Jump to ratings and reviews
Rate this book

Dua Dini Hari

Rate this book
Tiga anak jalanan ditemukan tewas, tergantung di pinggir flyover kawasan Jatinegara. Satu mayat lagi menyusul, kali ini terlilit kabel tiang listrik. Penyelidikan dimulai dengan enggan, para polisi bertindak meski jauh dari kata maksimal. Pemikiran semua orang sama : mereka hanya gelandangan, lebih baik disingkirkan. Seolah ada yang bertekad membersihkan jalanan, mengurangi masalah pelik kota. Namun, benarkah anak-anak itu pantas mati? Dengan cara seperti itukah mereka layak dilenyapkan?

Dua Dini Hari adalah novel debut Chandra Bientang. Novel ini terpilih untuk mendapatkan dana penerjemahan nukilan ke dalam Bahasa Inggris dari LitRi Translation Funding Program yang diselenggarakan oleh Komite Buku Nasional di tahun 2019. Novel ini menjadi pemenang 2 kategori yaitu Best Novel dan Best Crime Drama & Thriller dalam Scarlet Pen Awards (Anugerah Fiksi Kriminal Indonesia) 2020 yang diselenggarakan oleh Crime Fiction Author Indonesia dan Komunitas Detectives Indonesia.

"Ide cerita dan gaya tulisannya membuat setiap peristiwa terasa sangat dekat. Pencapaian yang baik untuk sebuah karya perdana."
-Fransisco Rosarians, jurnalis hukum TEMPO

"Meneror mental dan pikiran sejak awal. Mengerikan, menuntun pembaca berhadapan dengan misteri yang tak berkesudahan."
-Aprillia Ramadhina, penulis buku Turn On The Radio

248 pages, Paperback

First published August 1, 2019

84 people are currently reading
1015 people want to read

About the author

Chandra Bientang

4 books36 followers
Chandra Bientang was born in Jakarta on February 17, 1989 and she has lived in Bekasi, Muntilan, and Bogor, before returning to Jakarta. She studied philosophy at the University of Indonesia, enrolling in 2007 and graduating in 2013.

She published her first novel in 2019, an urban thriller entitled Dua Dini Hari, with Noura Publishing (Mizan Group). In that same year, her short story Anak Kucing Leti (Leti's Kitten) was selected for the Emerging Writers Program at the Ubud Writers & Readers Festival, organized by the Mudra Swari Saraswati Foundation. It was then translated into English and published at the festival, along with other Emerging Writers and established Indonesian authors in the book Karma: A Bilingual Anthology of Indonesian Writings.

Her works focus on current social issues. Her novel Dua Dini Hari is about the murders of street children in Jakarta, highlighting the injustices and inequalities of a system that does not often humanize street children and marginalized people. Her short story Anak Kucing Leti tells the story of an abortion midwife's daughter who finds solace in her kitten. The story was inspired by Chandra’s frustration over the stereotypes and stigmas that still plague women, especially in Indonesia.

She accepted 2022 IKAPI Awards for "Rookie of the Year" at the opening of Indonesia International Book Fair (IIBF).

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
231 (20%)
4 stars
576 (50%)
3 stars
301 (26%)
2 stars
33 (2%)
1 star
4 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 356 reviews
Profile Image for M. Fadli.
Author 8 books24 followers
October 1, 2019
Pas banget selesai baca cerita ini, saya baca artikel di Tirto.id Pasal 505 KUHP tentang pidana kepada gelandangan (pengemis dan anak jalanan) serta RKHUP nya. Jelas sekali anggapan dari pasal itu telah melabelkan bahwa gelandangan bukan sekedar mengganggu ketertiban tapi juga tindakan kriminal. Nah, bagaimana bila ada seseorang yang berpikir bahwa satu-satu caranya untuk menangani permasalahan gelandangan, dalam hal ini anak jalanan, dengan cara melenyapkan mereka selamanya.

Ide itu ditunjukkan oleh sang penulis di cerita ini. Wajar bila ide ini cukup segar dan jempolan serta perlu diapresiasi. Apalagi banyak isu sosial di dalamnya. Ditambah sebuah ruang lingkup wilayah Jatinegara yang digambarkan sebagai kawasan kelam dan memiliki sudut yang menghadirkan sisi suspense. Inilah urban thriller secara harfiah.

Bicara tentang karakter, mungkin yang mendominasi cerita di sini ada dua tokoh, Yang pertama Elang Maud, seorang pemuda pembangkang yang seharusnya menjalani kehidupannya sebagai taruna di Akpol Semarang. Sedangkan yang satunya adalah Kanti, ilustrator freelance yang suka terbangun di malam hari dan memiliki masa lalu yang suram. Semua karakter yang hadir di cerita ini juga menarik dan diceritakan masa lalunya. Motivasi para karakter, baik katakter major maupun minor juga digambarkan dengan baik. Elang tentu menjadi karakter yang mencuri perhatian, begitupula Kanti.

Plotnya dibuat secara kronologikal dengan alur yang maju. Penulis menyuguhkan tanggal terjadinya adegan, walaupun ada satu tanggal di awal chapter yang berbeda dengan narasi yang ditunjukkan. Contohnya di hal 29. Dengan sudut pandang dari orang ketiga yang menyoroti berbagai karakter, membuat alur ceritanya semakin menarik. Storytellingnya juga jempolan dengan diksi-diksi yang luwes, efektif, efisien. Benar2 ngiri dengan gaya tulisan seperti di novel ini.

Yang paling penting, tema isu sosial, perbedaan kelas, diskriminasi terhadap anak jalanan dan relasi kekuasaan sangat ditunjukkan di dalam cerita ini. Meski sang penulis sempat mengatakan bahwa ini thriller psikologi, namun bagi saya sebagai pembaca merasa ini adalah crime thriller, di mana kejahatan adalah katarsis dari puncak konflik yang terjadi dalam masyarakat. Apalagi endingnya jelas sekali bahwa masyarakat biasa akhirnya tak bisa berkutik di tangan para penguasa.

Nah, hal yang saya pertanyakan adalah mengapa penulis memilih judul Dua Dini Hari? Kalau merunut pada setiap adegan, rasanya tidak semuanya terjadi di pukul dini hari seperti itu. Apa mungkin berkaitan waktu pembunuhan atau peletakan mayat? Hal itu yang belum terserahkan.

Selain itu, saya sebagai pembaca sedikit bingung dengan deskripsi saat adegan Elang 'terkubur' atau saat Kanti di kantor polisi sebelum diperiksa oleh petugas Taufik. Selain itu, saya juga masih mencoba memahami apa fungsi karakter Elisa Setya karena tidak ada penjelasannya siapa yang ia hubungi dan kaitannya dengan semua kejadian di cerita ini.

Meskipun seperti itu, ini adalah novel urban thriller yang serius dan benar-benar menyajikan kesuraman, bukan hanya dari karakternya, tapi juga latar tempat, serta tema penting yang disuguhkan.
Profile Image for Hizkia.
7 reviews2 followers
February 12, 2023
, sekali lagi, ulasan ini mengandung spoiler jadi buat agis, jangan dibaca review ini yeaa‼️

buku ini single-handedly bikin aku suka sama chandra bientang dan jadi pengen baca bukunya yang sang peramal.

atmosfer cerita buku ini suram parah karena semua semua karakter digambarkan punya moral abu abu. tapi justru moral abu abu inilah yang bikin semua tokohnya terasa nyata. bahkan karakter elang sendiri punya sifat sombong, angkuh, dan melawan orangtua, tapi aku tetap invested di langkah-langkah yang dia ambil.

sekarang aku paham kenapa pov di cerita ini dilempar ke sana sini, dan sblmnya aku komplain karena sangat membingungkan. tapi setelah dilanjutin, aku jdi terbiasa dan prefer pov yang begitu supaya keseluruhan cerita bisa dimengerti.

plot twistnya‼️ plot twist pertama yang bikin aku syok berat adalah kanti. ternyata kanti itu... (agis, stop baca sampe sini😡)
plot twist kedua juga bikin aku letakin bukunya supaya menyerap apa yang barusan aku baca. everyone is so f*cked up.

adegan yang paling aku suka adalah ketika kanti masuk ke kamar sebelah dan ngeliat 2 mayat anak anak lgi tiduran. SIAL. adegan itu terasa nyata dan terbayangkan di pikiran aku gimana cahaya petir yang sesingkat itu menerangi muka mayat mayat itu di depan mata kanti. terus mayat di depan TV, SOOOO GOOD‼️

gaya bahasa chandra bientang di sini juga enak parah. dialog ada, kiasan ada, deskripsi ada, dan yang paling aku suka, SATIR‼️ satir dimana mana, dan semuanya sesuai dengan apa yang terjadi di kehidupan nyata. interaksi karakter yang juga saling satir & saling sindir juga keren.

(I warn u agis)
karakter "baik" di buku ini kalah, kebejatan menang, dan itu makin bikin buku ini over the top. endingnya juga dibiarin kayak gt, dan lucunya aku suka. penulis membiarkan aku berspekulasi sendiri tentang ujung cerita ini.

intinya, buku ini sakit, dan aku suka. BRAVO‼️ ⭐⭐⭐⭐⭐
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Rezza Dwi.
Author 1 book277 followers
December 3, 2019
3,5⭐ tapi ingin pembulatan ke bawah.

Biar aku jujur. Aku menuntaskan buku ini bisa dibilang karena "sayang udah dibeli".

Ya. Aku penasaran kasusnya, pelakunya, motifnya, dan sebagainya. Tapi ngga yang penasaran-penasaran amat ternyata.

Sempat bosan di beberapa bagian, nyaris kepikiran DNF. Tapi aku bertahan.

Ditulis dengan PoV 3, buku ini terbilang .. apa ya... hmm, random dan terpotong-potong adegan-adegannya. Butuh agak meraba-raba, ini lagi bagian siapa, bagian mana.

Tapi, ternyata, semua berbeda di 1/4 bagian akhir.

Dan baru ngeh bagusnya buku ini 👏😂

Iya. Bagus.

Kuncinya, bersabarlah saat membacanya 😂
Profile Image for wulan.
242 reviews7 followers
June 21, 2025
awalnya aku ngira ini tuh buku horor, ternyata bukan, ini genrenya misteri thriller. karena judulnya juga cocok aja kalau genrenya horor. setelah menamatkan buku ini, aku cuman kepikiran gini, wah ... eksekusi penulis cakep banget sih ...

anak jalanan. begitu kita menyebut mereka. nama mereka pun sebenarnya tak penting. suatu pagi ditemukan 3 mayat anak jalanan yang digantung. kenapa? kenapa mereka dibunuh?

atas dasar apa mereka dibunuh? benarkah mereka adalah masalah pelik bagi suatu negara? benarkah solusinya dengan membunuh mereka satu per satu?

pergantian bab bikin aku sedikit bingung karena diceritakan dari sudut pandang orang yang berbeda. tapi semakin aku masuk ke dalam ceritanya, itu gak terlalu membingungkan lagi. tokoh tokoh yang dikenalkan penulis masing masing punya peranan penting.

sepanjang cerita aku dibuat ikut bertanya tanya, sebenarnya siapa yang tega membunuh para anak jalanan itu? apa salah mereka yang rumah saja tak punya?

rasa tegang, juga merinding nya dapet banget sih. terus nih ya pas plot twist nya dibeberkan, beuh ... kaget aku, gak nyangka. cara penuturannya juga apik 👌 emang gak terduga gitu ...

tapi aku kurang puas sama endingnya 😔 mungkin karena salah satu tokoh yang mencuri perhatianku jadi ubi ya ... jadi ngerasa, hah kok gini? 😢 tapi di sisi lain paham sih bahwa emang itu cara kerja "orang atas"

ceritanya terasa jauh, tapi juga terasa dekat dengan kehidupan yang gak jauh jauh dari "penyalahgunaan kekuasaan"
Profile Image for Aksa.
18 reviews2 followers
March 13, 2020
Baca buku ini tuh rasanya menguras tenaga. Deg² an sih deg² an, sedih iya, tapi lebih ke marah. Kayak nggak adil gitu ceritanya.

Ceritanya keren, disuguhkan dengan menarik. Bahasanya baik, bahkan pas baca halaman pertamanya bikin aku mikir, 'ini serius novel thriller?'. Bukan karena nggak menegangkan, cuman emang sebaik itu bahasanya.

Ditulis dg sudut pandang beberapa tokoh, yang menurutku cukup menarik. Jadi pembaca bisa tau sudut pandang beberapa tokoh sekaligus.

Sayangnya dg adegan² yg belum selesai suka udah pindah ke sudut pandang lain, jadi kayak kesannya melompat².
Well..... Sekalipun itu bagus juga sih, karena lebih berasa kesan misterinya. But, itu bikin pembaca bisa nyerah ditengah jalan. Dan merasa gagal paham dibeberapa bagian.

Jadi, buat pembaca....
Harus sabar² baca buku ini sampai akhir, karena diakhir semuanya jadi lebih jelas.
Profile Image for Fitrah Tanzil.
Author 5 books9 followers
September 19, 2019

Peringatan, tulisan di bawah ini mengandung spoiler.

.

.


Asli, saya agak terkejut sih pas baca novel ini. Tidak seperti perkiraan saya. Tadinya saya pikir novel ini akan pakai bahasa kelas menengah atas kayak Dee Lestari, Clarissa Goenawan, Windry Ramadhina, dan lain sebagainya. Mengingat branding si penulis sendiri Chandra Bientang yang saya lihat di IG sebagai cewek metropolitan banget. Ternyata bahasa sangat membumi, terutama untuk karakter Elang dan kawan-kawannya.

Hampir lupa, memperkenalkan siapa aja tokohnya. Ada dua tokoh utama di novel ini yaitu Kanti dan Elang. Kanti seorang mahasiswi jurusan DKV yang sedang cuti kuliah dan entah bagaimana mengambil kos-kosan di sebuah daerah berbahaya di pinggiran kota Jakarta. Lalu ada Elang, dia taruna kepolisian yang juga sedang cuti, dan memilih menjadi penyelidik independen yang menyelidiki kasus-kasus kematian misterius yang terjadi di daerahnya. Kemudian ada polisi, Bripka Ranggalawe, Ayah dari Elang yang juga menyelidiki kasus tersebut. Selain itu ada Rudi si penjaga mini market dan Ali seorang pemilik coffee shop yang juga teman Elang, lalu Dayat si pemilik kos-kosan misterius, dan lain sebagainya.

Dari segi plot, Dua Dini Hari ini seperti labirin. Saya nyaris nggak bisa menduga apa yang muncul dari halaman ke halaman hingga dari bab ke bab selanjutnya. Penuh dengan kejutan-kejutan kecil, hingga puncaknya di dua bab terakhir. Lalu tentang penyelidikannya Elang, entah kenapa saya merasa ini bukan kali pertama si penulis membuat novel fiksi kriminal. Walaupun ini memang debut novelnya. Tapi saya merasa dia sudah sering bikin yang seperti ini nih, makanya metode penyelidikannya si Elang itu begitu luwes ala detektif jalanan. Dan saya juga suka dengan tek-tokan dialognya, terutama si Elang dan kedua sahabatnya (Rudi & Ali). Bahasanya ntuh ala-ala Ali Topan gituh, nggak nyangka aja, seorang Chandra Bientang yang di IG-nya suka upload foto entah di sebuah coffee shop mahal di seputaran Jakarta, bisa gituh berbahasa ala prokem, hahaha. Asli itu keren!!

Bicara tentang urban thriller, novel ini komplit sih. Ada cerita detektif jalanan, ada polisi yang patuh pada peraturan, ada cerita-cerita orang kelas menengah ke bawah, penjaga mini market, pemilik kedai kopi kecil, toko roti yang hampir bangkrut. Cerita pembuat boneka, tukang ondel-ondel, cerita anak-anak jalanan, lalu orang-orang psikopat, kemudian pembunuh berantai, assassins, sociopath, bahkan sampai agen rahasia dan teori konspirasi ada di sini. Secara keseluruhan saya kasih 3, 7 bintang.

Oh iya, jikalau diadaptasi jadi film. Mungkin cocok kali ya, jika Dua Dini Hari disutradari oleh Joko Anwar, hahaha. Coz dark-dark noir gimana gituh.


Profile Image for Rizkya Dian.
Author 1 book
September 24, 2019
Cacan is my very good friend since college life and first of all is I'd like to say that I am super proud of you, Cacan because your dreams come true starting with this debut novel :)

Dari kecil, aku memang suka banget dengan buku-buku bertema detektif dan ketika tahu salah satu sahabatku ini menulis buku berjudul Dua Dini Hari yang ber-genre urban thriller sudah pasti aku excited banget buat baca.

Sejujurnya aku belum terlalu tahu gimana cara nulis review buku dengan baik. Tapi, setelah baca buku ini, hal yang muncul justru bukan jawaban yang melegakan seperti membaca novel-novel thriller atau detektif pada umumnya, tapi justru serentetan pertanyaan di pikiran, misalnya bagaimana sesungguhnya nasib anak-anak jalanan di negara ini? Dimana sesungguhnya keberadaan mereka sekarang? Apakah kehidupan kelam tentang kemanusiaan di Indonesia yang pelik yang digambarkan di novel ini benar-benar ada di tengah keseharian kita?

Jadi, jangan bayangkan kalau novel ini seperti cerita-cerita detektif yang membuat para pembaca puas begitu saja ketika tahu siapa pembunuhnya. Melainkan, novel ini bakal mengusik batin dan rasa kemanusiaan kita, terutama bagian dari diri kita sebagai warga negara. Intinya, membaca buku ini serasa seperti perjalanan melihat, merasakan, dan memahami kota Jakarta dari sisi yang sepi, menyedihkan, bahkan mengerikan. Kalau kita baca buku ini di kamar tidur yang nyaman atau di kafe yang mewah, persiapkan diri untuk merasa terusik oleh setiap karakter dan penggambaran cerita dari Dua Dini Hari. Fascinating!
Profile Image for Nauval Fadillah.
11 reviews2 followers
December 20, 2020
Membosankan? Ya.
Sangat amat disayangkan, dengan premise cerita yang sangat menarik, penulis tidak mampu mengembangkannya dengan baik.
penulis seperti bingung ingin membawa cerita ini dalam gaya apa. Tiap kalimat terasa berantakan, terasa sangat berat.
Untuk konklusinya pun terasa sangat amat dipaksakan. semua yang ada di novel ini terasa sangat amat dipaksakan
Profile Image for Afiff #bookwormindo.
104 reviews4 followers
November 8, 2021
3,8⭐

Buku ketiga seri Urban Thriller Noura yang kubaca, dan cukup oke. Aku suka pengambilan topiknya (tentang anak-anak jalanan) yang menurutku cukup beda dan menyentuh untuk dijadikan sebuah masalah utama. Sayangnya walaupun kisahnya berpusat mengenai anak-anak jalanan, tapi malah mereka kurang ditonjolkan sebagai karakter yang menurutku cukup sayang karena hanya dijadikan objek saja.


Dari segi jalan cerita, plot twist, dll rasanya oke semua, tidak begitu memuaskan juga tidak mengecewakan. Untuk karakternya jujur terlalu banyak, dan kadang tidak penting² banget, oh iya... entah kenapa aku cukup suka cara penulis menggambarkan karakter Elang yang rada sombong/jahat, jadi lebih terlihat hidup (tidak semua protagonis buku itu harus super duper baik kan).

Apresiasi untuk covernya yang menurutku  simpel dan indah, cocok banget untuk cover cerita ini😍. terakhir untuk endingnya aku lumayan suka (yang bagi sebagian orang mungkin tidak suka karena....*baca sendiri*😏)
Profile Image for Dyah.
1,110 reviews64 followers
October 17, 2019
Ini bagus... huhuhuuuu...

Seperti biasa, sebelum mulai membaca novel thriller, aku harus menetapkan mindset:
"Jangan percaya siapa pun, jangan suka siapa pun." (kalau tidak mau terlalu terkejut dan sakit hati pada bagian pelintiran cerita, atau ketika tokoh yang disukai ternyata tewas).

Alur cerita DUA DINI HARI rapi, pelintirannya oke.
Tokoh-tokohnya menarik.

Satu hal yang menggangguku adalah stempel 02:00 di tiap awal bab. Aku kira itu menunjukkan peristiwanya terjadi pada pukul segitu.. tahunya hiasan doang. Ku merasa tertipu wkwkwk.
Profile Image for Nathania.
118 reviews20 followers
March 31, 2021
Novel ini lumayan beda dengan genre Thriller lainnya. Novel ini menceritakan bagaimana kehidupan masyarakat bawah yaitu anak jalanan yg kematian satu persatu. Plot twistnya sebenarnya mudah ditebak , lumayan suka dengan bukunya walaupun belum cukup memuaskan saya.
Profile Image for Chels.
180 reviews3 followers
October 5, 2024
Dua Dini Hari ditulis dengan magis, membuat pembaca ingin terus melahap kata-kata yang ada. Kalimat per kalimat mengalir tak terbendung meminta segera ditandaskan. Harus dibaca lagi dan lagi sampai tak terasa sudah sekian bab terlalui.

Misteri. Teka-teki. Pembaca diajak menelusuri petunjuk, sumber, bukti untuk menjawab berbagai spekulasi. Perpindahan sudut pandang membuat makin mengernyit dan menduga-duga. Apakah si A? Apakah si B? Siapa pelakunya?

Ketika pembaca dibuat mencurigai satu tokoh, muncul tokoh lain yang tak kalah mencurigakan. Hal ini sangat mengecoh, membuat geregetan pembaca hingga terkuaklah kebenaran. Namun, apakah kebenaran itu disambut di dunia ini? Apakah kebenaran itu dipersilakan mengungkap sebenar-benarnya kejahatan yang telah terjadi?

Bagiku, novel ini menarik karena mengangkat isu sosial; perihal anak jalanan. Pandangan dunia terhadap entitas ini dideskripsikan dengan apik. Ketidakbecusan pemerintah memberdayakan mereka begitu dekat dengan realitas.

Perjalanan mengungkap misteri pembunuhan di novel ini sangat seru. Rasa curiga hinggap kepada tokoh demi tokoh yang menunjukkan tanda-tanda. Sepanjang cerita, aku dibuat menduga-duga tanpa henti. Sayang, endingnya sangat awikwok. Kurang. Walau ada sedikit twist, aku merasa resolusinya mestinya bisa lebih wow lagi.
Profile Image for Nathania.
140 reviews3 followers
July 28, 2022
Aku nggak punya ekspetasi tinggi ke buku ini, ternyata malah dibuat terkejut. Pertama-tama, buku ini dibawa dengan cukup ringan meski masalah utama ceritanya adalah pembunuhan. Narasinya enak banget dibaca, mudah dipahami, dan paling suka saat penggambaran suasana karena beneran terasa (terutama saat bagian mencekam dan hiruk pikuk kota Jakarta)! Aku suka beberapa narasi menyentil isu-isu yang sering kali terjadi di masa kini, mulai dari catcalling sampai persoalan berita yang nggak berbobot. Tokohnya memang nggak likeable (dan kurang pendalaman menurutku), tapi justru jadi bikin aku sebagai pembaca lebih objektif ke mereka. Motif dari kasus pembunuhan ini bener-bener bikin terkejut, aku bahkan nggak kepikiran sampai sana. Selain itu, pemecahan masalahnya juga nggak kalah bikin terkejut. Walaupun agak disayangkan, tapi pemecahan masalahnya realistis apalagi menilai kondisi yang terjadi di dalam buku ini.
Profile Image for Amaya.
742 reviews57 followers
September 11, 2022
Another buku debut yang wow!

Pembukanya disuguhi berita kematian beberapa anak jalanan yang digantung di flyover. Motifnya nggak diketahui. Halaman demi halaman mengungkapkan banyak isu sosial yang menjadi perdebatan, termasuk soal kematian anak jalanan yang entah punya nama atau enggak.

Well, agak geram, sih, sama orang yang anggap kematian mereka nggak perlu diusut tuntas. Walaupun nggak punya sanak saudara atau bahkan keluarga, bukan berarti mereka nggak layak dapat keadilan.

Penggambaran kehidupan di beberapa sudut ibu kota bikin aku ingat sama novel2 thriller dari luar, sih. Kehidupan hero-nya nggak bisa dibilang mulus, bahkan terkesan hopeless. Kasus ini juga menyangkut kalangan bawah dan dinamika kehidupannya. Good job buat penulis! Penyajian twist dan motif pelakunya bikin merinding sekaligus tercengang.
Profile Image for Sunarko KasmiRa.
293 reviews6 followers
May 27, 2025
Dua Dini Hari merupakan novel Urban Thriller karya Chandra Bientang yang mengisahkan tentang sebuah misteri dari banyaknya anak jalanan yang ditemukan tewas gantung diri di beberapa titik jalanan di Jatinegara dalam kurun waktu tertentu. Menyadari kejanggalan dari kejadian tersebut, Elang seorang anak polisi diam-diam melakukan investigasi dan membawa dirinya kedalam masalah yang lebih pelik dan diluar dugaan dia sebelumnya.

Sy pribadi menyukai bagaimana alur konflik yang dibuat penulis, misterinya terasa dan tidak terlalu sinetron. Plot twist yang tersebar disepanjang cerita juga tidak membosankan. Pemilihan latar tempat yang sangat familiar (terutama bagi warga Jakarta) membuat cerita menarik untuk diikuti.
Profile Image for Reem.
25 reviews1 follower
June 29, 2023
HAHHHHH

Ahahaha apa-apaan ini endingnya. Sudah baca teliti, dan berasumsi si A si B. Ternyataa oh ternyataa, singkat cerita sih keren. Ceritanya punya unsur thriller tapi bagiku tidak membuat merinding kurang dapat feelnya, energinya lebih banyak kepake buat mikir siapa dan kenapa.

Meski ganti-ganti POV, termasuk yang kategori mudah dikenali, sedang dipov siapa. Awal-awal sebel sama tokoh si elang (tapi akhirnya bisa dimaklumi). Bukunya jugaa fast paced yaa, karena thriller juga sih mungkin aspek gaya bahasa yang modernnya banget yang bikin enggak serem buatku. Tapi entahlah, intinya keren plotnya bagus, rapi, dan enggak banyak bolong disana-sini untuk tipe-tipe buku yang menjual misterinya.
Profile Image for isaiah.
157 reviews
August 16, 2022
Memang manusia menemukan kepuasan dengan cara menyakiti.

⭐ 4.6/5

dang... this book is SICK.

i wanna talk about how good author's writing style is. beneran page-turning banget, nget, nget. nggak kerasa kalo udah sampe di halaman akhir. aku selesaiin buku ini dalam waktu 5 jam. jeda 2 jam aja, hehe.

aku nggak kecewa sama sekali dengan ending-nya, karena, ya, ini. ending yang aku mau tuh kayak gini. ahaha.

aku baru beberapa minggu rest dari baca novel bergenre thriller. so, reading a light thriller book like this one really is entertaining me. 🫣
Profile Image for bella.
71 reviews2 followers
April 12, 2024
shock bgt sama endingnya, malah ceritanya jadi loop gitu, keulang lagi nantinya. kasusnya gak bakal terungkap kalo org yg tau malah dilenyapkan, si kanti dianggap gila, elang sekeluarga habis terbakar. sumpah endingnya astaghfirullah bgt kek asjsksskalal keselllllll shock bgt lah intinya pas tau nasib elang sm kedua ortunya
Profile Image for Juwita.
333 reviews5 followers
July 25, 2021
Baru kali ini baca thriller yang penjahatnya menang 😬 Iya sih bagusnya endingnya kayak gini, kalau penjahatnya kalah pasti kurang berkesan.
Jujur buku ini diselamatkan oleh endingnya.
Aku berulang kali baca beberapa halaman trus gak jadi baca, sampai akhirnya maksakan diri buat baca. Ceritanya itu kayak sepotong2 yang kalau di filmkan pasti lebih menarik.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Alexandra.
2,063 reviews122 followers
April 28, 2025
Aku dikejutkan dengan berita duka cita tentang penulis urban thriller ini. Aku menyesal baru mengenal karyanya dan merasa bahwa Indonesia kehilangan salah satu penulis muda yang sangat potensial.

Cerita dimulai dengan gebrakan prolog kuat yang menegangkan. Unsur suspens dari perburuan bisa dirasakan pembaca. Aku pribadi menyukai cara bercerita penulis dan menikmati pergolakan dalam premis buku ini.

Alurnya pas dan lugas. Diceritakan dari POV3 serba tahu beberapa karakter awalnya terasa meloncat-loncat tanpa membuat kita punya keterikatan khusus pada salah satu karakter. Walaupun ada misteri dan kasus pembunuhan, penyelidikan yang pembaca ikuti justru datang dari pihak di luar kepolisian. Para karakter mayoritas grey dan menyimpan rahasia, walau mendukung isi cerita tapi aku masih ingin pengalian karakter yang lebih mendalam.
Positifnya para karakter dan setting cerita ini kaya dengan muatan lokal yang familiar dengan kondisi politik sosial masyarakat di Indonesia.

Ending penyelesaiannya kurang memuaskan untukku walau banyak plot twist kejutan yang tak terduga.

IPN RI
Profile Image for Alfath F. R..
234 reviews4 followers
September 14, 2020
Kalau ada yg ingin membaca buku ini dan berharap pelakunya ditangkap di akhir cerita, buku ini bukan untuk Anda. Buku ini nggak sekedar menawarkan sisi misteri dan kriminal, tapi juga kejahatan konspirasi. Ada persekongkolan besar di dalam cerita.

Menurut saya, buku ini berhasil mempertahankan rasa berdebar-debar saya sampai akhir. Meskipun berjalan lambat, saya masih termotivasi untuk menyelesaikan cerita sampai selesai.

Alasannya saya bertahan sampai akhir adalah karena beberapa alasan:

Pertama, saya sudah mewanti-wanti diri saya untuk tidak mempercayai tokoh siapapun sejak awal. Semua tokoh punya kans sebagai penjahat, dan tidak selalu penjahat berjumlah satu orang. Jadi, saya nggak menuduh siapa yg bebas tuduhan dalam cerita.

Kedua, semakin bertambah waktu, saya tidak merasa berbahagia untuk sekadar tahu siapa yg jadi penjahat di akhir. Semakin ke sini, saya malah tertarik pada beragam kemungkinan yg bisa dimunculkan oleh penulis. Akhir-akhir ini saya berusaha mendorong diri saya membaca karena ingin tau apa sih yg sebenarnya penulis ingin sampaikan. Daripada sekedar menguji insting, saya lebih ingin mampu membaca kemungkinan.

Terakhir, saya suka ada buku lokal model begini. Ketegangan di akhir "Dua dini hari" mirip ala-ala tulisan penulis horor kesukaan saya (R.L. Stine) yaitu masih tersisa kengerian dan ketidaknyamanan hidup di akhir cerita. Kalaupun ada rasa tidak nyaman. rasa itu semata-mata karena tersadarnya saya bahwa penegak hukum tidak bekerja sebagaimana mestinya. Sungguh realistis!
Profile Image for ami ☆ ⁺‧₊˚ ୭.
156 reviews18 followers
January 5, 2024
waktu tau ini novel pertama dari penulisnya, lumayan kagum sih. buat novel pertama menurutku penulisnya ga keliatan kayak "penulis pemula" sama sekali. mulai dari jalan cerita, bahasa yang dipake, dialog-dialog antar tokoh, semuanya menurutku sangat pas. cuma emang ini lebih banyak deskripsi daripada dialog, dan beberapa deskripsi lumayan bertele-tele tapi buatku ga terlalu masalah. mengganggu tapi masih bisa dinikmati aja.

sebenarnya kurang puas sama ending-nya karena ga ada penyelesaian, tapi lumayan bikin "wow" karena ga ada di bayangan aja. jalan ceritanya pun menurutku ga gampang ditebak, bikin inget sama cerita murder on the orient express dari agatha christie. mau nebak siapa pelakunya pun ga ada clue, ga tau cerita ini mau dibawa ke mana arahnya. dari halaman pertama tuh udah dibikin penasaran aja rasanya.
Profile Image for Filli.
154 reviews40 followers
February 4, 2020
Aku suka ceritanya. rapi timeline-nya.
Bikin pembaca bertanya-tanya sejak awal, mau apa ya ini, siapa ya ini pelakunya, apa ya motifnya.
Sebagai pembaca awam thriller, aku sukaaa plotnya, terutama plot twist-nya. Sungguh mendebarkan waktu membacanya.

Jangan percaya siapapun. Mereka bisa menipu 😋
Profile Image for Yandi Asd.
116 reviews4 followers
December 25, 2023
3.3⭐

Novel ini diawali dengan penemuan tiga mayat yang tergantung di flyover Jatinegara. Ketiga mayat itu semuanya laki-laki dan anak jalanan di daerah sana. Seorang laki-laki bernama Elang pun ingin menyelidiki sendiri kasus tersebut. Dari situ, Elang bertemu lagi dengan dua teman kecilnya dan beberapa orang baru. Masalahnya, ternyata kasus ini tidak sesederhana yang dibayangkan. Untuk tahu lanjutannya, kamu bisa baca sendiri novel ini

Aku udah nggak asing sama ide awalnya karena pernah baca novel-novel yang punya ide serupa. Tapi, aku tetep tertarik ngikutin ceritanya karena penasaran bakal dibawa ke mana. Terbukti, ceritanya page turner. Selalu ada hal baru yang bikin bertanya-tanya, entah kasus kematian baru, percakapan antartokoh, sampai teror yang dialami tokoh-tokohnya

Sepanjang baca, aku juga nggak hanya ngikutin perjalanan Elang, tapi juga perjalanan tokoh lain kayak Kanti. Sebenarnya novel ini disampaikan pake POV 3 lewat banyak kacamata tokoh. Tapi, Elang dan Kanti emang punya porsi yang dominan

Novel ini pake alur maju, dan plotnya disusun dengan baik. Tensi ceritanya perlahan-lahan menaik dan jadi seru pas seperempat bagian akhir cerita. Setiap bab novel ini juga ditandai dengan pergantian tanggal. Cuma aku bingung kenapa babnya pake tanggal, karena aku nggak nemu alasan yang berkaitan sama tanggal itu. Soalnya pas tahu babnya pake tanggal, aku langsung mikir ke mana-mana karena takut ada clue yang kelewat kubaca. Tapi ternyata nggak berpengaruh samsek. Begitu juga dengan pemilihan judulnya, Dua Dini Hari. Aku belum bisa menerka kenapa judulnya begitu. Karena adegan-adegan malamnya pun nggak selalu jam dua dini hari gitu

Untuk karakter, pas awal-awal aku nggak suka sama Elang wkwk. Ada sifat Elang yang bikin aku kayak... "Apaan dah ini?" Tapi lama-lama aku jadi cukup suka sama dia. Kalau untuk Kanti, aku bisa merasakan perasaannya. Apalagi pas dia mulai denger suara-suara aneh dari kamar kos sebelahnya dan ngelihat hal-hal janggal di depan kosnya itu. Cuma, seperti yang kubilang, ini kan ceritanya disampaikan lewat banyak kepala/kacamata tokoh, jadi aku agak kurang nyaman karena cukup sering ganti kepala/kacamata. Apalagi ternyata ada tokoh yang nggak penting buat diceritain. Padahal, cerita ini bisa fokus di beberapa tokoh aja. Nggak semua tokoh perlu dijelasin, kan?

Soalnya, karena banyak kepala/kacamata ini, ada hal-hal yang bikin unsur misterinya jadi berkurang dan malah bikin hal terpenting di cerita ini cuma disampaikan secara telling dan pas di adegan itu aja. Jadi pas baca itu aku ngerasa anu. Apa ya? Soalnya sayang banget. Dari segala hal yang udah tersaji di cerita ini, aku tahu "itu"-nya cuma sekelebat. Dan ini bikin twist ceritanya jadi kurang gereget. Tapi di novel ini ada dua twist, dan alhamdulillah aku bisa nebak dua-duanya wkwk. Meski yah nebaknya pas di pertengahan cerita sama mendekati akhir cerita wkwk

Atau mungkin karena cerita ini bukan thriller psikologis kali ya, jadi latar belakang para tokohnya nggak ditonjolin bener-bener. Tapi, tapi... konsep cerita yang begini tuh menurutku emang perlu banget nonjolin latar belakang yang kuat, biar pembaca bisa "mewajari" tindakan tokoh. Soalnya kalau begini aja tuh kayak blas aja gitu, kayak bakal mudah lupa sama apa aja yang mereka lakuin

Untuk ending, aku cukup nggak nyangka bakal begitu. Tapi, yang namanya manusia emang suka nggak ketebak ya. Dan sisi gelap manusia tuh pasti ada aja gitu. Dan semoga kita punyanya sisi terang terus 😂

Secara keseluruhan, aku cukup suka sama Dua Dini Hari. Untuk ukuran novel debut, ini udah bagus. Aku merekomendasikan kalian untuk baca
Profile Image for Yunica.
9 reviews
November 27, 2024
Novel “Dua Dini Hari”adalah novel kedua dari urban thriller Noura yang saya baca setelah "The Good Neighbor," ada benang merah antara keduanya, terutama dalam hal konspirasi yang membelit jalan cerita. Meski awalnya berniat memberikan 4 bintang, ending yang disajikan membuat ragu 😢.Meskipun realistis dan pahit mencerminkan kritik sosial yang tajam terhadap ketidakadilan yang dialami oleh kelompok marginal, namun tetap meninggalkan rasa ketidakpuasan 😩.

Satu hal yang sangat mengesankan adalah penggambaran lokasi yang terasa "dark" dan sangat real. Latar belakang di kawasan Jatinegara, Jakarta, tidak hanya sekadar setting, tetapi menjadi karakter tersendiri yang menyelimuti cerita dengan suasana suram dan penuh misteri. Penulis mampu menciptakan atmosfer yang mencekam, di mana setiap sudut kota tampak menyimpan rahasia kelam, menggugah rasa ingin tahu untuk terus menggali lebih dalam.

Namun, di balik semua itu, saya merasa penulis mengambil jalan yang aman dengan open ending. Meskipun bisa dimaklumi, keputusan ini menciptakan rasa frustrasi. Misteri pembunuhan yang menghantui tidak terpecahkan sepenuhnya, dan antagonis masih berkeliaran bebas, sementara siklus pembunuhan anak jalanan terus berulang tanpa henti. Hal ini seolah menunjukkan bahwa keadilan adalah ilusi yang sulit dijangkau, dan realitas pahit ini terasa sangat menggigit.

Secara keseluruhan, "Dua Dini Hari" adalah sebuah perjalanan yang menggugah pikiran dan emosi. Meskipun ada elemen yang membuat saya merasa kurang puas, seperti ending yang tidak definitif, novel ini tetap memberikan gambaran mendalam tentang ketidakadilan sosial yang mengintai di balik wajah kota. Sebuah bacaan yang penuh refleksi dan layak untuk direnungkan, terutama bagi mereka yang peduli terhadap isu-isu sosial yang sering kali terabaikan.
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
July 26, 2021
Mayat anak-anak jalanan ditemukan bergantungan di pinggir flyover. Saat ada satu lagi mayat yang muncul, dan sadar bahwa penanganan polisi tidak maksimal, Elang memulai sendiri penyelidikannya. Penelusurannya membawa Elang kepada sebuah konspirasi yang membahayakan nyawanya.

Di sini telah terjadi perburuan manusia. Elang yakin itu. Perburuan manusia yang spesifik, menyasar anak-anak jalanan. Pertanyaannya: mengapa?


Buku kedua dari serial "Urban Thriller" yang selesai saya baca. Sebelumnya saya pernah baca Playing Victim dan suka dengan novel itu (bisa baca ulasannya di sini.)

Novel ini sedikit tidak biasa dalam gaya berceritanya. Awalnya saya mengira novel ini akan menjadi semacam cerita detektif yang mengikuti satu orang penyelidik untuk mengungkap misteri pembunuhan para anak jalanan, tapi ternyata ceritanya berbentuk fragmen dari para karakter yang punya hubungan dengan kasus tersebut.

Cara ini menarik karena memperlihatkan banyak sudut pandang tentang suatu kasus, tapi di sisi lain hal ini mengorbankan karakteristik para tokohnya karena keterbatasan ruang eksplorasi setiap orang yang terlibat. Jadi, bisa dibilang kalau Dua Dini Hari ini adalah novel yang bersifat plot driven atau lebih mengutamakan plot daripada karakternya. Untunglah penulisnya pandai dalam merangkai misteri dan tahu bagaimana mengakhiri setiap fragmennya dengan baik dan menimbulkan rasa penasaran pembaca.

Anak-anak jalanan itu harus mati.


Ada satu karakter yang ingin saya lihat lebih banyak kehadirannya di buku ini, karena mereka memegang peranan penting dalam cerita, tapi tidak diberi banyak kesempatan untuk bersuara: para anak jalanan yang menjadi korban. Saya ingat ada 3 kali mereka muncul di novel ini: di bab pertama sebagai korban, secara implisit menjadi korban saat dicari orang tuanya, dan saat berbicara dengan Elang. Kemunculan mereka saya harapkan bisa memberikan dampak emosi yang lebih kuat, tapi sepertinya memang mereka diperlakukan sama seperti hampir seluruh tokoh di novel ini: hanya sebatas bagian dari plot.

Secara keseluruhan, Dua Dini hari adalah novel misteri-konspirasi dengan gaya bercerita yang menrik dan membuat penasaran, tapi minim emosi karena lebih mengedepankan plot.
Profile Image for Laura Yuwi.
209 reviews15 followers
July 10, 2024
"𝑪𝒐𝒃𝒂 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓, 𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒎𝒐𝒕𝒊𝒇 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒄𝒖 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒃𝒖𝒏𝒖𝒉 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏? 𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒔𝒕𝒊 𝒄𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒍𝒂𝒕𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒂𝒌-𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒊𝒕𝒖, 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒑𝒂. 𝑨𝒑𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒏𝒖𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒕𝒂-𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒃𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒔𝒕𝒊𝒘𝒂 𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒍𝒂𝒍𝒖? 𝑳𝒐 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒔𝒖𝒔𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒚𝒂𝒓𝒊 𝒍𝒂𝒕𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒂𝒌-𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒕𝒖-𝒔𝒂𝒕𝒖. 𝑴𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒅𝒂𝒇𝒕𝒂𝒓 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌. 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈, 𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒈𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈𝒕𝒖𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂. 𝑻𝒆𝒎𝒂𝒏-𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎, 𝒆𝒏𝒕𝒂𝒉 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒏𝒈𝒐𝒎𝒐𝒏𝒈. 𝑵𝒚𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒔𝒂𝒍 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒃𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒂𝒎𝒖𝒅𝒓𝒂! 𝑯𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏, 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉 𝒉𝒂𝒍-𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒔𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂-𝒔𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂. 𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒊𝒏 𝒊𝒕𝒖!"

Ahhhh kelar juga... Awalnya kurang tertarik baca ini tapi banyak org di komunitas buku yg bilang bagus, recommended. Dan yahh memang benar, ide ceritanya unik dan langka. Genrenya agak dark sih. Ada unsur psikologi pula yg digambarkan di Novel ini. Membaca Novel ini jadi berasa menulusuri kehidupan anak² jalanan yg terabaikan, terlupakan dan tidak dipedulikan oleh masyarakat. Nyesek dan gak nyangka banget menuju ending-nya. Emosiii iya sedih iya kaget juga iyaa. Novel ini menggambarkan bahwa menegakkan keadilan itu seperti menjadi hal yg mustahil di negara ini.
Displaying 1 - 30 of 356 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.