhasilkan mereka merebut buku-surat itu ?Adakah sebenarnya Perpustakaan Ajaib itu ? Berhasilkan Berit dan Nils menemukannya dan mengungkap rencana rahasia Bibbi Boken yang terkait dengan perpustakaan ajaib dan konspirasi dalam dunia perbukuan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan muncul terus ketika kita membaca buku ini dan baru akan terjawab di lembar-lembar terakhir novel ini.
Buku ini dibagi dalam dua bagian, bagian pertama : Buku-Surat seluruhnya halamannya merupakan isi dari surat menyurat antara Berrit dan Nilss. Bab ini uniknya karena pembaca secara langsung diajak membaca sendiri buku-surat yang ditulis oleh dua remaja ini. Di bagian kedua : Perpustakaan, barulah kisah ini memiliki alur cerita seperti alur konvensional, di bab ini Berrit dan Nilss telah berada di Fjaerland dan bertemu dengan Bibbi Boken yang akan mengungkap semua misteri perpustakaan ajaib
Berbeda dengan karya-karya Jostein Gaarder lainnya seperti Sophie World, Orange Girll, Rainmaster Daughter, dll yang sarat dengan perenungan hidup. Dalam karya bersamanya dengan Klaus Hagerup ini, Gaarder menyajikan sebuah cerita detektif, cerita misteri layaknya cerita-cerita Lima Sekawan. Namun pembaca tidak hanya disuguhkan dengan serunya penyelidikan Berit dan Nils. Buku ini juga menyajikan pernak-penik dunia buku seperti incabulla, sejarah buku pertama, Guttenberg, teori sastra, teori fiksi , teori menulis, drama, film, perpustakaan dalam gua, bibliografer, dan yang menarik, buku ini juga menyajikan klasifikasi Dewey secara lengkap!. Pembaca juga akan diajak berkenalan dengan Astrid Lindgren, Winnie The Pooh (AA Milne) Anne Frank, Hans Christian Andersen, Roald Dahl, penyair-penyair Skandinavia seperti Jan Erik Vold, Peer Grynt, dll. Di lembar-lembar terakhir kisah ini, pembaca juga akan disuguhkan mengenai tahap-tahapan bagaimana sebuah buku diterbitkan mulai dari menulis, mengedit, mencari ilustrator untuk sampul buku, lay out buku hingga ke percetakan.
Singkatnya, dari awal hingga akhir pembaca akan disuguhkan oleh eksotisnya dunia buku sebagai latar dari petualangan Berit dan Nils. Dilihat dari kisahnya yang menyangkut kosnpirasi perbukuan dan banyaknya istilah dan pernak-pernik dunia perbukuan dan dan gambaran detail dari penulisnya mengenai perpustakaan lengkap dengan buku-bukunya, bisa dikatakan buku ini adalah buku fiksi tentang buku sehingga buku ini dipastikan akan memuaskan selera para pecinta buku sejati.
Kisah dalam buku ini bak surat cinta kepada buku dan dunia kepenulisan.
Ini adalah novel kelima buah imajinasi Jostein Gaarder yang diterjemahkan (dari bahasa Jerman) ke dalam bahasa Indonesia. Empat yang lainnya adalah : Dunia Sophie (Mizan), Misteri Soliter (Jalasutra), Gadis Jeruk (Mizan), serta Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng (Mizan). Jika diperhatikan, tampak jelas sekali satu hal yang selalu ada dalam kelima karya Gaarder tersebut, ialah tokoh kanak-kanak. Mengapa demikian?
Menyitir pendapat Andityas Prabantoro (editor novel-novel Gaarder edisi bahasa Indonesia), hal tersebut (mungkin) karena Gaarder adalah seorang mantan guru SMA yang kesehariannya akrab dengan anak-anak dan remaja. Atau, masih menurut Andityas, memang itu merupakan pemikiran khas Gaarder. Gaarder yang juga dosen filsafat ini, pernah berujar, bahwa berpikir filosofis itu sebenarnya berpikir seperti kanak-kanak yang masih terbuka, belum terbentuk (terpengaruh?) oleh berbagai pendapat. Hmm, menarik ya?
Sejatinya, dari beberapa judul novelnya telah tercermin selera "kekanak-kanakan" itu. Lihat saja : Gadis Jeruk, Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng, dan Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken. Ketiganya menguarkan aroma dongeng yang kuat. Dongeng, bukankah sangat lekat dengan dunia kanak-kanak?
Pada Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken terjemahan Indonesia ini bahkan kesan tersebut telah menguat sejak desain kovernya, bergambar siluet dua orang anak berlari di sebuah lorong yang di kanan-kirinya berderet lemari tinggi dengan buku-buku di dalamnya. Barangkali perpustakaan. Dan bagi para pencinta buku, kata "perpustakaan" tak ubahnya bagaikan magnet : menyedot, merangsang, menggairahkan.
Kisahnya sendiri tentang dua orang sepupu, Nils dan Berit, yang tinggal di dua kota berlainan. Mereka sama-sama pencinta buku. Mereka menjalin kontak (korespondensi) melalui sebuah buku-surat yang ditulis bersama secara bergantian, saling bertukar cerita layaknya remaja 12 tahun. Sebetulnya, kegiatan korespondensi yang mereka lakukan adalah hal yang biasa-biasa saja, tetapi kemudian menjadi petualangan seru karena muncul keanehan-keanehan yang menggelitik rasa ingin tahu kedua anak tersebut.
Nils dan Berit merasa ada yang selalu memata-matai mereka di manapun mereka berada. Dasarnya memang senang berimajinasi (berkhayal), maka segala peristiwa yang mereka alami dituangkan ke dalam buku-surat itu beserta sejumlah bumbu fantasi hasil daya khayal mereka. Belakangan, segala yang tadinya hanya "khayalan" terbukti benar adanya : Bibbi Bokken dan perpustakaan ajaibnya! Bibbi Bokken tidak sendirian. Ia punya komplotan dan mereka mengincar buku-surat milik Nils dan Berit, entah untuk apa. Perlahan-lahan, lewat segala data yang berhasil dikumpulkan serta penyelidikan ala detektif, Nils dan Berit berupaya mengungkap misteri Bibbi Bokken dan gerombolannya.
Dalam usaha mengungkap misteri tersebut, pembaca akan disuguhi sejumlah cerita menarik tentang buku-buku, di antaranya : The Diary of Anne Frank, Winnie The Pooh, Klasifikasi Desimal Dewey, sejarah alfabet, Gutenberg, sandiwara Hendrik Ibsen, puisi-puisi Jan Erik Vold, dan lain-lain. Disampaikan dengan gaya khas Gaarder : cerita berbingkai. Sungguh sajian menggiurkan bagi para pencinta buku. "Siapa pun yang membaca banyak buku, punya mata di berbagai tempat yang unik." (hlm.256)
Novel ini hasil kolaborasi apik Gaarder dan Klaus Hagerup yang juga adalah seorang penulis cerita anak-anak Norwegia. Sebuah buku tentang buku yang amat sayang jika dilewatkan.
Hmm, I don't know whether because I read it in Indonesian (translated edition) or because I'm growing up and my 'palate' change (NOOOOOO!!!) or because I'm too childish, I almost feel sorry buying this book. I know, the idea of this book is great. This book explains a lot of important things about books and book/library culture. But hey, when I read the title and bought this book, I expected more. Where is the adventure behind magical world of book shelves? Where is the mysterious creatures that hide behind old paper? Why it's called Magical Bibliotheca, then?
The book-letter way to tell a story is new for me. And I think it's kind of smart. But when they started writing about stories that didn't make sense and unfocused, it's bored me. Even the explanation part. I kinda disappointed. I can not relate my self with any character. Mostly because my expectation about magical world turned out not so magical. It feels like reading the lamest explanation of detective story.
Well, I understand it told us about magical world of books and library too, but it's like teacher saying, not a story. You can find it in every corner of the library in the world. You don't need Bibbi Bokken just to understand that. You know what I mean? Everyone seems like this book (well, it IS a great book). Seems I have a childish definition about magical. Too bad
Ein Buch über Bücher und Bibliotheken... was soll man da noch sagen?! Mir hat es gut gefallen, auch wenn ich nicht die Zielgruppe bin. Für Kinder sicher toll!
Bravo! Bagus banget! Buku ketiga Jostein Gaarder yang aku baca dan menjadi favorit aku. Bukunya unik karena setengah part pertama contain of buku-surat antara Berit dan Nils. Dan setengah part kedua bercerita saat mereka bertemu dan memulai petualangan. Ceritanya seru banget.. pas sekali dengan saya yang memulai diri lagi untuk 'mencintai' buku. Saya jadi tambah terinspirasi untuk membuat perpustakaan sendiri ^_^
چقدررر یه کتاب می تونه حوصله سربر باشه؟ دو ستاره میدم فقط به خاطر این که گوردر نویسنده محبوبمه و به خاطر اون یکی کتابای خوبش ولی واقعا چی بود این. فکر کنم حتی یه نوجوان هم بخونه از تخیلات بیهوده و یاوه گویی هاش خوشش نیاد نه رنگ و بوی فلسفی داشت مثل بقیه کتاب هاش و نه محتوایی و نه حتی جذابیتی
Ini buku ketiga Jostein Gaarder yang saya baca setelah "Dunia Sophie" dan "Gadis Jeruk". Jika ketiganya digabungkan, maka ada beberapa poin kemiripan yang bisa dibilang: inilah ciri dari Jostein Gaarder. Pertama, ketiga buku itu memiliki tokoh sentral anak-anak. Dan kedua, ketiga buku itu juga berkutat dengan surat. Tapi jika di "Dunia Sophie" dan "Gadis Jeruk" masih memasukkan unsur filosofis, di buku yang berjudul "Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken" ini agaknya kesan filosofisnya tidak terlalu kuat. Yang menonjol adalah tentang seluk beluk sejarah buku, dunia literer dan perpustakaan.
Novel ini mengisahkan tentang dua saudara sepupu, Berit dan Nils yang tinggal di kota berbeda. Mereka selalu mengisahkan kabar masing-masing melalui buku-surat. Buku-surat inilah yang bolak-balik mereka kirimkan via pos sebagai media tukar informasi diantara keduanya. Dalam buku-surat ini, mereka menceritakan pengalamannya masing-masing mengenai sosok wanita misterius bernama Bibbi Bokken. Dengan imajinasi liar anak-anak, mereka melakukan investigasi untuk membeongkar jati diri Bibbi Bokken yang diketahui sangat tergila-gila dengan buku itu.
Buku ini hanya terdiri dari 2 bab. Bab pertama berjudul "Buku-surat" yang memang dalam satu bab ini berisi tentang tulisan-tulisan saling berbalas dalam buku-surat tersebut. Bab ini seolah percakapan lengkap dan seru di antara keduanya yang dengan analisis dan imajinasi mereka, berusaha membongkar identitas Bibbi Bokken. Tidak hanya perkara jati diri seorang wanita misterius itu saja yang membuat pusing dua saudara seupupu itu, melainkan ada beberapa pihak yang dirasa mengancam mereka dan buku-surat mereka. Mereka merasa berada ditengah situasi konspiratif Bibbi Bokken dan beberapa orang yang terlibat yang berhubungan dengan Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken.
Sebenarnya ada apa dibalik perpustakkan ajaib itu? Jawabannya akan disajikan di Bab ke-2 yang berjudul "Perpustakaan". Dalam bab ini akhirnya dua saudara sepupu itu bertemu satu sama lain dan bertemu juga dengan orang-orang misterius di bab sebelumnya untuk menyaksikan kebenaran yang sudah ada di depan mata mereka.
Buku ini seru karena petualangan Berit dan Nils dibumbui kejadian-kejaidian yang sedikit ajaib. Ditambah lagi buku ini sangat cocok dibaca oleh penggemar buku karena sesuai dengan endorsement di covernya oleh Oldenburgische Volkszeitung yang menagatakan, "Buku terbaik mengenai buku dan budaya baca yang ada saat ini." Plot dari cerita ini juga sesekali menjelaskan mengenai seluk beluk perpustakaan dan sejarah literer.
"Sebuah surat cinta kepada buku dan dunia penulisan" --Ruhr Nachricht
Dear Master Gaarder, You are the only reason I bought this book. I don't like the cover nor the title. It always you, your name and your magic that always fascinates me. And for the second time.. I was right! Yours spelled me. Something across my mind while reading your books. Like I'm watching a television that shows me watching a television that shows me watching a television that shows... My lecture called it recursive. That's all I can say about "Perpustakaan Bibbi Bokken" ;) Monsieur Gaarder, I would like to tell you that I love it when you bring the fact and mix it with your imagination. I love it when I lost in a bunch of your twisted words. I love it when I trapped in your story-madness. Keep making me love your books, Senor Gaarder.
Tahukan Anda..... 1. Urutan Perpustakaan Universitas terbaik (berdasarkan jumlah koleksi adalah sebagai berikut: 1. Harvard University (16 million volumes) 2. Yale University (11 million volumes) 3. University of Illinois-Urbana Champaign (10 million volumes) 4. University of California-Berkeley (9 million volumes) 5. Ada beberapa perpustakaan yaitu: - Columbia University (8 million volumes) - Stanford University (8 million volumes) - University of California-Los Angeles (8 million volumes) - University of Michigan-Ann Arbor (8 million volumes) - University of Texas-Austin(8 million volumes) 6. Terdiri dari : - Cornell University 7 million volumes) - University of Chicago (7 million volumes) 7. Indiana University-Bloomington (6.5 million volumes) - University of Wisconsin-Madison (6.5 million volumes) 8. Terdiri dari : - Princeton University (6 million volumes) - University of Minnesota-Twin Cities (6 million volumes) - University of Washington (6 million volumes) 9. Terdiri dari : - Ohio State University-Columbus (5.5 million volumes) - University of North Carolina-Chapel Hill (5.5 million volumes) 10. Terdiri dari : - Duke University (5 million volumes) - University of Arizona (5 million volumes) - University of Pennsylvania (5 million volumes) - Univiersity of Virginia (5 million volumes)
2. Perpustakaan Alexandria, Mesiri adalah yg paling besar dan paling megah, mengandung 700.000 manuskrip – seluruh corpus pengetahuan yg dikumpulkan saintis2 kuno, filsuf, sejarawan dan penyair, termasuk karya2 unik Plato, Aristotel, Sokrates, Thucydides, Sophocles, Euripides, Hippocrates & Euclid.
PENGHANCURKAN SELURUH KOLEKSI perpustakaan kuno tersebut oleh pihak lawan, sampai harus menggunakan bahan bakar yg bisa menghangatkan 4000 tempat pemandian umum kota itu. Memakai 1000 kolam dan 6 bulan diperlukan utk membakar semua manuskrip.
3. Pada tanggal 29 Januari 1258, kota Baghdad mulai dikepung pasukan Mongol di bawah pimpinan jendral China, Guo Khan. Perpustakaan di kota Baghdad yang memiliki koleksi 400 – 500 ribu jilid buku dihancurkan. Buku-bukunya mereka tenggelamkan di Sungai Tigris untuk membuat jembatan penyeberangan. Dalam sejarah digambarkan betapa air sungai Tigris kala itu berwarna kehitam-hitaman karena terlalu banyaknya tinta yang larut. Akhir dari sebuah peradaban modern Islam di Baghdad
4. Incunabula adalah istilah yang digunakan oleh kolektor buku Inggris untuk menjelaskan buku-buku yang dicetak pertama kali pada abad ke 15. Incunabula pertama yang tercatat adalah Gutenberg Bible of 1455.
Nils Torgersen dan Berit Boyum dalam buku ini bergantian menulis di sebuah buku-surat yang mereka kirimkan melalui jasa pos. Bukan cuma kabar tentang keluarga, mereka juga bertukar ide gila dan imajinasi.
Oiya, Nils (cowok) dan Berit (cewek) adalah dua remaja bersepupu yang tinggal di dua kota Oslo dan Fjaerland yang tepisah ratusan kilometer di Norwegia. Buku-surat adalah ide mereka mengumpulkan "kata-kata dalam album, bukan foto". Semua hal mereka ceritakan bergantian, saling membalas dan bersambungan.
Tadinya hal sepele dalam pikiran muda mereka yang dijadikan bahan cerita, misalnya tentang riwayat pembelian buku yang mereka jadikan buku-surat ini, dan tentang hal-hal yang mereka temui sehari-hari. Sebuah nama "Bibbi" yang dibaca Berit pada sebuah surat akhirnya menghantui mereka dan menghantarkan kedua tokoh utama ini pada sosok Bibbi Bokken, seorang perempuan misterius yang nampaknya punya kemampuan untuk ada di mana saja dan ternyata mengenal siapa saja.
Dalam upaya mereka mencari tahu apa dan siapa sebenarnya Bibbi Bokken itu, Nils dan Berit dihadapkan pada banyak teka-teki aneh. Misalnya, apakah Bibbi Bokken itu seorang pembunuh berseri yang mencintai buku, penasehat rahasia mantan Wakil Presiden AS Walter Mondale atau sekedar perempuan setengah baya yang kesepian di rumah kosong bercat kuningnya? Apa sebenarnya rencana Bibbi dengan "buku yang akan terbit tahun depan"? Lalu apa hubungan antara Bibbi dengan Astrid Lindgren dan bahkan Ratu Sonja?
Bab pertama buku ini menempatkan pembaca pada alam pikir dan prasangka Nils dan Berit tentang hal yang mereka hadapi. Surat keduanya yang sambung-menyambung membawa kita pada makin rumitnya keseharian mereka, dan semuanya berhubungan dengan Bibbi! Kita bagaikan melihat bagaimana kedua remaja ini dipaksa memutar otak menggali berbagai misteri dalam berbagai cara yang mereka bisa. Berit harus pura-pura menjual karcis lotere ke rumah Bibbi, dan Nils bagaikan detektif memanfaatkan kunjungan akhir pekan bersama orang tuanya ke Roma untuk melacak jejak surat yang dikirim untuk Bibbi.
Dalam bab pertama inilah banyak hal yang terkait dengan buku digelar, mulai dari istlah incunabula, bibliophile, klasifikasi desimal Dewey untuk katalog perpustakaan, hingga pengenalan para tokoh penulis drama (Henrik Ibsen), memoar (Anne Frank), dan cerita anak-anak (HC. Andersen, Astrid Lindgren, dan AA. Milne). Hal yang menyenangkan adalah, semua hal ini tidak muncul berdesak-desak, tetapi dengan sabar menanti diselipkan bergantian pada salah satu surat Nils atau Berit. Rasanya seperti mengikuti sandiwara radio di mana tokoh-tokohnya bergantian muncul tanpa disangka dan kita bisa tahu peran mereka dari alur cerita yang berjalan.
Akhirnya setelah lebih dari dua pertiga buku, pembaca dibawa pada petualangan naratif nir-teks Nils dan Berit. Bab ini diawali seperti film yang menunjukkan pada penonton bahwa "tokoh kita ditangkap garong!" Kedua jagoan kita akhirnya menyibak rahasia besar Bibbi Bokken di hadapan orangnya sendiri, rahasia yang akhirnya membuat pembaca terperangah: jadi Bibbi ini sebenarnya penjahat atau jagoan, sih?
Hal yang membuat saya begitu terpikat pada buku ini adalah kemampuan kedua penulisnya untuk bercerita dengan begitu khas remaja. Kesembronoan, keangkuhan sekaligus ketakutan anak belasan tahun bisa terlihat dari tiap kalimat di buku ini. Tulisan dalam buku surat misalnya, mencerminkan ketinggian daya khayal anak-anak, di mana kadang Nils menjadi detektif, kadang sastrawan dan Berit bisa juga jadi pencuri profesional.
Layaklah bila membaca buku ini kita akan lebih menghargai buku, atau lebih luasnya, budaya baca tulis. Saya kutipkan salah satu narasi dari Nils di buku ini: "...setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan jika membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas..."
Ανοίγοντας ένα βιβλιο δε ξέρεις ποτε κλείνοντας το τι θα σου προσφέρει. Γνώση, ερεθίσματα ζωής, λύτρωση, φόβους, αγάπη, δάκρυα η' απογοήτευση; Όχι αλήθεια ποτε δε ξέρεις.
Οι άνθρωποι διαβάζουν. Διαβάζουν για να μάθουν. Διαβάζουν για να ζήσουν. Διαβάζουν για να βρουν την ελπίδα. Διαβάζουν για να κλειστούν στο μαγικό κόσμο ενός βιβλίου ξεπερνώντας τη μοναξιά τους με σελίδες που κάποιος Άλλος εμπνεύστηκε για αυτούς.
Θέματα ποικίλεις θεματολογίας. Ότι μπορεί να τους προσφέρει αυτό που Εκείνη τη στιγμή χρειάζονται
Όμως σταθήκαμε ποτε να σκεφτούμε πως γεννήθηκε το βιβλιο; Πως βρέθηκε στα χέρια μας η στα χέρια του πρώτου Άνθρωπου ανά το κόσμο; Πως πλάστηκε και γέμισε μαγεία την ψυχή μας; Πως έφτασε στα χέρια μας; Ποιος το απίθωσε σαν νεογέννητο στη ζωή μας;
«Παίρνω μπροστά από τα ράφια της βιβλιοθήκης. Τα βιβλιά μου έχουν γυρισμένη τη πλάτη. Όχι για να με απωθήσουν όπως οι άνθρωποι, αλλα για να μου συστηθούν και να με προκαλέσουν. Ατελείωτα μέτρα βιβλίων που δε θα μπορέσω να διαβάσω ποτε. Και το ξέρω: Αυτό που μου προσφέρετε Εδώ είναι η ζωή, ζωή που προστίθεται στη δικη μου και περιμένει να την εκμεταλλευτώ. Αλλα οι μέρες περνούν τόσο γρήγορα ώστε η δυνατότητα αυτή δε αξιοποιείται. Ένα από αυτά τα βιβλία θα ήταν αρκετό για να μου αλλάξει τελείως τη ζωή. Ποιος είμαι τώρα; Ποιος θα ήμουν αν διάβαζα;»
Η μαγική βιβλιοθήκη λοιπόν είναι ένα βιβλιο για το βιβλίο. Ήρωες δυο νέα παιδιά. Ήρωες άνθρωποι που αγάπησαν το βιβλιο πριν καν γεννηθούν. Ήρωες που Ζουν και υπάρχουν για τη μυρωδιά του και την ομορφιά της ψυχής του. Ήρωες που υπήρξαν πριν από εμάς για μας. Οι αναγνώστες της δικής μας αρχή στο κόσμο της ανάγνωσης.
Με δεξιοτεχνία ο συγγραφέας πλάθει μια ιστορία που μέσα από τα μάτια δυο παιδιών μας γνωρίζει από την αρχή την λογοτεχνία. Δυο ξαδέρφια μπλέκουν σε ένα γαϊτανάκι για να μπορέσουν να λύσουν το μυστήριο της μαγικής βιβλιοθήκης χώρις να γνωρίζουν ότι οι ίδιοι Είναι η αρχή και το τέλος της.
Μέσα από σκέψεις, ποιήματα, παραμύθια αλληλογραφούν σε ένα βιβλιο επιστολών προσπαθώντας να λύσουν το μυστήριο που μπήκε στη ζωή τους σαν έμπνευση και με το δικό τους μαγικό τρόπο, με ένα τρόπο που μονο ένα παιδί μπορεί να σου μάθει από την αρχή μας ξεναγούν στο άβατο της λογοτεχνίας. Εκει που κάθε βιβλιο έχει κάτι να σου δώσει. Εκει που ένα μικρό ποίημα όσο ρεαλιστικό η μη και αν είναι έχει αξια. Εκει που κάθε βιβλιο είναι ένα ροζάριο που γαληνεύει την ψυχή και στο τέλος βρίσκονται αντιμέτωποι με την αλήθεια.
Αν και το βιβλιο γράφτηκε αρκετά χρόνια πριν έχει μέσα του αλήθειες που ακόμη και σήμερα ταλανίζουν το αναγνωστικό κοινό. Μιλά για το μέλλον του βιβλίου στη τεχνολογία. Μιλά για την ανάγκη ενός αναγνώστη και τη λατρεία του για την ανάγνωση.
Και στο τέλος στο αφήνει μια γλυκόπικρη γεύση. Όχι, όχι του ανολοκλήρωτου αλλα εκείνη την μικρή χαραμάδα που τα βιβλία γίνονται τροφή για σκέψη.
Λέει κάπου ο μικρός Νιλς: « Πρώτη φορά στη ζωή μου κατάλαβα τι είναι ένα βιβλίο. Ένα βιβλιο είναι ένας μαγικός κόσμος γεμάτος μικρά σύμβολα που μπορούν να δώσουν ζωή στους νεκρούς και να χαρίσουν αιώνια ζωή στους ζωντανόυς. Είναι ασύλληπτο, φανταστικό και « μαγικό» ότι είκοσι τέσσερα γράμματα του αλφαβήτου μπορούν να συνδυαστούν με τόσους τρόπους ώστε να γεμίσουν τεράστια ράφια με βιβλία και να μας οδηγήσουν σ ένα κόσμο δίχως όρια, έναν κόσμο που θα διευρύνετέ διαρκώς όσο υπάρχουν άνθρωποι σ’ αυτή τη γη.»
Μαγικό απόσπασμα και ακόμη πιο όμορφο όταν το ξεστόμιζει ένα παιδί.
Θυμάμαι πως πάντα όταν ήθελα να νιώσω τη μαγεία άγγιζα και άνοιγα ένα βιβλιο. Όταν ήμουν θλιμμένη. Όταν πονούσα ψυχικά. Όταν ήμουν η δε ήμουν καλά. Μέσα από τα βιβλία έψαχνα να λυτρωθώ. Μονο που τωρα πια ξερω πως μέσα από τα βιβλία ζουσα σε ένα κόσμο που κάποτε άλλοι παλέψανε για να κρατήσουν και μου άφησαν την πόρτα ανοιχτή στο παράδεισο γιατί η δικη τους έμπνευση έγινε η παρηγοριά της ψυχής μου. Το αποκούμπι που πάντα θα ειναι εκει πριν το ζητήσω αρκεί να απλώσω το χέρι μου για να γευτώ το παράδεισο.
anyway, dari awal saya sudah menduga ceritanya ttg apa, ...malah agak pusing dengan gaya bercerita "surat2an" gitu...mirip sekali dengan Sophie's world yang legendaris itu.
akan tetapi, mendekati ending, barulah terasa aura "cinta"nya jostein gaarder terhadap kepustakaan, terhadap incunabula, buku-buku bersampul kulit dan bertuliskan tinta biru dan merah besar-besar...buku pertama yang dicetak di norwegia, sistem kartotek yang membuat saya kangen dengan perpustakaan di kampus saya dulu sebelum sistem komputer menggantikannya...
membaca buku ini mau tak mau saya membayangkan bibbi bokken adalah jostein gaarder sendiri..mungkin buku ini adalah ungkapan keprihatinannya terhadap perkembangan jaman yang cenderung melupakan sejarah dunia tulis-menulis dan maraknya digitalisasi serta media elektronik yang membuat orang enggan masuk ke dalam perpustakaan dan membaca separuh dunia yang memang sayangnya, kebanyakan dipenuhi debu-debu dan bebauan yang khas...
yg jelas menurut saya, ini buku kalo dibilang novel anak2, terlalu susah, tapi dibilang novel dewasa, ceritanya bagus buat anak2...bingung kan?
tapi satu hal yang pasti, jangan baca buku ini kalau memang ga niat, karena saya baru bisa menangkap keindahannya setelah kali baca yang kedua...
Ternyata ada seni untuk menikmati buku ini. Saya termasuk orang yang lambat untuk menyelesaikan buku ini.
Awalnya biasa saja, setelah melintasi bagian kedua, barulah terasa setiap fragmen begitu bergetar meski diceritakan oleh dua bocah yang ingin serba tahu tentang Bibbi Bokken dan perpustakaan rahasianya itu.
Amat sayang bila Anda yang mengakui diri pecinta buku tetapi belum pernah kenal dengan buku ini.
Bisa jadi salah satu bacaan favorit. Enak banget dibaca. Mungkin, hanya mungkin, kalau baca di hari libur aku bakal selesai dalam sehari. Aku mendapatkan novel ini dari Indonesia Book Fair awal November lalu. Diskonnya lumayan....
Jadi apa isi buku ini? Apa benar Perpustakaan itu Ajaib? Ajaib dalam arti kata apa? Memiliki ramuan-ramuan penyembuh, lengkap dengan tongkat sihir dan jelaga besar berisi cairan sakral? Atau hanya makna?
Aku yakin novel ini memiliki gaya penulisan yang berbeda dari sebagian besar buku lainnya. Bagaimana tidak? Narasinya berupa balas-membalas surat oleh dua muda-mudi yang masih sepupuan, yaitu Nils dan Berit. Tebak siapa yang muda dan siapa yang mudi! Ayo tebak! Pasti kalian salah terka!
Buku itu dinamakan buku-surat. Jadi ada satu buku besar seukuran folio yang mereka beli dari sebuah toko buku dan mereka tuliskan kehidupan mereka sehari-hari dan satu kasus yang karena mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mereka menjadi semacam detektif dengan segala dugaan yang mereka buat pada kasus itu. Kasus apakah itu? Ya. Tentang Perpustakaan Ajaib dan Bibbi Bokken yang sangat misterius. Apakah Bibbi Bokken itu seorang penyihir, maksudnya, seorang penyihir buku? Atau siapa sebenarnya dia?
Setelah mereka masuk cukup dalam dalam kasus, mereka mulai menemukan titik terang dalam keingin-tahuan mereka. Mereka akhirnya bertemu dengan Bibbi Boken dan, tadaaa ... Bibbi Bokken sangat tahu tentang dunia perbukuan. Dia mejelaskan segala pertanyaan yang diajukan oleh Nils dan Berit. Dan memang, segala dugaan yang dikemukakan oleh Nils dan Berit banyak yang benar.
Tapi mengapa mereka terlibat dalam kasus Perpustakaan Ajaib milik Bibbi Bokken? Apa hubungannya Perpustakaan Ajaib itu dengan buku-surat yang mereka buat beberapa waktu terakhir itu? Apa mereka dijebak? Atau mereka sedang membuat suatu karya tanpa mereka sadari?
Kalian yakin ingin membaca novel ini. Aku yakin kalian ingin! Biar kuberi tahu, novelnya tipis. Tidak sampai 300 halaman. Dan isinya, kau tak akan bosan. Ada cerita pendek, puisi, pengetahuan tentang perbukuan dan penyimpanan buku, sejarah awal dibuatnya buku-cetakan, dan segala yang berhubungan dengan buku dan perpustakaan diajarkan di novel ini. Walaupun semuanya berisi pengetahuan atau "ilmu", novel ini tidak seperti sedang menggurui pembaca.
Novel ini seperti memberi advice untuk tidak hanya membaca, tapi untuk menulis. Novel "Inspirasi"!
Sedikit kutipan tentang buku dan bagaimana buku menjadi sangat menyenangkan, sebagai berikut.
"Buku adalah teman terbaik."
"Siapa yang bisa menemukan buku yang tepat, akan berada di tengah-tengah teman terbaik. Di sana kita akan berbaur dengan karakter yang paling pintar, paling intelek, dan paling luhur; di sana kebanggaan dan keluhuran manusia bersemayam."
Dulu pertama kali baca buku ini ... waktu SMA atau kuliah gitu ya ... lupa. Aku memang tertarik dengan premisnya, tentang perpustakaan rahasia ... tapi sepertinya detail ceritanya kurang berkesan bagiku, jadi aku sudah lupa.
Sekarang, ketika aku membacanya ulang, ada banyak hal yang dapat kurenungkan dan lebih bisa kuapresiasi.
Beberapa kutipan favoritku: ~ Buku kan bukan hanya terdiri dari kata-kata atau gambar di atas kertas belaka, melainkan juga semua yang aku bayangkan saat membacanya. (hal.43) ~ Karena hati memiliki kebijaksanaannya sendiri dan mengerti apa yang tak dipahami oleh otak. (hal.87) ~ Kalian kan tidak bisa menuntut untuk tahu segalanya sekaligus. Pada dasarnya, suatu kebohongan sangat mudah dikenali. Sedangkan mengatakan kebenaran tidak selalu mudah karena seringkali ia memiliki banyak sisi. Karena itu, kebenaran tidak bisa diungkapkan segampang membalik telapak tangan. (hal.228) ~ Sebuah buku adalah dunia ajaib penuh simbol yang menghidupkan kembali si mati dan memberikan hadiah kehidupan yang kekal kepada yang masih hidup. Sungguh tak dapat dibayangkan, fantastis, dan "ajaib" bahwa kedua puluh enam huruf dalam alfabet kita bisa dipadukan sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi rak raksasa dengan buku-buku dan membawa kita ke sebuah dunia yang tak pernah berujung. Dunia yang selalu bertumbuh, selama masih ada manusia di muka bumi ini. (hal.228-229) ~ Siapa pun yang membaca banyak buku, punya mata di berbagai tempat yang unik. (247)
Me gustó más de lo que esperaba. Un libro corto pero lo suficientemente entretenido para leerlo de una sentada. Me encantó la forma en la que se crean las historias y todas esas bonitas frases! Una historia a la que seguramente regresaré, sobre todo porque al ser publicada en mi año de nacimiento, la hace mucho más especial para mi. 😊😊
شباهت زيادش به دنياى سوفى كه به نظرم درجا زدن نويسنده بود ، نابود كردن تخيل و ماجراجويى كتاب با اضافه كردن تاريخچه و توضيح هاى متفرقه و چپوندن يه واقعيت معمولى آخراى كتاب نااميدم كرد . با اينكه كتابايى كه راجبه كتابن رو خيلى دوست دارم ( مثل شكسپير و شركاى عزيزم) اما راضى نبودم .
همیشه نویسنده مورد علاقم بودی🤝 که البته باعث شد پارتی بازی بهت پنج بدم😂 حقیقتش دوسش داشتم زیاد ولی نقص هایی هم داشت مثلا شخصیت پردازی پسرش رو میتونست بهتر کنه و قشنگ تر بچینه همین طور هم یسری پلن هارو جذاب تر بنویسه ولی در کل دوستش داشتم،ایده نابی داشت!
2,5 Dass Berit und Nils sich im ersten Teil des Buches über ein Briefbuch austauschen hat mir sehr gefallen. Dass sich hier Cousine und Cousin schreiben, musste ich mir tatsächlich manchmal vor Augen führen, denn die Zuneigung der beiden zueinander schien mir stellenweise schon fast zu romantisch. Bei diesem Verwandschaftsgrad ist es ja sogar erlaubt, dennoch fand ich es für die Altersgruppe etwas unpassend, wobei ich vielleicht auch als Erwachsene Dinge herauslese, die Kinder vielleicht gar nicht wahrnehmen. Kinderbücher können Erwachsene ja auch bezaubern, dieses hier hat mich zwar stellenweise amüsiert aber mehr auch nicht.
Lettura carina. È’ un invito alla lettura, ed anche alla scrittura, tra i ragazzi. È’ concepito come una sorta di libro giallo, con un mistero da risolvere.
Nella prima parte è un po’ noioso e scorre poco, poi migliora.
Sicuramente non un libro imperdibile, almeno non per me.😐
'aku berjalan menyusuri rakrak perpustakaan. bukubuku tersebut memunggungiku. tak seperti manusia yang ingin berjarak denganku, bukubuku itu malah menawarkan diri untuk memperkenalkan diri mereka. bermetermeter jajaran buku yang tak akan pernah mampu kubaca. dan aku tahu: apa yang ada di sini adalah kehidupan yang merupakan pelengkap kehidupanku, yang menanti untuk dimanfaatkan ...'
'sebuah buku adalah dunia ajaib penuh simbol yang menghidupkan kembali si mati dan memberikan hadiah kehidupan yang kekal kepada yang masih hidup. sungguh tak dapat dibayangkan, fantastis, dan "ajaib" bahwa kedua puluh enam huruf dalam alfabet kita bisa dipadukan sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi rak raksasa dengan bukubuku dan membawa kita ke sebuah dunia yang tak pernah berujung.'
ide ceritanya unik. membangun kisah dari korespondensi dua saudara yang masih kanakkanak dengan segala 'kebetulan' di dalamnya. tentang semangat, kegigihan, pemecahan misteri, dan rasa ingin tahu yang besar.
banyak istilah dan pembelajaran bagi yang ingin memasuki dunia pustakawan atau pernerbitan/percetakan dalam buku ini. dan beberapa pengetahun dunia buku serta kisahkisah klasik dari penulis jaman dahulu.
akhirnya beli buku ini juga....perpustakaan ajaib nya membuat takjub...dibangun dibawah terowongan...dari lantai hingga langit, buku semua....terutama incunabula....seru banget perpusnya....coba ada perpus yang seperti itu di jakarta..selain ada buku yang telah bertahun2 terbit, ada buku yang bakalan terbit juga...
Kisahnya juga dilengkapi petualangan dua sepupu...ala lima sekawan...misteri bermula dari seorang wanita tu yang "ngiler" liat buku...dan selalu mendapat kiriman pos buku dari seluruh dunia....bernit dan nil mulai saling berkirim buku-surat (kayak bukucur..tapi ketika berit nekat masuk ke rumah bibbi bokken...tak ada satupun ada buku...mencurigakan...misteri dari perpustakaan ajaib ini bermula pada bibbi bokken dan berakhir pula dengan bibbi bokken...kayaknya baru kali ini gw baca novel tentang perbukuan...
baru tahu klo angka2 di buku perpus, menunjukkan standar klasifikasi umum...gw kira..cuma diurutkan aja...hehehe...angka favorit gw yang biasa gw datangi kalau ke perpus pusat yaitu 800, 320, 920. sastra..ilmu politik...biografi...dan ekonomi