Vega ditantang bokapnya untuk memotret bintang jatuh. Lantaran diiming-imingi hadiah, dia jelas menerima tantangan itu meski memotret bintang jatuh merupakan hal yang mustahil. Berkat tantangan itu, Vega dan dua cewek yang beda jauh karakternya menjadi akrab banget.
Rupanya kabar itu sampai ke telinga Rio, musuh abadi Vega. Rio bilang takdir hidup Vega, Wiwi, dan Nina terikat pada rasi bintang yang disebut Summer Triangle. Menurutnya, ketiga cewek itu reinkarnasi Summer Triangle sementara dirinya reinkarnasi Orfeus.
Dalam ilmu Astronomi, Summer Triangle merupakan penunjuk untuk menemukan bintang lain. Apakah ketiga cewek itu memang bisa menjadi penunjuk dan membantu Rio menemukan legenda Orfeus? Dan akankah sejarah dalam mitos Yunani itu berulang?
Sewaktu awal-awal membaca, aku serasa membaca teenlit-teenlit yang kubaca saat SMP dan SMA, usut punya usut, ternyata novel ini memang dipublish tatkala kumasih SD.
Membaca sinopsis soal memotret bintang, tentu saja aku tertarik. Lebih lagi, seorang teman merekomendasikanku membaca ini setelah melihatku membaca Starlight dari Dya Ragil. Nahas, ekspektasi yang agak tinggi ini terjun bebas ketika membaca. Bukan buruk, mungkin kembali soal selera. Aku mengerutkan dahi mengapa bapaknya Vega nyuruh memfoto bintang jatuh cuma biar si Vega ini tahu arti namanya. Udah gitu, memfotonya pakai tustel ala kadarnya. Sang ayah mengizinkan anak gadisnya pergi ke Yogja dari Jakarta demi memotret bintang, yang tentu saja hasilnya foto kebakar. Kali ini, Vega harus berterima kasih ke Rio karena sudah bercerita soal namanya.
Lanjut, soal Summer Triangle di mana Rio cerita kalau Vega itu Lyra, dan dua temannya itu bintang lain. Juga soal Orpheus dan semacamnya. Ini akan menarik, tetapi sayangnya buat saya nggak. Vega dan dua temannya, juga dikait-kaitin sama Orpheus dan segala astronomi itu terdengar agak dipaksakan bagi saya.
Pun, saya menyesali mengapa Rio ini cowok penghamba cinta. Saya tahu kehilangan orang disayang menyakitkan, tetapi kalau itu buat dia jadi mau-mati-aja kan ya-ga-habis-pikir-aja. Informasi dadakan soal Rio yang katanya pernah setahun di rumah sakit jiwa pun, entah kenapa nggak membuat saya bersimpati ke Rio meskipun saya mulai tertarik membacanya karena penggalan itu. Kabar dia kena kanker di bab setelah dia dikatakan setahun meginap di RSJ pun terasa seperti dijejelin informasi soal betapa-kompleks-si-Rio-ini. Soal Rio yang gak mau disembuhkan, sampai akhirnya tiada, saya juga nggak merasa simpati dengan apa yang dialami Rio. Mungkin terdengar jahat, tapi nggak tahu. Saya nggak terlalu tertarik sama hidup Rio padahal kalau dikupas akan menarik. Biasanya, saya suka atau ikut berduka kalau ada tokoh yang meninggal, tapi kali ini biasa aja.
Rio yang memang ingin mati, dikasih penyakit dan akhirnya mati. Saya kira itu happy ending buatnya. Meskipun menuju akhir dia mulai bangkit dan mau operasi, tapi entahlah~
Satu hal yang saya petik dari sini adalah, dibutakan cinta dan terobsesi akannya gak hanya menimpa cewek, kok. Rio bisa jadi bucin, jadi terobsesi, dan jadi ingin mati. Mungkin itu juga yang jadi pertimbangan naskah ini bisa menang dahulu kala. Sekali lagi, maaf bila ada komentar saya yang menyinggung. Sukses untuk penulisnya ^^
This entire review has been hidden because of spoilers.
Judul: Summer Triangle Penulis: Hara Hope Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Halaman: 175 halaman Terbitan: Maret 2005
Saat kamu menatap langit di malam musim kering, pandanglah langit utara, temukan tiga bintang yang membentuk segitiga, lalu dengar kisahnya.
Vega ditantang bokapnya untuk memotret bintang jatuh. Lantaran diiming-imingi hadiah, dia jelas nerima tantangan itu kendati memotret bintang jatuh merupakan hil yang mustahal. Hikmahnya, tantangan ini membuat tiga cewek yang beda jauh karakternya: Vega, Wiwi, dan Nina jadi akrab banget.
Kejadian ini sampai ke telinga Rio, musuh abadi Vega. Sambil ngeledek, cowok kurus tapi cakep itu bilang tantangan memotret bintang jatuh cuma akal-akalan bokapnya Vega. Bokap Vega mungkin cuma mau nunjukin asal-muasal nama anaknya itu. Rio juga ngasih tau sebenarnya ada yang lebih hebat lagi di balik bintang Vega. Dia bilang takdir hidup Vega, Wiwi, Nina terikat pada rasi bintang yang disebut Summer Triangle. Menurutnya ketiga cewek itu reinkarnasi Summer Triangle sementara dirinya reinkarnasi Orfeus.
Mana mungkin Vega percaya cerita Rio yang suka jailin dia? Tapi kok sepertinya sejarah dalam mitos Yunani itu berulang. Dalam ilmu Astronomi, Summer Triangle merupakan penunjuk untuk menemukan bintang lain. Apakah ketiga cewek itu memang bisa jadi penunjuk dan membantu Rio menemukan legenda Orfeus yang tersembunyi?
Review
Nemu buku ini secara tidak sengaja di tempat sewa buku. Dengan ini, berarti saya hanya belum baca My Friends, My Dreams untuk melengkapi bacaan juara 1-3 lomba teenlit 2005 saya :)).
Saya suka banget sama sisipan astronomi dan mitologi yang ada di novel ini. Dua hal favorit saya. Saya juga suka bagaimana penulis menyambungkan kedua hal itu dengan plot ceritanya.
Poin yang kurang saya suka, mungkin humor dalam narasinya. Kadang humornya bagus, tapi kadang ada timing yang terasa canggung. Seperti usaha penulis melempar humor di saat suasana sedang sangat sendu. It was totally awkward.
Aku nggak mau komentar banyak, tapi ini adalah salah satu dari sekian buku yang bisa menginspirasi aku. Aku baca ini pas SD dan sejak saat itu aku langsung jatuh cinta sama mitologi yunani. Selamat buat pengarangnya, dia sudah berhasil bikin buah tangan yang bisa menginspirasi orang lain. :) Terus berkarya!
Buku pertama yang saya beli setelah masuk kuliah...:) Buku ini juga yang bikin saya jadi bela-belain nyisihin uang saku kuliah buat beli novel-novel teenlit. Menurut saya novel ini keren!!! Klimaks ceritanya bikin saya nangis bombay hehehhe.. Serulah buat teenager kayak saya kala itu. Mengajarkan untuk tidak terpuruk terlalu lama.
Buku ini buku gue sendiri, jadi sori kalau narsis memasukkannya ke "Recommended!" he he he. kalau kamu membacanya, kamu bakal tau deh kalau ST gak sekedar teenlit, karena dimasukkan unsur astronomi dan mitologi di dalamnya
Apa yang terlintas di kepalamu saat pertama kali mendengar Summer Triangle? Musim panas? Segitiga? Cinta segitiga di musim panas? Wah! Ternyata Summer Triangle adalah sebutan bagi 3 bintang terang yang jika ditarik garis lurus akan membentuk sebuah segitiga besar di langit. Ketiganya nampak bercahaya terang terutama jika langit cerah di musim panas.
Perjumpaan dan pertemanan yang terjalin antara Vega, Wiwi dan Nina nampaknya bukanlah sebuah kebetulan belaka. Ditambah lagi, Rio, cowok kurus yang merupakan musuh bebuyutan Vega juga menegaskan hubungan spesial ketiga cewek tersebut ditilik dari kisah Yunani kuno.
Bisa dibayangkan betapa bete dan kesalnya Vega ketika Rio mengklaim dirinya sebagai milik cowok tersebut. Bahkan dalam mimpi pun Vega tak'kan sudi! Masalahnya, Rio bukanlah cowok yang mudah menyerah begitu saja. Sekalipun berkali-kali ditolak, Rio tetap saja berusaha untuk menegaskan mitologi Yunani kuno Summer Triangle kepada Vega yang diyakininya sebagai kunci pemecahan masalah yang sedang dihadapinya.
Sebenarnya ada apa sih dengan misteri Summer Triangle yang dikumandangkan Rio? Akankah Vega benar-benar mempercayai kisah yang dituturkan Rio padanya? Benarkah kalau Vega Dan kedua temannya adalah reinkarnasi Summer Triangle? Mengapakah Rio merasa yakin bahwa dirinya sendiri adalah Orfeus yang sedang dalam misi menemukan Eridik?
Terlepas dari beberapa adegan yang terkesan "dipaksakan", unsur mitologi Yunani kuno dan sekilas ilmu Astronomi yang dituangkan sang penulis dalam buku ini patut diacungi jempol. Gaya bahasanya yang khas remaja mengalir apa adanya dan terkesan membawa suasana menggelikan. Endingnya hampir tak dapat ditebak, tapi entah kenapa tetap terasa "kurang menjawab" misteri yang membelit masa lalu Orfeus, eh... Rio.
PS: buku ini sudah diterbitkan ulang dengan cover yang lebih unyu daripada edisi perdananya.😉
Awal pertama liat buku ini sebenernya kurang tertarik. Meskipun gitu, akhirnya gue baca juga setelah temen gue mutusin beli novel ini di Gramedia.
Kesan awal baca cerita ini ya ... biasa aja sih. Karakter tokohnya nggak terlalu bikin gue antusias, tapi, begitu nyeritain soal Summer Triangle dan kisah Vega, Wiwi, dan Nina, gue cukup suka. Dan semakin masuk ke klimaks dan ending, gue jatuh cinta.
Well, setidaknya gue berhasil nyelesaiin cerita ini dan nambah dengan baca sequelnya (Love in Twilight)
Ceritanya seperti kurang fokus atau mungkin aku yang berekspektasi terlalu tinggi. Awalnya penasaran soal bagaimana bisa memotret bintang jatuh, tapi setelah gagal, Vega malah menyerah begitu saja. Taruhan dengan ayahnya dibatalkan begitu saja demi alasan yang terlalu sederhana pula. Cerita bergulir jauh dari pemantik cerita. Soal klimaks dan ending membuatku geleng-geleng antara syok dan bingung. Tapi informasi mengenai perbintangan cukup menambah wawasanku.
hmmm. Baca ini karena ada astro dan judulnya termasuk salah satu bintang kesukaan saya, Deneb. Menurut saya, karakter Rio di awal cerita tidak begitu kuat. Kalau tidak membaca sinopsis saya gak bakalan menebak dia bakal jadi penentu cerita alias tokoh utama di sini. Alurnya mungkin kecepetan (//atau perasaan saya saja pas itu buru-buru baca). Gaya bahasanya mudah dipahami dan menggelitik. Di tengah-tengah situasi genting gak kepikiran sama sekali narasinya bakal ngelawak wkwkw.
Tantangan ayah Vega untuk memotret bintang jatuh yang saya kira menjadi fokus cerita, nyatanya seolah sekadar numpang lewat saja. Karakter dan emosi para tokoh sama sekali tidak membekas di hati. Terasa datar, humornya garing, dan jalan cerita kurang fokus. Hanya pengetahuan dan sejarah tentang dunia perbintangan yang cukup menarik. Dua bintang.
Yes, gue baca buku jadul, pemirsaaaaah. Jadi, bulan lalu, gue main ke rumah sepupu gue yang emang doyan banget ngoleksi novel. Mulai dari novel berat, novel ringan (maksudnya tebelnya lho HAHAHAHA), dia punya dah. Terus dia lagi nyusun novel-novel yang udah mau dia tuker di acara festival pembaca gitu deh.
Tapi gue bilang gue mau minjeem pas baca sinopsis bukunya.
Dan makanya, akhirnya gue baca. Tentang astronomi gitu looooh.
Jadi ceritanya tentang Vega yang ditantang sama bokapnya buat motret. Sebenernya bokapnya ngejailin dia doang tuh biar tau arti namanya. Gubrak, kan? Terus di sekolah ada Rio yang tergila-gila sama astronomi. Makanya Rio tau kalo bokapnya Vega cuma ngerjain. Tapi Vega ga terima, makanya dia pengen bener dah motret bintang jatuh. Yakelez juga bisa dipotret.
Secara keseluruhan, isinya sih lumayan suka. Apalagi pas ngejelasin tentang Summer Triangle. Tentang Vega, Wiwi, dan Nina. Tentang RIo juga. Tentang rasi lyra. Dan hal-hal astronomi plus mitologi Yunani lainnya.
Sayangnya, entah gue aja yang rasain ato bukan, feelnya kurang greget. Kalo liat ending, harusnya gue mah baper dan termehek-mehek. Tapi nggak. Ya udah sambil lewat aja gitu. Ga ada chemistrynya. Tapi lumayan banget buat bacaan dan nambah pengetahuan hahahaha.
Summer Triangle merupakan Juara 2 dari Lomba Novel Teelit Gramedia Pustaka Utama 2005. Sebuah novel yang mengambil tema perbintangan dipadukan dengan mitos yunani yang menjadi warna dalam kisah ini. Tentang cinta, persahabatan juga keluarga.
Keseluruhannya novel ini asyik buat dibaca. Karena tema yang diangkat memang terlihat berbeda dari kebanyakan teenlit lainnya. Recomended. Novel ini mengajarkan kita untuk bersikap terbuka, baik itu pada teman juga keluarga. Serta mengajarkan untuk tidak terjebak pada masa lalu. Kita harus move on dan tidak membuat diri sendiri menderita dengan terus menerus menyiksa diri. Kita harus percaya bahwa setiap musibah pasti ada hikmahnya.
Sebenernya konsepnya udh bagus soal mitologi gini,,cuma karaternya kurang di explor lagi,,cerita yg menunjukkan vega dan Rio musuh abadi tu masih abu2 gak begitu jelas cuma satu scene perdebatan kurang asyik menurutku terkesan ngantung,,kemudian scene2 Vega waktu mendekati Rio supaya mau di operasi itu juga kurang greget,cuma di ceritakan sekilas coba klu di ceritakan utuh walaupun gak semuanya tapi pasti bisa bikin senyum2 pembaca..Kesanku novel2 ini setengah setengah..
Novel ini keren banget, udah berkali-kali baca tapi ngga pernah bosen. Penjiwaan setiap karekternya kerasa apalagi karakter Vega.. 4 jempol deh buat novel ini