Jump to ratings and reviews
Rate this book

Anak-anak Mamak #04

Si Anak Pemberani

Rate this book
"Aku, Eliana si anak pemberani, anak sulung Bapak dan Mamak yang akan menjadi pembela kebenaran dan keadilan. Berdiri paling gagah, paling depan."

***

Buku ini tentang Eliana, si anak pemberani yang membela tanah, sungai, hutan, dan lembah kampungnya. Saat kerakusan dunia datang, Eliana bersama teman karibnya bahu-membahu melakukan perlawanan.

Dari puluhan buku Tere Liye, serial buku ini adalah mahkotanya.

426 pages, Paperback

First published January 4, 2011

205 people are currently reading
3147 people want to read

About the author

Tere Liye

72 books13.5k followers
Author from Indonesia.

"Jangan mau jadi kritikus buku, tapi TIDAK pernah menulis buku."

"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu jadi komentator, mulailah jadi pelaku."

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
1,717 (49%)
4 stars
1,253 (35%)
3 stars
428 (12%)
2 stars
66 (1%)
1 star
32 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 293 reviews
Profile Image for Hairi.
Author 3 books19 followers
March 6, 2011
Pada awalnya saya pikir Eliana akan beda dengan 2 adiknya terdahulu, Burlian dan Pukat. Karena di dua adiknya itu diceritakan Eliana sudah masuk SMP di kota kabupaten. Jadinya sy pikir ketika cerita Eliana hadir maka settingnya tidak di kampung lagi, tapi di kota kabupaten. Tidak ada Pak Bin lagi tapi berganti dengan guru2 di SMP kota kabupaten. Tapii... ternyata penulisnya masih setia dengan kampung dan masih konsisten dengan cerita anak-anaknya. Bukan cerita ABG.



Kecewakah saya? TIDAK. Hehhe... Bagaimana bisa saya kecewa, jika di awal saja emosi sy sudah diaduk-aduk, bikin haru dan ada airmata yang merekah (ciee...) saat si Pemberani Eliana berteriak, "JANGAN HINA BAPAKKU!" Dan sy sepakat dengan tulisan seorang teman, ketika di bab awal kita dibuat haru dan menangis, di bab selanjutnya malah ada tawa yang berderai. Menyenangkan Sekali... ^^



Ketika sampai pada tengah cerita, sy pikir cerita ini hanya akan berkutat tentang penambangan pasir. Ahaha... ternyata sy salah. Cerita tentang penambangan pasir hadir dalam porsi yang tepat, hingga sy tidak bosan. Dan cerita2 lainnya pun sungguh membuat sy takjub dan terpesona. Ah... indah nian buku ini. Banyak pelajaran yang di dapat. Sungguh sebuah makanan yang bergizi.



Ada cerita tentang lingkungan, ada juga tentang pribadi Eliana dan bagaimana Eliana berhubungan dengan orang-orang sekitar juga dengan keluarga terdekatnya. Seru dan tegang ketika Eliana bersama empat buntalnya beraksi, juga perseteruan Eliana dan Marhotap, dan terakhir dengan Anton. Dalam Eliana juga banyak keceriaan khas anak kecil yang hadir lewat tokoh Pukat dan Burlian yang nakal juga Amelia yang pintar. Ahaha.. sy telah jatuh cinta dengan sosok Amelia. Ahaha.... solidaritas sesama anak bungsu :p



Eliana adalah anak sulung. Sy juga sempat punya pikiran seperti Eliana.. oh.. bukan sempat lagi, pikiran itu masih ada bahwa menjadi anak sulung itu memang berat, punya tanggung jawab yang tidak ringan. Itu pulalah yang dirasakan Eliana dan membuat dia merajuk. Ohoho... sepakat dengan beberapa review di Goodreads yang menyebutkan pada bagian itu juga sukses membuat airmata kita berderai2.



Apa lagi yaa??? Oh iya, seperti yang sy sebutkan di atas, banyaknya pelajaran yang bisa diambil dari membaca Eliana, hal ini sempat membuat sy berangan-angan.. Bagaimana jika penulis2 seperti yang menuliskan Eliana, diangkat jadi PNS dan digaji pemerintah.. Jadi kerjanyaa cuma nuliiis buku2 bergizi seperti ini. Dan buku2 itu disebarkan gratis, akan ada di semua perpustakaan sekolah, perpus kampus, perpus daerah, rumah2 baca dan lain-lain.



Atau cerita ini diangkat ke layar kaca, seperti cerita Upin Ipin mungkin, terlebih saat sy membacanya, sy membayangkan Eliana itu seperti Kak Ros. Hehe... dan siapa lagi yang menjadi Upin dan Ipin nya kalau bukan Pukat dan Burlian. Lalu, kenapa diangkat ke layar kaca? Agar setiap orang yang tidak suka membaca bisa menikmatinya. Atau dengan kata lain... Serial anak-anak Mamak ini bisa menjangkau lingkup yang lebih luas. Sayang sekali kalau cuma dibaca segelintir orang di negeri ini. Karena ceritanya sungguh bagus dan mengesankan :)



Catatan lain lagi... ketika membaca Eliana banyak sekali kesalahan ketik yang sy temukan, sampai2 ada nama Pasai disebutkan.. Oi, siapa pula itu Pasai? Hihihi... Dan juga satu hal yang membuat kening sy berkerut, kenapa Eliana jadi dipanggil kakak oleh adik-adiknya? Di buku sebelumnya Eliana dipanggil Ayuk. Yah, walaupun sebagai urang Banjar sy lebih familiar dan lebih nyaman membaca dengan panggilan kakak itu, tapi sepertiiii... apa ya? cita rasanya jadi berkurang gitu.



Satu hal lagi.. Aaaa... kenapa suka banget sih 'mematikan' teman si tokoh utama? Hal ini jelas membuat sy penasaran, apa ada lagi teman si tokoh utama yang 'dibunuh' dalam Amelia? Sy berharap tidak ada.



Terakhir tapi tidak kalah pentingnya... sy mengucapkan terima kasih pada seorang kakak yang telah berbaik hati meminjamkan Eliana kepada sy padahal kakak itu sendiri belum menyelesaikan membacanya. Ohoho... Makasih banyak ka :)



Beberapa kutipan dari Eliana :



Jangan sampai kebencian kau pada seseorang membuat kau berlaku tidak adil padanya



Dalam kehidupan kita selalu ada momen, kejadian atau peristiwa hebat yang bisa menjadikan dua orang musuh menjadi sahabat baik.



Barang hilang sungguh aneh perilakunya. Semakin dicari, semakin tidak ketemu. Saat dilupaka, diikhlaskan, malah muncul sendiri di depan mata.



Tidak semua yang kalian inginkan harus terjadi seketika. Kita tidak hidup di dunia dongeng.



Tidak ada yang gampang dalam sebuah perjuangan.



Jangan pernah bersedih ketika orang2 menilai hidup kita rendah karena sejatinya kemuliaan tidak pernah tertukar. Kalian tidak harus selalu membalas, bukan? Bahkan cara terbaik menanggapi olok-olok adalah dengan biasa-biasa saja. Tidak perlu marah. Tidak perlu membalas.



Hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika itu memang cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali para pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia mengenggamnya erat-erat.
Profile Image for Evi Oktaviani.
10 reviews3 followers
March 24, 2012
“… pengetahuan itu tidak berhenti hanya tahu saja. Pengetahuan itu seharusnya memberikan pencerahan, PEMAHAMAN bahwa kita harus menjaga kehidupan.”

Eliana adalah buku keempat dari Serial Anak-Anak Mamak. Inilah kisah tentang dunia anak-anak dimana rasa ingin tahu dan proses belajar menyatu dengan kepolosan dan kenakalan, hingga keisengan khas anak-anak. Kisah ini pun dibalut dengan pengorbanan ibu yang mengharukan.

Eliana adalah sulung dari empat bersaudara. Ia dibesarkan oleh Mamak dengan disiplin tinggi, tegas, akhlak tidak tercela, serta tanpa kompromi. Dan Bapak yang selalu riang, bijak, serta memberikan teladan dari perbuatannya. Keluarga mereka tinggal di kampung kecil yang dikelilingi hutan, dibentengi bukit-bukit hijau, dan disabuki sungai. Kampung kecil ini terletak di Pulau Sumatera dan jauh dari kota kabupaten, apalagi dari kota provinsi.

Kisah ini diawali dengan diskusi panjang penduduk kampung dengan orang kota yang ingin menjadikan kampung kecil itu menjadi daerah pertambangan. Tak ada satu pun penduduk yang setuju dengan pertambangan itu, termasuk Eliana. Diskusi tinggalah diskusi, orang kota itu tetap malakukan aksinya menambang di daerah delta sungai. Kebencian Eliana pun semakin memuncak. Eliana bersama tiga rekannya membentuk geng yang bernama “Empat Buntal” untuk melawan keserakahan orang kota tersebut. Mereka saling kompak dan bahu-membahu melewati hal-hal seru, kejadian suka dan duka, serta pantang menyerah. Misi pengintaian dan penyerbuan ala anak-anak pun selalu mereka diskusikan, dan jika telah siap, mereka pun menyerang. Meski misi tersebut beberapa kali tidak sempurna, bahkan mereka harus kehilangan salah satu anggota “Empat Buntal” untuk selama-lamanya, mereka tak gentar untuk tetap mempertahankan kampung kecilnya dari keserakahan orang kota itu. Penyerbuan seperti apa yang mereka lakukan hingga berkali-kali membuat marah si pemilik tambang? Sampai akhirnya hutan, sungai, dan lembah membalas sendiri para perusaknya.

“Dengarkanlah, ada suatu masa diantara masa-masa. Ada suatu musim di antara musim-musim. Saat ketika alam memberikan perlawanan sendiri para perusaknya.”

Dari novel ini, pemahaman dan teladan yang baik sangatlah penting diberikan kepada anak-anak. Karena orang tua lah yang akan menjadi teladan pertama saat mereka memulai kehidupan di dunia ini.
Profile Image for Ali Rachmat.
39 reviews3 followers
January 15, 2013
Eliana ,.si sulung yang pemberani..
Buku ini adalah buku ke-empat dari serial anak-anak mamak, tetapi di terbitkan yang pertama dari buku yang lainnya (Pukat, Burlian & Amelia)...

Percakapan Eliana dan Wak Yati membuatku benar - benar tersentuh.

"Jangan pernah membenci Mamak kau, Eliana. Karena kalau kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang Ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian.

“Maksud Wawak, pernahkah kau memperhatikan, bukankah Mamak kau orang terakhir yang bergabung di meja makan? Bukankah Mamak kau orang terakhir yang menyendok sisa gulai atau sayur? Bukankah mamak kau yang kehabisan makanan di piring? Bukankah Mamak yang terakhir kali tidur? Baru tidur setelah memastikan kalian semua telah tidur? Bukankah Mamak yang terakhir kali beranjak istirahat? Setelah kalian semua istirahat? Bukankah Mamak kau selalu yang terakhir dalam setiap urusan.”

“Dan Mamak kau juga yang selalu pertama dalam urusan lainnya. Dia yang yang pertama bangun, dia yang pertama membereskan rumah, dia yang pertama kali mencuci, mengelap, mengepel, dia yang pertama kali ada saat kalian terluka, menangis, sakit. Dia yang pertama kali memastikan kalian baik-baik saja. Mamak kau yang selalu pertama dalam urusan itu, Amel. Tidak pernahkah kau memperhatikannya?”

Aku terdiam, memeluk bantal erat-erat. Separuh hatiku membantah semua kalimat Wak Yati, tetapi separuh hatiku yang lain mulai berpikir. Aku menelan ludah, benar, bukankah selama ini Mamak adalah orang terakhir yang bergabung ke meja makan? Orang terakhir yang makan? Padahal dia yang memasak semuanya, dia yang menghidangkan semua masakan?

“Camkan itu, Eli. Pikirkan baik-baik. Maka semoga kau paham, tidak pernah ada Ibu yang membenci anaknya sendiri, darah dagingnya sendiri. Kau saja yang salah paham. Aku dulu juga menyesal, aku tidak pernah memperhatikan, aku hanya tahu, melihat dan mendengar.” Wak Yati menyentuh lembut bahuku, tersenyum.

Aku tetap diam.

“Nah, schat, pesan terakhirku, dua jam lagi persis tengah malam, aku seharusnya tidak bilang ini, tetapi tidak apalah, terkadang kita membutuhkan melihat langsung untuk mengerti hakikat sebuah kasih-sayang. Jika kau mengantuk, tahan kantuk kau. Berusahalah untuk tidak tidur. Dua jam lagi, saat tengah malam tiba, jika kau mendengar ada suara percakapan di luar kamarmu, pura-puralah sudah tertidur, maka kau akan melihat sendiri bukti kalimatku sebelumnya. Ibu selalu orang terakhir yang tidur di keluarga kita. Kau mengerti?”

Aku justeru menatap Wak Yati tidak mengerti.

Wak Yati tersenyum, beranjak meninggalkanku.

Ternyata Ibu-nya Eliana datang ke rumah Wak Yati dan mengucapkan terima kasih karena telah mengurus Eliana. Sayup-sayup Eliana mendengar percakapan tersebut. Saat Ibunya masuk dan membenarkan letak selimut Eliana yang sedang berpura - pura tidur. Eliana tidak dapat kuasa menahan tangis dan rasa penyesalannya.....


Beberapa petikan kata-kata yang ada di dalam novel Eliana :

“… pengetahuan itu tidak berhenti hanya tahu saja. Pengetahuan itu seharusnya memberikan pencerahan, PEMAHAMAN bahwa kita harus menjaga kehidupan.”

"Jika kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang ibu lakukan untukmu maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta serta rasa sayangnya pada kalian."(

“Dengarkanlah, ada suatu masa diantara masa-masa. Ada suatu musim di antara musim-musim. Saat ketika alam memberikan perlawanan sendiri para perusaknya.”

“Barang hilang, sungguh aneh perilakunya. Semakin dicari semkin tidak ketemu. Saat dilupakan, diikhlaskan, malah muncul sendiri di depan mata.”

“Tidak selalu yang kau pikirkan itu benar. Tidak selalu yang kau sangkakan itu kebenaran. Kalau kau tidak mengerti alasan sebenarnya bukan berarti semua jadi buruk dan salah menurut versi kau sendiri.”

"Walau laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, kalian tahu, ada pekerjaan hebat yang tidak bisa dilakukan oleh laki-laki paling perkasa, paling berkuasa sedunia. Yaitu: menjadi seorang Ibu."

“Nasib buruk, nasib baik, mati, kecelakaan, rezeki, hanya Allah yang mengatur. Tidak ada satu pun mahkluk yang berhak ikut campur. Bukan presiden, bukan orang-tua, bukan atasan, bukan tetangga, bukan teman, dan jelas bukan karena selembar kertas.
Maka takut dan berharaplah pada zat yang paling berhak menerima rasa takut dan pengharapan. Kalian paham? Takut dan berharaplah pada tempat yang paling tepat."

"Kami memang miskin. Baju ini juga lungsuran, dibeli di pasar loak. Lantas kenapa? Apa itu hina? kehidupan rendahan? Asal kau tahu, Bapakku tidak akan pernah menjual seluruh kampung kepada kalian."
Profile Image for Diah.
83 reviews2 followers
February 25, 2012
Oi, salut kali dengan Eliana ini. Gadis kecil pemberani, dan pantang menyerah! Salut banget dengannya.

Salut juga untuk Mamak dan Bapak Eliana, cara mereka mendidik anak-anaknya sangat keren euy.
Sosok keluarga bahagia, good job untuk Tere Liye, karya-karyanya emang TOP bangeett dah ;)
Profile Image for Siti Maslihah.
32 reviews3 followers
February 16, 2013
Akhirnya selesai membaca buku yang ini di tengah tugas-tugas kuliah yang menumpuk menjelan ujian tengah semester.
Masa kanak-kanak Eliana banyak mengingatkan aku pada masa kecilku sendiri. Meski aku bukan anak sulung, tapi sebagai anak perempuan ada banyak kesamaan yang kami miliki terutama dengan sikap ibu terhadap kami. Ibu yang kritis karena anak perempuan harus begini, harus begitu, dan seperti Eli, aku juga kadang merasa jengkel kenapa mesti anak perempuan, sementara anak laki-laki dibiarkan saja.
Yang paling berkesan dari Eliana--mungkin ini karena bananyak mengingatkanku pada ibuku sendiri--adalah saat Wak Yati menasehati Eli tentang ibunya. Ibu yang selalu mendahulukan keluarga dan mengakhirkan dirinya sendiri. Rangkaian kata yang sanggup membuatku mngucurkan air mata untuk kesekian kalinya karena teringat akan ibuku sendiri.
Eliana sedikit banyak mencerminkan realita yang kini sedang negeri ini hadapi. Pemerintah yang korup, birokrasi yang serba berbelit, pejabat yang menutup-nutupi kenyataan, mafia hukum di mana-mana. Pembalakan liar, pengeksploitasian alam tanpa adanya upaya untuk mengembalikan keadaannya seperti semula, kesenjangan pendidikan, kesenjangan sarana dan prasarana.
Eliana juga menunjukkan semangat putra-putri negeri ini meraih cita-cita, pahlawan tanpa tanda jasa yang ikhlas membagi ilmunya, orang tua yang jadi panutan, tetua-tetua yang menjaga tradisi dan kearifan hidup yang mereka wariskan.
Lewat Eliana, Tere-Lye talah berhasil membuatku kembali bercermin sebagai seorang anak, sebagai seorang perempuan, sebagai seorang warga negara, sebagai seorang calon birokrat.
Profile Image for Yuli.
24 reviews
March 12, 2011
Sebenarnya saya selesai membaca Eliana sudah beberapa minggu yang lalu. Tapi saya lupa memasukkannya kedalam list buku yg telah saya baca di situs ini. Hi hi hi..
Seperti dua buku Serial Anak-Anak Mamak sebelumnya (Burlian dan Pukat), buku Eliana ini masih bersetting di perkampungan wilayah Bukit Barisan, Sumatra.
Eliana adalah anak perempuan sulung Mamak dan Bapak. Sosok Eliana adalah contoh bagi para anak perempuan, agar mereka mmenjadi pemberani dalam membela kebenaran dan keadilan. Sikap Eliana yang tegas seperti Mamak dan bijaksana seperti Bapak, layak dijadikan panutan bagi anak-anak.
Sebagai kakak bagi ketiga adiknya, Eliana mampu memimpin dan memberikan contoh yang baik agar adik-adiknya lebih berani dan kuat seperti dirinya. Sebagai teman bagi kawan-kawannya, Eliana sangat setia dan mendukung mereka dalam menghadapi kesulitan.
Sejujurnya buku ini tidak seperti yang saya harapkan. Saya pikirkan cerita Eliana akan lebih menceritakan kehidupannya ketika menjalani pendidikan di SMP kota kabupaten. Namun ternyata masih menceritakan kehidupan kanak-kanaknya. Tapi ini tidak membuat saya kecewa. Toh, Serial Anak-Anak Mamak memang seharusnya menceritakan tentang anak-anak, bukan remaja. Hihihi.. ;)
Profile Image for Dian Puspita.
2 reviews
March 26, 2022
Eliana, anak sulung Mamak dan Bapak, Kaka dari Pukat, Burlian dan Amelia. Murid kebanggaan Pak Bin dan Nek Kiba, serta panutan bagi teman-temannya. Eliana bukan hanya anak kampung biasa, dia adalah anak yang paling pemberani dan luar biasa. Pemahamannya tentang kehidupan lebih luas dari orang dewasa yang mengenyam pendidikan tinggi, ia lebih berwawasan dari anak lainnya, penuh pertanyaan tentang dunia ini. Bagaimana bisa anak kelas 6 SD sudah mengerti apa yang terjadi di sekitarnya dan tau harus melakukan apa, bersama dengan empat buntal (para sahabatnya) Hima, Damdas, Anton dan jangan lupakan Marhotap anak laki² pemberani yang paling pemberani. Selalu suka sama buku karya Tere Liye karena penuh dengan pesan moral🧡
Profile Image for Fahira.
35 reviews11 followers
February 3, 2021
Ada hal yang bikin aku suka banget sama buku ini yaitu setting tempat yang jauh dari perkotaan. Kehidupan yang sederhana mengajarkanku banyak hal.

Gak beda jauh sama yang Amelia, masih ada kaitannya, tapi yang ini lebih menantang. Kurasa. 😂
Profile Image for Hanis Khaleeda.
90 reviews10 followers
February 13, 2021
Si Anak Pemberani by Tere Liye.

- Kisah kali ni tentang Eliana, anak sulong kepada 4 org adik beradik; Pukat, Burlian & Amelia.

- Eliana ni memang betul seorang budak yang berani. Kenapa? Sebab dia berani untuk tegakkan keadilan, berani cuba benda baru, senang cakap dia akan buat sesuatu benda tu sebab dia tahu benda yang dia buat tu tak salah.

- Macam siri sebelum ni juga, cerita-cerita tentang kehidupan diorang sekeluarga & bab yang paling aku nantikan adalah bab kasih sayang emak. Kali ni air mata mencurah-curah lagi banyak berbanding siri sebelum ni sebab baca buku Eliana ni macam baca diri sendiri terutama sekali dengan emak. Taknak cerita panjang tapi siri anak ni memang highlight pengorbanan ibu dengan ayah tu. Terutama sekali ibu.

- Oh, sebenarnya aku lupa nak highlight lagi satu benda penting iaitu tentang pendidikan. Pak Bin merupakan penduduk kampung dan dia jugaklah guru yang mengajar anak-anak di sekolah pedalaman tu. Dia yang ajar semua kelas dan takde bayaran tapi masih ikhlas, gigih, ajar anak-anak kampung dengan keterbatasan alatan mengajar. Dekat sini memang nampak kegigihan Pak Bin nak didik anak-anak sampai dia sanggup pergi pujuk anak-anak atau ibubapa yang tak bagi anak ke sekolah. Pengorbanan seorang guru pun banyak diceritakan dalam siri anak.

- Buku Eliana mengajar aku untuk jadi lagi berani, lagi matang dalam berfikir & semangat setia kawan tu penting untuk jayakan sesuatu benda.

- Haa ada satu lagi, kisah kali ni tekankan tentang menjaga kelestarian hutan rimba, flora & fauna yang ada dekat negara kita. Betul la, manusia tu rakus, bukan semua manusia ni rasa yang hutan rimba tu patut dijaga. Sebenarnya tak sama lepas tarah bukit bukau, tebang pokok-pokok hutan lepas tu tanam pokok sawit/getah kalau nak banding dengan hutan rimba yang terkandung pelbagai khazanah tu. Sama juga dengan korek pasir sungai dan sebagainya. Jadi, jom la sama-sama jaga. Tak banyak takpe, sikit pun jadi lah.

- Hm aku rasa sampai sini je kot. Harap korang dapat sesuatu & moga berminat untuk baca buku-buku macam ni.

- Selamat membaca!

#2020readingchallenge
#duniaBOOKku📚
#DiamBersamaBuku
#breatheNread
#bukulimabelas
10 reviews
June 18, 2024
karakter utama dalam novel ini sangat tangguhh dan aku suka bgt you go gurll!! suka bgt sama bahasa tere liye apalagi dalam series si anak ini kaya ga lagi baca buku tapi beneran masuk ke kehidupannya, should readd!!
Profile Image for Suhe Ndra.
21 reviews
June 20, 2023
Ada suatu masa di antara masa-masa. Ada satu musim diantara musim-musim. Saat ketika alam memberikan perlawanan sendiri. Saat ketika hutan, sungai, lembah membalas sendiri para perusaknya.
Alam telah membuat perhitungan, yang kadang kala justru orang-orang tak berdosa juga terpaksa menanggung getahnya.
Profile Image for putreads_.
43 reviews3 followers
April 14, 2022
SUKA PAKE BANGET sangat sangat bersyukur novel pertama yang aku baca adalah ini! jadi aku merasa tidak kecewa untuk mencicipi dunia novel hahaha. Aku suka semua karakter disini ngena banget, sesuai judulnya "Si Anak Pemberani" karena tokoh utama nya itu bener² ga bisa dijelaskan kata-kata, aku bener² kagum 😭 untuk seukuran anak SD gitu tapi udah jadi seseorang yang bakal pertama kali maju ke depan untuk membela kebenaran. WAJIB UNTUK DIBACA

tapi aku kangen si anak jarang mandi:((((, huhu marhotap berhasil bikin aku jatuh cinta
Profile Image for Sinta Nisfuanna.
1,022 reviews64 followers
September 7, 2011
Burlian adalah serial anak-anak mamak yang pertama kali diterbitkan oleh Republika. Walaupun nongol pertama kali ternyata dia adalah anak ke-3 dari sang Mamak, sedangkan sang sulung, Eliana, baru diterbitkan baru-baru ini, Januari 2011. Saya sendiri kurang tahu apa alasan Republika/ Tere Liye [?] tidak menerbitkan Eliana dahulu, alih-alih si Burlian. Walaupun di rumah sudah tersedia tiga buku dari tetralogi anak mamak, saya lebih memilih membaca kisah Eliana terlebih dahulu. Mungkin dikarenakan saya sendiri adalah anak sulung dari enam bersaudara, sehingga harapannya bisa lebih ‘klik’ dengan cerita. Hasilnya? I like you, Eliana ^^

Keras kepala dan berani, dua sifat yang terlihat begitu mendominasi alur cerita bocah kelas 4 SD ini. Keberaniannya sudah muncul sejak awal-awal kisah, dimana dia berani membentak ‘para petinggi’ di sebuah forum resmi, “JANGAN HINA BAPAKKU!!”. Sifat inilah yang selanjutnya menggiring dia dan anggota Buntal yang lain dalam misi menghalangi para pengeruk pasir. Dengan gaya pengintai mereka menyusun rencana-rencana dari mulai mengempesi ban, hingga tindakan Marhotap melempar kantong-kantong bensin ke truk pengeruk pasir.

Meski usianya masih terbilang sangat muda, Eliana mengetahui bahwa proyek pengerukan pasir yang masuk secara paksa ke kampungnya berdampak fatal, tidak hanya bagi penduduk, tetapi juga siklus alam. Kesadaran terhadap lingkungan tersebut tidak lepas dari pendidikan yang diperolehnya dari Pak Bin, satu-satunya guru aktif yang harus mengajar 6 kelas karena kekurangan tenaga kerja, belum lagi kondisi sekolahnya yang sudah tidak layak.

Membaca kondisi sekolah yang bobrok tak ayal membuat saya teringat dengan cerita Laskar Pelangi, walaupun konteks ceritanya sangat lah berbeda. Hingga kemudian, cerita pun tidak hanya mengkritisi masalah lingkungan dan sistem pemerintahan yang bejat, tapi juga bentuk pendidikan di daerah yang kerap tidak memadai dan disisihkan. Carut-marut kehidupan kampungnya inilah yang kemudian menghantarkan Eliana pada sebuah cita-cita sebagai pembela kebenaran.

Dengan segala masalah pendidikan, lingkungan, dan pemerintahan yang dihaturkan dalam buku Eliana ini, tidak lantas membuat plot cerita menjadi berat. Penulis berhasil menyampaikan kritikannya tanpa melupakan fokus dan tokoh utama dari cerita yaitu tentang anak-anak bernama Eliana. Konflik keluarga pun menjadi salah satu dilema dalam diri Eliana, ketika dia mulai mempertanyakan kasih sayang Mamak dan statusnya sebagai anak sulung. Ramuan cerita pun tidak hanya berkesan seru, menegangkan, dan sinis, tetapi juga ceria, lucu, sekaligus mengharukan.
Profile Image for Ummu Auni.
663 reviews
February 9, 2011
Wah hebat sekali! Memang benar Eliana, anak si pemberani. Permulaan cerita sudah dikejutkan dengan teriakan Eliana memarahi mereka yang mentertawakan ayahnya, Pak Syahdan. Keren! Sungguh saya menyukai penulisan kali ini, bagaimana mungkin tidak? Eliana digambarkan seorang anak yang bangkit, tidak mudah kalah di dalam pelbagai aspek sekalipun, bersama dengan rakannya membentuk geng 'Empat Buntal'.

Tulisan Tere-Liye kali ini, banyak memaparkan isu alam sekitar, sesuai dengan Eliana yang pemberani! Bisa dimarahi ayahnya, Pak Syahdan, namun didokong Wak Yati & orang lain. Watak Eliana digambarkan sebagai anak perempuan yang kuat semangat, sungguh saya sarankan rakan-rakan untuk membacanya, sungguh saya sarankan anak-anak perempuan menjadi seperti Eliana! Eliana, merupakan perca kehidupan, semangat yang wujud barangkali pada tiap anak perempuan, disedari ataupun tidak.

Banyak bahagian yang mencuit perasaan: Ah, kisah cinta Bapak & Mamak. Sungguh tersenyum saya membaca pepatah 'Sudah jatuh ditimpa tangga' atau kisah Marhotap yang pemberani seperti Eliana, kisah koleksi herbarium sekolah mereka ataupun kisah sebesar cinta Mamak, yang membuatkan saya menangis.

Saya mahukan anak saya jadi si pemberani! Seperti Eliana!
Profile Image for Fariza.
212 reviews54 followers
June 14, 2011
Eliana anak pemberani memang benar.

Saya kagum dengan Tere Liye yang bijak menulis dalam rangka peristiwa yang sama cuma dalam bentuk yang berbeza..

Tetapi karya yang paling saya suka sudah pasti Burlian!

"Kami memang miskin. Baju ini juga lungsuran, dibeli di pasar loak. Lantas kenapa? Apa itu hina? kehidupan rendahan? Asal kau tahu, Bapakku tidak akan pernah menjual seluruh kampung kepada kalian."
-Eliana-

Anak Pemberani

Gelaran anak pemberani ini memang sesuai dengan watak Eliana. Malah penulis sengaja memulakan novel dengan kisah berani Eliana berteriak "JANGAN HINA BAPAKKU!" semasa pertemuan wakil kampung bertemu pemerintah. Membaca kisah ini menunjukkan bahawa Eliana lebih mirip dengan watak Mamak...

http://farizahrin.blogspot.com/2011/0...
Profile Image for Aina Hilmi.
Author 7 books104 followers
October 29, 2015
Bismillahirrahmanirrahim.

Masya Allah. Melihat Eliana "membesar". Penuh ria - kisah Eliana adik-beradik, kisah Mamak dan Bapak,
Penuh debar - kisah keberanian luar biasa si Eliana, Marhotap dan "Empat Buntal" melawan penceroboh dari kota,

Penuh kagum - akan kelebihan Pak Bin, seorang pendidik di kampung mereka. Semua ilmu bagai kamus dalam mindanya. Pengajarannya berkesan, pengetahuannya luas, katanya penuh berhikmah.

Suka sekali dengan sikap positif masyarakat kampung Eliana, kasih sayang yang terzahir, serta ikatan kekeluargaan yang utuh.

5 bintang!
Profile Image for Lita Nala Fadhila.
5 reviews1 follower
March 15, 2015
Tere Liye sekali lagi kembali menginspirasi saya melalui Eliana. kebetulan saya anak pertama, jadi ketika membaca Eliana, nasehat dan pelajaran yang ada dalam rangkaian ceritanya seolah-olah ditujukan khusus untuk saya. sangat mengena...
Profile Image for Mega Massie.
47 reviews
August 19, 2016
Saya merasa bahwa apa yang dilakukan oleh para tokoh dalam serial Anak-Anak Mamak ini adalah apa yang biasa saya lakukan terhadap ibu saya setiap hari. Namun novel ini berhasil membuat saya lebih menyadari perjuangan seorang ibu.
Profile Image for Nurudin Hanif.
41 reviews1 follower
July 27, 2018
"jika kau tahu sedikit saja dari apa yang telah ia lakukan untukmu, itu belum sepersepuluh dari pengorbanan, cinta dan rasa sayangnya pada kalian, anak-anaknya" (TL)

Berpisah jauh dari keluarga itu bikin ga betah. Buat ngusir rasa "ga betah" itulah, selama 3 hari pekan kemarin ke Jakarta, sy bawa novel Eliana dan Amelia. Sayangnya, karena ada koreksian laporan, jadilah cuma satu novel yang sempet saya baca. Bagian yang berulang dari novel Pukat dan Burlian, saya sisihkan. Tak apa, satu udah lumayan.

Novel ini tentang seorang anak Pemberani dan anak sulung yang sudah membantu Mamak mengurus adik2nya. Dia sudah/baru kelas 6 SD, tapi tugasnya menumpuk. Mulai dari membantu masak, membangunkan adik, me-manage tugas adik sewaktu Mamak membantu Bapak berkebun dll.

Mengapa berani? Di salah satu bagian dari buku ini menceritakan tentang adanya truk pencari pasir yang merusak lingkungan. Eliana dan the genk berupaya untuk mengusir truk itu. Bersama Marhotap, si pencari batu sungai yang unik, menyiramkan bensin untuk membakar truk dan menaburkan paku ke jalan yang dilalui truk.

Selain "berani" di atas, seperti halnya novel anak Mamak lainnya, ada kisah tentang protesnya Eliana kepada Mamak-nya. Diceritakan bahwa Eliana pergi bersama Pukat dan Burlian untuk menonton layar tancap. Tugas Eliana seperti biasa, harus menjaga Pukat dan Burlian baik2 saja. Namun, di tengah jalan, Eliana bertemu dengan teman2nya sekelas dan malah bermain bersama mereka.

Sewaktu hendak pulang ke rumah, Eli mencari dua adiknya kemana-mana. Ternyata mereka dibawa pulang oleh Juha dan Pendi, dua pemuda dekat rumah Eli.

Sampai di rumah, Eli heran kenapa ada banyak orang berkumpul di rumahnya. Ternyata, Pukat dan Burlian jatuh terperosok lubang dan ditolong oleh Juha dan Pendi, bukan pulang dengan selamat. Eli sudah tahu ia akan dimarahi Mamaknya. Dengan tidak diajak bicara, itu sudah pertanda Mamak marah besar. Dan benar, meski ia sudah sampai di rumah, Mamak menoleh ke dia-pun tidak.

Larilah Eli ke rumah Wak Yati, kakak dari Mamaknya tempat ia belajar menenun kain. Esok paginya, ia terkejut saat tahu bahwa Mamak-nya yang mengantar tas dan buku sekolah ke rumah Wak Yati. Artinya, ia benar diusir dari rumah.

Malam ketiga ia menginap di rumah Wak Yati, Bapak datang. Bapak mengajak Eliana pulang ke rumah. "Tak boleh marah kepada orang lebih dari tiga hari", kata Bapak. Eliana tidak mau karena yang jemput bukanlah Mamak, tapi Bapak, yang menurutnya Mamak belum memaafkan dan masih marah dengan Eliana. Akhirnya, setelah dijelaskan oleh Bapak panjang lebar dan Eli tetap tidak mau, Bapaknya mengalah. Malam itu Eli tetap tidur di rumah Wak Yati.

Setelah Bapak pulang, Wak Yati berpesan kepada Eliana, jangan tidur dulu sampai jam dua belas malam. Pura-puralah tidur, tapi jangan tidur. Eliana tidak tahu apa maksud Wak Yati saat itu.

Jam 12 malam datang. Ada seseorang mengetuk pintu rumah, "Wak, apa ia sudah tidur?". "Sudah" jawab Wak Yati. "Sudah makan malam?", "Sudah, masuklah". Eliana yang pura-pura tidur tahu, itu suara Mamak. Pintu kamarnya dibuka. Mamak masuk. Mamak betulkan selimutnya. Lalu tiba-tiba Eli menangis, mendekap erat tubuh Mamak, "Maafkan Eli, Mak..".
Profile Image for Sagara.
74 reviews1 follower
January 22, 2025
Ini adalah buku ketiga yang saya baca dari serial anak Nusantara setelah sebelumnya saya berhasil menyelesaikan baca Si Anak kuat (pinjaman) & Si anak spesial (e-book). Sama seperti buku si anak spesial yang saya selesaikan akhir tahun 2023 lalu, buku ini juga e-book yang sekitar beberapa bulan lalu penulisnya memberikan diskon sekitar 99% di google play books. Lumayan juga bisa memberikan kelonggaran dana untuk beli buku ini suatu hari nanti, meskipun ini ebook dan unedited version tapi tetap seru untuk dibaca.

Buku ini dibuka dengan sangat emosional oleh tokoh utamanya yaitu Eliana atau akrab disapa Eli saja yang dengan berani & nekat meneriaki seorang yg dia anggap menghina bapaknya. Buku ini bercerita tentang Eli, dia adalah anak sulung dari 4 bersaudara, saudaranya yang lain itu mempunyai seri buku tersendiri juga.

Dalam beberapa chapter dalam buku, menceritakan secara eksplisit bahwa eli memang anak pemberani. Selain berani, menurutku dia juga termasuk nekat, keras, menolak untuk kalah termasuk pada anak lelaki di sekolahnya. Namun di balik itu semua, dia adalah anak yang sabar kalau dinasehati oleh orang tuanya atau siapapun yg dituakan dalam cerita.

Buku ini juga mengangkat hal-hal ringan macam konflik antar saudara, orang tua, teman, persaingan anak² di kelas, sampai hal berat terkait isu-isu lingkungan seperti tambang, pembabatan & pembakaran hutan. Konflik batin pun diangkat dalam cerita sebagai seorang anak sulung, ada beberapa hal related dengan saya karena saya sendiri anak sulung meskipun saudaraku tidak sebanyak Eli 😁. Betapa besar & beratnya tanggung jawab di pundak Eli yang harus bertanggung jawab menjaga adik-adiknya, tak jarang dia disalahkan atas kecerobohan & kesalahan yang dilakukan adik-adiknya yang membuat dia sedih sampai kabur dari rumah.

Kata penulisnya, ini adalah mahkota dari semua karya beliau. Kenapa bisa begitu?, karena akan banyak hal terkait kebijaksanaan, petuah & pelajaran hidup yang bisa kau dapatkan dari membaca serial ini. Serial ini sangat ringan & menurutku bisa dibaca oleh segala umur. Saya sendiri sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca apalagi kalau kamu adalah anak sulung.

Dari buku ini saya mendapatkan wawasan & pengetahuan umum yang sebenarnya tidak saya ketahui sebelumnya seperti ilmu botani yaitu tentang herbarium & terkait hukum tentang konsesi pertambangan.


Thanks regards.
Profile Image for dé.
12 reviews
October 16, 2023
buku “Si Anak Pemberani” ini aku tamatin dengan waktu cm 1 ¼ hari :D cepet bangeeeet karna menurutku lebih seru dari buku yg sebelum sebelumnya.

trs merasa lebih ngefeel, mungkin karna aku jg perempuan. mungkin karna aku jg gasuka liat laki laki merendahkan perempuan, mungkin karna aku jg gasuka liat orang orang yg merusak alam, mungkin karna aku jg gasuka liat orang orang yg merusak alam itu malah lebih galak daripada yg berusaha menjaga alam.

di buku ini, di cerita seorang Eliana yg pemberani, ternyata lebih banyak petualangannya. mungkin karna Kak Eli anak sulung jadi lebih dibebaskan sama mamak. juga karna Kak Eli orangnya berani jadi ada orang yg mengganggu hidupnya, Kak Eli lawan.

karna sosok Kak Eli yg berani, cerita di dalam buku ini terasa lebih mendebarkan. apalagi di awal sudah dikasih cerita ada bapak bapak pemilik tambang menghina bapaknya, mungkin kalau aku jd Eli, aku cuma bisa memendam tanpa berani teriak “JANGAN HINA BAPAKKU!”

buku “Si Anak Pemberani” ini buat aku jadi semangat dan gregetan kalau melihat ada yg merusak alam tanpa peduli akan akibatnya, orang orang yg tidak tau malah terkena dampaknya, sedangkan orang orang pintar tp bodoh yg mengeruk kekayaan bumi tanpa ampun, tanpa peduli, serakah, malah hidup enak dengan harta melimpah. seharusnya, itu tidak boleh sering sering terjadi di kehidupan kita, di bumi kita.

maka jika hal itu sering terjadi, betul kata Paman Unus, bisa bisa bumi sendiri yang akan memberi akibatnya, bumi marah karna terus kita rusak.

mungkin orang orang yg habis membaca ini juga, terbangun rasa semangatnya dalam menjaga lingkungan sekitar. terima kasih Tere Liye yang sudah menulis buku ini, semoga siapapun yg membaca akan tergerak hatinya dan sadar betapa pentingnya alam yg kita punya sehingga punya kesadaran untuk tidak ikut ikut merusak alam seperti orang orang pintar tp bodoh itu.

“Jika kalian tidak bisa ikut golongan yang memperbaiki, maka setidaknya, janganlah ikut golongan yang merusak. Jika kalian tidak bisa berdiri di depan menyerukan kebaikan, maka berdirilah di belakang. Dukung orang orang yang mengajak pada kebaikan dengan segala keterbatasan. Itu lebih baik.” –Nek Kiba (hal. 192 & 193)
Profile Image for trudence gold.
36 reviews
December 22, 2021
Eliana has a 'slice of life' genre for most of the book. It was easy and fun to read. But the epilogue really ruined it for me. I hate epilogues that take place '20 years in the future' and the whole chapter just saying how great the characters life has been over the past years. It feels cheesy and not bombastic.
I didn't know that these books has order, so I bet it would be more fun if I read Amelia's POV before this, but it doesn't really affect the story, though this book spoils a few things in the other book.
When I read this before (I was ten) I didn't realize how important the chapter with Anton. It was talking about gender equality. I don't like how Tere Liye completely brush over the fact that Anton was a sexist, and gave him an important role at the end. But yeah, they're kids. He probably don't understand what he did back then yadda yadda yadda.
There was also a chapter talking about chain messages with false threats in it (If you don't share this, you will die sort of thing). I know those messages exist, I just never thought it exist in a place without phone, it made me realize how easy we have it you know, we just need to press a few buttons. While Burlian over here had to write it by hand.
I don't understand why Tere Lite incoporated Islam into this. If his point is 'don't trust womething you can't prove is real', he shouldn't use a religious aspect. Because in a way it degrades the religion. The first half of the message is a legit Islam teaching which makes it more f-ed up to makes it a threat. In a way it's realistic, because sometimes those messages do make sense. But with all the Islam hate in the world, I don't think he should make that have an Islam aspect, it made it seems Islam is threatening. My suggestion is to use the 'Hi my name is ... and I just died, sent this to your friends or else I'll visit you at 3AM.' It has a more 'scary' vibe to kids, and a more 'ridiculous' vibe to adults.

My overall thought, it was a good read. There's a few heavy subject, but easy enough.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Rin Chan.
3 reviews2 followers
Read
April 19, 2020
ELIANA - Serial anak-anak Mamak⁣

Penulis : Tere Liye⁣
Penerbit : Republika⁣
Tahun terbit : 2011⁣
Tebal : iv + 519 halaman⁣

Blurb ⁣

Pernahkah kau memperhatikan siapa orang yang terakhir bergabung di meja makan? Orang terakhir menyendok sisa sayur, bahkan kala kehabisan makanan di piring? Lantas siapa pula yang terakhir beranjak tidur, baru bisa memejamkan mata setelah memastikan anak-anaknya tidur?⁣

Ia selalu menjadi yang terakhir dalam setiap urusan. Dan ia pula yang selalu menjadi yang pertama dalam urusan lainnya. Ia yang pertama bangun. Ia yang pertama membereskan rumah. Ia yang pertama ada saat anak-anaknya sakit, terluka dan membutuhkannya. Tidak kah engkau memperhatikannya?⁣

"Jangan pernah membenci Mamak kau, Eliana. Karena kalau kamu tahu sedikit saja apa yang telah seorang ibu lakukan untukmu. Maka yang engkau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari semua pengorbanan, rasa cinta serta rasa sayangnya kepada kalian.⁣

🐣 Membaca buku ini begitu menyenangkan, keadaan pedesaan dikelilingi hutan dijelaskan sangat detail sehingga kita bisa merasakan berada di sana.⁣

🐣 Keberanian Eliana sebagai anak sulung yang telah ditanamkan oleh orangtuanya sejak kecil membuat Eliana anak yang begitu pemberani hingga tak ingin dibedakan dengan laki-laki membuatnya adzan di mesjid dengan suara lantang yang menggemparkan desa.⁣

"Dengarkanlah, ada suatu musim di antara musim-musim. Saat ketika alam memberikan perlawanan sendiri. Saat ketika hutan, sungai, lembah membalas sendiri kepada perusaknya" - hlm 511.⁣

🐣 Aku berharap memiliki keberanian seperti Eliana melawan para penambang batu kapur di kampungku yang merusak gunung-gunung hingga tak terlihat seperti gunung lagi.
Profile Image for Fithroturrohmah.
65 reviews1 follower
March 8, 2021
Buku ini merupakan buku ke empat dari serial anak nusantara, dan merupakan recover dari buku Eliana—serial anak-anak mamak. Dalam novel ini, Tere Liye membawa pembaca dalam dunia penuh petualangan anak-anak. Meski begitu, buku yang disusun dengan semenarik mungkin dan bahkan sarat akan makna, tetap bisa dinikmati oleh pembaca segala usia.

Novel ini berkisah tentang seorang anak bernama Eliana, anak sulung mamak dan bapak. Eliana mempunyai tiga adik kandung yang sama-sama memiliki karakter unik, yaitu Pukat, Burlian, dan si bungsu Amelia. Dibalik kisah keberanian Eliana, novel ini juga bercerita tentang kehidupannya sebagai anak sulung mamak dan bapak. Mamak yang selalu cekatan dalam banyak hal, bapak yang senantiasa memberi kalimat-kalimat bijak, hingga Eliana yang selalu terkena marah akibat ulah adik-adiknya.

Novel ini tidak berbeda jauh dengan novel karya Tere Liye lainnya, yakni beliau selalu menyelipkan pesan-pesan moral, kalimat-kalimat motivasi, bahkan tak jarang kata-kata mutiara yang menyentuh hati. Konflik-konflik yang disediakan pun sering kali mengenai kehidupan sehari-hari. Imajinasinya yang tinggi selalu menyadarkan pembaca bahwa dunia begitu luas dan banyak menyimpan misteri.

Namun meski begitu, dalam novel ini masih kurang konflik yang benar-benar bersitegang dan alur ceritanya pun sedikit lebih cepat. Tetapi selebihnya novel ini sempurna.

Aku sangat merekomendasikan novel-novel karya Tere Liye untuk menjadi bacaan bagi keluarga, terkhusus novel Serial Anak Nusantara. Ceritanya mengandung budaya nusantara dan bahkan mengisahkan keseharian dalam keluarga, sehingga dapat menjadi bahan bacaan bagus terkhusus bagi anak-anak. Novel ini mengajarkan pembaca akan makna keluarga.
Profile Image for miru.
37 reviews2 followers
June 18, 2021
4,2/5
Ini menjadi favorit dari seri anak-anak mamaknya Tere Liye yang udah luammaaaaa bangettttt aku baca, tapi selalu gak kesampaian untuk direview, hadeuhhh.

Oke kita mulai.
Awalnya aku cuman iseng, jalan-jalan ke toko buku membolak-balik banyak novel di rak bertuliskan fiction. Sampai akhirnya, aku membalik buku ini, blurb singkat padat dan jelas yang tertera di belakang membuatku jatuh cinta setengah mati.

Kenapa? Karena ada resonansi antara aku dengan Si Anak Pemberani, tokoh utama novel ini. Anak sulung kebanggaan bapak dan mamak, yang diharapkan, yang melindungi adik-adiknya, yang maju paling depan saat ada masalah, yang melindungi kampungnya dengan segenap jiwa dan raga.

Aku terharu, banget malah. Bang Tere mampu membuatku terkagum-kagum pada Eli, sampe aku malah mikir pengen dong punya kakak kayak Eliana, maklumlah aku juga yang sulung, kepengen banget tau rasanya punya kakak itu gimana. Selain keluarga cerita ini juga banyak menyuguhkan tema terkait persahabatan, kritik sosial akan orang-orang yang mencari keuntungan diatas penderitaan orang lain, pentingnya pendidikan dan masih banyak nilai moral lainnya.

Buat kalian yang udah pernah baca karya Tere Liye sebelumnya, pasti tau kan gimana bahasa tulisannya? Begitulah keren banget, indah tapi gak bikin bosan. Awalnya aku mikir, mungkin konfliknya bakal biasa ajaa, tetapii tidak hehe. Aku diperhadapkan dengan twist yang lumayan yahhh bikin senam jantung :)

Pokoknya baca sajaa, apalagi buat kalian yang demen sama tokoh2 macam strong woman gitu novel ini harus ada di genggaman tangan kaliannn!!! Wajibb
6 reviews
January 11, 2018
Cukup lama untuk akhirnya bisa menamatkan buku ini, selain karena bukunya yang cukup tebal juga karena awalnya merasa cukup bosan membaca ceritanya, sehingga perlu jeda sebelum melanjutkan.

Buku kedua yang aku baca di tahun 2018. Aku sungguh berterima kasih kepada Bang Tere Liye yang telah mengajarkan aku, orang yang hidupnya tidak berdampingan dengan hutan, tentang kearifan alam. Ternyata alam memiliki kebijaksanaan yang luar biasa besar. Aku bukan orang yang tertarik dengan isu lingkungan. Ya seperti yang dikatakan oleh sang penulis di buku "jika kalian tidak bisa ikut golongan yang memperbaiki maka setidaknya, janganlah ikut golongan yang merusak." Aku bukan termasuk orang yang ikut dalam golongan "pecinta alam" ataupun sejenisnya, dan lewat buku ini aku belajar bagaimana agar aku tidak ikut ke dalam golongan yang merusak dan ikut mendukung mereka yang memperbaikinya. Terima kasih telah menghadirkan sudut pandang lain tentang betapa berharganya alam untuk mereka yang telah terbiasa hidup bersisian dengan hutan... Terima kasih telah memberi pandangan lain tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Sungguh, bacaan ini layaknya pengantar materi "sustainable development" dengan cara pandang sederhana. Terima kasih pula telah mengajarkan aku tentang keberanian dalam membela kebenaran. Semoga buku ini bisa menginspirasi banyak orang lainnya, dan menyadarkan banyak orang "pintar namun bodoh di luar sana" seperti yang tertulis dalam novel...
Displaying 1 - 30 of 293 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.