Jump to ratings and reviews
Rate this book

7 Hari Menembus Waktu

Rate this book
Marissa kesal sekali ketika harus ikut ayahnya ke Gedung Albratoss. Itu artinya dia akan bertemu Michel, mantan pacarnya. Dan itu berarti, dia juga akan bertemu Selina, musuh bebuyutannya, yang telah merebut Michel dari sisinya.
Merasa frustrasi oleh situasi, tak sadar Marissa menangis di depan sebuah lukisan, dan bergumam seandainya saja ia bisa menghilang.

Dan ia betul-betul menghilang... terlempar ke masa 20 tahun yang lalu, saat ia belum lahir, saat orangtuanya pun masih belum berpacaran...

Bersama Wiliam, anak kecil yang ditemuinya di masa lalu, ia mengalami hal-hal yang lucu dan menyenangkan di masa lalu, hal-hal yang akan mengubah kehidupan Marissa dan Wiliam di masa depan...

176 pages, Paperback

First published January 1, 2010

115 people are currently reading
2078 people want to read

About the author

Charon

32 books108 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
706 (39%)
4 stars
481 (26%)
3 stars
433 (24%)
2 stars
131 (7%)
1 star
53 (2%)
Displaying 1 - 30 of 121 reviews
Profile Image for Gus.
605 reviews62 followers
October 25, 2016
--- 7 Hari Menembus Waktu ---
Plot: Ok.
Penokohan: Ok.
Gaya bercerita: Ala teenlit tanpa gaya bahasa yang menjengkelkan nan-loe-gue (selain papi dan mami^^).

Saya membelinya karena tiba-tiba mau mencoba belajar untuk semakin membuka diri pada novel. Novel ini salah satu teenlit yang saya ambil karena review di gudrit ini rata-rata oke... dan ternyata memang iya! Terima kasih, reviewer^^

OH! Demi gudrit (lagi-lagi) saya benar-benar berharap ada setengah bintang. Novel ini saya babat dari pagi dan habis dalam waktu kurang dari beberapa jam. Bintang yang kuberikan merupakan pembulatan kebawah 3.5 karena meski bagus, sedikit banyak saya sudah bisa tebak dan... saya sudah pernah membaca yang lebih manis dari ini (impresinya paling tidak). Saya overall sangat menikmati buku ini, adegannya yang tidak begitu berlebihan, humornya yang asik, dan dua tokoh utamanya. Sebenarnya saya berharap kalau tokoh cowoknya jangan sedingin itu kalau memberi tanggapan, tapi lama kelamaan sifat dinginnya malah menjadikannya tokoh yang kuat dan memiliki ruang tersendiri. Di beberapa bagian, saya benar-benar sukses dibikin terhanyut, apalagi mendekati bagian akhir atau pas tokoh cowoknya sakit.

Sebagai tambahan, saya teringat dengan Dear Mine lho (haha), makanya mudah membayangkan adegan di 7 Hari Menembus Waktu ini. Tambahan yang lain, kenapa di kovernya, si cowok besar gitu sih. Kalaupun itu ilustrasi cowoknya dalam versi dewasa, saya maunya dia digambarkan lebih mapan seperti seharusnya^^.
Nilai tambahan di bawah adalah karena mereka age gap couple.
[8/10]
2 reviews
October 3, 2011
at the beginning of the story, it sounded "comedy", plus the somewhat deviated from the logic. but, at last until the end, the story turns serious and many lessons to be drawn.

we have no need for the older age can be mature. in this book, William, a boy aged 8 years, managed to prove. calamities that befall him made ​​him think more mature than his age. unfortunately, it's not a good thing. nearly sunk his future if he does not see Marissa. at the last moment of their meeting, Marissa managed to turn into child William "normal".

I want to see how a girl of 18 years and men aged 28 years going together, after 20 years separated by a ridiculous painting titled "Menembus Waktu"

This is my favorite book :)
Profile Image for Caca.
104 reviews1 follower
January 8, 2025
Finished this book only in 5 hours, romance dibuku ini just so pure and innocent dan suka banget sama penyelasaian problem wiliam-sarah and wiliam you are really that man! How sweet when he asked her for dinner🥹
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
June 5, 2010
Haruskah saya ikut bilang, "harap maklum”?

Marissa secara tak sengaja terlempar ke masa dua puluh tahun ke belakang saat mengumpat di depan sebuah lukisan ‘ajaib’ yang terpajang di gedung tempat penyelenggaraan pesta yang tak dikehendakinya untuk dihadiri. Dari tahun 2008 Marissa terperangkap di tahun 1988 ketika kedua orangtuanya belum bersepakat menjalin hubungan. Di tahun itu, ia bertemu dengan Wiliam, seorang anak yatim-piatu kaya yang bersifat dingin dan tertutup.
Berdasarkan simpulannya, ia baru bisa kembali ke masanya 7 hari dari hari itu, ketika lukisan ajaib itu untuk kali pertama dipajang. Sembari menunggu waktu tersebut, Marissa berpetualang bersama Wiliam. Dan, rekaman 7 hari petualangan Marissa bersama Wiliam itulah yang menjadi inti keseluruhan teenlit ini.

Permakluman adalah satu bentuk pengingkaran terhadap sesuatu dengan mengesampingkan pemenuhan kriteria demi pengakuan terhadapnya. Dan, mungkin saja, saya juga diingatkan untuk mempersembahkan “harap maklum” ketika membaca (dan meresensi) novel teenlit terbaru karya Charon ini. Ya maklum donk, ini kan teenlit, dan kau bukanlah target yang disasar novel ini jadi jangan menilai seenak jidatmu, teriak ‘suara-di-salah-satu-sisi-kuping’ saya yang mempermaklumkan keberadaan novel ini. Tapi, lagi-lagi saya bersembunyi di balik kata “hak saya” untuk tak mengindahkan imbauan permakluman tersebut.

Ide ceritanya memang cemerlang, harus saya akui itu. Segar dan menghibur. Namun sayang, gaya penyampaiannya agak kurang oke, menurut selera saya. Lagi-lagi saya dibuat muak dengan tokoh yang tidak semestinya. Imagining, umur 18 tahun, masih suka lelet-leletin lidah, ya ampun. TK banget sih. Tak cukup begitu, sebagai produk Jakarta di tahun 2008, saya tidak menemukan sentuhan modern dari seorang cewek masa kini pada diri Marissa. Bahkan, ketika ia terlempar ke situasi jadul, ia bisa nge-blend (beradaptasi) dengan begitu mudahnya. Ia hanya kagok pada jenis makanan dan permainan yang berbeda antara masa itu dan masanya di 2008. Harusnya dibuat agak sedikit gegar budaya untuk merasionalkan cerita.

Oke, berikut list kejanggalan yang saya temukan di teenlit ini:

(hlm: 23) tanpa sebab, kenapa Wiliam memanggil Marissa kakak padahal di awal jumpa Wiliam cukup memanggil namanya saja, hal tersebut membuat karakter Wiliam yang dingin menjadi agak meleleh tidak pada waktu yang tepat.

(hlm: 35) harusnya halaman ini berkaitan dengan halaman 10, soal pencantuman tanggal 6 Juli 1988, nyatanya tidak ada keterangan tanggal itu di halaman 10, justru di halaman 13 tanggal itu baru tercantum.

(hlm: 37) dua tahun yang lalu, ketika Marissa sembunyi-sembunyi memakai kosmetik, Mami marah besar. Sekarang, ternyata Mami…kata dua tahun lalu dan sekarang agak kurang pas digunakan, karena rujukan waktunya di masa lalu. Lebih baik jika diganti, “padahal waktu mudanya/masa kuliahnya Mami…(hanya usulan).

Bandingkan ini, apakah ada yang janggal (hlm: 34) dengan seribu rupiah, kau bisa membayar bensin motor selama seminggu. (hlm: 41) dua mangkuk mie bakso hanya 500 rupiah. 1000=4 mangkuk bakso=seminggu bensin? Benarkah? Akuratkah data ini?

(hlm: 47) harusnya Jimmy tertulis Jummy.

(hlm: 48) harusnya Wiliam tertulis William.

(hlm: 59) harusnya menyadari tertulis meyadari.

Logika menjadi terlupa ataukah sengaja dipercepat ketika Marissa yang tidak punya uang (dan menjadi punya uang dengan minta ke Wiliam, hlm: 34) mendadak bisa membayar makanan (hlm: 60 dan 78) tanpa meminta uang lagi pada Wiliam? Termasuk ketika Marissa memaksa belanja ke pasar tanpa minta uang pada siapapun (hlm: 93).

(hlm: 63) harusnya di tangannya tertulis di Tangannya.

Kembali logika menjadi pecah ketika dinyatakan Ferry-Diana sudah berteman lama (hlm: 80) tapi Ferry yang gugup menelepon Diana beralasan takut Diana tidak mengenalinya (hlm: 76) padahal di awal (hlm: 39) Ferry terlihat hanya menjadi sasaran cela Diana. Agak rancu mendeskripsikan kompleksitas hubungan Ferry-Diana ini.

Yang ini juga membingungkan (hlm: 148) …dari atas dan jendela kamarnya, Diana melihat Ferry memandangnya dengan putus asa. Kalimat awalnya ambigu, susah dimengerti.

Secara keseluruhan teenlit ini membosankan sekali. Untung saja, sekali lagi, ide ceritanya segar sehingga saya masih tertarik menghabiskannya hingga lembar halaman pamungkasnya. Namun, sumpah, gaya mendongengnya kaku banget, saya sampai geregetan. Kalau boleh membandingkan buku ini serupa namun berkebalikan dengan novel Pillow Talk-nya Christian Simamora. Serupa, karena saya sukar membedakan mana bahasa tulisan dan mana bahasa lisan pada keduanya. Sedangkan berkebalikan, maksudnya, kalau di Pillow Talk yang lebih terasa adalah bahasa lisan-nya maka di teenlit ini sebaliknya, bahasa tulis-nya lah yang lebih menonjol. Bahkan untuk kalimat percakapannya (dialog) sekalipun, kaku banget. Ugh!
Profile Image for Daniel.
1,179 reviews852 followers
February 3, 2013
Saya beli ini waktu Gramed dulu ngasih diskon besar-besaran buat novel teenlit besar-besaran, dan sejauh yang saya tahu, novel teenlit fantasi itu selangka komodo.

Jadi, kalau saya enggak salah inget, novel ini menceritakan cewek remaja bernama Marisa yang diajak kedua orang tuanya ke sebuah pesta perkawinan. Nah, ternyata si Marisa--bukan Marisa yang memopulerkan kata kamseupay, bukan--ketemu sama mantan cowoknya dan pacar barunya. Marisa yang masih naksir sama si cowok ini akhirnya kabur ke kamar mandi. Nah, di sana ada lukisan, dan tiba-tiba, 'puff', Marisa kembali ke masa lalu.

Well saya inget ada beberapa bagian yang mengganjal buat saya, terutama bagian logikanya, tapi saya lupa. Ada yang kontradiksi di bagian logika waktu Marisa jalan-jalan ke masa lalu. Tapi saya suka sama konflik gimana kalau ternyata kedua orang tuanya enggak pernah bersatu dan si Marisa enggak bakalan lahir. Kayaknya bakalan lebih seru ye ~~/o/

Akhir ceritanya tentu saja terlalu indah buat jadi kenyataan. Si Marisa ketemu sama William yang sudah matang dan dewasa yang TENTU SAJA BAKALAN JADI GANTENG. OF COURSE!
#nowplaying Daughtry - No Surprise

Ywd d.
Profile Image for Erison.
41 reviews7 followers
February 16, 2012
7 Hari Menembus Waktu adalah bacaan ringan dan khas remaja.

Karakternya cukup lumayan. Alurnya lancar dan tak membingungkan. Bahasanya juga tak berat. Idenya bagus pula. Setting lumayan.

Sama seperti 3600 Detik, ada adegan dimana kita digiring ke sesuatu pelajaran yang tersirat. Ada beberapa typo, namun tak mengganggu karna hanya sedikit.

Pembaca digiring ke masa lalu dengan begitu mulus (20 tahun yang lalu untuk Rissa dan orangtuanya bahkan belum berpacaran). Kita juga diajak menikmati petualangan Rissa yang bikin ketawa, geregetan, kaget, dan kadang sebal yang mengubah masa depan mereka masing-masing. Tak terasa kalau sudah mencapai halaman terakhir, karna memang ceritanya mengalir lancar dan hanya berlangsung 7 hari. Sampai di ending, ada kejutan di luar prakiraan dan membuat serasa ingin mengulangi membacanya lagi.

Di awal, Marissa memakai kacamata. Di akhir, orangtuanya malah tak menyadari penampilan Rissa yang berubah karna tak memakai kacamata. But, secara keseluruhan oke! ;)

Dan salah satu dari daftar buku favorit.
Profile Image for MY.
92 reviews13 followers
August 2, 2014
Tadinya cuma mau kasih 3 bintang, serius.
Tapi endingnya itu loh. Endingnya! Sesuatu bangeeettt. Ya meski emang too good to be true, tapi gw merasa itu sweet banget. :'')

Cuma satu hal yang mau gw protes:
ITU KOVER BISA DIGANTI GAK???
Benar-benar menyesatkan.
(Lagipula Wiliam dalam bayangan gw jauh lebih keren dari itu dan dia gak pake kaos jelek + jeans butut tapi pake jas ganteng!)

Satu lagi:
Kenapa ya si Wiliam harus ke luar negeri? Kenapa dia gak nunggu Marissa sampe lahir, dan langsung kenalan (pas dirasa umurnya udah agak gede) instead of pergi jauh dan nunggu sampe 20 tahun??? Dengan begitu kan dia bisa aja bikin Marissa jatuh cinta sama dia lebih awal dan Marissa gak perlu jatuh ke tangan Michael.
Lagian juga gak dijelasin Wil akhirnya suka apa, kerja jadi apa, dsb. Dan gak dikasih tau umur berapa dia pergi ke luar negeri.

Tapi ya sudddaahhhlaaahhh.......ini teenlit.
Kadang teenlit emang suka ngetes kesabaran. :')

NB:
Wahai produser di luar sana! Saya mau lihat novel ini difilmkan!
Profile Image for Natha.
780 reviews74 followers
June 1, 2011
Ceritanya ringan banget, khas teenlit. Tapi, aku suka. XD
Walau sudah tidak terlalu ingat dengan nama tokoh-tokohnya (baca tahun berapa ya, aku? Lupa. :p), namun ceritanya masih membekas dan masih bisa diingat.
Yah, meskipun begitu, endingnya agak menggantung, dan itu bikin gemes. :p
Profile Image for Rahmadiyanti.
Author 15 books173 followers
July 14, 2020
Ide cerita time-travel memang menarik, apalagi bila disertai dengan konflik yang ciamik. Sayangnya, novel ini tidak menyajikan hal tersebut. Cerita mudah ditebak dan banyak serba kebetulan. Ditambah dialog-dialog yang formal dan kaku. Sehingga antara narasi dan dialog terkesan sama nuansanya.
Profile Image for Asrina Maharani.
337 reviews16 followers
March 31, 2010
fantasi dengan rasa teenlit yang kental. ceritanya mengasyikkan walopun banyak bolong-bolong logikanya. terutama bagian ending yang terkesan dipaksakan. coba lebih tebal mungkin lebih asyik ;p
Profile Image for Ahmad.
2 reviews1 follower
Want to read
April 23, 2013
Judul Buku : 7 Hari Menembus Waktu
Penulis : Charon
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 176 halaman

Marissa menatap keluar kaca mobil tanpa semangat. Ia malas karena harus ikut papinya ke pesta, padahal ia lebih suka berada di rumah. Sesampainya di depan gedung, papi Marissa mengetuk kaca jendela, mengajak Marissa turun, dengan setengah memohon, Marissa meminta agar ia pulang saja. Tapi mami Marissa kesal karena Marissa terus mengeluh, ia memintanya untuk ikut masuk. Marissa tidak ingin ikut bukan karena malas, tetapi karena ia harus bertemu Selina musuh bebuyutannya yang sudah merebut Michael, mantan pacar Marissa. Karena papi Marissa adalah sahabat papi Selina. Dengan langkah berat Marissa menaiki lift menuju lantai tiga. Sesaat setelah keluar dari lift, ia melihat Selina agak jauh di depannya, Selina sengaja datang lebih awal untuk menghina Marrisa. Marrisa merasa sakit hati, lalu ia meminta izin maminya untuk pergi ke toilet. Di sana ia menangis, tidak habis pikir Michael tega berbuat seperti ini kepadanya. Setelah beberapa lama menangis, ia keluar, dan menuju sebuah lukisan yang ada di dekat tangga yang menyita perhatiannya. Lukisan yang berukuran satu kali satu meter dan berlatar belakang berwarna hitam itu hanya berlukiskan lingkaran lingkaran berwarna merah. Marissa membaca keterangan yang ada di bawahnya.
Judul : Menembus Waktu
Tahun Dibuat : Tidak diketahui, diperkirakan sekitar abad 17-18
Pelukis : Tidak diketahui
Keterangan : Kono lukisan ini dipercaya bisa mengabulkan sebuah permohonan.
Marissa hanya tertawa kecil membaca keterangan itu. Pikirnya mana ada hal seperti itu di zaman sekarang. Sekarang ia hanya merasa kesal dengan papi dan mami yang mengajaknya kesini, dengan Michael, dengan Selina, dan Gedung Albatross. Ia tidak menyadari perbuatannya yang bicara sendiri pada sebuah lukisan. Tiba – tiba terjadi gempa bumi dan semua ruangan menjadi gelap.
Gedung telah berhenti bergetar, dan Marissa mencoba membuka matanya, ia hanya melihat seisi geudng gelap gulita. Marissa meraba – raba mencari kacamatanya yang terjatuh. Ia mencari kesana kemari tidak ada orang. Lalu ia berjalan keluar gedung yang dikelilingi oleh kawat tinggi. Pandangannya tertuju pada papan putih di depannya, ia terkejut ketika membaca tulisan itu. GEDUNG ALBATROSS AKAN DIBUKA TANGGAL 6 JULI 1988. Ia kebingungan, lalu memutuskan untuk pulang kerumah. Kebetulan rumah Marissa tidak jauh dari Gedung Albatross. Tetapi selama Marissa menyusuri jalanan sekitar ruamhnya ia kebingungan karena banyak sekali yang berbeda. Saat sampai di rumahnya dan masuk, ia malah disangka maling oleh penghuni rumah, lantas ia berlari keluar rumah. Setelah pergi dari rumah itu, ia sedang melihat seorang anak berdiri di jalan. Tidak jauh dari anak itu, ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi sedang melaju. Spontan Marissa menarik anak itu dari jalanan. Tetapi anak itu malah marah, ia pergi meninggalkan Marissa. Marissa mengikutinya dari belakang karena ia tidak tahu lagi harus kemana, semuanya sangat berbeda. Setelah memohon kepada anak itu, ia pun diperbolehkan tinggal di rumah anak itu selama liburan. Marissa berjanji untuk melakukan apapun yang William minta.
Di rumah, Marissa bertanya kepada William sekarang tanggal berapa. William mengatakan bahwa sekarang tanggal 29 Juni 1988. Marissa terkejut tidak percaya. Ia mengatakan bahwa ia seharusnya berada di tahun 2008, tetapi William tidak percaya. Marrisa mencoba membuktikannya bahwa di masanhya, semuanya serba canggih. Setelah beberapa lama berdebat, Marissa kesal karena anak ini terus bersikap dingin kepadanya.Malam itu Marissa tidur di kamar tamu, ia hanya berpikir bahwa ini semua hanya mimpi. Lalu ia tertidur.
Keesokan harinya Marissa bangun dengan masih menggunakan baju pesta berwarna putih yang sudah kotor, yang ia pakai sewaktu pergi ke Gedung Albatross bersama papi dan maminya. Ia pergi mandi. William menyuruhnya menggunakan pakaian ibunya yang ada di lemari. William meniggalkan Marissa yang sedang memilih baju. Selesai memilih baju, ia pergi ke dapur lalu bertanya kepada Bi Ijah kemana William dan Tante Sarah. Ternyata William sudah pergi les sedangkan Tante Sarah masih belum bangun. Marissa berpikir bagaimana ia sampai ada di masa ini. Kemudian ia ingat, terakhir kali ia berada di depan lukisan itu, dan tiba – tiba gedung bergetar. Lalu Marissa bergegas menuju Gedung Albatross menggunakan sepeda. Di tengah jalan ia melihat William sedang dikelilingi anak banyak yang beusaha merbut uang jajan dari William. Marissa datang untuk membantu William. Dan sejak saat itu, Marissa berjanji untuk mengantar William les setiap hari. Selesai mengantar William les, Marrisa pergi ke Gedung Albatross, ia masuk tetapi tidak menemukan lukisan itu. Ia ingat bahwa Gedung Albatross akan dibuka tanggal 6 Juli 1988. Marrisa senang akhirnya ia bisa pulang beberapa hari lagi dan ingin mengatakan itu pada William, tetapi William pasti tidak mempercayainya. Setelah itu ia pergi ke kampus orangtuanya yang mungkin akan mempercayainya. Setelah capek mencari, ia duduk di sebuah kursi di depan gedung yang sedang direnovasi. Didengarnya suara motor dari kejauhan. Seorang laki – laki dan seorang wanita turun dari situ. Teman – teman wanita itu menyapanya, Diana namanya. Marissa terkejut karena Diana adalah nama maminya. Dan sorang laki – laki yang memboncengnya bernama Jimmy, pacarnya. Tiba – tiba ada suara besi jatuh dan akan menimpa Marissa, seorang laki – laki datang dan menyelamatkan Marissa. Dia bernama Ferry yang merupakan ayah Marissa di masa depan. Ferry sangat menyukai Diana sejak SD. Lalu Marissa memutuskan untuk membantu Ferry mendapatkan Diana. Suatu hari saat Diana putus dengan Jimmy, Marissa menyuruh Ferry untuk segera menyatakan perasaannya kepada Diana.
Setelah itu hari – hari Marissa digunakan untuk mengantar les William, bermain dengan William dan melihat perkembangan kencan kedua orangtuanya. Akhirnya hari dimana Gedung Albatross dibuka tiba juga. Marissa mengajak William pergi ke pantai dan menulis surat untuk Tante Sarah. Marissa berpesan agar Tante Sarah menjaga William baik – baik. Ia juga tidak lupa berpamitan dengan Bi Ijah. Setelah Marissa selesai bermain dengan William di pantai, ia segera menuju Gedung Albatross, di sana ia menemukan lukisan itu. Marissa pun berharap ia bisa pulang. Gedung pun bergetar. Ia membuka matanya pelan – pelan.Ajaib, Marissa sudah kembali ke masa depan.
Perutnya sangat lapar dan langsung menuju meja makan, di sana makanan masih tertata rapi karena acara belum dimulai. Dia mencoba semua makanan yang ada di sana. Tiba – tiba dibelakang terdengar suara seseorang memperingatkan Marissa jangan makan terlalu banyak. Orang itu ternyata William. Ia kangen sekali dengan Marissa. William sekarang adalah klient papi Marissa. Keduanya berhadapan dan tersenyum penuh arti.
Keunggulan dari buku ini yang paling menonjol adalah alur ceritanya yang membuat setiap pembacanya penasaran akan kelanjutan ceritanya, juga buku ini menceritakan keadaan di Indonesia pada era 80 an. Tetapi buku ini memiliki kelemahan, yaitu warna kertas yang buram membuat mata cepat capek ketika membacanya. Ingin tahu ceritanya lebih lengkap, buruan baca!.

Profile Image for arin.
144 reviews
March 8, 2022
novelnya bagus, secara keseluruhan aku suka. dari bab satu, pembaca udah diberi cliffhanger yang lumayan nampol dengan adegan di mana marissa time traveling ke tahun 1988. plot wise, menurutku sih seru dan lumayan unpredictable karena selain berpetualang di era 80an, marissa juga bertugas untuk menyatukan kembali kedua orang tuanya di masa lalu agar dia bisa kembali ke masa depan dan nggak tiba-tiba meninggal karena orang tuanya nggak jadi nikah.

untuk tokoh-tokohnya...jujur, aku sebenernya sempet sebel sama mereka semua. marissa, william, mereka tuh punya sisi nyebelin masing-masing yang selalu bisa bikin aku kesel. tapi ya mungkin itu inti dari cerita ini sih. setelah baca endingnya, aku yakin mereka pada akhirnya nggak bakal se-nyebelin itu lagi wkwk jadi ya okay, fine.

aku juga suka resolusi dan endingnya. pokoknya nggak ribet dan straight to the point, walau lika-liku menuju titik itu cukup banyak dan menantang.

overall, aku suka. mungkin bukan tipe novel yang mind-blowing atau semacamnya, tapi jelas cocok dibaca untuk kalian yang lagi pengen baca novel rom-com yang bukan rom-com doang. novel ini ringan, tapi juga seru karena ada time travelnya, dan dinamika tokoh-tokohnya juga seru dan nggak gitu doang. pokoknya bagus deh.
Profile Image for Zarina Ashlyn.
6 reviews
November 27, 2017
Judulnya bikin minat baca melambung tinggi. Dan memang baguslah menurutku.
Seharusnya sih baca novel ini cukup dalam waktu sehari doang selesai. Tapi karena waktu itu aku bacanya rada dalam masa malas dan badmood, alhasil ditunda sampe selesai dalam waktu dua hari. Menceritakan tentang perpindahan waktu yang dialami oleh tokoh utama wanita karena sudah muak dengan permasalahan hidup yang dialaminya di waktu sekarang. Klise sih ya, tapi biarpun dialognya itu sederhana, mampu membius para pembaca, lho. Ceilah, dokter kali ah, pake biusan segala.
Kalo mengharapkan cinta-cintaan berlebih, mending ditunda dulu ya. Karena menurutku cerita ini lebih fokus ke hal-hal sederhana mengenai usaha si tokoh utama buat nyomblangin balik dua orang yang penting dihidupnya. Dan selebihnya tentang pertengkaran gemesin antara cewek remaja dengan bocah umur 8 tahun yang sok dewasa, wkwk. Endingnya juga tepat selayaknya pemikiranku. Jadi gak kaget-kaget banget lah. Tapi yang spesialnya ada hal yang membuat kita antusias buat ngelanjutin setiap partnya. Entah apa itu, aku selalu penasaran buat buka setiap halamannya.
Profile Image for Amaya.
743 reviews57 followers
December 11, 2021
Akhirnya selesai! Enggak menyangka kalau buku yang kurang dari 200 halaman ini bisa bikin baper ㅠㅠ

Ceritanya tentang Marissa yang melakukan time travel dua puluh tahun lalu. Kembali ke masa-masa orang tuanya bahkan belum saling menjalin ikatan. Gadis itu bertemu sosok anak kecil, William, yang kemudian menyelamatkannya.

Ringan banget, sampai-sampai nggak kerasa sudah berakhir. Karakter William dan Marissa ala-ala teenlit tahun itu (buku yang kubaca ini cetakan ketiga, 2011), jadi wajar kalau ada yang mungkin nggak sebegitu relevan dengan teenlit terbitan sekarang. Kecewanya, alurnya malah cenderung berfokus ke kisah orang tua Marissa, padahal masih banyak momen Marissa dan William yang bisa digali.

Anyway, seperti rekomendasi seseorang di base waktu itu, endingnya beneran kayak gulali haha.
Profile Image for Ratih Cahaya.
413 reviews7 followers
December 16, 2024
Sebuah cerita yang sangat sederhana. Tentang lukisan yg bisa membawa ke masa lalu. Latar belakang tokoh utama dan permasalahannya sebenarnya kurang kuat. Pun dengan 'keutamaan' si lukisan yang bisa membawa ke masa lalu. Apa rahasia atau keajaiban yg dimiliki sampai bisa membawa seseorang ke masa lalu?

Juga, selain karena dia sebel sama mantan pacarnya, kenapa si tokoh utama harus ke masa lalu? Apalagi, dgn kepergiannya ke masa lalu malah berpotensi 'mengganggu' garis waktu hubungan orangtuanya.

Kalau untuk dikritisi, banyak sekali hal yg ingin saya tanyakan. Tapi untuk dinikmati, ya cukuplah. Atau mungkin karena saya baca buku ini saat sudah tua? Mungkin kalau saya baca buku ini saat diterbitkan, tahun 2008an, saya akan lebih menyukai buku ini daripada sekarang. Mungkin...
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nadhira.
194 reviews9 followers
December 23, 2024
📚 TeenLit: 7 Hari Menembus Waktu
✒️ Charon
🎡 iPusnas
🥨 Gramedia Pustaka Utama
🎖️ 2,9/5

Review:
Entahlah aku punya mixed feeling about this book wkwkwk. Dari segi tema tuh bagus. Tapi sayangnya gaya penulisannya bikin gak nyaman. Aku merasa jadi kurang gara-gara hal itu, buku ini lack of emotional sides.... Padahal disini bahas orang tuanya Marissa juga. Bisa banget jadi hal yang emosional :(( tapi paham sih ini kan buku teenlit tahun 2010-an.

Selain itu, aku sedikit kurang sreg sama interaksi antara Marissa dan William... I mean, William masih 8 tahun saat itu dan Marissa 18 tahun😭 better kalo William dibikin sama-sama umur 18 tahun. Jadi chemistry nya bisa lebih oke. So far sih ya lumayan lah buat selingan bacaan.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for qiya.
38 reviews
February 7, 2024
Ceritanya ringan, khas teenlit. Plotnya? Oke. Walaupun aku udah bisa nebak endingnya :D
Suka juga sama humornya! Karakter Ferry (papi Marissa) yang green frag dan malu-malu, ASLI GEMESSSS BANGET ikut greget HAHAHA
Karakter Marissa juga digambarin gak yang WAHHHH (gak berlebihan, kaya abg pada umumnya, paham kan?), terus suka makan malah jadi makin lucuu dan penggambaran isi hati Marissa itu lohhh🤣🫵🏻 Yang paling aku suka dari buku ini tuh chemistry Marissa sama William!! Gemessss banget interaksi merekaaaaa😭😭😭😭😭🫠🫠🫠 Yang terakhir jajanan dan game yang buat nostalgia waktu kecil dulu (walau aku gak ngerasain semua wkwk)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for dreamxchies.
4 reviews
January 29, 2024
baca cerita ini karena rekomen di Twitter dan ternyata seru dan ringaaan! ✨

cerita ini fokus ke Marissa yang terlempar ke masa lalu dan bertemu dengan William. di masa tersebut ternyata dia bertemu dengan orang tuanya. untuk ending sebenarnya udah ketebak seperti apa, dan sebagai orang yang menyukai happy ending aku puas dengan endingnya 😁✨

karena aku baca ini di tahun 2024, aku agak terganggu dengan penulisan dan jalan ceritanya yang terkesan terburu-buru. selebihnya oke sih. next aku ingin nonton versi filmnyaaa 🤗
Profile Image for Nur Fadilla Octavianasari.
565 reviews45 followers
March 19, 2018
#2018-[48]

Wah leh uga nih teenlit-nya, ga melulu soal cinta monyet SMA yang kelewat menye. Ada cerita soal keluarga, sedikit bumbu supernatural, eh apalah itu namanya. Thats why 3/5stars. Buru-buru mau nonton versi filmnya aja ah, kok lihat trailernya sudah kelihatan bedanya.. hmm bye now then!
Profile Image for Shrunkula.
62 reviews
February 28, 2020
I did not expect to enjoy this as much as I did. It's like back to the future but cheesy Indo teenlit style. Like get to know your parents younger self? Yes. There's something I found a lil bit odd is how she met William when he was a kid and somehow get together with him when she finally got back to her own timeline. Is she grooming him?
Profile Image for vannilaxmilk .
18 reviews
December 27, 2023
alurnya ckup simple bukuny ttg time traveller dmn seorang gadis yg menghadiri acara di sbuah gedung dan berdiri di sbuah lukisan yg akhirny membawa dia ke 20 th yg lalu dmn orangtuany blm berpacaran dan dia blm lahir. Di sana dia bertemu william melalui bnyak hal2 lucu dan menyenangkan slma 7 hari hingga dia kembali ke masa dpn. di novel ini kt akan nostalgia kembali dgn jajanan2 jadul
Profile Image for Caramel Andika.
54 reviews
August 1, 2025
been re-read this book just to feel the nostalgia. first time i've red this book was in highschool and it was pretty good but now i dont feel something about it tho wkwkwk. even tho with the old writing teenlit format (which was using oldies slangs), i still can take it a little. the ending was niceee too.
Profile Image for Crl.
47 reviews
October 6, 2020
I cried! I read this in 3 hours, it only has +100 pages so i thought i can read it quickly before i go to bed but I didn’t know that it would make me cry! 😭
1 review
May 27, 2021
Menarik, membuat bernostalgia, belajar memandang masalah dari banyak sisi.
Profile Image for Oki.
467 reviews11 followers
July 7, 2021
Cerita bagus, plot terkesan kacau di pertengahan..

Saya kurang mendapat kesan di novel ini.

2,5/5 stars
Profile Image for Tamara Fahira.
130 reviews8 followers
Read
December 8, 2021
Pernah baca tiga tahun lalu. Rating 2.7 tapi gak dibulatkan jadi 3.
Profile Image for raya.
19 reviews
January 20, 2022
AAAAA teenlit favorit aku sekaranggg, ceritanya ringan tapi tetap ada pesan juga yang bisa diambil dari cerita ini!!! Endingnya gemes gemes gemesss banget. Worth to read!
Displaying 1 - 30 of 121 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.