Lahir di Bojonegoro pada 17 Desember 1965. Pendidikan formalnya ditempuh di SD-SMA di Bojonegoro, Jawa Timur. Gelar Sarjana Kedokteran Hewan diperoleh di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, 1989. Magister dalam Hubungan Internasional dengan konsentrasi studi Politik Timur Tengah diperoleh di Program Pasca Sarjana Universitas Jayabaya, dengan tesis berjudul Pragmatisme Politik Luar Negeri Israel. Sedangkan gelar doktor dalam bidang Peradaban Islam diraihnya di International Institute of Islamic Thought and Civilization -- Internasional Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM), dengan disertasi berjudul “Exclusivism and Evangelism in the Second Vatican Council: A Critical Reading of The Second Vatican Council’s Documents in The Light of the Ad Gentes and the Nostra Aetate.
dengan buku ini kita jadi tau bagaimana media massa mencitraburukkan islam. membuat kita lebih berhati2 dalam mempercayai pemberitaan media massa ttg islam.
Dalam KBBI, istilah sesat berarti 1 tidak melalui jalan yang benar; salah jalan: malu bertanya — di jalan; mati –; 2 ki (kiasan) salah (keliru) benar; berbuat yang tidak senonoh; menyimpang dari kebenaran (tentang agama dan sebagainya). Sedangkan, penyesatan adalah proses, cara, perbuatan menyesatkan. [1] Jadi, penyesatan bisa dijabarkan sebagai proses, cara, perbuatan yang menyimpang dari jalan yang benar/kebenaran.
Dalam buku ini, pembahasan penyesatan difokuskan kepada opini, sebuah produk dari pemikiran seseorang terhadap fakta/berita yang terjadi. Penyematan istilah sesat, menyesatkan, dan penyesatan bisa diberikan pihak/kelompok mana pun ketika menganggap ada yang tidak sesuai dengan pemikirannya. Maka, jika dilihat dari definisi di paragraf sebelumnya, konsep kebenaran yang mesti dipahami supaya tidak ada kesalahan dalam menyematkan istilah penyesatan.
Buku ini adalah kumpulan tulisan pendek karya Adian Husaini. Pada awalnya tulisan-tulisan ini dikirimkan ke surat kabar Kompas dan Republika, namun tidak dimuat. Sesuai judul dari buku ini, tema utamanya adalah gugatan terhadap opini-opini lain yang dimuat di kedua surat kabar tersebut, yang menurut Adian Husaini adalah sebuah bentuk penyesatan yang sistematis.
Dengan menerbitkan opini-opini yang tak dimuat dalam sebuah buku, Adian bukannya ingin mengkritik redaksi Kompas dan Republika karena artikel-artikelnya tidak dimuat. Melainkan, kritik diberikan pada kedua media tersebut karena tidak juga memuat opini-opini yang berseberangan secara berimbang. Karena itu, sangat wajar jika ada pihak-pihak yang berprasangka bahwa dewan redaksi Kompas dan Republika memang telah berpihak pada salah satu kubu.
Sebagaimana telah diakui oleh sang penulisnya sendiri, buku ini tidak bisa menghindar dari pengulangan fakta, karena ia bukanlah sebuah kesatuan pemikiran yang utuh dan sistematis. Meski demikian, Adian telah melengkapi seluruh artikelnya dengan data-data yang valid. Kalaupun pengulangan-pengulangan itu terasa mengganggu, setidaknya apa yang diungkapkan di dalamnya bisa membuat kita benar-benar memahami bahwa penyesatan opini memang benar-benar terjadi.
Bisa dibilang, Islam adalah agama yang paling sering "disalahmengerti". Penyebabnya banyak, baik rekayasa luar maupun dari orang Muslimnya sendiri. Adian Husaini berusaha "menangkis" opini-opini yang banyak menyelewengkan Islam.
Buku tentang ghazwul fikri alias perang pemikiran. tapi lebih banyak ke upaya untuk meluruskan pandangan-pandangan negatif kalangan Islamophobia tentang Islam.