Jika saat itu aku punya keberanian, cinta kita pasti tak akan berakhir seperti ini. Jika saat itu kamu gigih, kisah kita pasti tak akan menjadi begini.
Cinta pertama telah menorehkan luka di hatiku. Menyisakan malam-malam penuh derai air mata, mengingatkanku selalu kepadamu, pada cinta kita …
Kita sering tak mengerti apakah yang dinamakan cinta. Dulu aku selalu berpikir cinta bisa melampaui segalanya. Saat itu aku tak tahu bahwa ternyata ada kekuatan lain yang disebut takdir … Kita tak bisa melakukan apa pun untuk mengubahnya dan hanya bisa menerimanya.
Novel indah yang berkisah tentang kenangan cinta pertama yang sangat romantis ini dipersembahkan kepada mereka yang meyakini kekuatan cinta.
Kau tidak bisa berbicara sepatah kata pun, kau memelukku erat-erat dan tidak ingin ditinggalkan. Kau hanya bisa meneteskan air mata
"Aku ini mata keranjang dan tidak punya tanggung jawab, juga tak bisa merayu dengan romantis, tapi mengapa kau masih ingin hidup denganku ?” "Entahlah, barangkali aku berhutang padamu di kehidupan sebelumnya
Perkenalan Zhao Mei dengan Sun “Mark” Jiayu sungguh bukan perkenalan yang lazim. Sun Jiayu menyelamatkan dirinya saat tanpa sengaja berada ditengah-tengah perkelahian antar geng. Saat itu, Mei hanya mendengar suaranya saja, baru belakangan ia mengenali wajah orang yang menolongnya. Ternyata juga wajah yang membuat sahabatnya Peng Weiwei patah hati.Wajah yang akan menghiasi hari-harinya kelak.
Kisah cinta mereka berdua dibumbui dengan perkelahian antar geng, mafia, rasa cemburu dan amarah. Mereka berdua menjalani hubungan dengan mengalir, apa adanya. Satu sama lain saling mencintai dan menunjukkan cintanya dengan cara yang unik, yang jarang dilakukan oleh orang banyak. "Aku tidak pernah tahu seperti apa masa lalunya dan tidak pernah bisa menggenggam masa depannya. Tetapi pada saat ini, aku tahu dengan jelas dan pasti bahwa aku mencintai lelaki ini. Tak perduli apa pun yang telah ia lakukan dulu" Ungkapan hati Mei untuk Sun Jiayu.
Sun Jiayu merupakan “ lelaki pertama” bagi Mei. Mei memang selama ini dikenal sebagai seorang gadis yang lugu. Sementara Sun Jiayu terlanjur mendapat cap playboy. "Saat dia masuk, aku tidak bisa menahan tangis. Karena sakit, juga karena keperawanan yang kupertahankan selama dua puluh dua tahun terenggut olehnya” Walau belakangan baru menyadari jika ia merupakan lelaki pertama bagi Mei, Sun Jiayu tidak menunjukkan perasaan romatisnya hingga sempat membuat Mei marah dan melemparkan uang ke wajahnya.
Namum bagaimana juga, Mei adalah seorang wanita yang mencintai seorang pria. Saat Sun Jiayu berada dalam kesulitan, segala upaya dilakukan oleh Mei untuk membantunya. Wanita yang jatuh cinta mampu melakukan segalanya guna menyelamatkan sang kekasih. Mei melakukannya dengan segenap jiwa raganya, hingga tanpa sadar malah menyinggung harga diri Sun Jiayu. Niatnya menolong malah membuat lelaki yang paling dicintainya tidak memiliki muka untuk menemuinya lagi.
Sun Jiayu, dengan segala kekonyolan dan kebiasaan mengomelnya menjaga Mei melebihi jiwanya. Ia rela membuat dirinya ditangkap polisi agar Mei tidak terkena sasaran peluru dan mereka yang ingin membunuhnya. Ia mengirimi Mei uang untuk bersekolah musik sesuai keinginannya walau uang itu akhirnya dibakar Mei. Ia menjauhi Mei demi keselamatan diri Mei. Ia selalu menyimpan Alkitab kiriman Mei dengan foto Mei tersembunyi didalamnya.
Selain kisah pertarungan antar geng yang mendebarkan dan penuh dengan adegan berdarah, disini juga terdapat humor-humor serta kejadian yang menyegarkan. Misalnya saat Sun Jiayu ditawari kaca spion yang belakangan adalah kaca spion mobilnya sendiri. Atau kejadian saat tempat duduk mobil diambil orang sehingga dengan kocaknya Sun Jiayu terpaksa mengambil kursi. Sepanjang jalan ia terpaksa mengemudi dengan kurang nyaman. Beberapa kali ia nyaris terbentur kaca depan.
Ada beberapa kalimat yang serasa kurang pas, seperti “ Awalnya Peng Weiwei kasihan karena tetangganya ketakutan sampai stes berat. Tahu jika aku membuat masalah, aku melangkah ke pojok dan tertawa” Jika membaca konteks di atasnya maka akan lebih nyaman dibaca jika ditulis, “ Awalnya Peng Weiwei, kasihan, karena tetangganya ketakutan sampai stes berat. Tahu jika aku membuat masalah, aku melangkah ke pojok dan tertawa” Lalu pada halaman 124 tertulis, “ Dia punya tempatinggal….” Lebih enak jika , “ Dia punya tempat tinggal”
Sekedar peringatan, menurut buku ini, berciuman secara berlebihan bisa menimbulkan bahaya , “Bibirnya merapat ke bibirku. Aku dengan bodohnya menyambut, saking senangnya terasa nyawa mau melayang, rasanya agak pusing, mungkin kurang oksigen” Jangan lupa menarik napas panjang setelah berciuman ^_^
============================================================== Penggalan kalimat berikut sungguh menusuk hati saya, menampar diri saya untuk kian bangun dari tidur panjang. Laki-laki paling takut kalau disuruh mengatakan tiga kata “aku cinta padamu” beri dia waktu Waktu, sesuatu yang sudah tidak saya miliki lagi. Saya kian terbagun saat membaca "Tubuhmu berada di satu tempat, tetapi hatimu ada di tempat lain Sudah waktunya tubuh dan hati saya berada dalam satu tempat.
Seorang sahabat pernah berkata " Kalian berdua sungguh 2 orang yang paling keras kepala yang saya kenal! Memendam cinta hingga belasan tahun tanpa satu pun yang mau mengakuinya" Hubungan pertemanan kami putus sambung. Namun ia selalu ada di hatiku. Aku dalam proses berpacaran, menikah, bercerai hingga mencari yang baru, ada saja saat dimana ia akan menjadi "keranjang sampahku" Begitu juga dia. Kita akan saling ada saat yang lain membutuhkan.
Namun aku bukan Zhao Mei yang akan melakukan apapun demi lelaki tercintanya. Aku hanya bisa melangkah perlahan-lahan hingga semuanya terlambat! Beberapa tahun lalu semuanya menjadi terlambat! Perlahan namun sepertinya kurang cepat, dia harus kubuat menghilang dari hati agar luka ini bisa segera sembuh.
Beberapa waktu yang lalu aku masih melakukan hal konyol. Saat wajahnya muncul di FB, tanpa sadar aku menyentuh layar monitor sambil menarik napas. Apa yang bisa diharapkan dari upaya menghilangkan rasa di hati setelah belasan tahun mengendap? Tak bisa secepat itu. Namun sekarang aku bisa meliriknya tanpa ada rasa.
Namun, kalimat 'Perempuan tak bisa melupakan lelaki yang mampu membuat mereka meneteskan air mata. Begitu juga halnya dengan lelaki. Mereka hanya ingat pada perempuan yang pernah membuat mereka sakit hati" Membuatku berpikir, memangnya siapa yang kubuat sakit hati...? Sehingga aku berada dalam kondisi seperti ini. Moga-moga tidak ada.
Pertanyaan pertama saya saat membaca novel ini adalah, apa yang membuatnya begitu istimewa sehingga bisa terjual 80 juta eksemplar (di China)?
Kisahnya sendiri seperti ini : Saat cinta bicara, akal sehat pun bungkam. Saya rasa itu yang menjadi benang merah novel ini. Zhao Mei, gadis lugu yang cantik, berangkat ke Odessa, Ukraina, untuk belajar musik. Siapa sangka nasib membawanya bertemu dengan Sun Jiayu, pria tampan yang hidup di dunia gelap. Jiayu berprofesi sebagai penyelundup barang impor dari China. Itu sebabnya hidupnya tidak pernah tenang meskipun bergelimang harta.
Teman-teman Zhao Mei memperingatkan bahwa Jiayu bukan pria baik-baik dan gemar main perempuan. Tapi Zhao Mei tidak peduli, karena dia yakin Jiayu adalah cinta sejatinya, walaupun sebelum bertemu Jiayu, Zhao Mei belum pernah menjalin hubungan yang serius. Cobaan terberat bagi cinta mereka adalah ketika Jiayu ditangkap polisi atas tuduhan pembunuhan, dan butuh uang banyak untuk membebaskannya. Sebesar apa pengorbanan yang rela mereka berikan agar bisa membahagiakan sang kekasih?
Seharusnya menyentuh. Beberapa bagian juga cukup mengesankan. Terutama di bagian akhir, ketika Zhao Mei mengorbankan....*spoiler*.... Tapi mungkin karena bahasanya yang agak membingungkan, saya jadi kurang bisa menangkap nuansa mengharukan yang seharusnya kental dalam novel ini.
Tapi sih, seandainya gaya bahasanya lebih mengalir pun, saya tetap menganggap kisah dalam novel ini kurang menggigit. Cenderung bertele-tele malah. Tokoh Zhao Mei juga tidak membuat saya bersimpati. Terlalu mudah meneteskan air mata. Yah, walaupun untuk itu mungkin pembenarannya adalah: "namanya juga orang jatuh cinta." Tapi ya itu, dia kan tahu dia pacaran sama cowok 'bermasalah,' seharusnya bisa lebih tegar gituu.....
Yang saya sukai dari novel ini adalah latar belakang kisah yang menarik, yaitu sepak terjang imigran China di Odessa, Ukraina. Lumayan menambah pengetahuan. Serta endingnya yang cukup mengharukan.
Ini satu contoh yang membuat saya tertawa geli dan bertanya-tanya apakah naskah aslinya memang seperti itu:
Aku mendelik-delikkan mataku. Dia pikir dia Pierre Cardin. Kenapa aku harus pakai baju resmi untuk menemui bos?
Lah, kenapa jadi Pierre Cardin ya? Apakah maksudnya Pierre Cardin itu galak atau bagaimana? Saya nggak menangkap hubungannya.
Zhao Mei pergi ke Ukraina demi menebus dosanya karena tidak diterima di perguruan tinggi Zhao Mei tinggal bersama Peng Weiwei karena dia satu-satu nya teman SMA nya yang dikenal Zhao Mei tak sengaja terjebak dalam adu tembak mafia pelabuhan yang pada akhirnya mengenalkan dia pada Andrei- polisi Ukraina yang nantinya setengah mati mencintainya- dan Sun Jiayu, pengusaha pelabuhan yang dicintai mati-matian oleh Weiwei
Zhao Mei 'mengkhianati' Weiwei Seluruh hati dia berikan pada Jiayu Cinta segitiga yang menambah rumit permasalahan dibalik main kucing-kucingan dengan mafia bisnis pelabuhan lain dan polisi
Zhao Mei menjadi orang bodoh, saya pikir Jiayu juga menjadi orang bodoh Weiwei apalagi
Entah kenapa saya tidak lagi percaya akan cinta yang membuat orang kehilangan akal Mungkin karena satu-satunya cinta yang pernah saya rasakan hampir membuat saya mati berdiri Mungkin karena saya belum pernah merasakan cinta seperti itu lagi Mungkin karena saya sekarang percaya, sesungguhnya Allah pencemburu akan cinta umatNya yang terlalu terhadap sesuatu di dunia
Alasan beli buku ini karena - tulisan "terjual 80 juta eks" - covernya yg menarik - berkisah tentang cinta pertama - banyak yg bilang klo ceritanya bagus
Setelah baca : - Ini kaya film Cina tentang mafia, triad dll - Mei terlalu cengeng utk seorang perantau - Jiayu kayanya bipolar deh soalnya emosinya berubah-ubah, kadang baik, kadang gila - Ini ceritanya yg kacau atau penerjemahnya yg gak beres - Pas Jiayunya tewas, gue malah ketawa, soalnya dah berkali-kali meregang nyawa tp kagak mati2 - Stlh menghabiskan hal terakhir, gue sempat merasa kebas n ngeluarin air mata juga--antara sedih karena tokoh pria utamanya mati sama duit gue yg mubajir beli buku ini ha ha ha
Sastra modern China telah lama lenyap dari toko-toko buku di Indonesia. Setelah Orba berkuasa dan sastrawan-sastrawan Lentera (kelompok sastrawan di tahun 60-an yang pro PKI) seperti Pramoedya dicekal atau dipenjara, tidak ada lagi buku-buku terjemahan dari negara-negara komunis. Baru belakangan ini (setelah kejatuhan Orba) muncul novel-novel terjemahan dari negara-negara komunis.
Penasaran dengan seperti apakah novel modern China dan juga oleh kalimat 'terjual 80 juta eksemplar di China', saya membaca buku ini. Kesan pertama saya adalah cerita ini berjalan sangat lambat. Kemudian adalah terlalu berat untuk sebuah cinta pertama. Jika anda mengharapkan membaca sebuah kisah cinta pertama yang romantis, ringan dan konyol, hey, you got the wrong book.
Bercerita tentang kisah cinta seorang gadis lugu dengan seorang bajingan ganteng. Sounds a bit cliche. Tapi saya rasa film-film cinta Andy Lau sebagai triad Hongkong di awal tahun 90-an lebih romantis dari novel ini. Pada pertengahan cerita, saya bahkan merasa kaya nonton sinetron dalam negeri, ini orang koq sial amat ya, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.
NB: Gua juga heran kenapa buku ini laku amat di China..., mungkin gara2 penduduk sono aja yang bejibun.
Sewaktu membaca buku ini dan tiba di kalimat : Saat bersama dengannya, dia selalu bisa membuatku tertawa. Ketika jauh darinya, aku selalu teringat saat yang tidak menggembirakan. Hatiku sebentar tegang, sebentar santai, sebentar dingin, sebentar panas (hal.138), saya teringat lagu Nikka Costa : First Love.
Liriknya seperti ini ;
Everyone can see There’s a change in me They all say I’m not the same Kid I use to be
Don’t go out and play I just dream all day They don’t know what’s wrong with me And I’m too shy to say
Lagu ini favorit buat yang pertama kali jatuh cinta.
Terlepas dari editingnya yang kurang rapi, novel ini lumayan menarik. Bagi penggemar cerita romantis dan yang percaya akan kekuatan cinta, kisah cinta Zhao Mei ini, akan membuat termenyeh-menyeh, terutama di bab-bab terakhir.
Seaktu membeli buku ini di Gramedia Matraman, selain terpesona dengan kovernya yang cantik dan sinopsis yang oke, saya juga terpesona dengan kecantikan si mbak-mbak SPG yang nawarin buku ini...hehehe (baru tahu, sekarang di Gramed Matraman, ada bagian khusus yang nawarin buku-buku baru buat pengunjungnya).
Ceritanya mirip dengan flim-flim China. Jatuh cinta dengan begundal. Banyak halangan. yah, yah begitulah...aku menunggu sampai seperlima buku masih belum menemukan sisi romantisnya. 80 juta eksemplar di china sudah terjual? Kalau pakai logika ya wajar aja. Penduduk China kan sak abrek.
Sampul dan judul novel ini memang amat menarik. Ketika mendengar First Love Forever Love yang muncul dalam benak saya adalah kisah cinta seorang gadis polos yang penuh dengan kelembutan, pertemuan yang malu-malu, konflik klise, ending yang so so. Dan, benar saja, tokoh utamanya si Zhao Mei adalah gadis polos. Namun tebakan saya kurang beruntung, kisahnya sama sekali luar biasa. Ia terjebak perasaan cinta dengan seorang penyelundup barang yang terlibat dengan masalah geng dan kasus pembunuhan. Belum lagi seorang polisi tampan dan baik hati bernama Andrei yang mencintainya sepenuh hati tapi malah ia abaikan. Bagian di mana Andrei untuk terakhir kalinya menanyakan perasaan Mei, sebelum ia benar-benar melepaskan Mei adalah bagian paling dramatis-romantis versi saya. Ya, rasanya bodoh sekali Mei tidak berpaling pada Andrei dan malah meneguhkan hatinya untuk si penyelundup itu (entah mengapa saat menulis ini saya nggak bisa mengingat namanya, yeah my bad..)
Saya suka dengan cara bercerita Shu Yi, namun agak asing dengan beberapa tata kalimatnya ( mungkin karena diterjemahkan langsung dari bahasa Mandarin?) Buat saya yang tidak mudah menghapal nama orang, novel ini agak membingungkan ketika bertemu tokoh yang mempunyai nama dan marga yang mirip-mirip. Tiap babnya selalu diawali dengan bait-bait sajak Pushkin yang sederhana namun menyentuh dan bersatu dalam kisahnya, seakan turut menjadi jiwa dalam novel ini.
Ini buku penulis Cina yang pertama kubeli, dan karena ekspektasinya tidak begitu tinggi, berbulan-bulan tinggal di lemari tanpa dibuka segelnya.
Menggunakan POV 1 tokoh utamanya Zhao Mei, yang entah mengapa tidak terlalu mendapatkan simpatiku. Mungkin karena dia sedikit cengeng dan kekanakan. Tapi mungkin karakternya dibuat seperti itu. Gadis manis yang polos, naif, dan bersimbah air mata gampang mendapatkan perhatian pria tampan yang kesehariannya berurusan dengan kekerasan dan hukum, kan?
Membaca ini mengingatkan akan film Hongkong Thn 90-an, tentang cinta dan geng Mafia. Cinta, darah, dan air mata.
Dan aku jatuh cinta pada Sun Jiayu. Pada perjuangannya memulai hidup, meskipun dengan cara melanggar hukum di negara orang. Pesona badboy selalu mendapat tempat di hati kita, kan? Kita dengan mudah akan menemukan pembenaran untuk membelanya. Hehehe...
Seperti banyak kisah klasik tentang pria yang memiliki segalanya dalam hidup, mereka akan menemukan kehancuran karena 2 hal. Uang dan wanita.
Ini akan masuk dalam daftar buku yang susah bikin move one karena aku suka Sun Jiayu dan dia.... hiksss...
Saya suka sekali!! Ceritanya bagus, tragis, dan cukup mengejutkan. Tapi sayang sekali terjemahannya buruk, banyak sekali typos sehingga saya tidak bisa hanyut ke dalam ceritanya.
Tubuhmu di satu tempat, tetapi hatimu justru berada di tempat lain. Berkat desakan para dewa, kau akan terus menerus berkelana karena disingkirkan para dewa.
—
Berkisah tentang Zhao Mei, mahasiswi asal China yang berkuliah di Odessa, Ukraina. Sebuah kejadian yang tak sengaja melibatkannya dalam pertempuran antar geng mafia, mengantar kehidupannya yang biasa saja menjadi penuh masalah.
Menggunakan sudut pandang orang pertama, Zhao Mei, dan tiap bab dibuka dengan puisi, tak salah jika di bagian blurb disebutkan bahwa ini adalah novel indah yang berkisah tentang kenangan cinta pertama yang sangat romantis. Bagi penggemar cerita romantis mungkin novel ini amat bagus. Tapi sayangnya saya bukan pemuja kisah semacam ini. Beberapa bagian terasa berlebihan dan agak membosankan. Seperti menonton drama di televisi. Diksinya sederhana dan mengalir namun ada sedikit bagian yang kurang bisa dimengerti. Secara keseluruhan lumayanlah.
Rada kesel kenapaa sad ending kenapaaaaa 😭 setelah kisah mereka yang jungkir balik bertahan, yang udah berkali-kali jatuh bangun bareng, yang katanya udah saling berharap mau jadi lebih baik, kenapa malah sad ending kenapaaaaa???!😭😭
Disamping alur ceritanya yang bikin patah hati, aku suka banget sama setiap puisi yang ada in every chapter, semuanya bagus dan kisah keduanya juga menyentuh.
Andai aja mereka bisa bersama :')
This entire review has been hidden because of spoilers.
Ketika baca pertama kali, kurang suka, karena temanya yang agak 'gelap' mungkin tidak cocok dengan saya yang masih baru masuk SMP. Sejak saat itu, novel ini tidak pernah saya tuntaskan. Mungkin suatu saat nanti.
“Jika saat itu aku punya keberanian, cinta kita pasti takkan berakhir seperti ini Jika saat itu kamu gigih, kisah kita pasti tak akan menjadi seperti ini Cinta pertama telah menorehkan luka di hatiku Menyisakan malam-malam penuh derai air mata Mengingatkanku selalu kepadamu, pada cinta kita Kita sering tak mengerti apakah yang dinamakan cinta Dulu aku selalu berpikir cinta bisa melampaui segalanya Saat itu aku tak tahu ternyata ada kekuatan lain yang disebut takdir Kita tak bisa melakukan apapun untuk mengubahnya dan hanya bisa menerimanya
Puisi ini diambil dari sebuah novel terjemahan dari China berjudul First Love Forever Love. Sebuah novel romansa tentang pahit getirnya cinta pertama. Ending tragisnya mengena sekali. Apalagi puisi-puisinya. Baper to the max. Aaaaaaaaak kangen jaman-jaman awal SMA :’)
Pertama membaca buku ini kurang menarik karena latarnya yang sangat 'bukan Indonesia.' Tapi lama kelamaan, latar yang berbeda itulah yang membuat buku ini semakin harus dibaca dan membuat saya penasaran dengan akhirnya. Zhao Mei yang mengkhianati kesetiaan teman baiknya Peng Weiwei ini membuat saya bingung dan juga ikut merasakan getar-getir perasaan cinta pada lelaki yang dikenal playboy dan mata keranjang. Maka dari itu dari segi tokoh, alur cerita, pilihan bahasa sangat kokoh dan membuat buku ini layak dibaca oleh remaja, atau pemuda/pemudi yang belum mengetahui apa arti cinta yang sesungguhnya.
Inti ceritanya, menurut saya, hanya seputar gadis polos yang jatuh cinta kepada seseorang yang rumit. Jalan cerita naik turun. Masalah datang pergi, tapi sebetulnya masalah itu bermuara ke satu tempat.
Novel ini mengaduk-aduk emosi. Kadang sebal dengan Mei yang terlalu polos. Kadang takut. Kadang terharu. Kadang senang.
Aku bukan penggemar love story, kalaupun ada biasanya basic from true story. Dapet buku ini as a gift dr temen. But Not bad lah soalnya masih mampu membuat aku menitikan sedikit air mata... bukan kisah yang happy ending juga. Mengingatkan aku akan film-film mandarin khasnya Andy lau, jagoannya is death lol... over all lumayan buat baca-baca pas bacaanku yg lain abis :D
I really fell in love with this book, when I first saw it I instantly loved it: D This book is good, makes the heart beat pounding and curious, and romanris love story, believe me! that true not only at the end of this story wrote u, u jaiyu sun suppose to be with Zhao in May Thank Shu yi: ') for a great story: ')
Awalnya cuma iseng baca untuk mengisi waktu luang. Tapi, aku jatuhcinta pada jalan ceritanya. Mungkin terdengar biasa. Antara gadis polos dengan laki-laki playboy. Tapi, itulah CINTA. Menjadi apa adanya dirimu. Mengikuti apa yang kau mau. Dan kau tak bisa menolak takdir. Takdir dipertemukan dengan seseorang yang tak terduga. Dan akhirnya mengubah dirimu.
To love somebody you do not need to be a good guy, you just need to be who you are. This book will teach you how to love bad guy in the way they are. It does not a matter. I learn many things about love and respect in this book. Make me fall in love to the character and cry reading their story.
bukunya udah dibalikin (ke pemilik yang asli) sejak lama... dan belum juga selesai baca. pada beberapa bagian saya merasa seneng, karena sweet gimana gitu, tapi makin lama makin bosen, dan... I hate the protagonist.
Despite of the story background, the romance story is so sweet. It's the real true love! Sangat disayangkan sih endingnya menyedihkan.. But it has made me cry!! Meskipun kurang suka dengan latar belakang cerita yang menyebutkan mafia dan sex, novel ini bikin baper bangeeet!