Waktunya Pulang

by Febriawan Jauhari

Apa yang hilang dari dia yang telah menemukan Allah? Apa yang ditemukan dia yang telah kehilangan Allah?

Berbisik pada diri sendiri, "Allah begitu sayang padamu, tapi kamu terus-terus menjauh. Pulanglah, rasakanlah Allah."

Sungguh, Allah tetaplah Allah, baik dengan ada atau tidak adanya kita, Allah tetap menjadi penguasa alam raya. Tapi kita? Tanpa Allah, siapalah kita ini?!

Waktunya pulang...

Genres: Self Help

197 pages, Paperback

Published March 16, 2021

Reviews

[Najia Al Umri (najiainwonderland) · Rating 4 out of 5]

I always think go home to Allah means death, this book remind me that there are so many ways to go home and alive at the same time. Thank you for the knowledge that you share
Masha Allah Tabarakallah

[Kudup Nawang Wulan · Rating 5 out of 5]

"Kamu tidak harus menunggu baik dulu baru berubah, tapi berubahlah maka nanti Allah akan bantu perbaiki dirimu." (Hal. 26)

WAKTUNYA PULANG - Febriawan Jauhari
Perjalanan paling menyedihkan adalah perjalanan melupakan Allah..
Begitu pula buku ketiga penulis ini berisikan tuntunan untuk kembali mengingat Allah, kembali mengingat diri ini yang bukan siapa-siapa, diri ini yang tidak punya apa-apa, untuk kembali mengingat Allah, Dzat yang paling kita butuhkan semesta raya.
Seperti judulnya, buku ini adalah sebuah kisah perjalanan kita menemui Allah, kembali pulang menuju Allah. Setelah berlelah-lelah dalam dosa, setelah berlalai mengabaikan Allah.
Setiap kalimat yang ditulis membuat saya tertegun kemudian merenung panjang. Buku yang sangat kompleks menurut saya serta bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami, ditambah dengan cerita-cerita pendek yang disajikan serta kesimpulan yang mendalam.
Di akhir buku juga ditulis "Merasakan Allah", yaitu dengan berdo'a mendekat kepada-Nya di waktu-waktu terbaik, meminta kepada Allah dengan tidak tergesa-gesa serta penuh keyakinan. Percaya kepada Allah bahwa Allah mengabulkan permintaan kita dengan cara-Nya. Karena Allah Yang Maha Tahu apa yang kita butuhkan.

"Pada akhirnya..
Berdo'a kepada Allah tak hanya tentang terkabulnya harap dan pinta saja, tapi lebih dari itu
Allah juga akan berikan ketenangan.

Sungguh, berdo'a adalah bentuk tawakkal, menyerahkan ujung cerita kepada Allah yang memang sudah ada di ujung. Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Ya Rabb, Engkau begitu menyayangiku, tapi aku terus-teruan menjauh, aku ingin pulang merasakan hangatnya cinta-Mu."

[Ilhams · Rating 5 out of 5]

Waktunya Pulang menjadi buku yang paling saya sukai dibandingkan dua buku Bang Jauh yang sebelumnya pernah saya baca. Buku ini bagaikan teman dekat yang begitu memahami diri kita, sebagai teman yang begitu menyayangi kita, yang menginginkan hanya kebaikan untuk diri kita. Dia memberikan nasihat agar kita berbenah diri, menjadi hamba yang lebih baik untuk Pencipta, tanpa ada maksud menggurui atau menghakimi.

Terus pembahasannya nggak jauh jauh dari kehidupan sehari hari yang sering sekali kita alami. Menariknya, bang jauh disini mengaitkan yang kita alami saat ini dengan hal serupa yang pernah dilalui oleh Rasulallah maupun para sahabat ataupun peringatan dan cerita dari Allah langsung yang sumbernya sudah pasti dan jelas ( *jadi didalam buku ini dalil dalil nya lengkap).

Membaca buku ini juga enak dan mengalir sekali. Kalimatnya nggak terlalu Panjang dan penuh akan makna, menyejukkan sekali pokoknya. Bang Jauh selalu berhasil mengemas segalanya dalam Bahasa yang sangat ringan dan mudah dimengerti.

Dan yang paling buat jatuh cinta sama buku ini adalah kita dibuat seolah olah sedang berdiskusi dengan diri sendiri dan buku ini hadir menemani.

Misalnya di halaman 28 tentang ‘Alasan untun menyerah’. Kita dibuat seakan akan sedang berdiskusi dengan diri

“sudahlah, aku terlanjur basah. Diriku terlalu kotor, aku tak layak untuk Kembali kepada-Nya.” Begitu bisikmu menyerah

lanjutannya? langsung meluncur https://www.ilhamsy.com/2022/11/book-...

[Harum IP · Rating 4 out of 5]

Membaca buku ini seperti menemukan oase di tengah hidup yg sedang blur, berada di antara ketaatan dan gempuran godaan syaitan yg mengiringi usaha menempuh perjalanan kembali padaNya.

Buku Waktunya Pulang karya @febriawanjauhari ini secara sederhana membagi "peta" perjalanan menjadi 4 bagian:
1. Tentang berbagai kebaikan yg menjadi alasan untuk lebih mencintaiNya
2. Duo "Pelahap Rezeki": Maksiat & Dosa
3. Cara utama untuk kembali: Taubat Nasuha, beserta rincian singkat tata laksananya
4. Adab dlm bermunajat padaNya

Beberapa penjelasan mungkin sudah pernah aku baca di literatur bertema sejenis, tetapi yg aku kagumi dari buku ini adalah rangkaian bab yg ditata runut nan lengkap (mulai dari problematikanya, ajakan utk merenung, hingga ditunjukkan "cara mengatasinya"), penuturannya yg bermain-main di antara kelembutan dan ketegasan di sana-sini, dan terakhir covernya yg adeemm, cocok sekali vibes-nya dgn isi di dalamnya... ☁

Kekurangannya, hmm...sekedar saran kak, beberapa kata menurutku bisa diganti dgn yg lebih sesuai konteks kalimat, karena pas baca kok agak "ini kalau misal pakai kata [......] kyknya lebih enak dibaca..." kata yg manakah ituu?? Boleh coba dibaca sendiri frens, karena siapa tahu itu cuma ke-sotoy-an saran dari penulis awam sepertiku, hihihi 🤭🙏

[Tiya Mulani · Rating 5 out of 5]

Buku ketiga dari Febriawan Jauhari. Buku ini sudah mencuri perhatian saya bahkan jauh sebelum saya memutuskan untuk membelinya. Sampul dengan campuran warna yang menenangkan dan sedikit kutipan yang menggugah hati orang yang membacanya, “Perjalanan paling menyakitkan adalah perjalanan melupakan Allah.”

Selesai membaca buku ini, ada begitu banyak bagiannya yang harus saya abadikan di notion saya. Untuk nantinya dibaca kembali, sebagai pengingat diri di waktu lalai.

Waktunya Pulang menjadi buku yang paling saya sukai dibandingkan dua bukunya yang sebelumnya. Buku ini bagaikan teman dekat yang begitu memahami diri kita, sebagai teman yang begitu menyayangi kita, yang menginginkan hanya kebaikan untuk diri kita. Dia memberikan nasihat agar kita berbenah diri, menjadi hamba yang lebih baik untuk Pencipta, tanpa ada maksud menggurui atau menghukumi.

Buku ini ingin saya rekomendasikan ke banyak orang. Agar lebih banyak yang tergerak untuk tidak pernah berputus asa atas rahmat Allah dalam hidup ini, seperti saya. Karena buku ini tidak terbatas oleh usia, semua orang bisa membacanya. Semua orang pun bisa merasakan keterkaitan dengan buku ini.

[ommimembaca · Rating 4 out of 5]

Ada begitu banyak hal yang kita terlepas pandang tentang betapa kasihnya Tuhan pada kita. Buku ini dimulakan dengan menyedarkan kembali bagaimana Tuhan memeluk kita dengan cintaNya dalam setiap keadaan yang mungkin kita tidak sedar .

"Tapi kamu menjauh" .
Ini adalah bahagian kedua dari naskah ini.
Kerana kealpaan kita, kita terus menerus berada dalam kemaksiatan sehingga kita sendiri gagal mendefinisikan ketidaktenangan yang dirasa .

Seterusnya kita diajak untuk pulang.
Pulang kepada Dia yang selalu menanti kepulangan kita . Sudah saatnya kita mengakhiri segala kekhilafan diri .

Dan Rasakanlah Allah di dalam perjalananmu menujuNya. Bahagian yang memberi fokus tentang doa - doa yang selalu kita langitkan dengan penuh harapan. Satu yang kita perlu tahu dan percaya adalah, bahawa Tuhan mempunyai 1001 cara untuk mengabulkan setiap mimpi kita .

Naskah yang sangat bermanfaat untuk dibaca . Naskah yang begitu dekat dengan jiwa !

[greita · Rating 5 out of 5]

"Justru karena kita jauh, maka harus mendekat pada Allah.
Justru karena kita banyak maksiat, maka harus bertobat pada Allah.
Kita jauh lebih butuh Allah daripada mereka mereka yang sudah baik itu."

----

Buku ini menemaniku saat berjalan pulang. Penulisannya tertata menurutku, mengalir begitu baik, ringan tapi tetap cantik. Rasanya seperti ditemani, di puk puk, bukan digurui.
Ditemani dengan kisah kisah tauladan yang membuat buku ini semakin menarik (kebetulan sirah sangat aku sukai)
Mungkin saya akan menyukai buku lainnya dari kakak penulisnya. Karena buku ini seperti teman baik, yang akan saya baca berulang, atau bisa saya buka secara random untuk menjadi reminder.

[هناء · Rating 4 out of 5]

diawal2 Febriawan Jauhari, atau kak Jauh ini bilang "carilah kebenaran, bukan pembenaran".
kata2 itu yang sepertinya begitu ditonjolkan oleh isinya.
to the point, ini buku bagus yang bisa mengantar kita pulang dan mengerti hakikat peribadahan kita kepada-Nya.
nilai plus pada pilihan kata dan dalil2 alquran yang terkadang dipaparkan.

[Adeeabcd · Rating 5 out of 5]

Cocok untuk kamu yang futur, bagi kamu yang sudah memulai untuk berubah untuk berhijrah harus baca. Karena dalam perjalanan untuk kembali kepadaNya ada yg namanya futur ada juga kalanya iman kita melemah. So buku ini bisa membantu kalian buat up lagi

[Afiza · Rating 4 out of 5]

Semua buku yang sy baca dari penulis seberang, semua sedap.

Macam mana suka dengar lagu dari seberang, macam tu juga la sy rasa seronok baca buku penulis dari seberang.

Susunan ayat,kata-kata sangat cantik.

[Rasyeeqah]

How can I read this book?

[Jalil Jalil · Rating 5 out of 5]

Bagaimana caranya supaya bisa di baca

[Annisa NA · Rating 4 out of 5]

Seperti diajak ngobrol oleh penulisnya. Membuat diri merenungi kembali sejauh mana sudah jauh dari Sang Ilahi :") Jazakillah khoiron

[Atikah Rahimah · Rating 3 out of 5]

jangan menyerah meski ingin!

[syarif · Rating 5 out of 5]

Sesuai dengan judulnya, buku ini memberikan bimbingan ke jalan pulang atas perjalanan hidup yang sedang kita jalani saat ini. Banyak pencerahan yang kudapat dari etika berdoa, bagaimana menyusun niat yang tulus, hingga menyikapi takdir yang diberikan. Disertai dengan analogi yang dituturkan sang penulis menjadikan buku ini lebih ringan untuk dilahap!! masya Allah...

[Irma Suryani Rahmi · Rating 5 out of 5]

Bagus