Seb Januardi nyaris memiliki segalanya. Tampan, mapan, berkuasa. Hanya dengan menyebut nama belakangnya saja, ia bisa mendapatkan apa pun yang ia mau. Kemudian hidupnya berubah drastis ketika takdir mempertemukannya dengan sosok gadis berusia sepuluh tahun lebih muda darinya di dalam sebuah bus tua. Cantik, misterius, dan seolah tahu cara melumpuhkannya dengan telak. Bersama gadis itu, jatuh cinta sedalam-dalamnya adalah hal termudah yang bisa Sebastian rasakan. Dan melupakannya, adalah hal tersulit yang takkan pernah bisa ia lakukan.
Lalu, ketika sosok itu benar-benar pergi, mampukan ia menjalani kehidupannya seperti semula?
***
“Aku punya firasat kita akan menjadi akrab.”
“Hati-hati,” gadis itu tersenyum tipis. “Kalau terlalu akrab, elo bisa ketagihan.”
Baca kisah Seb dan Serra ini banyak banget stok deg-deg an! Kisah cinta yang diliputi dengan banyak kejadian masa lalu yang cukup kelam. Apalagi Ayah Seb yang membuat Seb seolah robot yang harus menuruti kemauan beliau. Untungnya Seb bisa bersikap tegas juga akhirnya. Tapi sayangnya untuk masalah cinta, Seb seolah buta. Dan setelah banyak kejadian membuat hati dia kembali keras. Serra-lah yang mampu mengubah Seb. Gimana kisah akhir dari mereka ya? Masa lalu apa yang terjadi sama mereka? Baca sendiri yak, aku cukup sampe disini aja ceritanya. . Aku pertama kalinya membaca karya ka Wiwi, gaya bercerita yang menarik, apalagi tentang umur yang lumayan jauh nih tokohnya. Cerita detail juga, untung aja aku nggak menemukan drama ala Alice.
Karakter tokohnya kuat, Serra yang masih muda tapi punya sikap dewasa banget, ya mungkin pengalaman-pengalaman dia membuat sifat dewasa itu muncul. Tapi dia juga masih kayak anak SMA seumuran yang berantem sama temen dan seru-seruan. Seb, sosok dingin yang sebenernya manis dan rapuh. Dia berjuang untuk keluar dari mimpi buruknya selama ini, dan ya hanya Serra yang bisa membantunya. Tokoh lainnya sama kuat, membuat cerita lebih rame.
Gaya bahasa yang mengalir, memakai sudut pandang orang ketiga ini penulis mampu menceritakan tokohnya dengan baik. Aku diajak terhanyut sama kisahnya, dan selalu penasaran apa yang terjadi sama bab selanjutnya.
Konflik tentang masa lalu dan keluarga ini, membuat cerita seru banget. Apalagi ada adegan yang sedikit thriller, kejam juga ternyata Ayahnya Seb. Untungnya eksekusinya pas, endingnya aku merasa kurang nendang wkwkw... Tapi suka sih sama endingnya, bikin Seb sadar itu lama yak. Overall, aku suka sama ceritanya. Bagi yang cari cerita romance, boleh dibaca nih.
"Berhentilah sejenak dari semua kesibukanmu. Keluar dari zona nyaman, terus lakukan hal-hal yang nggak pernah kamu lakukan. Bersenang-senanglah dan jangan takut melakukan kesalahan karena hidup ini hanya sekali. Live your life to the fullest." - Serra, hal.312 . Novel ini tidak tebal, jumlah halamannya standar novel romance biasa, tapi aku bacanya butuh waktu lebih lama. Kenapa? Karena aku takut menghadapi kenyataan. 😅 Kenyataan harus berpisah dengan tokoh-tokoh didalam novel ini. *eaaà
Aku suka novel ini. Gaya penulisan, bahasa, maupun efek yang ditimbulkan ketika membacanya. Kalau kamu mencari bacaan kompleks—bisa membuat dirimu senang, galau, kesal, marah, bahkan sedih—novel ini cocok untuk menemanimu. Ibarat gado-gado, semua rasa ada didalamnya. 😉 . Ini novel kedua Kak Wiwi yang kubaca dan selalu suka dengan karakter tokohnya yang unik, serta latar belakang mereka yang luar biasa buat olahraga jantung. Ide ceritanya juga lain dari yang lain, walau masih seputar cinta tapi kemasannya selalu menggoda. Kenapa bisa seperti itu? *tanyakan pada penulisnya saja* 😅
Cast ceweknya bener-bener luar biasa strong menghadapi segala cobaan hidupnya, konfliknya complicated banget dengan penyelesaian konflik yang juga apik keren deh aku suka, gaya penulisan yang keren bikin bacaan mengalir sampai-sampai nggak nyadar udah baca sampai setengah aja. Two tumbs up buat kakak penulis 😁
Alhirnya selesai juga. Dari 4 buku sebelumnya, ini emang yg paling oke sih dari gaya bahasanya lebih enak dan konfliknya juga lebih berat.
Tapi semuanya nanggung. Hubungan Sera sama Seb juga nggak ada chemistry-nya sama sekali. Terus masalah keluarganya juga nggak di eksplor. Semuanya emang dipermukaan aja.
Yang heran dan untuk pertama kalinya aku ad perasaan pas baca buku ini adalah pas mamanya Sera nyalahin Sebastian. Gk nyalahin sih, tapi dia benci ama Seb karena nyakitin Sera. Haha, kocak banget, padahal semua berawal dari dia jiiiib. Dia egois dan gk mau bantu Sera. Ibu kek gini mending dibuang aja ke laut.
"Kamu pernah merasa lelah berpura-pura semuanya baik-baik saja, semuanya sempurna, sementara dada ini rasanya ingin meledak? Orang menganggapku manusia paling nggak tahu diri dan nggak bisa bersyukur, tapi mereka nggak tahu gimana rasanya menjalani hidup sepertiku." Hlm.15 🎶 Judul : Forgetting Not Forgotten Penulis : @wiwisuyanti Jumlah Hlm : 396Hlm Penerbit : @elexmedia 🎶 [B.L.U.R.B] Tampan, kaya, berkuasa dan nyaris sempurna, itulah yang kata yang bisa menggambarkan sosok Sebastian Januardi. Namun dalam satu malam hidupnya berubah sejak pertemuannya dengan seorang bocah yang usianya terpaut 10 tahun dengannya disebuah bus tua.
Sosok cantik, misterius dan seolah tau cara melumpuhkannya dengan telak. Bersama gadis itu Seb dibuat jatuh cinta sedalam-dalamnya dengan mudah, namun untuk melupakan adalah hal tersulit yang tak pernah bisa ia lakukan.
Mampukah ia melanjutkan hidup setelah kepergian gadis itu? 🎶 Begitu selesai baca novel ini aku langsung berdecak kagum sama sosok Serra, gilaaak keren parah! Sosok gadis berusia 17thn tapi bisa nge-treat seorang Sebastian yang memiliki trauma masa lalu dan dengan jarak usianya terpaut 10thn dengannya (padahal masa lalunya juga tak kalah mengenaskan😢)
Aku suka dengan alur ceritanya yang lebih mengarah ke dark-romance. Sisi gelap tokoh utamanya (Serra-Seb) ditampilkan dengan apik oleh kak @wiwisuyanti, aku suka bagaimana bagaimana proses pertemuan antara Seb dan Serra yang terjadi secara tidak sengaja. Bagaimana Seb langsung merasa nyaman bercerita dengan random people yang ditemuinya.
Aku suka sama karakter Serra (dia bakal jadi female lead yang akan selalu aku ingat) karna sosoknya yang kuat dan mampu menghadapi segalanya, dia juga masih memikirkan orang lain padahal masalahnya sendiri saja sudah sangat berat👏👍. Aku suka bagian ketika Serra ajak Seb nikmatin starling dan disitu dia bercerita tentang cita²nya😍.
Konflik dalam cerita ini cukup kompleks menurutku, karna tidak hanya pembahasan tentang keluarga atau konflik remaja pada umumnya. Namun juga membahas tentang sexual harassment, aku sedih ketika tau Serra menghadapinya seorang diri😭. 🎶 Menurutku ini adalah salah satu novel yang wajib kalian baca, cukup banyak yang bisa dijadikan pembelajaran bahwa pentingnya memaafkan diri sendiri dan berdamai dengan masalalu. Dan yang terutama adalah kita tidak perlu penghakiman, yang kita butuhkan adalah bagaimana kita didengar. Oiya karna rate untuk novel ini 18+ aku harap kalian bijak ya dalam memilih bacaan😉. Sekian review dari aku, mohon maaf apabila ada kekurangan🙏😉.
Bacanya asli sesek napas. Sedih, terharu, menegangkan, emosi juga. Banyak hal yg tak terduga. Tapi, cukup realistis juga bikin merinding. Konfliknya klimaks. Aku udah menduga sih Serra akan mengalami hal mengerikan. Tapi, aku tetap terkejut juga ikutan ngeri bayanginnya. Ada beberapa typo tapi masih enak di baca. Selalu suka dengan tulisan ka Wiwi. Dan pengemasannya rapih dan suka penyelesaian konflik untuk kepingan puzzlenya. Ah, aku mau peluk Serra jadinya 😭🤗
Nggak rela udah tamat. 😂 Ini pertama kali aku baca buku kak Wiwi, dan aku langsung jatuh cinta. Cerita nggak sesimpel blurp yang ditulis di cover belakang.
Menurutku, selain masuk kategori citylite, mungkin bisa dimasukkan pada daftar dark romance kali yak. Selain adegan percintaan, ada juga adegan pembalasan yang eksplisit. Itu jadi salah satu alasan kenapa berlabel rating 18+.
Karakter yang kuat dan tajam menjadi pesona tersendiri, mereka bikin gereget. Terutama chara pasangan tokoh utama. Hanya, Alice dan Eva pengaruhna di cerita ini kurang keliatan. Ngomong-ngomong, tokoh favoritku malah Tan loh.~ 😆
Alur-maju mundurnya bikin geregetan karena penasaran. Banyak pertanyaan yang muncul pas baca, nah terjawab sudah pas sampai akhir. Kak Wiwi sukses bikin aku kebanyakan nahan napas pas baca, ahaha. Konfliknya seru. Complicated! Tapi rasanya di akhir kek masih ada yang belum selesai, dan bikin aku penasaran.
Cerita ini menggunakan sudut pandang orang ketiga. Rasanya agak lebih kental diceritakan dari bagian Seb. Aku bahkan masih merasa Serra itu misterius meski cerita udah selesai, sedangkan Seb terasa seperti buku yang terbuka lebar. 😄
Ada beberapa isu yang diselipin di sini juga. Mengenai alam dan juga humanisme. Hal yang kadang luput untuk disadari orang-orang. Aku paling suka pas bahas Nemo. 😆
"Obat tidur. Teman terbaikku di dunia. " -hal. 49- . Seb yang sedang mengalami 'kelelahan' dalam hidupnya bertemu seorang gadis berseragam SMA penyuka lagu-lagu lawas di sebuah bus yang ia tumpangi secara asal. Hal itu membuat Seb mengajukan sebuah penawaran karena ia merasa candu dengan Serra si gadis SMA sebagai penenang untuknya. Serra menerima tawaran Seb dengan terpaksa karena Reno. . . "Lo pikir semua orang bakal diam membiarkan lo bertindak seenaknya?!" -hal.271- . Di sekolah, Serra dan Erin menganggap Lulu sebagai Lucifer beserta dayang-dayangnya karena selalu mengganggu orang lain termasuk ia dan teman-temannya. Hingga akhirnya ia mampu membuat Lulu jera dengan tindakan ekstrem. . . Aku percaya sama kamu, Serra, pada semua yang kamu katakan" -hal. 337- . Tan Januardi menganggap Serra adalah sandungan besar untuk anaknya. Menggunakan kelemahan Serra untuk dapat melepaskan Seb. Serra pun menyanggupi hal tersebut dengan sebuah pengorbanan besar. . . Suka deh sama cerita Seb dan Serra ini. Hubungan dengan perbedaan usia 10 tahun. Serra yang masih berseragam SMA memiliki sikap dan pemikiran yang matang. Kesalahan membuatnya dewasa dan mampu menghadapi masalah yang terjadi. Seb yang merasa 'sakit' harus hidup dalam kepura-puraan dan hidup sesuai keinginan ayahnya. . Tentang bagaimana cara memaafkan diri sendiri serta menerima diri sendiri itu kerasa banget disini. Bagaimana masalah terjadi dan cara penyelesaiannya juga ada. Masalah tidak hanya tentang itu, masalah pem-bullyan pun dibahas disini dan diselesaikan dengan baik juga. Dan juga bagaimana cara menjaga keluarga yang dicintai dengan sebuah pengorbanan. . Feel yang diceritakan pun dapat saya rasakan saat membaca cerita ini. Keseluruhan suka banget. Bacanya asik dan seru gak harus mengernyitkan dahi.
Forgetting Not Forgotten masuk dalam list novel favoritku. Gimana nggak, karakter Serra ini bener-bener nggak bisa dilupakan. Masalah yang dihadapi Serra berat banget untuk ukuran anak seusianya, tapi dia berhasil menghadapinya, dan akhirnya selesai. Bagusnya lagi, Serra masih sempat memikirkan mimpinya saat satu per satu masalah terus mendesak.
Kenapa aku suka novel ini? Karena karakternya nggak protagonis kebangetan. Maksud aku, kita sering nemuin kan entah itu di sinetron, film, novel lain, di mana tokoh utamanya dikisahkan lemah karena saking baiknya. Nah di novel ini tuh nggak. Beberapa bagian memang terlihat klise, tapi dengan karakter yang seperti itu aku jadi dapet 'warna' baru.
Overall, novel ini menghibur banget. Pecandu fiksi wajib baca.
Karya kedua kak Wiwi yang aku baca. Cuma butuh dua kata. Keren dan menyebalkan. Seperti yang kita ketahui di novel Someday, ada Liam yang menyebalkan, maka di sini banyak tokoh yang menyebalkan. Nggak cuma satu aja. Dan itu cukup bikin kita keki. Selain itu, novel ini juga sangat page turner.
Di awal, macam pelintiran kisah Cinderella. Pangeran kaya jagoan kita yang sedang stres menghadapi tuntutan"kekasih"posesif (dan tentunya kaya), bertemu seorang gadis muda yang "kelihatan miskin" di sebuah bus kota. Saking "miskin"-nya, sang gadis "terpaksa" tinggal di sebuah apartemen mewah milik seorang pengeran cukup kaya lainnya, dengan bayaran pelayanan tubuhnya bila diinginkan.
Nah, begitu. Pertemuan dalam bus tersebut menimbulkan candu bagi pangeran kita, sehingga bisa ditebak kisah selanjutnya adalah kekuatan bulan, eh bukan, ups harta membawa sang gadis muda ke istananya. Apartemen lain yang lebih mewah, tentu saja. Dari posisi sang gadis yang disepakati sebagai pendukung emosional, akhirnya jatuh lagi sebagai pemuas nafsu duniawi pangeran.
Pewaris usaha yang muda, tampan, kaya, dan terkenal Seb Januardi, terkesan dengan sikap impulsif Serra Agatha, anak SMA 17 tahun yang berselera musik jadul dan ternyata simpanan "Bobby", seorang pria beristri. Seb setuju membayar berapa pun yang diminta Serra untuk mau pindah ke apartemen Seb, sebagai simpanannya juga, karena dunia tahu Seb sudah punya pasangan, putri konglomerat bernama Alice sang ratu drama.
Makin ke belakang cerita, kita jadi tahu ada masa lalu yang membuat Serra "terpaksa" jadi perempuan simpanan Bobby dan Seb. Juga kita jadi tahu bahwa Serra sama sekali tak sebatang kara, apalagi dari keluarga miskin. Ayah dan ibunya masih hidup, walau ia awalnya tak mau membahas keadaan mereka. Informasi ini yang bikin saya menyerah dengan sisa alur cerita. Ya sudahlah, drama seru kan harus ada konflik tajamnya.
Sayang banget sih tapinya, dengan posisi Serra, selama bertahun-tahun dia harus pasrah menghadapi hantu masa lalunya.
Ujung cerita, nyaris sebelumnya sih, sudah cukup mencekam. Tapi mungkin untuk akhir yang bahagia, adegan kesadaran para tokoh perlu dibikin beberapa tahun kemudian. Ya sudahlah, drama seru kan harus ada konflik tajamnya . Maaf, ya, Seb.
Waktu itu temenku bilang, “kalo lo cari cerita yang tokoh2nya menganggap tokoh lain heroin, lo coba baca forgetting not forgotten deh!” Akhirnya... aku nunggu2 di Gramedia Digital sampe gemes, kok gak masuk2 ahahaha akhirnya beli deh.
Semoga bagian yg aku mau ceritain di sini gak merusak pertimbangan yg mau baca ya.. soalnya ini ya personal dari aku aja. Jadi, aku emang gak suka baca cerita yg nama tokohnya kebarat2an, terus cerita2 tentang cowok khaya rhaya bak dewa yunani yang apapun bisa dibeli. Terus hal2 yang aneh kayak di awal kenapa Serra jarang ketemu ibunya lagi. Suasana bully sekolahan yg sinetron abes. And all cliche thingy that happened in romance novel macam 50 shades atau sinetron. Dan FnF tuh mencakup hampir semua hal itu. Seb tajir melintir tapi dark banget kehidupannya, Serra tipikal cewek gak biasa.
TAPI, aku berusaha mengenyampingkan itu semua karena jalinan cerita yang apik banget. Kayak setiap perjalanan baca aku bisa gasp gitu. Gaya bahasanya enak, ceplas ceplos. Aku suka banget interaksi Serra & Erin, Seb & Serra yang kalo ngobrol berasa mereka itu seumur tapi tetep kerasa gitu lho gap umur mereka dari gaya bicara mereka. Tema ceritanya agak dark (yang mana aku memang cukup suka). Walaupun mungkin aku nggak sampe book-hangover setelah baca ini, tapi buat kalian yang suka tema cowok-cewek dan menganggap satu dan yg lainnya adalah heroin, it’s really worth to read the bittersweet story between seb & serra.
PS: you may try to read this book if u like Stay With Me-nya Sofi Meloni.
Aku bukanlah pembaca yang sering ingat nama penulis novel yang aku baca, tapi saat baca #forgettingnotforgotten sepertinya harus bener-bener perhatiin nama penulisnya karena aku bakalan langganan baca tulisan kak @wiwisuyanti yang lain. . . Aku lagi ketagihan baca seri #citylite dan nemu yang bikin adem panas pas baca. Kata teman2, ini novel berangkat dari Wattpad, tapi emang dasarnya aku jarang baca WP jadi nggak tahu. Katrok banget kan? 😅 . Saat baca halaman pertama, aku kira novel ini klise. Dua orang dengan latar belakang yang berbeda, yang satu sudah seperti om-om dan yang satu masih unyu-unyu ketemu terus akhirnya jatuh cinta. Tapi salah besar. Cerita ini nggak sesederhana itu. . Banyak konflik yang disuguhkan dalam novel #Forgettingnotforgotten ini. Mulai dari romansa cinta sejati Serra dan Seb, konflik keluarga yang terjadi dalam keluarga Seb dan juga Serra, penyakit kejiwaan dan bahkan thriller. . . Dengan banyaknya konflik yang saling berhubungan bukan membuat novel ini ngebosenin tapi malah membuat novel ini berwarna dan cukup mengaduk-aduk emosi pembacanya. . Penulis berhasil membuat pembaca enggan meninggalkan bacaan kalau belum tamat. Benar-benar membuat ketagihan. . Eksekusi ending yang tak terduga membuat pembaca menahan napas. . Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. "Hidup penuh misteri, kadang memang nggak selalu manis kayak red velvet cake, tapi juga nggak selalu kelam kayak lagu-lagu Adele." . Begitulah hidup. Seperti yang digambarkan dalam novel ini. Novel yang layak dibaca untuk pecinta bacaan yang nggak menyek-menyek 😉 . Eits, tapi aku sarankan novel ini sebaiknya dibaca sama pembaca 18+ ya, meskipun Tokoh Serra digambarkan masih berusia 17 tahun 😅. . . ❤❤❤❤ (4❤ from 5❤) Love it. 😍
Pasangan beda 10 tahun ini sebenarnya bukan masalah buat aku, sih. It's like aku sama Lee Jong Suk gitu gaes🤣🤣. Tapi jujur aku kurang sregnya kalo Serra ini masih sekolah trus berhubungan sama om-om yang udah kerja. Jadi gap umurnya kelihatan banget di situ.
Tapi, justru itu konflik dasarnya biar dasar ceritanya dapet. Dan aku nikmatin aja sih bacanya.
Aku suka dengan sosok Serra yang pemikirannya dewasa, gak keliatan kayak anak 17 tahun, and then dia berani dan kuat menghadapi Seb, bahkan Tan. Aku ikut jatuh hati dengan Seb kayak Serra.
Serra diceritakan begitu berbeda dengan sosok remaja jaman now yang lebih tertarik sama oppa-oppa Korea *aku salah satunya🤣*. Serra lebih tertarik dengan lagu-lagu oldies yang jujur aku gak tahu samsek😅😅. Sumpah, aku benci dengan orang yang menghancurkan hidup Serra!
Karakter tokoh digambarkan dengan sangat jelas. Alur diceritakan begitu apik, sehingga gak bikin bingung dan aku suka banget sama jalan ceritanya. Tapi, ada beberapa hal yang aku anggap janggal.
Dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga, aku ikut masuk ke dalam kisah Seb dan Serra. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
Aku banyak belajar dari kisah Seb dan Serra ini. "Daripada terus-terusan hidup untuk menjadi Si Nomor Satu, lebih baik jalani hidup ini menjadi Si Bahagia." Kalimat di atas adalah satu dari banyak kutipan yang aku sukai.
Overall, aku suka dengan novel ini dan gak sabar baca buku Kak Wiwi lainnya🤩🤩
Yaampun! Ini saya baca romance serasa baca thriller. Always ask: what's happen next? why this things can be possibly happen? when all the shitty things will be end and open?
Saat baca blurbnya, jujur saya nggak memiliki ekspetasi yang luar biasa terhadap buku ini. Saya kira ini hanya cerita soal anak SMA dan seorang pria yang memiliki selisih umur 10 tahun. Just it! Tapi setelah memasuki bab 10, saya langsung ambil keputusan: this book has a complex and complicated story!
Konflik dalam buku ini begitu padat, dari awal sampai akhir rasanya nggak ada jeda meski hanya sekadar untuk ber-haha-hihi. Untungnya sifat dan gaya bicara Serra bisa mengimbangi 'keseriusan' buku ini, ngakak terus saya tiap kali baca percakapannya sama Erin atau Seb. Yup, di sinilah kelebihan buku ini. Meski serius, tapi masih bisa bikin orang ketawa.
Oh ya, saya suka banget sama karakter Serra, lepas dan apa adanya banget. Itu juga masih ditambah otaknya yang cemerlang. Dia anak 17 tahun banget, tapi karena terdesak situasi jadi punya pikiran yang panjang. Sementara untuk Sebastian ... hm, just ordinary rich man, nothing more. My fave is Serra <3
Dan untuk endingnya?! Haduh! Di sini saya pengen teriak. Kok berasa gantung banget? Entah ini bener atau enggak, aku ngerasa kalau sebenernya cerita ini belum kelar, tapi terpaksa dikelarin karena keterbatasan halaman. Memang untuk cerita sepelik ini, 400 halaman nggak cukup.
P.S. Kalau aja ada sekuelnya, aku bakalan upgrade rateku dari 4 jadi 4.5 :) Cuma nggak puas di ending aja.
Astaga..tumben segalau ini mau ngasi review..pengen ngasi rating 4 karena ceritanya nyaris ilegal (usia 27 dengan usia 17) tapi pengen ngasi rating 5 karena story telling, karakter, konflik, dan plot-nya oke banget..apakah ini tentang grooming? Enggak sih..malah disini karakter ceweknya yg notabene usia 17 tahun terlihat lebih matang karena ditempa cobaan hidup bertubi tubi dan malah dia yang "meng-grooming" si cowok (lah?!) Dan seriously buku ini seru banget buat dibaca..hampir 400 halaman cuma kubaca dalam waktu 3 jam saking serunya. Plot dan konfliknya ditata dengan sangat rapi, penulisannya tipe show not tell, dinamika hubungannya diceritakan dengan apik..buat aku yang bukan penggemar insta-love suka banget nih sama tipe penulisan yang seperti ini. Diksi-nya bagus..apalagi diksi antagonis-nya..beuhh dapet banget! Endingnya menurutku masih open ending..kayaknya bisa banget dilanjutin tanpa terlihat memaksa tapi gak dilanjutin pun pembaca seperti saya sudah cukup puas.
Okelaaah setelah menimbang2 saya kasi rating 4,5..buku ini sangat menghibur, bikin saya lupa waktu dengan cara yang menyenangkan..minus 0,5 karena umur si cewek dan plot yg harusnya mereka nyari psikolog atau psikiater aja sih daripada saling menyembuhkan tanpa tenaga ahli.
Sejak membaca novel Someday : Unexpected Love dan Someday : I Choose You aku jatuh cinta dengan tulisan Kak Wiwi Suyanti. Makanya aku bahagia sekali bisa mencicipi tulisannya kembali.
Aku memang bukanlah pembaca wattpad, tapi aku suka berkenalan dengan tulisan-tulisan bagus yang diterbitkan oleh wattpad, salah satunya ya Kak Wiwi ini. Novel Forgetting Not Forgotten ini juga semakin membuatku menyukai tulisannya dan tidak akan pernah ragu untuk membaca tulisannya yang lain.
Awalnya aku pikir novel ini hanya menyuguhkan kisah romansa biasa antara 2 orang berbeda kepribadian, berbeda usia dan strata sosial. Nyatanya aku SALAH BESAR. Konflik dalam novel ini sungguh rumit sekali, tidak hanya kisah cinta saja, tetapi ada drama keluarga, thriller dan trauma itu sendiri.
Semakin lama membaca aku semakin ketagihan untuk terus membaca. Aku benar-benar dibuat penasaran, akan berakhir seperti apa kisah Serra dan Seb. Benar-benar deg-degan menjelang ending, Kak Wiwi sukses mempermainkan emosiku saat membaca novel ini.
Kamu mencari sebuah kisah romansa berbalut drama keluarga aku rekomendasikan novel ini untuk kamu baca. Percayalah novel ini tidak sesederhana yang kamu pikirkan.
Wow, kayaknya aku jatuh cinta, jatuh cinta sama konflik yang ada di buku ini, memang sih sedikit mengandung drama, tapi, entah kenapa aku malah menikmatinya, sampai nggak mau satu kalimatpun kelewat, oh God, konfliknya bikin darahku naik turun 😂😂 kayak semacam perasaan Seb ke Serra, semacam candu. Sekali masuk, nggak akan bisa keluar, malah nagih.
Menggunakan POV 3 yang mampu mendeskripsikan seluruh keadaan dalam cerita, dan juga penokohan yang cukup kuat, membuat aku penasaran banget, sama hal nekat apa yang akan dilakukan para tokoh selanjutnya.
Eksekusi konflik yang juga membuatku seperti sedang menonton film aksi, saking bikin deg2an nya, udah pasti klimaks banget. Dan "eeerrrhh" banget 😅😅 walaupun, terkesan terburu2 saat penyelesaian konflik. Tapi, aku merasa cukup puas.
Membaca cerita ini, aku seperti menyelami kembali tulisan kak wiwi sebelumnya yaitu Someday, banyak humor dan hal2 konyol yang diselipkan dalam cerita. Dan itu sangat mengobati kerinduan ku akan gaya nya bercerita. Percayalah, aku selalu jatuh cinta dengan tokoh ciptaannya 💕
Namun, hanya sedikit yang membuatku kurang nyaman, ada ketidak konsistenan penyebutan "gue/aku" didalam satu kalimat, dan beberapa typo. Itu aja, selebihnya aku benar2 menyukai kerumitan isi kepala Serra 😂😂
"Mereka yang bilang bahwa waktu bisa mengobati segalanya itu bohong. Nggak akan ada yang bisa mengobati rasa kehilangan, nggak ada. Satu-satunya cara hanyalah menerima bahwa memang ada satu bagian dalam hidup kita yang nggak akan pernah utuh lagi. Life's suck and full of mysteries, Seb, and we're all part of this. Besar atau kecil, kaya atau miskin, semua orang akan berpisah. Semua orang akan pergi."
Pertama kalinya baca karya Mba Wiwi, sampai dibuat tertegun dengan kisah drama yang dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam cerita ini. Membaca novel ini langsung tanpa babibu membaca blurbnya. Setelah membaca blurbnya, kedengaran seperti kisah yang klise, tapi tidak seklise itu jika tidak membacanya sampai habis. Dan yang buat saya takjub adalah karakter Serra. Penulis berhasil membuat karakter Serra menjadi karakter wanita favoritku. Pemikirannya, kecintaannya terhadap lagu-lagu lawas, bahkan perjuangannya yang tidak main-main, meskipun ia hanya anak SMA.
Ending yang dikemas dengan sangat manis. Tapi entah kenapa buatku kurang greget, haha. Padahal aku menunggu momen-momen saat Papanya Seb diringkus. Tapi malah tidak diceritakan.
"Aku membayangkan kamu berada di suatu tempat, tertawa bersama orang lain dan melupakan aku sama sekali." - Pg. 396
Selesai! Cerita ini salah satu favoritku dari karya kak wiwi.. *semua juga favorit sih* cerita ini tuh ada dark side nya tapi entah kenapa kayak magnet yang narik buat baca cerita ini. Eits, biarin kata ada dark side nya, ada sweet side nya juga loh. Seringnya sih memang antara Serra & Erin hahaha, tapi sama Seb ada juga kok. Memang sih dibandingkan versi cetak ini, versi dunia oren lebih kusukai. Tapi tenang kawan, nggak mengurangi tingkat kesenangan kamu pas baca versi cetaknya ini kok.
Dari segi cover suka banget. Aku kayak ngeliat bayangan Serra di sana. Kalau di Someday aku pengen banget nyeburin Liam ke laut, untuk buku ini aku pengen sleding yang terhormat Tuan Tan Joseph Januardi sama Andre. Yah, paling pengen sih nyeleding bapaknya si Seb.
Entah kenapa Saya yakin kalo Seb “The Freak show” Januardi ini bakalan punya tempat sendiri dihati mba—apa cece? Wiwi. Dan voila, ku senang ternyata memang ada cerita soal Seb. Sempet mau pairing Seb sama Emma sbenernya, tapi well ujung-ujunya ga tega sama Benji. Dan well, ku rasa Serra memang yang paling cocok buat dampingin Seb.
Unik sih ya, hubungan terpaut usia cukup jauh—10 tahun cuy, anak kuliahan macarin anak2 SMA aja udah berasa macarin cabe. Nah ini bachelor of the year, “macarin” anak SMA! But again, age is just a number. Serra bener-bener old soul trapped in kid body. Iyes, penyuka musik oldies, ada gitu anak SMA yang nggak tergila-gila si mba Tay? Ya serra! Yah Serra yang kebiasa dengan keadaan yang susah sih jadi cara berpikirnya bener-bener caspleng.
Dan pertama kali tau emaknya si Serra kerjanya jadi Menteri Keuangan ku langsung bayangin kalo bu Sri Mulyani (idolaku!) itu punya anak kaya Serra, wakaka!
Ide yang dipilih mbak Wiwi untuk novel ini menurut saya agak sedikit berat, tapi mungkin memang terjadi di dunia serba digital ini. Seorang anak SMA bergaul dengan kalangan jetset bahkan demi segepok uang. Tentu saja ada ada alasannya anak SMA itu, Serra, melakukan hal tersebut. Serra yang menjadi simpanan lelaki, Andre alias bobby, yang tidak diketahu Seb.
Kisah lain, Seb,seorang lelaki sempurna tetapi ternyata memiliki trauma masa lalu, tentang kematioan ibunya yang diketahuinya karena bunuh diri. Hal itu menghantui mimpi-mimpi Seb hingga dia tak pernah bisa tidur nyenyak setiap malam.
Andre adalah suami Sofie, adik kandung Seb. Seb begitu mencintai Sofie, bahkan ketika ayahnya mengancam untuk memisahkannya dari Sofie jika dia menolak menikah dengan Alice.
Novel ini bagi saya agal sedikit berat, namun gaya penceritaanyayang luwes membuat saya mampu menyelesaikan novel setebal 398 hal ini.
Pertama kali membaca novel karya kak Wiwi walaupun udah baca di wattpad yaa. Speechless. Konflik yang diambil bener-bener bikin yang baca susah menebak akhir kisah Seb dan Serra . . Ada dendam, permasalahan hati, keluarga, bisnis yang menguntungkan kedua pihak, balas dendam, kehangatan keluarga, pengorbanan, keikhlasan, memaafkan, melepaskan, pengkhianatan. Jangan lupa juga ada kisah cinta yang mengharu biru disini . . Walaupun ada beberapa adegan yang nggak ada, tapi nggak mengurangi inti dari cerita FnF ini. Boleh gemes sama tokoh utamanya? Boleh nimpuk Ayahnya Seb pakai botol sekarung? Dari awal baca, udah bingung, akhir kisahnya mau dibawa kemana yaa. Apalagi waktu konfliknya dimulai, nahan napas deh . . Kalau kamu mencari kisah yang komplit banget, kamu harus baca novel ini. Recomended banget buat kamu baca.
Menyelesaikan buku ini dalam sehari, dan langsung jatuh cinta :) Banyak kata kata motivas yang dikasih Ka Wiwi lewat Serra . Terima kasih ka Wiwi karna udah buat cerita yang bagus :)
Salah dua kutipan motivasi dari Serra yang paling bikin mikir "iyaaaa juga yaaaa..." hehe ------------------------------------------------- "Daripada terus-terusan hidup untuk menjadi Si Nomor Satu, lebih baik jalani hidup ini untuk menjadi Si Bahagia . Hidup penuh misteri, kadang memang nggak selalu manis kayak red velvet cake, tapi juga nggak selalu kelam kayak lagu-lagu Adele." - Serra (hal.61)
"Untuk merasa hidup, kamu harus menikmati hidup itu, bukan sekedar menjalaninya, karna itu saja nggak cukup."- Serra (hal.307)
Jadi, ini buku udah beli cukup lama. Tapi belum sempat dibaca, padahal ini satu-satunya novel yang ku bawa merantau. Suatu hari, tergerak hatiku untuk membaca novel ini. Berharap banget agar novel yang akan ku baca saat itu (read: novel ini) gak gagal, karena aku cukup lama berhenti baca novel karena "kapok" baca novel yang gak worthy.
DANNNNN VOILA!!! yash.. berkat novel ini, semangat membacaku kembali lagi. Cerita yang menarik dan ada beberapa kejutan serta tak lupa sensasi roller coaster hadir di novel ini. Ya.. meski ada sedikit kekecewaanku terhadap endingnya. Karena menurutku pribadi, akhir yang sedih akan lebih cocok. Tapi, secara keseluruhan (judul, bahasa, permasalahan, alur, dll) oke banget sih!