Babi Datang Tak Diundang, Pulang Tak Berkutang adalah kumpulan cerita pendek pengalaman pribadi Raditya Dika, penulis Indonesia terbodoh saat ini. Simak tujuh belas cerita aneh-tapi-nyata Raditya di buku ini, termasuk kalang kabut digencet kakak kelas, dihantuin setan rambut poni, sampai perjuangan menyelamatkan keteknya yang sedang 'sakit'
Raditya Dika is an Indonesian comedy writer. His first book was a collection of his humorous blog entries, entitled Kambingjantan: Catatan Harian Pelajar Bodoh (Malegoat: Diary of a Stupid Student).
His second book chronicles his unbeliavebly jinxed love life, entitled Cinta Brontosaurus (Brontosaurus Love). Published a year following the success of his previous work. His latest books, bearing the title Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa (Radikus Makankakus: Not Your Ordinary Animal) & Babi Ngesot (Sliding Pig) follows the tone of his previous works.
All of his books targets the stupidity and self-depreciating ridiculousness of a boy trying to get to adulthood, along with the absurdity of everyday life.
Currently he's working as director and editor-in-chief Bukune Publishing House.
Ini buku ngga penting. Cuman buat ketawa terus bisa dibuang. Buku ini cuma ngabis-ngabisin stok kertas dunia. Dan bikin hidup puluhan pohon yang ditebang untuk mencetaknya sia-sia.
Enggak seperti 3 buku sebelumnya, kali ini dibawah label penerbit anyar yang baru bergabung dengan Agromedia group dan langsung atas komandonya sendiri, Bukune, lahirlah buku ke-4.
Judulnya agak mistik emang, tapi tetep enggak mengurangi kegokilan ceritanya. Agak mistik mungkin karena ada unsur ketakutan dalam diri Radit ketika di suruh ibunya menikah pada umur 23 tahun. Ada dialog kaya gini :
Gue bilang, 'Ma, si Ollie kawin lho.' Nyokap bilang, 'WAAAAAH!!!!' 'Emang kenal, Ma?' 'Gak.' Gue diem, 'Duh'. 'Terus, kapan?' kata nyokap tiba-tiba. 'Kapan?' 'Iya, kapan?' 'Apanya kapan?' kata gue, heran. 'KAMU KAWINNYA KAPAN?' 'Buset, baru juga dua puluh tahun, Ma.' 'Gak mo tahu. Pokoknya kawin umur 23,' dia maksa. 'Gak mungkin lah!' kata gue, sewot. 'Soalnya belum nemu cewek yang udah siap dikawinin umur 23!' 'Duh, kamu tuh kreatip dikit dong!' 'Kreatip?' 'Iyah!' teriak nyokap. 'HAMILIN ANAK ORANG GITU!' 'Gila.'
terus cerita pembantunya yang kesurupan atau hapenya yang hilang lalu memanggil 'orang pintar' dan ujung-ujungnya ketemu di bawah sofa.
Selain tambahan cerita kuliahnya dulu di Adelaide yang tidak sempat ada di buku sebelumnya, buku setebal 148 halaman ini juga menyisipkan komik stripe buah karya Dio, komikus muda asal Bandung yang juga sedang mengerjakan komik Kambing Jantan.
So....selamat ngakak, dilarang minjem !! sorry Dit, gue ngasih bintang 3.....enggak tau kenap
novel pertama raditya dika yang gua baca. buku ini yang pertama kalinya bikin gua suka sama tulisannya. gua jadi salah satu pembaca setia raditya dika gara-gara nih buku bagus, lucu.
Lumayan buat obat boseeen. Ternyata dulu pernah baca, terus sekarang jadi baca ulang jatohnya. Lupa pernah baca buku Raditya Dika yang mana aja. Saking random isi bukunya, jadi ketuker-tuker pernah baca cerita ini di buku mana, itu di buku mana, onoh di buku mana. Semua cerita-cerita Radit jadi kecampur di kepala.
Btw, thanks udah bikin ketawa karena baca ini. Gue inget dulu pas pertama kali baca tuh paling ketawa di bagian bikin piramida Kucing Jawa.
Buku ini 'pure' untuk menghibur. Gaya komedi Raditya Dika di buku ini, kebanyakan mengibaratkan dan mendramatisasi suatu adegan, sampai entah kenapa jadi lucu.
Salah satu bab yang bisa membuat saya ketawa puas dari buku Raditya Dika sebelumnya adalah; Prince of (31) dan Gosip (65). Di bab Prince Of, yang bikin saya ketawa 'ngakak' adalah adegan awkward-nya dengan narasumber majalah anime. Dan bab Gosip adalah 'suatu' kesalah pahaman yang memang benar-benar terjadi.
Kata yang membekas dalam otak saya setelah membaca buku ini adalah 'tete'. Bukan karna otak saya mesum. Memang ada puluhan kali kata itu disebut dalam buku ini.
Buku ini tidak kalah lucu dari buku sebelumnya. Sangat cukup buat 'Haha-Hihi'. Tapi untuk pesan moral, buku Radit yang lain bisa dibilang masih bisa memaksa otak kita menyimpan beberapa pesan moral yang tersirat.
Salah satu buku tercepat buat ditamatin. Rekor baru!
Dari buku ini aku berpikir ... sang penulis might be not a good person or friend. Well, sebenarnya lebih cocok begini. Aku tidak akan menjadi temannya karena aku lebih cenderung menjauhi orang-orang dengan sikap begini. Dia sangat judgemental, tidak peduli pada laki-laki atau perempuan. Tidak peduli teman atau orang random. Dia juga sangat rude, tidak sopan, tidak bisa menghargai.
Apa aku terlalu memikirkan buku ini? Entahlah, beberapa hal dalam buku ini membuatku mendengkuskan sedikit tawa, tapi lebih sering tergaggu pada sikap dan isi pikiran sang penulis. Yah, toh ini buku lama, usia penulis juga masih sangat muda (20++?) tentunya tidak adil kalau aku juga menilai sifat dan sikap belio hanya dari buku ini.
Buku kedua Raditya yang pernah aku baca 4 tahun yang lalu. Menurutku ini lebih fresh dibandingkan novel MSS atau KJ yang ia tulis juga. Hanya saja lawakan Radit tidak bertahan lama, apalagi bila dibaca sekarang malah kehilangan komedinya. Jujur buku ini memang layak untuk dibaca sekali terus disimpan.
Saya sudah membaca semua karya Radit sejak dibangku sekolah, kali ini membaca lagi karya Radit yang satu ini. Dulu ada salah satu favorit saya yang membuat terpingkal-pingkal, tapi saya lupa yang mana. Setelah saya ulang Babi Ngesot, sepertinya bukan yang ini, mungkin ‘Tolong Radit Membuat Saya Bego’? Masih mungkin, coba saya cari lagi buku lamanya.
Dulu pertama baca buku ini waktu jaman smp dan belum terlalu ngerti sm jokes” yg ada didalamnya ahirnya jatuhnya biasa aja. Tapi setelah baca ulang (tepatnya pas udh kuliah) bukunya ternyata selucu ituuu, full ketawa mulu. Benar” buku healing.
Kumpulan kisah pendek kehidupan Raditya Dika. Sebagian kisah dia saat kuliah di Adelaide, Australia. Cocok sebagai bacaan ringan di akhir pekan, karena lucu dan sangat ringan.
Babi Ngesot: Datang Tak Diundang, Pulang Tak Berkutang is another hilarious and offbeat offering from Raditya Dika, showcasing his trademark humor through a series of essays that blend the absurd with the everyday. As with his previous works, Dika’s writing in this book is filled with self-deprecating humor, witty observations, and a unique perspective on the quirks of life.
In Babi Ngesot, Dika takes readers on a comedic journey through various bizarre and sometimes supernatural experiences, all recounted with his usual flair for exaggeration and playful storytelling. The title itself sets the tone for the book, hinting at the kind of oddball humor that Dika fans have come to expect and love. From encounters with ghosts to awkward social situations, Dika’s ability to find humor in the unexpected is on full display.
What makes this book particularly enjoyable is Dika’s skill in turning mundane situations into laugh-out-loud moments. His writing is conversational and approachable, making readers feel as though they are hearing these stories directly from a friend. The blend of humor with a touch of the supernatural gives the book a unique twist, setting it apart from typical comedic essays.
However, as with many collections of humorous essays, not every story in Babi Ngesot lands with the same impact. Some essays are stronger and more memorable than others, and there are moments where the humor feels a bit repetitive. Despite this, the overall experience is still highly enjoyable, and the weaker sections are balanced out by the more successful ones.
Babi Ngesot is a fun and light-hearted read, perfect for those who enjoy humor that doesn’t take itself too seriously. Raditya Dika’s ability to weave together the absurd and the everyday ensures that there’s never a dull moment in this collection. Whether you’re a longtime fan of Dika’s work or new to his unique brand of comedy, this book is sure to provide plenty of laughs and a few unexpected surprises along the way.
Overall, Babi Ngesot: Datang Tak Diundang, Pulang Tak Berkutang is a worthy addition to Raditya Dika’s growing body of work, offering readers a humorous escape into a world where the strange and the silly collide in the most entertaining ways.
Ada-ada saja keonaran yang dibawa Radith dibukunya yang diberi judul super duper aneh ini. Ya, Babi ngesot. Saya ga paham maksuddia ngasih judul itu selain buat konyol-konyolan menurut saya, padahal diceritanya yang ada itu babi bersayap tuh ga ada ngesot-ngesotnya. dan saya pun cuma bisa baca buku ini sekedar buat lucu2an aja sih,... Sebagian besar buku ini bercerita tentang ketakutan si kambing dalam menghadapi hidup menurut saya (padahal dianya sendiri bilang menceritakan ketakutan tentang setan2 gitu) Tapi kenyataannya dia harus menghadapi ketakutannya di bully sama kakak kelasnya, kutukan teman sekelasnya, sama pertemuannya dengan teman lama yang ternyata terkena penyakit schizofrenia. Tapi yang paling horor buat saya adalah dua cerita yang saya sebutin diatas.
Karakter 'Mbip disini bener2 misterius bin horor (saya membayangkannya dengan lebay ~krn mengikuti gaya pemikiran si kambing sendiri) di cerita 'Disaat kau menebeng (bener ga yah judulnya?) Disebut-sebut temen si kambing terkena kutukan akibat sering ngledekin si Mbip itu (Mbip juga julukan mereka buat anak baru itu lho,..) berbagai macam kejadian aneh menimpa mereka sampai akhirnya mereka lulus dan berpisah, dan si kambing ketemu sama temen lamanya yang suka ngledekin si Mbip dan bilang kalo radio tape nya baru aja ilang. dan ternyata kutukan Mbip belum selese.
Yang ga kalah horor adalah pertemuan si kambing sama temen lamanya yang mengidap penyakit Schizofrenia. Saya ga bisa ngebayangin wajah cengoknya si Kambing waktu temennya bilang 'gue bukan dua, tapi tiga. Wah.... gila juga kalau saya punya temen kayak gitu. Ga tau sekarang lagi sama kepribadian yang mana?
Kayaknya cuma 2 cerita itu yang bisa saya nikmati. sisanya cuma acara jayus2an, konyol dan gayanya kambing yang lebay banget.
Yeah,.. Nothing special..! just for joke and fun,..