Jump to ratings and reviews
Rate this book

Seri Buku TEMPO: Bapak Bangsa

Sjahrir: Peran Besar Bung Kecil

Rate this book
Mendesak Sukarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan, Sutan Sjahrir justru absen dari peristiwa besar itu. Dia memilih jalan elegan untuk menghalau penjajah: jalur diplomasi—cara yang ditentang tokoh lain yang lebih radikal. Ideologinya, antifasis dan antimiliter, dikritik hanya untuk kaum terdidik. Ia dituduh elitis.

Sejatinya, Sjahrir juga turun ke gubuk-gubuk, berkeliling Tanah Air menghimpun kader Partai Sosialis Indonesia. Sejarah telah menyingkirkan peran besar Bung Kecil—begitu Sjahrir biasa disebut. Meninggal dalam pengasingan, Sjahrir adalah revolusioner yang gugur dalam kesepian.

Kisah Sutan Sjahrir adalah satu dari empat cerita tentang pendiri republik: Sukarno, Hatta, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir. Diangkat dari edisi khusus Majalah Berita Mingguan Tempo sepanjang 2001–2009, serial buku ini mereportase ulang kehidupan keempatnya, mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan cerita kamar tidur mereka.

223 pages, Paperback

First published September 1, 2010

44 people are currently reading
443 people want to read

About the author

Tim Buku TEMPO

44 books95 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
180 (34%)
4 stars
246 (47%)
3 stars
85 (16%)
2 stars
10 (1%)
1 star
2 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 73 reviews
Profile Image for Agung Wicaksono.
1,089 reviews17 followers
November 13, 2022
Salah satu bapak pendiri bangsa yang kurang saya kenal ketika masih belajar di sekolah. Sebab, di buku pelajaran, yang sering disebut adalah peran dari Sukarno dan Hatta. Lantas, ketika saya baru punya kesempatan untuk membaca perjalanan hidup Sjahrir di buku ini, saya kagum dengan pemikiran beliau.

Ia yang disebut sebagai "Bung Kecil", ternyata memang punya pemikiran dan gagasan yang besar terhadap bagaimana seharusnya Indonesia itu dikelola. Ia tidak condong ke kiri maupun ke kanan, melainkan berada di tengah-tengah dan menjunjung kebebasan pribadi. Selain itu, ia sangat peduli kepada kesejahteraan rakyat, sehingga sumber daya alam yang dimiliki Indonesia bisa dikelola dengan baik. Meskipun demikian, akibat perbedaan pandangan dengan Sukarno, ia menjadi tahanan sampai ajalnya.
Profile Image for Freyja.
260 reviews10 followers
June 28, 2024
rip sjahrir you would've HATED the fact that some fuckass losers stole the name PSI
Profile Image for Evan Dewangga.
301 reviews37 followers
February 8, 2019
Wah, sejuk kali liputan Tempo yang ini, dari penjara surga di Banda Neira, sampai ke akhir pesakitan Bung Syahrir, alunan buku ini begitu lembut. Mungkin juga dipengaruhi oleh sifat Bung Syahrir sendiri yang serba selow dan kalem ya, beda banget dengan Tan Malaka yang saklek pengen Indonesia merdeka 100%.
Profile Image for Ikhsan Saputra.
17 reviews6 followers
February 6, 2018
"Sjahrir: Peran Besar Bung Kecil" adalah salah satu dari seri buku tempo edisi Bapak Bangsa. Dibandingkan dengan beberapa seri buku tempo lain, buku ini jauh lebih tebal. Berisi kisah perjalanan Sutan Sjahrir dari kecil hingga meninggal.
Yang menarik bagi saya di dalam buku ini adalah, seakan-akan saya sedang membayangkan sebuah film di mana para Bapak Bangsa kita ini sebagai tokoh-tokoh utamanya. Dalam buku ini ada banyak sekali kisah yang saling bertemu antara satu tokoh dengan tokoh lain. Misalnya ketika di Belanda Sjahrir bertemu dengan Hatta. Di dalam buku tempo edisi Hatta juga diceritakan tentang pertemuan keduanya. Serta dituturkan pula bagaimana mereka ditahan bersama. Bagaimana mereka menikmati pengasingan bersama di Banda Neira, dan bagaimana mereka sering berselisih paham dalam berbagai hal. Ini seperti melihat sebuah kisah dari 2 sudut pandang orang yang berbeda. Sehingga seakan-akan memperkaya rasa dalam cerita.
Untuk isi dari buku ini sendiri tentu tidak jauh-jauh dari perjalanan politik Sang Bung Kecil. Tentang bagaimana Ia dan PSI nya, tentang bagaimana Ia bersikap kepada Belanda dan Jepang, tentang bagaimana Ia mengambil keputusan untuk Bangsa, dan tentang pandangan-pandangannya mengenai sosial-demokrasi.

Buku yang sangat menarik dan saya menikmatinya.

Akhir kalimat, saya ucapkan selamat membaca bagi kawan-kawan yang tertarik untuk mengenal Bapak Bangsa kita yang satu ini. Salam !
9 reviews1 follower
May 28, 2012
Memilih jalur elegan menentang penjajahan -jalur diplomasi, Sjahrir sering mendapat predikat kurang baik di buku sejarah kita: perjanjian Linggarjati, Renville, dan Konferensi Meja Bundar yang merupakan kebijakan kabinetnya seringkali diserang sebagai langkah mundur dalam perjuangan kemerdekaan. Padahal melalui diplomasinya yang cerdas dan luwes itulah nama republik mulai dikenal, mendapat pengakuan dan kemudian dukungan internasional. Inilah diantara sekian kebijakan strategis yang dimainkan tuan Perdana Menteri pertama RI ini dengan jitu.

Seri buku: Sukarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, dan Tjokroaminoto yang lebih cocok disebut ringkasan ini sangat menarik, sebuah introductory bagi yang ingin tahu lebih dalam tentang sejarah pergerakan nasional.
Profile Image for Lembusora.
60 reviews3 followers
September 18, 2017
Kalau bukan karena novel Burung² Manyar, mgkn saya hanya akan sedikit saja berminat pada Sjahrir.

Dibandingkan seri Tempo lain, buku ini cukup tebal dan berisi. Ada fakta² yg penting diketahui: peran Sjahrir dalam diplomasi, menyemai benih demokrasi, bahwa ia golongan kiri namun moderat shg berselisih dgn Amir dan Tan, kecenderungannya yg fokus pada kaum elitis.

Sjahrir rasanya jauh lbh cerdas daripada Soekarno. Namun ia tak punya banyak massa karena tak punya kelebihan Soekarno: krg cakap turun ke bawah menggalang massa dan tak cukup karismatik.

Bayangkan andai dwitunggal adalah Hatta - Sjahrir, hampir pasti jalan sejarah Indonesia sangat berbeda dari sekarang.
Profile Image for Anom Parikesit.
40 reviews4 followers
March 18, 2024
Seri Buku Tempo: Sjahrir disusun sebagai bentuk perayaan 100 tahun bung kecil. Judulnya sangat menarik, “Peran Besar Bung Kecil”. Buku ini menjelaskan secara mendetail perjuangan Sjahrir yang lebih banyak bergerak melalui jalur bawah tanah selama periode pra-kemerdekaan. Sepakat menokohkan dwitunggal, Sjahrir bersama rekan-rekan pemuda bergerak secara gerilya dan sporadis.

Tak ayak perjuangannya memerdekakan negara, perjuangan mendapatkan cinta sejati bung kecil yang pasang surut juga turut dijelaskan di buku ini. Saya penasaran, dimana bisa mendapatkan buku berisi surat-surat Sjahrir kepada Maria?
Profile Image for blue monday.
99 reviews
December 12, 2022
Hmmmmmm kurang. Gak se-komprehensif buku Tempo yang lain. Contohnya, edisi Yap Thiam Hien lebih lengkap rasanya jika dibandingkan dengan edisi Sjahrir ini. Gagasan dan kontribusi ide Sjahrir mengenai sosialisme dan pembangunan yang khas hasil pikirannya juga kurang mendapat bahasan disini. Alih-alih keseimbangan dari bahasannya malah terlalu timpang ke hal-hal personal seperti mengenai keluarga, perseteruan dan percintaan Sjahrir, yang jujur saya kurang peduli
Profile Image for an.
764 reviews22 followers
March 11, 2013
buku ini cukup besar untuk bung kecil. orang yang nama na ada dalam buku pelajaran sekolah sebagai perdana menteri pertama indonesia yang kadang dihujat namun dipuja juga akan peran na dalam rehabilitasi nama indonesia di mata dunia setelah proklamasi kemerdekaan. namun apa yang kita tahu tentang sjahrir sejauh ini?

seorang manusia yang penuh dilemma (hlm. 7)

sebagai orang yang berasal dari tanah minang seperti hatta, menempuh pendidikan yang hampir sama dengan hatta juga, di belanda namun tak usai. dikirim kembali ke indonesia sebagai kader partai dan tak sempat menamatkan kembali pendidikan na di belanda. dan bersama hatta diasingkan. setelah kemerdekaan pun nama na sempat mencuat dan tak lama karena pikiran na yang cukup jauh ke depan. bukan na dianggap sebuah kemajuan tapi justru pengkhianatan karena dinilai sekongkol dengan belanda. kiprah na tak lama di dunia politik bahkan meninggal pun sebagai tahanan politik.

bung kecil yang membawa nama indonesia di mata dunia pun harus mengakhiri kisah na di masa yang sangat muda.


-05 '13-
Profile Image for Hamdanil.
143 reviews12 followers
July 31, 2016
Bagus sebagai biografi basic mengenai tokoh nasional yg satu ini. Kalau dari pelajaran sejarah kita cuma belajar yg bersifat hafalan seperti Sjahrir adalah Perdana menteri pertama atau sebagai yang terlibat di perjanjian Linggarjati, di buku ini kita dapat cerita yang lebih menyeluruh. Jadi mengenal Sjahrir yang asalnya Minang tapi sudah mengikuti budaya Eropa sejak muda, yang berhaluan sosialis ala barat, yang berperan besar dalam diplomasi menjamin pengakuan Indonesia secara internasional.

Ditulis dengan gaya ringan ala wartawan, bukan ala sejarawan, sering agak sensasional dan mengulang-ulang, walaupun sepertinya penulis metodenya sudah lumayan kritis untuk ukuran tulisan ringan.
Profile Image for Citra Rizcha Maya.
Author 5 books23 followers
October 23, 2016
Bung kecil dengan pikiran terlalu besar untuk zamannya. Saya mengagumi cara dan pemikiran beliau, sayang semasa belajar sejarah di sekolah saya tak memiliki kesempatan untuk mengetahui betapa besar perannya.

Kisah cintanya dengan Maria dan Poppy sangat dramatis, saya seperti memutar drama dalam kepala dan membayangkan surat-surat antara Belanda dan Banda Neira, juga bersedih membayangkan ibu Poppy yang menangisi patung wajah Sibi.
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
August 11, 2024
pinjam-baca dari Perpusnas sebagai bahan siaran di bulan Agustus 2024.

kisah beliaulah yang sebenarnya pengin kubaca buat bahan siaran, sekaligus menambah pengetahuan tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia. jujur saja, tak banyak yang kuingat dari sosok ini kecuali beliau adalah salah satu tokoh besar di Indonesia.

dan dibanding Douwes Dekker Sang Inspirator Revolusi by Tim Buku TEMPO , buku ini (kubaca yang versi seri buku saku) disajikan dengan alur yang lebih runtut dan tak banyak pengulangan. hampir seluruh aspek kehidupan Sutan Sjahrir dibahas secara lengkap, dari kelahiran hingga wafatnya beliau. sedangkan dari cara penyajian masih sama yakni dengan gaya jurnalisme investigatif. banyak detail tersaji dari beragam sumber.

buku ini sedemikian menghanyutkan sejak cerita tentang kelahiran beliau. masa muda yang penuh warna hingga cerita pertemanan dengan Bung Hatta. beranjak menjadi tokoh partai di usia sangat muda. ditangkap, dipenjara, hingga diasingkan ke Boven Digul dan lalu ke Banda Neira sebelum kemudian kebintangan beliau memelesat ketika ditunjuk sebagai perdana menteri pertama. yap, dulu di Indonesia pun mengenal sistem pemerintahan parlementer dengan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.

sebagaimana diungkapkan oleh Kees Snoek (penulis biografi penyair Edgar Du Perron yang tak sengaja menemukan koneksi antara penyair dengan Sjahrir) ketika diwawancarai Tim Tempo bahwa pada umumnya buku sejarah menulis hal yang sudah diedit, untuk kepentingan negara, jadi semua pahlawan Indonesia ditampilkan seideal mungkin. tapi banyak yang lupa mereka juga manusia biasa dengan banyak kelebihan dan kekurangannya.

bahwasanya setiap kita adalah aktor utama dalam lakon hidup kita masing-masing. tak mungkin hanya tampil serbasempurna. selalu ada sisi kelemahan pada diri kita. tak terkecuali para tokoh besar negeri ini. dan buku-buku seri tempo juga dengan sangat berhati-hati menyajikannya. sebagai pembaca, kita lantas tetap kagum, tapi juga mafhum bahwasanya para tokoh "Bapak Bangsa" ini juga awalnya orang biasa yang lantas berkiprah untuk negara.

pada akhirnya, aku setuju dengan apa yang ditulis dalam pengantar buku-buku seri tempo: edisi khusus empat tokoh yang terbit dalam versi buku tidak berpretensi untuk menguji masa lalu dengan metodologi sejarah yang ketat. dalam pendekatan jurnalistik, yang diharapkan muncul adalah pesona sejarah--meski tidak berarti fakta disajikan serampangan dan tanpa verifikasi.

setelah membaca dua buku seri tempo jadi kepingin baca yang lain. paling tertarik baca (dalam waktu dekat):
1. tan malaka
2. bung hatta
3. musso, aidit, atau njoto
Profile Image for Galang Nusantara.
24 reviews
January 2, 2025
Pemikiran Sjahrir yang berorientasi sosialis merujuk pada kesejahteraan manusia di atas segalanya, bahkan ia menyanggah glorifikasi nasionalisme karena dianggap dapat mengarah ke fasisme jika tidak berpijak pada demokrasi dan juga dapat menjadi chauvinisme jika tidak dilandasi rasionalitas. Tentu, pemikiran Sjahrir ini mirip dengan Hatta dan berbeda dengan Sukarno karena menurutnya ini terlalu utopis, rasanya masyarakat pada saat itu belum siap atau belum bisa menerima sepenuhnya ideologi sosialisme Sjahrir karena masyarakat belum paham, ditambah dengan bagaimana Sjahrir menyampaikan gagasannya yang dianggap pula terlalu elitis sehingga tidak bisa menjangkau masyarakat grassroot pada saat itu, kemungkinan besar jika diterapkan pada saat ini, saya juga tidak yakin masyarakat bisa menerima sepenuhnya, hanya sebagian yang berpendidikan dan berpikir rasional yang mungkin bisa menerimanya.

Membaca biografi Sjahrir, jadi bisa memahami konteks pada zaman pra dan pasca kemerdekaan, di mana para founding fathers dan tokoh-tokoh revolusi sebenarnya tidak semuanya sepemahaman dan itu yang menjadi masalah, Soekarno yang condong ke teori imperialisme Lenin, Hatta dengan kiblat pemikiran ekonomi negara Skandinavia, Tan Malaka dengan pemikiran komunis yang tidak setuju dengan adanya trias politica, serta Sjahrir yang berideologi Sosialisme dan membentuk perwakilan partainya. Perseteruan yang terjadi memang dibutuhkan untuk membuat negara Republik yang ideal, tetapi hal ini menjadi masalah ketika ada salah satu di antaranya diasingkan bahkan dibunuh seperti Tan Malaka, Sjahrir pun demikian, diasingkan oleh Soekarno karena dianggap membahayakan kekuasannya. Ini yang menjadi ironis. Berperan besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dengan berdiplomasi dengan Belanda walaupun banyak ditentang, membantu memerdekakan Indonesia dari penjajah, dan pada akhirnya diasingkan serta wafat di Zurich, Swiss. One of the most underrated national figure, Sutan Sjahrir.
Profile Image for Sigma Sang Reader.
27 reviews
January 25, 2025
Membaca ini setelah selesai menyelesaikan serial TEMPO dari Hatta, teman pengasingannya di Banda

Syahrir si triumvirat de facto, Soekarno, Hatta, Syahrir; Bung kecil; dan “Soska” alias sosialis kanan dikarenakan ia terpukau dengan segala yang berbau barat. Ingat sekali saat pengasingan di Banda dengan Hatta, ia menyalakan lagu-lagu berbau barat hingga si Hatta marah wkwkwk

Ideologi dari Sjahrir ini akan meledak seperti Atom, dikarenakan membahas pentingnya kebebasan individu dan pendidikan rakyat, pas sekali dengan kondisi yang dihadapi Indonesia saat ini, apakah beliau hidup di zaman yang salah?

Jika Hatta merupakan penemu dari kabinet bebas aktif, maka pelaksana pertamanya ialah si Sjahrir; diplomasi yang dilakukan oleh Bung kecil ini membuatnya Indonesia makin diakui merdeka oleh Dunia.

Sjahrir gak suka Jepang, sama seperti Tan Malaka. Namun si Bung Kecil ini lebih kebarat-baratan (dia tidak benci Belanda, hanya paham mereka terhadap kolonialisme saja yang dibenci); saat Soekarno dan Hatta bekerja sama dengan Jepang, utamanya saat mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, Syahrir enggan ikut.

Beberapa trivia seperti:
Sebenarnya Syahrir udah tau Jepang menyerah pada bulan Juli, Soekarno menunggu lampu hijau dari Jepang — jadi dia minta tolong dengan Tan Malaka, tapi dia juga menolak — saat sudah ada info dari BBC, akhirnya dr. Soedarsono dengan desakan dari Syahrir, memproklamasikan Indonesia merdeka di Cirebon. Makanya di Cirebon merdeka lebih dahulu daripada di Jakarta; Indonesia

Dijelaskan hubungan Sjahrir dengan Soekarno, Hatta, dan juga Tan Malaka—tidak lupa juga dengan kasmaran dari Bung Kecil ini

Sjahrir pikirannya terganggu dan agak sinting
-Hatta, N.D.

Dari pemahamanku sendiri, beliau ini sosok yang care-free, tahu apa yang diinginkan, dan tahu harus bagaimana
Profile Image for Roffi Ardinata.
30 reviews2 followers
May 26, 2019
Buku seri dari Tempo ini adalah buku pertama tentang Sutan Sjahrir yang saya baca. Memberikan banyak pandangan terhadap pemikiran Sjahrir yang sebelumnya hanya saya temui dalam ulasan pendek atau dalam buku yang mengulas perjuangan kemerdekaan. Saya membeli 4 paket buku ini (seri 4 bapak bangsa ) Tan Malaka, Hatta , Sjahrir dan Soekarno dimana Sjahrir buku ketiga yang saya baca dari seri ini.

Pemikiran dan keberanian Sjahrir jauh melampai ukuran tubuhnya bahkan melampaui zamannya, begitulah jika kita lihat rentetan pemikiran yang Ia kemukakan. Memilih jalur diplomasi yang dianggap beberapa perundingan yang ia lakukan merugikan Indonesia saat itu, namun bung kecil tetap dengan keyakinan menjalankannya, hingga akhirnya jalan yang ia rintis menuai hasil akan dukungan dunia terhadap berdirinya Indonesia sebagai negara merdeka yang beradab.

Walau diakhir hidupnya Sjahrir terpinggirkan dari perjuangannya, namun pemikirannya tetaplah sebuah warisan yang patut untuk ditelaah. Ia bahakan telah mewanti-wanti nasionalisme yang dikembangkan oleh Soekarno bisa saja berujung pada sesuatu yang akan menciderai perjuangan Indonesia sebagai negara beradab. bahkan Ia menulis "Aku hampir-hampir mengatakan bahwa nasionalisme adalah proyeksi daripada kompleks inferioritas dalam hubungan kolonial antara bangsa yang dijajah dengan bangsa yang menjajah. Jadi, dari semua dasar dari propaganda nasionalistis adalah suatu perasaan yang yang tidak rasional. Selain itu ia juga yakin bahwa, Nasionalisme harus tunduk kepada humanisme.

Profile Image for Putu Winda.
300 reviews2 followers
March 16, 2022
A MUST READ!
.
Sjahrir seperti lahir terlalu cepat dari jamannya.
.
Ketika banyak tokoh politik percaya bahwa memperjuangkan kemerdekaan adalah dengan kekerasan dan perang, dia lebih memilih diplomasi dan mendapatkan pengakuan dunia bahwa Indonesia adalah negara yang beradab dan berhak merdeka.
.
Ketika banyak orang gegap gempita memuja orasi penuh semangat Bung Karno, Sjahrir dengan logis dan rasional menyusun pidato pertama Indonesia di depan dewan keamanan PBB.
.
Yang paling membuat shock tentu saja pendapat dia tentang Nasionalisme. Ia menulis: “Aku hampir-hampir hendak mengatakan bahwa nasionalisme ialah proyeksi daripada kompleks inferioritas dalam hubungan antara bangsa yang dijajah dan menjajah” (hal. 145)
.
Membaca buku ini, mengetahui kisah Bung Kecil yang membawa masa depan besar bagi kita semua!
.
Ya, dia lahir dari keluarga menengah, kaum intelektual elitis.
Punya privilege bersekolah hingga ke Belanda. Bergaul dengan kelompok-kelompok terpelajar, dan ini membuatnya punya banyak akses dan kepercayaan diri untuk melakukan apa yang dia yakini.
.
Sjahrir yang tidak baper ketika menerima kritikan. Yang berani menegur Sukarno bahkan ketika usianya baru 18 tahun. Yang mencintai anak-anak dan keluarganya. Yang terasing dan tak banyak orang mengingatnya. Yang memperkenaklan Indonesia pada dunia.
Profile Image for Hakni..
142 reviews3 followers
December 30, 2023
"kegagalannya dalam politik menandakan kebesarannya sebagai seorang manusia.."
ditulis oleh Soedjatmoko, April 1966, sesaat setelah mendengar berita kematian Sutan Sjahrir.

Aku beruntung bertemu buku ini. Aku berterima kasih banyak kepada Tempo atas reportase mengenai jejak hidup bapak-bapak bangsa dan beberapa tokoh yang lain.
Banyak kisah yang sejarah yang tidak disampaikan kepada murid di sekolah melalui kurikulum. Konon, sejarah ditulis oleh pemenangnya, betulkah iya? aku pastikan ia benar. Lewat buku Tempo ini, aku mengetahui makna dibalik setiap peristiwa. Mengapa tokoh A, tokoh B tidak pernah disebutkan dalam sejarah, mengapa jejaknya tertutupi? kini aku tahu, dan sekali lagi terima kasih untuk Tempo.

Aku lebih mencintai negara ini setelah banyak membaca setiap perjalanan tokoh bangsa untuk menuju kemerdekaan. Aku memang berpikir, setelah perang maka kemerdekaan adalah tujuan akhir. Aku salah, dan Sutan Sjahrir-lah yang benar. Kemerdekaan bukanlah tujuan akhir, hidup dengan demokratis, bebas adalah tujuan yang harus dicapai selain mencapai kemerdekaan itu sendiri.

Kata Sjahrir, "apa arti hidup seseorang dibanding nasib jutaan manusia yang terlantar menjadi korban kekejaman manusia lain?"
Profile Image for Salman.
12 reviews14 followers
January 1, 2018
Sebuah ulasan. Tidak mendalam dan tak bermanfaat.

Akhir bulan November 1945, Sjahrir melawat ke Cirebon (saya baru tahu kota ini mengumandangkan proklamasi dua hari lebih awal) untuk menghadiri rapat akbar. Ia berpidato dengan tenang, kemudian salah satu orang hadirin bertanya, "Mengapa dalam buku Perdjoangan Kita tak satu pun disebut nama Tuhan?," Sjahrir pun tertawa dan menjawab dengan sebuah cerita ketika dia kecil membaca buku-buku matematika yang ditulis Pastor dan tak ada nama Tuhan di buku itu. "Perdjoangan kita adalah buku politik yang penuh perhitungan. Buku itu tak ditulis berdasarkan emosi".

Perawakannya kecil dan tenang, membaca paragraf di atas mengingatkan saya dengan seorang seteru Sjahrir, Tan Malaka, juga pernah berpidato di Komintern tentang betapa dia jika berhadapan dengan Tuhan dia adalah seorang Muslim, tapi ketika saya di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim, karena Tuhan mengatakan banyak iblis di antara banyak manusia!

Kesimpulannya adalah, mereka berdua menjunjung tinggi rasionalitas dalam berpikir, menjadi rasional itu perlu dalam menghadapi kegaduhan gonjang-ganjing politik tahun 2018 ini.

Mudah-mudahan saya tidak dicap ateis.
Profile Image for Ifda.
13 reviews
May 18, 2025
Selama ini saya selalu menganggap bahwa sosok pahlawan adalah sosok yang begitu jauh. Rasanya belum pernah terbayangkan sebelumnya bahwa mereka adalah manusia biasa yang kompleks, dipenuhi gejolak pribadi, dan memiliki kelebihan-kekurangannya masing-masing. Membaca buku ini, saya jadi sadar bahwa tokoh-tokoh pahlawan adalah manusia biasa, dengan segala pemikiran-pemikiran hebat mereka, sekaligus berbagai kontradiksi yang mengelilingi. Sjahrir salah satunya, saya kagum dengan keteguhan beliau dalam memegang ideologi sosialisme kerakyatan.

"Sosialisme yang kita perjuangkan adalah sosialisme yang memerdekakan manusia dari penindasan dan pengisapan oleh manusia"

Sepertinya memang betul bahwa beliau akan lebih relatable bila hadir sekarang ini. Seperti yang tercatat dalam buku, beliau terlalu "maju" untuk hadir di tengah-tengah jamannya pada saat itu. Ada berbagai nama-nama tokoh inspirasi Sjahrir untuk ideologi beliau tersebut, namun rasanya sedikit kurang di eksplorasi ya? Tetap saja saya suka bukunya!!!! What a nice experience while reading the book
Profile Image for Antariksa.
79 reviews3 followers
May 24, 2017
Bung kecil yang jadi perdana menteri di umur 36 tahun, menjabat cuma 2 tahun, untuk selanjutnya dipinggirkan dan akhirnya meninggal di pengasingan.

Sebetulnya saya kurang suka dengan buku sejarah/biografi yang penuturannya tidak kronologis dan antar babnya kurang runtut. Serial buku ini lebih mirip kumpulan artikel tentang tokoh nasional daripada buku biografi utuh (sepertinya memang begitu karena memang sumber buku ini dari tulisan-tulisan Tempo). Namun, kekurangan ini ditutupi dengan banyaknya cerita-cerita pribadi yang dimasukkan, sehingga pahlawan-pahlawan nasional ini akhirnya lebih terlihat sebagai manusia daripada dewa. Ada juga cerita-cerita yang lain seperti sejarah Proklamasi di Cirebon yang ternyata mendahului Bung Karno dua hari. Selain itu, tulisan-tulisan kolom di akhir buku juga membuat terang kontribusi apa yang telah ditorehkan Sjahrir untuk Indonesia, yang tak pernah diceritakan di pelajaran sejarah.
Profile Image for Charlie Sanjaya.
55 reviews
June 22, 2019
Sjahrir adalah salah satu tokoh sejarah Indonesia yang underrated. Pemikirannya mengenai nasionalisme dan fasisme, juga mengenai bagaimana gerakan sosialisme berjalan di tengah kapitalisme global adalah pemikiran-pemikiran yang sebenarnya jauh lebih relevan sekarang daripada di jaman beliau dulu. Buku ini telah berhasil menunjukan gambaran kasar Sang Bung Kecil, namun sayangnya buku ini masih agak kurang dalam menjelaskan karakterisasi Sjahrir yang sekilas terlihat kontradiktif. Mengapa citra beliau saat Jepang menyerah dan saat menjadi Perdana Menteri terlihat berbeda? Apa yang mendasari seorang pemimpin gerakan bawah tanah di masa muda untuk malah membuat partai kader di karir politiknya?

Mungkin ini adalah keterbatasan medium buku itu sendiri, yang memang adalah buku saku yang didesain sebagai bacaan ringan. Pada akhirnya, saya rasa buku ini layak direkomendasikan, lebih banyak orang yang seharusnya mengetahui salah satu pahlawan terpenting Indonesia ini.
Profile Image for Shiracitabine.
132 reviews
January 22, 2025
Aku terpukau pada Syahrir yang memandang kemerdekaan bukan sebagai tujuan akhir, tetapi sebagai jalan untuk mendapatkan kebebasan sebagai manusia. Mungkin karena itu juga lah, disaat tokoh lain sudah mulai berbelok, beliau masih teguh dan lurus.

"Para politikus dengan kekurangan pengalaman dan pengetahuan mungkin dapat mombawa negara ke jalan buntu, tapi seluruh rakyat akan membantu negara menemukan jalannya."

Aku bertanya-tanya, apabila beliau melihat kondisi negara kita saat ini, saat banyak politikus melakukan kesalahan bukan karena "kekurangan pengalaman & pengetahuan" melainkan karena mereka bejat dan memiliki pengalaman dan pengetahuan agar lancar jalan mereka untuk menjalankan kebejatan tersebut, sehingga rakyat dijaga kemiskinan dan kebodohannya agar tidak bisa "membantu negara", tidakkah beliau akan mempertanyakan jalan seperti apakah yang akan ditemui negara kita?
Profile Image for Fachry Artabudhi.
31 reviews
September 26, 2021
Dengan membaca buku ini saya jadi lebih dalam mengenal kepada bung kecil "Sutan Sjahrir" yang merupakan perdana menteri Indonesia pertama di umur nya yang masih 36 tahun. Sosok yang berhaluan sosialis demokrasi, anti fasisme, serta mengedepankan negoisasi ketimbang konfrontasi di kala belanda ingin bercokol kembali di Indonesia. Meskipun akhirnya kehidupan sang bung kecil menjadi terasing dalam perpolitikan Indonesia kala itu karena dianggap berselingkuh dengan oposisi untuk menggulingkan pemerintahan yang sah tetapi jasa-jasa beliau sangat tidak boleh kita lupakan sebagai salah satu empat serangkai pendiri republik.
Profile Image for Anggika Triyanto.
5 reviews1 follower
March 21, 2019
bung kecil tau dan sadar, bahwa yang soekarno lah yang memang pantas memimpin negeri ini. sebagai yang mewakili dari golongan muda, bung kecil sebenarnya bisa saja mengambil kudeta dari soekarno karna sjahrir mewakili golongan muda untuk segera memerdekakan indonesia. orang yang cerdas, bahwa indonesia sebagai negara yang baru saja merdeka perlu untuk "mempromosikan" dirinya agar dikenal dunia daripada harus angkat senjata untuk mempertahankan indonesia. jalur diplomasi yang dipilih sjahrir tidaklah sesuatu hal yang hina meski harus berunding dengan sekutu.
Profile Image for denatalia.
12 reviews
March 19, 2021
Buku yang menceritakan berbagai aspek mengenai Bung Kecil, Sutan sjahrir. Nama yang sering didengar tapi tidak begitu dikenal-pendapatku.
Buku ini bercerita mengenai perjalan hidup Bung Kecil dalam politik/kenegaraan serta perjalanan hidup personalnya sampai akhir hayat.
Buku ini menjelaskan dengan cukup baik pemikira sjahrir terutama mengenai kenegaraan.
Buku ini mudah dipahami, melibatkan orang-orang yang baik secara langsung atau tidak terhubung dengan Bung Kecil, serta mewawancarai orang2 terkait sehingga informasi yang didapat dapat lebih detail.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Adisti.
2 reviews
August 22, 2023
Buku ini benar-benar membawa saya tahu sedikit banyaknya tentang beliau. Tadinya di sekolah saya tidak terlalu mengenal beliau, karena dalam buku sejarah beliau tidak begitu diulik. Saya menjadi kagum dengan sosok beliau dan pemikirannya. Saya dapat merasakan, dan memahami pada chapter sebuah kekecualian zaman, beliau tidak begitu sejalan, tidak terlalu didukung dengan lingkungan pada zamannya. Banyak fakta sejarah seperti anak angkat beliau, yang sebelumnya tidak saya ketahui. Buku ini bisa menjadi pilihan jika ingin mengetahui sejarah Indonesia lebih dalam lagi.
126 reviews14 followers
June 13, 2019
karya jurnalistik ini, (kalau tim ga mau buku ini disebut biografi belaka), bercerita dengan cukup asyik. kuantitas konten dibanding beberapa seri tokoh lainnya tanpa mengurangi romantisme penceritaannya bikin makin asik dibaca. saya kira buku ini berhasil menceritakan penelusuran sejarah hidup sjahrir hingga menelusup kepada bagaimana pandangan2 ideologisnya sbg seorang sosial demokrat (sekali lagi) dengan menarik. nilai 4.0 dari skala 5 mah ga rugi :)
Profile Image for Surya Ds.
39 reviews6 followers
August 31, 2021
Selama ini aku sekadar tahu Sjahrir sebagai perdana menteri pertama Indonesia dan pemimpin Partai Sosialis Indonesia. Namun, tak pernah tahu secara dalam mengenai pemikiran khas "sosial-demokrat yang liberal" beliau dan perannya dalam revolusi kemerdekaan. Well, buku ini cocok jadi pembuka! Paling penting, dalam buku ini Tim Tempo coba membersihkan 'nama kotor' Sjahrir dalam Perundingan Linggarjati yang konon merugikan Indonesia itu!

Sangat kaya informasi namun tetap ringan dibaca~
Profile Image for Teresa.
35 reviews
September 29, 2023
Recommended for anyone who wants to know better about Sjahrir and his life. Gemas, seri tempo yang ini lebih mendekatkan pembaca buat sedikit lebih banyak tahu soal kehidupan personalnya Bung Sjahrir. And it’s kinda sweet.

Tapi untuk menjelaskan “peran besar”nya masih belum cukup memuaskan, saking banyaknya tadi, paparan kehidupan personal Sjahrir. Bahkan di beberapa bagian kadang membosankan karena ada beberapa bahasan yang lumayan sering diulang-ulang.
Displaying 1 - 30 of 73 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.