Jump to ratings and reviews
Rate this book

Lunar Eclipse

Rate this book
(Jangan datang ke sekolah pada bulan purnama. Atau, kamu tak akan pernah bisa pulang.)

Serena Aldyathena tak pernah menyangka mimpi buruk yang kerap hadir dalam tidurnya merupakan pertanda terbukanya gerbang kegelapan. Sebuah kecelakaan menghentikan mimpi-mimpinya, lantas menukarnya dengan kemampuan berinteraksi dengan mereka yang berdiri di ambang hidup dan mati. Kenzie Reynand Praditama menyandang gelar indigo di belakang predikat most wanted di SMA Prisma Jaya.

Dia memanfaatkan kemampuan tak wajarnya untuk mendapat perhatian semua orang dan menjaili hantu-hantu penghuni sekolah. Sebuah tragedi melibatkan Serena dan Ken dalam pencarian kebenaran atas kematian sesosok hantu misterius. Satu per satu tabir tersingkap. Pencarian mereka bermuara pada satu titik di mana jawaban atas mimpi buruk yang pernah menghantui Serena menunjukkan bahwa mimpi tersebut bukan bunga tidur belaka.

Dia memperkenalkan diri sebagai sesuatu yang lebih pekat dari kegelapan, lebih mengerikan dari kematian, dan lebih menyeramkan dari hantu mana pun tapi tak dapat disingkirkan tanpa meninggalkan bekas. Sebab, manusia dan emosinya bisa menjadi kombinasi paling merusak yang pernah ada.

416 pages, Paperback

First published February 19, 2018

3 people are currently reading
47 people want to read

About the author

Nindya Chitra

1 book20 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
18 (27%)
4 stars
35 (53%)
3 stars
10 (15%)
2 stars
1 (1%)
1 star
2 (3%)
Displaying 1 - 30 of 31 reviews
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews286 followers
May 11, 2018
Review lengkap http://www.kubikelromance.com/2018/05...


Serena selalu memimpikan hal yang sama setiap kali dia memejamkan mata, bertemu serigala yang siap menerkamnya. Mimpi tersebut mulai hilang ketika dia mengalami kejadian yang memilukan saat kunjungan wisata SMP, sahabatnya meninggal dan Serena sempat koma selama lebih dari satu bulan. Sejak kejadian tersebut, mimpi Serena hilang, tidak pernah muncul sekalipun. Namun, digantikan dengan Serena yang bisa melihat mereka yang tak kasat mata.

Selepas ibunya meninggal, Serena tinggal bersama Tante Risma di Bandung, selain itu dia juga mendapatkan beasiswa di sekolah swasta bergengsi di sana, di SMA Prisma Jaya. Kekuatan yang dimiliki Serena tentu pada awalnya cukup mengganggu, tapi dia mencoba beradaptasi, bahkan tidak jarang dia meminta bantuan pada teman-teman barunya untuk menyelidiki kejanggalan yang ada di sekolah.

Bukan hanya Serena saja yang memiliki kekuatan indigo, ada satu lagi dan dia tidak segan menunjukkan kemampuannya. Dialah Ken, cowok tampan, anak penyumbang terbesar dan paling populer di Prisma Jaya, dia bahkan sering sesumbar akan latar belakang hantu yang pernah ditemuinya, membuat dia dimusuhi para hantu sekaligus menjadi idola di sekolahnya. Serena tidak pernah menyukai Ken karena dia terlalu sombong dan perbuatannya pada para hantu bisa dibilang tidak berperasaan.

Sebuah kejadian membuat mereka harus bekerjasama. Kinan, kembaran Karen -sahabat Serena, tiba-tiba saja menghilang. Dia meninggalkan sebuah buku catatan, awal mulanya dipegang oleh Ken, tapi catatan tersebut hilang. Karen sangat yakin kalau adiknya hanya menghilang, dibuktikan tanda-tanda dia akan mengikuti pertemuan klub astral project. Namun, Serena sangat yakin kalau Kinan sudah meninggal, dia melihat sendiri hantu Kinan menghampirinya.
"Yang mahal di hidup ini tuh waktu sama niat," balasnya tenang. Aku memandangnya diam.
"Lo harusnya bersyukur... Biarpun secara ekonomi lo di bawah gue, setidaknya lo punya satu: niat." Dia menjentikkan jari. "Dan satu lagi, tujuan. Nggak semua orang yang punya duit punya niat dan tujuan yang jelas. Contohnya gue."
Satu hal yang terlihat jelas dari buku debut Nindya Chitra, dia bisa menulis dengan bagus. Padahal dia sudah mengurangi dua puluh ribu kata, saya nggak bisa membayangkan bagaimana naskah awalnya kalau sebanyak itu, hahaha. Yang kedua, cukup diapresiasi dia mengusung genre horor, genre yang tidak banyak dipilih oleh penulis muda, genre yang cukup sulit karena harus bisa membangkitkan indra pembaca.

Genre horor bagi saya bisa mengarah ke dua subgenre, antara misteri atau thriller, bahkan bisa menggabungkan keduanya. Kalau hanya misteri, biasanya ada muatan emosional, hubungan dengan para hantu, kisah masa lalu mereka. Sedangkan thriller, sama seperti namanya, berujung pada pembunuhan. Semua itu ada di buku ini. Misterinya sangat dapat sekali, penulis cukup rapat menyimpan apa yang sebenarnya terjadi, dan plot twistnya benar-benar tidak bisa saya tebak.

Saya punya syarat khusus ketika membaca buku horor, harus bisa membuat saya penasaran dengan misterinya dan bisa membuat saya ketakutan, penulis harus bisa mendeskripsikan wujud makhluk tak kasat mata tersebut, sehingga saya bisa membayangkannya sendiri, membuat bulu kuduk merinding. Dalam hal ini penulis harus jago bernarasi, deskripsinya harus detail, dan Nindya Chitra punya itu.

Saya biasanya menyukai cerita horor yang melibatkan emosi, hubungan antara para hantu dan manusia, misalkan saja seperti dua penulis horor favorit saya, Eve Shi dan Risa Saraswati. Sehingga saya cukup kaget dengan eksekusi yang dipilih penulis, jujur saya tidak menyukainya. Namun, berbeda kalau kalian penggemar cerita perklenikan atau berbau paranormal, atau contoh mudahnya seperti Pengabdi Setan, kalian akan sangat cocok dengan buku ini.

Buku ini sangat detail, saking detailnya menjadi salah satu kekurangan. Penulis terlalu berbelit-belit, kelamaan dengan kode-kode yang dia tebarkan sehingga kesabaran saya berada di puncak kejenuhan. Berdampak pada penyelesaian yang terlalu terburu-buru. Coba lebih di padatkan lagi pada bagian awal, dan diperbanyak pada bagian akhir, di bagian penjelasan atau latar belakang 'lunar eclipse' mungkin bisa lebih bisa saya terima. Misalkan saja bagian taruhan basket itu, saya rasa tidak begitu penting.

Bagian favorit adalah ketika penulis mendatangkan sosok hantu, itu aura menakutkannya kerasa sekali, contohnya hantu di gua, saya bahkan males mau baca di malam hari, hahaha. Bukan debut yang buruk, hanya beda ekspektasi saja, yang jelas saya menantikan karya Nindya Chitra selanjutnya, tulisannya enak dibaca, dan saya berharap dia tetap di genre horor atau turunannya, tidak banyak penulis muda memilih di jalur ini, karena memang tidak mudah.

Bagi kalian yang ingin membaca buku remaja beraroma paranormal yang sedikit sentuhan romance, kalian bisa mencoba membaca buku ini. Bagi kalian pecinta buku horor, siap-siap ketakutan :D
Profile Image for PhiliaFate.
Author 1 book22 followers
July 6, 2018
3.5 dari 5

Pembulatan ke atas karena jarang ada buku misteri slash paranormal lokal yang bagus :3

Aku sebenarnya tertarik membaca sejak buku ini muncul dalam versi wattpad tapi agak malas membaca karena tertinggal jauh :') hingga akhirnya aku berjodoh ketika sang penulis membuka PO

Buku ini unik, perpaduan antara misteri dan paranormalnya pas dan bikin bertanya-tanya sepanjang cerita :D

Beberapa halaman pertama langsung membuatku terpancing untuk membaca lebih lanjut. Misteri tentang mimpi buruk yang dialami oleh tokoh utama membuat aku kepo untuk mencari tahu apa korelasinya dengan cerita utama.

Masalah bergulir ke kasus hilangnya Kinan, saudara kembar dari Karen, sahabat Serena. Petunjuk yang ditebar sepanjang bab-bab awal bikin aku menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi dengan Kinan. Apakah dia sudah meninggal atau masih hidup? Misteri ini yang buat aku ngebut baca novel ini dan makin ke belakang makin buram petunjuknya hahahaha (itu mah kamu aja yg ga paham) sampai akhirnya seluruh misteri terpecahkan di beberapa bab terakhir.

Penceritaannya mengalir lancar dan pembagian petunjuk demi petunjuk secara merata di sepanjang cerita membuat pembaca terus bertanya-tanya hingga akhir. Hanya saja aku tidak terlalu terkesan dengan chemistry antara tokohnya, terutama Karen dan Serena. Katanya temen dekat, tapi malah kabur gitu hubungannya dan banyaknya masalah terjadi karena mereka tidak saling terbuka dengan alasan yang tidak jelas.

Hal berikutnya yg aku soroti adalah aku tidak merasa puas di akhir cerita. Too much unsolved question. Katanya sih bakal ada lanjutannya, semoga bisa dijelaskan beberapa hal yang kurang jelas. Seperti bagaimana hubungan Ken dan Kinan. Hubungan Karen dan Kinan. Mengapa Serena mendapatkan mimpi buruk bahkan sebelum dia ke Prisma Jaya. Kejadian antata Serena dan Tesa dan lain sebagainya. Semuanya dijelaskan dengan tell sehingga berasa seperti tempelan begitu saja.

Jujur aku nyaris drop di pertengahan buku karena aku merasa alurnya berputar terlalu jauh. Ada banyak hal praktis yang harusnya bisa dilakukan agar kasus selesai lebih cepat tapi tokoh utama tidak melakukannya, membuatku bertanya-tanya apakah Serena layak mendapatkan gelar sebagai siswa juara umum dan bercita-cita menjadi wartawan. Kemampuannya untuk melihat arwah pun aku merasa tidak digunakan dengan signifikan untuk menyelesaikan kasus. Kalau dia beneran bisa bertukar kata dengan para hantu, kenapa tidak mencari petunjuk dari mereka? Malah berputar-putar dengan kegalauannya antara Ken dan Karen.

Terlepas dari keluhanku yg sebenarnya tidak terlalu penting, cerita ini salah satu cerita yang menarik untuk dibaca dan menyenangkan untuk sesekali keluar dari cup of tea ku :3

Aku berharap dapat membaca lebih banyak karya dari penulis :D
Profile Image for Eva.
Author 24 books121 followers
March 27, 2018
📚 Tagline buku ini sungguh menarik hati, bikin penasaran dan memperlihatkan sisi misteri novelnya: Jangan datang ke sekolah pada malam bulan purnama. Atau, kamu tak akan pernah bisa pulang.

📚 Kover bukunya sesungguhnya kurang gereget, tapi judul, tagline, dan blurbnya sangat memanggil-manggil hasrat baca. Blurb novel ini memberi bocoran yang pas. Pembaca diberi bayangan dua tokoh utama sedang menghadapi hal genting dan kengerian misterinya. Terutama kalimat terakhir: Sebab, manusia dan emosinya bisa menjadi kombinasi paling merusak yang pernah ada.

📚 Prolog novel ini sungguh mengikat saya untuk terus membaca. Mulai dari pemilihan kalimat pertamanya. Nindya cerdas menulisnya. Saya dibuat penasaran dengan awal mula Serena mendapat 'penglihatannya'. Saya berharap kematian Tesa yang diceritakan sekilas adalah kisi-kisi yang akan menjadi satu kunci di kemudian hari.

📚 Setelah membaca bab-bab awal, saya sempat terpikir, bahwa cerita 'Lunar Eclipse' digulirkan terlalu cepat. Timeline waktunya meloncat begitu deras. Tetapi setelah sampai pada bab-bab selanjutnya, saya mengerti mengapa dibuat demikian, karena menu 'utama' kisah berada di masa waktu itu, kisah di belakang hanya pengantar saja.

📚 Terus terang, saya terkejut pada reaksi saya sendiri. Betapa saya menikmati dan menyukai membaca Lunar Eclipse. Seperti yang saya singgung sebelumnya, novel horor buka selera dan tipe bacaan saya. Tapi novel ini selain memiliki tema kuat dan menarik seperti 'indigo' dan 'astral project', kisah yang padahal muram dan penuh kengerian disampaikan dengan renyah dan memiliki sisi humor yang menggelitik. Apalagi humornya disimpan pada tempat-tempat yang tepat.

📚 Bab dalam Lunar Eclipse ada 42 plus prolog dan epilog untuk membagi cerita sepanjang 400 halamanan. Karena babnya banyak, panjang tiap babnya jadi terasa pas, enggak pendekan dan enggak kepanjangan. Tiap bab selalu diakhiri dengan tepat, bikin penasaran untuk melaju ke bab berikutnya. Ada misteri yang digantung dan pemilihan katanya menarik. Suspense-nya dapet banget!

📚 Konflik dalam novel ini berlapis. Nindya memiliki banyak amunisi disamping hal-hal berbau horor. Cinta, persahabatan, keluarga, sampai kritik sosial. Konfliknya meski banyak disampaikan dengan solid sehingga enggak tumpang tindih. Berbagai clue ditebar dengan--lagi-lagi saya menyebutnya--pas. Sehingga ritme novelnya melaju konstan, gak kecepetan dan kelambatan. Berbagai clue itu terus mengikat pembaca untuk membuka halaman berikutnya.

📚 Terus terang saja, kengerian dalam novel ini berhasil mencekam saya. Saya seringkali harus menabahkan diri untuk lanjut membaca karena saking ketakutan. Hantu-hantu di sini sesungguhnya enggak selalu digambarkan dengan sosok mengerikan, tapi memang ceritanya dapet banget horornya.

📚 Kemudian, untuk setting tempat dan waktu. Nindya dapat mendeskripsikan latar tempat dan waktu dengan baik. Kadang memang enggak begitu detail tapi cukup menggambarkannya sehingga terimajinasikan dalam kepala pembaca.

📚 Karakter utama dalam novel ini ada 3: Serena, Kenzie, dan Karen.
Tapi ada banyak tokoh-tokoh penting di sana. Kayak Kinan dan Melanie.
Secara karakter, buat saya Serena ini berada di posisi kadang saya sebelin, kadang saya sukai.
Kalau Kenzie dan Karen sih saya suka, hohoho. Sulit memilih di antara mereka. *fans mendua*
Tokoh-tokoh dalam 'Lunar Eclipse' ini kuat dan tergambar baik secara sifat dan fisik.
Mereka masing-masing punya kekhasan dan keunikan yang mudah diidentifikasi.

📚 Keindigoan Serena dan Kenzie ini aslinya tersampaikan dengan baik. Saya jadi turut membayangkan bagaimana rasanya jadi seorang indigo. Sampai saya berpikir, ini penulisnya memang indigo beneran deh, abisan dia berhasil banget menggambarkan dunia anak indigo. Kalau enggak, berarti riset Nindya ini sangat dalam. 👏👏👏

📚 Twist-nya di luar dugaan saya. Berhasil mengagetkan. Dan semi-semi bikin sedih dan enggak rela 😭😭😭

📚 Ending novelnya hampir menjawab keseluruhan misteri dan konflik. Tapi ada satu yang masih jadi tanda tanya saya.
Meskipun itu enggak ganggu sih.
Epilognya berhasil bikin penasaran dan ngarep ada lanjutannya.

📚 Dari sekian banyak kalimat quotable paling berkesan yang ini: Menyakitkan rasanya ketika pergi tanpa dikenang, mati tanpa ditangisi, menghilang tanpa dirindukan (halaman 299.)
Profile Image for Fahri Rasihan.
478 reviews125 followers
April 1, 2018
Ini bukan pertama kalinya bagi saya membaca novel teenlit dengan tema horor dan fantasi. Sebelumnya saya sempat membaca novel Candrasa karya Primadonna Angela yang mungkin bisa dibilang versi simpel dari ceritanya. Sedangkan dalam Lunar Eclipse saya diberi berbagai detail yang lebih jelas dan padat dalam ceritanya. Awalnya saya sedikit ragu ketika akan membaca buku ini jika melihat ketebalan bukunya. Alasannya adalah karena sebelumnya saya pernah membaca novel remaja yang cukup tebal dan isinya bisa dibilang bertele-tele dan muter-muter di situ-situ aja. Akan tetapi ternyata lain halnya dengan Lunar Eclipse, di sini saya diajak untuk menyelidiki sebuah kasus thriller yang bersinggungan dengan dunia gaib. Setiap bagian cerita pun tidak terkesan dilebih-lebihkan, justru setiap bagian cerita memiliki peranan penting dalam alur ceritanya. Dari segi kover buku juga mewakili isi ceritanya yang gelap, namun masih terasa sangat remaja. Dengan gambar sebuah jendela terbuka yang memperlihatkan bulan purnama serta aksen cakaran kuku di tengahnya sangat memegaskan aura horor yang ada dalam buku ini.

Akhirnya ada juga novel remaja dengan cerita horor yang bisa dibilang sederhana, tapi berbobot. Lunar Eclipse mengangkat tema kehidupan remaja yang dibalut dengan cerita horor, thriller, dan sedikit fantasi. Ketiga unsur cerita itu sukses membangun sebuah kisah remaja yang unik dan bisa dibilang masih jarang di Indonesia. Meskipun fokus utama dalam cerita ini adalah mengungkap sebuah kasus misterius, tapi penulis tetap memasukkan kehidupan remaja pada ceritanya. Mulai dari persahabatan, keluarga, hingga perasaan saat menjelang Ujian Nasional. Dengan memasukkan kehidupan remaja tersebut saya pun tidak lupa jika novel ini adalah novel remaja. Padahal kasus yang berusaha diungkap Serena bisa dibilang kasus yang cukup berat untuk seorang remaja. Namun lagi-lagi penulis dengan cerdas berhasil mengemas itu semua dengan rasa horor bercitarasa remaja. Semua unsur yang dimasukkan oleh penulis pun terbilang pas dan tidak bertele-tele.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Serena yang digambarkan sebagai remaja biasa yang tidak terlalu populer. Namun dibalik itu semua Serena memiliki sebuah kemampuan spesial, yaitu dia bisa melihat makhluk-makhluk tak kasat mata. Serena juga merupakan siswi yang cerdas karena berhasil mendapatkan beasiswa di SMA Prisma Jaya yang terhitung bergengsi di kota Bandung. Kemudian ada tokoh Ken yang digambarkan sebagai siswa populer di SMA Prisma Jaya. Selain populer Ken juga merupakan anak dari penyumbang dana terbesar untuk SMA Prisma Jaya. Ken memiliki sifat yang narsis, konyol, dab bermulut besar. Akibat kemampuannya yang bisa melihat makhluk gaib, dia juga sering menceritakan itu semua kepada siswa-siswi lain di sekolah. Terakhir ada tokoh Karen yang merupakan sahabat dekat Serena. Karen memiliki sifat yang tegas, setia kawan, dan memiliki jiwa pemimpin. Sebagai ketua OSIS Karen memang diharuskan untuk memimpin anggota-anggota lainnya. Setelah adiknya, Kinan, menghilang Karen menjadi sosok yang pendiam dan sering merenung. Penulis berhasil menggambarkan ketiga tokoh ini dengan baik. Melalui latar belakang mereka, saya bisa ikut merasakan karakter mereka yang cukup kuat. Selain itu penulis juga menceritakan sedikit latar belakang keluarga setiap tokohnya yang membuat karakter ketiga tokoh ini semakin kuat. Namun untuk tokoh Serena saya merasa tidak terlalu digali untuk latar belakang keluarganya, selain hanya dia tinggal bersama paman dan bibinya di Bandung. Tokoh pendukungnya pun memiliki peranan yang pas dan cukup penting dalam ceritanya. Bisa dibilang pengembangan karakter para tokohnya baik dan kuat.

Lunar Eclipse memiliki alur cerita yang berjalan dengan cepat dan mengalir. Saya sendiri sangat menikmati alur ceritanya karena terlihat pas, tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat. Sealin itu alurnya pun berjalan mengalir dan membuat penasaran dengan petunjuk-petunjuk yang ditebar pada setiap bab ceritanya. Pembagian bab ceritanya juga terbilang pas dan tepat. Dengan menggunakan sudut pandang orang pertama melalui tokoh Serena, saya menjadi lebih paham akan perasaannya sebagai anak indigo. Gaya bahasa yang digunakan sangat sederhana dan mengalir dengan dialog-dialog khas remaja. Typo yang saya temukan pun hanya sedikit dan tidak terlalu mengganggu.

Di awal cerita saya sudah disuguhkan sebuah kasus yang berhasil memancing rasa penasaran saya melalui menghilangnya Kinan. Kasus menghilangnya Kinan ini merupakan awal dari konflik yang akan Serena, Ken, dan Karen hadapi. Mereka bertiga, terutama Serena dan Ken, harus menghadapi berbagai teror dan masalah yang menimpa orang-orang di sekitar mereka. Semenjak melihat makhluk gaib yang mirip dengan Kinan, Serena memutuskan ada kejanggalan dalam kasus hilangnya Kinan. Mereka pun mulai mencari informasi tentang Kinan, mulai dari minatnya kepada astral project hingga keikutsertaannya dengam klub psikologi. Semakin jauh Serena, Ken, dan Karen menyelidiki kasus ini, semakin nyawa mereka terancam. Saya sangat suka dengan konfliknya yang ala-ala detektif ini di mana para tokohnya berusaha mengungkap kasus Kinan dengan mengumpulkan bukti-bukti yang ada. Penulis dengan sabar membawa saya melalui petunjuk-petunjuk yang bertebaran hingga kepada konflik yang klimaks di akhir cerita. Saya sangat menikmati proses konfliknya yang mengalir dan ringan. Namun sayangnya masih ada beberapa pertanyaan yang masih belum terjawab, meskipun konfliknya sudah terselesaikan.

Lunar Eclipse merupakan sebuah angin segar untuk genre teenlit dengan tema horor. Menurut saya cerita yang terdapat dalam Lunar Eclipse terlihat sederhana, namun juga berisi. Penulis tidak hanya sekedar menuliskan kisah para tokohnya, tapi juga menyindir isu sosial yang masih sering terjadi di kehidupan masyarakat. Cerita horor yang disajikan pun terkesan mantap melalui riset yang serius, seperti istilah astral project dan pengelihatan anak indigo. Diksi yang digunakan penulis juga sederhana dan mengalir, sehingga tidak sulit bagi saya untuk menikmatinya. Pengembangan karakter para tokohnya pun terlihat berkembang dengan chemistry yang terasa antara satu sama lain. Latar kehidupan remaja dalam novel ini juga sangat terasa, mulai dari belajar sebelum Ujian Nasional hingga ngobrol di kantin. Namun sayangnya masih ada beberapa hal yang masih belum terjawab, meskipun konfilknya sudah terselesaikan. Mungkin penulis akan menjawabnya di buku selanjutnya? Karena menurut informasi yang saya dapat Lunar Eclipse ini masih memiliki sekuel terutama di Wattpad. Secara keseluruhan Lunar Eclipse berhasil membangun sebuah cerita remaja yang mencekam dan menyeramkan melalui alur cerita yang rapi dan kuat.

Selengkapnya : https://www.facebook.com/notes/fahri-...
Profile Image for Ratna Sari.
308 reviews12 followers
March 18, 2018
"Jangan datang ke sekolah pada malam bulan purnama. Atau, kamu tak akan pernah bisa pulang."
.
Ini pertama kalinya aku membaca buku dari penerbit lokal yang bergenre campuran antara Thriller dan Horor. Unik sih, karna dalam pemecahan kasusnya ada bantuan dari "makhluk gaib". Walau agak sedikit bikin bingung sih, karna penulis membawa aku (pembacanya) muter-muter, seperti sengaja untuk mengecoh kita. Memang bagus untuk kisah sejenis ini, hanya jadi terkesan nggak fokus dengan tujuan penyelidikannya.
.
Dari awal penyelidikan Serena sudah diberi petunjuk oleh hantu orang yg dicarinya, bahkan si hantu sampai merasuki (meminjam) tubuh Serena, tapi anehnya tiba-tiba si hantu "hilang" begitu saja, dan menjelang akhir muncul lagi untuk menunjukkan kebenarannya. Kenapa nggak langsung saja sih? Mesti nunggu kematian beberapa orang lagi 😪😪
.
Saat ekspedisi ke goa berhantu juga, setahu aku kalau begituan mesti didampingin orang yg berwenang/penjaganya. Ini penjaganya malah meninggalkan tiga anak remaja dan hanya menyuruh menelepon bila ada apa-apa. Plis deh, kalau orang ketemu hantu dan ketakutan, mana sempet pegang hape dan nelepon (?) 😪
.
Aku tidak tahu cerita ini dibuat dari tahun berapa, karna di cerita ini kelas di jenjang SMA masih menggunakan IPA dan IPS, padahal sudah ada perbedaan penyebutannya. Alangkah lebih baiknya diupdate 😆 Dan terakhir, aku agak terganggu dengan nama panggilan salah satu tokohnya, Aldebaran Karendra, yang dipanggil dengan nama "Karen". Serius deh, aku jadi selalu kepikiran kalau dia itu cewek 😩 Padahal teman-temannya yg lain manggil dia dengan sebutan "Rendra." Kenapa Serena nggak manggil dengan nama yg sama?
.
Walaupun, banyak sekali yang bikin aku gemes, tapi aku cukup menikmati kisah ini. Terlebih kejutan diendingnya bikin aku suka. Untuk penggemar thriller dan horor, buku ini cukup bikin penasaran.
Profile Image for Jeon Dani.
132 reviews65 followers
July 17, 2019
3.8 / 5 ⭐

Lunar Eclipse.

Novel teenlit lokal dengan balutan horror, thriller dan fantasy, well ini bukan pertama kalinya gue baca novel lokal semacam ini karena novel Noir dan Noceur punya Renita Nozaria pun punya tema dan sesuatu yang sama seperti Lunar Eclipse.

Novelnya tebel, pubikasinya adalah Elex media, gue pernah bilang kalau kebanyakan novel-novel Elex tuh enggak mengecewakan, kebanyakan loh yah, enggak semua. Dan novel yang satu ini pun demikian, awalnya gue agak males gitu mau baca karena novelnya tebel banget dengan 400 lebih halaman, namun saat gue melihat cover dan blurb-nya entah kenapa gue pun tertarik.

Covernya yang berwana merah maroon sedikit membuat gue tertarik, apa lagi dengan ilurstrasi sebuah jendela dan diluar jendela itu ada gambar bulan purnama, cocok sama judulnya, lalu ada kayak bekas cakaran yang waktu baca prolognya gue menganggap jika itu adalah illustrasi dari cakaran serigala yang disebut-sebut itu. Untuk ukuran cover yang sangat menarik mampu membuat buku ini pun jadi menarik banget buat dibaca/dibeli.

Menceritakan tentang Serena Aldyathena si cewek biasa yang mendadak jadi indigo karena insiden di gua Belanda yang membuat sahabatnya Tesa meninggal dengan ia yang mengalami koma saat SMP, dan ia mendapat beasiswa di sebuah SMA di Bandung, SMA Prisma Jaya. Dan disanalah semua bermula.

Di SMA-nya ia bertemu dengan Kenzie Reynand Praditama, seorang cowok populer, kaya—yang mana jadi penyumbang dana terbesar di sekolah, cerdas, most wanted, norak, bawel, dan bla-bla-bla... yang memiliki kemampuan khusus yang sama dengan Serena, di awal cerita Serena enggak pernah suka sama Ken karena mulut besarnya itu dan karena kejadian usilnya terhadap Nona San—si hantu berkimono yang ditemui oleh Serena pertama kali. Lalu ia juga bersahabat dengan seorang cowok yang sama populernya, si ketua OSIS Aldebran Karenra (yang mana, entah mengapa gue lebih suka sama Karen (°_°|||).

Kemudian muncul seorang lagi yaitu Kinan, yang adalah saudara kembar dari Karen yang selama ini berada di Yogjakarta dan menghilang secara misterius ketika sampai di Bandung.

Nah dari sinilah semua konfik, misteri dan teka-teki mulai bermunculan, mulai dari Melanie, lalu astral project kemudian klub psikologi, kemudian Pak Burhan—yang entah mengapa gue udah menaruh curiga sama dia sejak awal, lalu Monic si wakil Ketos yang gue pun mendadak menaruh kecurigaan sama dia, bahkan gue pun menaruh kecurigaan sama Karen—karena kalau Kinan bisa astral project, berarti seharusnya si kembarannya pun bisa melakukan hal yang setidaknya hampir sama.

Hmm, plot twist-nya cukup buat gue terkesima walauun dari awal gue kayak punya feeling jika si dia itu adalah tersangka. Well, gue suka sama novel ini, bakal gue tunggu serisnya yang kayaknya sekarang masih berlangsung di wattpad.

Untuk ukuran novel debut. Ini tuh bagus banget, bahasanya yang mudah dipahami, ceritanya yang mendetai, lalu genre yang di ambil—karena menurut gue genre horror tuh enggak gampang mengekpresikannya hingga mampu buat pembaca ikut merasakan goosebums dari isi cerita. Dan cerita ini bisa menghadirkan goosebums tersenderi buat gue.

Dan satu hal, disini gue setuju dengan Kinan. Gue benci sama sifat peragu milik Serena. Oh bisa dibilang gue benci sama sikap Serena yang entah mengapa bikin gue geregetan sendiri. Apalagi waktu Karen yang pengin ikut menyelidiki kasus Kinan. Kenapa Serena ngelarang padahal yang lebih berhak adalah Karen, bukan dia atau bahkan Ken. Mungkin ini yang bikin gue kesel sama Serena dan sedikit enggak punya feel sama nih anak.
Profile Image for Ifa Inziati.
Author 3 books60 followers
March 21, 2018
UPDATE

Saya akui, horor dan paranormal menjadi genre novel yang paling sedikit saya baca sejauh ini. Saya baru satu kali baca novel horor lokal, dan YA paranormal luar negeri seringkali gagal saya selesaikan.

Saya juga bukan penggemar novel tebal yang halamannya bisa lebih dari tiga ratus lima puluh. Selain susah digenggam karena gemuk (dan saya tidak suka melipat buku agar lebih mudah dipegang) buku tebal cenderung memberi ruang pada saya untuk berselingkuh dengan novel yang lebih tipis. Sudah begitu, tak jarang buku tebal bersekuel, yang membuat saya (lagi-lagi) diuji ke-konsistensi-annya, yang akhirnya saya jadi malas mengikuti novel serial.

Dan apa yang biasa novel tebal YA paranormal angkat? Hantu, arwah gentayangan, makhluk jadi-jadian, anak indigo (oh the special snowflake!), pembunuhan, balas dendam, remaja yang ditakdirkan mengubah dunia, tokoh utama laki-laki yang tampan, CINTA SEGITIGA. Semua itu juga ada di novel ini. Saat membacanya, muncul juga pertanyaan-pertanyaan seperti, 'Apa betul semua sosok hantu bisa tertangkap foto?' 'Memangnya ada klub psikologi di dunia nyata? Kegiatannya apa aja?' 'Kok sarkas? Bukannya seharusnya sarkastis, ya?' 'Tesa dan nama Mahesa hubungannya apa?' 'Kenapa dipanggilnya Karen, kayak cewek?'. Typo terlihat, tokoh utama--Serena--tampak tak konsisten dengan beberapa kali bocor bilang 'gue', Tesa yang sedikit sekali diceritakan, alur yang melambat di tengah lalu dipercepat menjelang akhir.

N A M U N ...

Belum pernah saya menikmati YA horor paranormal sepuas ini. Detail yang ditunjukkan dan dirasakan sudut pandang orang pertama. Konflik yang dinamis. Subplot yang menyebar hingga akhirnya berkumpul di akhir. Penggambaran sekolah korup yang realistis. Kenzie yang namanya mirip murid saya dan saya bisa bayangkan dia akan tumbuh menjadi seperti Ken yang ini (ganteng, makmur, pintar). Romansa yang pas dan cukup menjadi bumbu di antara ketegangan. Detail, lagi-lagi, lewat cara bercerita narator yang mudah sekali saya pahami tanpa menggunakan banyak telling. Dan unsur seramnya cukup sampai ke saya, betulan bikin takut.

Oh, buku ini juga sukses membuat saya pengin bakso dan nasi goreng abang-abang! (alhamdulillah langsung dibeliin suami, terima kasih bapake. Padahal beliau nggak tahu saya minta itu karena baca buku ini)

Saya tunggu buku selanjutnya, Lunar Game. Tentang kode, mmm... saya menyerah saja, deh. Suami juga nggak bisa memecahkannya. Biarlah itu menjadi misteri seperti nuansa bukunya, haha.

Tentang kovernya: di Tentang Kamu yang Tak Tahu Arti Menunggu-nya Tania Arkad, saya senang sampul depannya tampak kohesif karena logo Elex yang mencolok dipindahkan ke belakang (terima kasih, Elex! Hehe. Menanti sampul-sampul kece lainnya). Desainnya juga simpel dan kekinian. Buat saya, di buku ini, kovernya masih terlalu 'seram horor' padahal ceritanya lebih ke paranormal dan detektif (ada teka-teki dan investigasinya). Mengingat sampul asli Twilight yang menggunakan simbol, sederhana, dan elegan, kayaknya gaya desain seperti itu akan cocok untuk seri Lunar ini. Tapi ini hanya pemikiran saya saja, haha. Dan saya suka warna oxblood yang ada di latarnya, warna horor masa kini banget 😜

ULASAN SEBELUMNYA

Itu kode warna yang ada di notes-nya Kinan artinya apaaa? Nggak mau review sebelum dijawab penulisnya ah, hahaha (lah ngambek). Tapi serius, saya penasaran.
Profile Image for Melani Ivi.
55 reviews5 followers
April 6, 2018
“Jangan datang ke sekolah pada malam bulan purnama. Atau, kamu tak akan pernah bisa pulang.”

Novel bertokoh utama remaja ini mengangkat perpaduan genre misteri horor dengan thriller fantasi. Selain menyoroti kemampuan anak-anak indigo, kehadiran berbagai makhluk tak kasatmata, dan mitos, cerita juga mengangkat tema astral projection—yang setelah saya telusuri sendiri ternyata sudah cukup banyak dikenal dan dikatakan didukung oleh penjelasan ilmiah. Terdapat pula adegan dalam plot twist yang menurut saya bisa dikategorikan bergenre fantasi. Cerita ini juga kental dengan pengungkapan sebuah kasus kriminal ala detektif. Menarik tentu saja dan membawa angin segar bagi novel untuk para pembaca remaja.

Prolognya to the point, langsung menyuguhkan aura kelam mencekam lewat mimpi-mimpi buruk Serena sebelum tragedi kecelakaan Tesa. Lantas kisah bergerak maju dan memperkenalkan pembaca pada para tokoh dan seting sekolah di Bandung. Menggunakan POV orang pertama: Serena, ternyata kisah ini juga menyajikan kejutan dengan satu POV orang pertama lain di bagian epilog. Seting cerita di Bandung, didominasi area sekolah dan beberapa tempat lain dideskripsikan dengan cukup baik, terutama dengan menonjolkan aura mistis dan mencekam terkait dengan alur dan plot cerita.

Didominasi sudut pandang Serena sepanjang cerita, saya berhasil ikut merasakan berbagai dilema, ketakutan, dan keingintahuan Serena akan kasus Kinan dan sejumlah pertanyaan lain yang harus dijawab. Walaupun kerap dibikin gemas dan kesal karena kebimbangan dan keputusan Serena—terutama keputusan merahasiakan dari Karen dan tak melibatkan polisi sedari awal, saya juga dibikin salut dengan ketegarannya. Menurut saya memang sulit menampilkan tokoh remaja dengan kelabilan sekaligus kerumitan karakter dan konflik seperti Serena. Dan penulis cukup berhasil menyuguhkan latar dan dasar yang logis akan perkembangan karakter Serena sepanjang cerita.

Tokoh-tokoh lain pun nggak kalah menyita perhatian. Mereka pada dasarnya berasal dari keluarga yang tak sempurna, sehingga berkarakter rumit sekaligus menarik. Sejauh yang saya tangkap dari cerita ini, penulis ingin menghadirkan simpati pada Karen dan Kinan—selain sepak terjang heroik Serena. Terutama Kinan yang di akhir cerita dikatakan melakukan aksi pengorbanan yang besar (no spoiler). Sayangnya, saya tak cukup bersimpati pada keduanya. Entah kenapa, karakter sepasang kembar ini tak cukup membuat saya memfavoritkan mereka. Saya justru jauh lebih menyukai dan menaruh simpati kepada Ken, termasuk lebih suka jika Serena lebih memilih Ken ketimbang Karen, hehe... Ini perkara selera juga, sih, dan bukan berarti memengaruhi pandangan saya akan kualitas cerita. Tokoh-tokoh pendukung seperti Melanie dan Monic cukup signifikan memengaruhi jalan cerita, bahkan menjadi plot twist yang bagus. Selain itu, teman-teman sekolah Serena lainnya juga membawa suasana ceria pergaulan remaja pada umumnya, meskipun mereka tak menjadi fokus utama. Tokoh antagonis yang paling menarik perhatian saya adalah Pak Burhan. Ada beberapa adegan yang bikin saya gemas setengah mati dengan kelakuannya.

Mengenai plot, memang terbilang kompleks. Kasus yang awalnya terlihat sederhana, ternyata menghadiahkan kejutan demi kejutan dan jalinan rumit antartokoh dan konflik mereka, melibatkan berbagai rahasia dan cerita masa lalu. Plot twist dan ending-nya lumayan bikin saya melongo. Cara penulis mengungkapkan misteri terbesar cukup unik. Hingga pertengahan, alur memang terkesan lambat, hanya dihadirkan petunjuk-petunjuk samar dan Serena yang seolah kehabisan cara mengungkap petunjuk. Namun, adegan di Goa Belanda Taman Hutan Raya Djuanda mampu menghadirkan ketegangan yang saya tunggu-tunggu, meskipun masih menyisakan pertanyaan di kepala. Dan seperti halnya misteri mitos Goa Belanda, ada sederet pertanyaan lain yang menurut saya belum tuntas terjawab dalam cerita ini. Mengenai Kinan dan Ken di masa lalu, kemampuan astral projection Kinan dan hubungannya dengan Ken (saya hanya bisa mengait-ngaitkan dengan mencari sendiri info lebih jauh terkait astral projection), ritual pesugihan, organisasi black hole, hingga akankah beberapa tokoh di buku ini hadir lagi di buku selanjutnya (setahu saya ini merupakan novel berseri, kan). Saya berharap semua pertanyaan tersebut akan tuntas terjawab di buku selanjutnya, juga plot yang makin rapi, selain karakter Serena yang semoga saja lebih matang.

Bagi saya, novel (berseri) ini cukup menjanjikan. Pesan moralnya juga bagus, dengan mengangkat topik keluarga, pilihan jalan kebaikan atau keburukan, dan sisi lain dari kehidupan anak-anak indigo. Membaca novel ini membukakan mata pembaca bahwa manusia dengan segala emosinya bisa jauh lebih menakutkan ketimbang kehadiran berbagai makhluk tak kasatmata yang biasa ada di dalam kisah horor. Thrilling yet inspiring. Recommended.

resensi lengkap bisa juga dibaca di blog saya: www.menukilaksara.blogspot.com
Profile Image for Nining Sriningsih.
361 reviews38 followers
September 24, 2018
*baca di iPusnas
=)

" kenyataannya, tak selalu hal yg kupercayai itu benar, dan tak selalu orang lain yg berbeda denganku salah." hal 109

" sekarang semuanya udah terlanjur. kita nggak bisa ngembaliin gelas yg udah pecah tanpa ninggalin bekas, kan ?" hal 275

roman-roman'y bakal ada lanjutan'y nich..
XD

agak nggak tega aja sama Ken..
:'(
Profile Image for Nina Dee.
93 reviews4 followers
January 28, 2019
Rating: 4.85 🌟

[Gaya Bahasa dan Diksi]

Hal yang sering mempengaruhi mood baca saya adalah gaya bahasa dan diksi yang digunakan penulis. Dari segi bahasa dan diksinya—meskipun berlabel LiT—Lunar Eclipse merupakan salah satu novel dengan 'ciri khas'. Penulis tidak menggunakan bahasa sastra tingkat tinggi, tidak ada majas-majas rumit bertebaran di sana-sini. Kalimat-kalimat dalam narasi, mayoritas lugas dan jelas. Tidak ada pengandaian yang tidak perlu. Namun, diksi yang digunakan penulis variatif, untuk bisa membawa suasana hati pembaca masuk ke dalam cerita dan merasakan setiap momen—senang, takut, sedih, haru, dsb. Intinya, tanpa bahasa dan diksi yang rumit, penulis berhasil membawakan sebuah cerita bergenre teenlit dengan 'elegan'. Ada beberapa bahasa santai dan istilah kekinian yang digunakan dalam dialog, yang menurut saya sah-sah saja—justru diperlukan—untuk mendukung penokohan, dan genre teenlit yang diambil.

[Sudut Pandang]

Novel ini ditulis menggunakan PoV 1. Tbh, sebenarnya saya selalu menghindari PoV 1, karena kadang ada detail-detail tidak penting yang dimasukkan. Juga, karena menurut saya kurang menantang. Karena kita hanya bisa mengetahui sudut pandang salah satu tokoh. Tapi entah kenapa, saya merasa klik dengan LE. Sudut pandang yang digunakan adalah PoV Serena. Sangat seru untuk diikuti, apalagi ketika saya bisa mengetahui ketakutan terpendam Serena.

Salah satu hal yang saya sukai dalam novel ini adalah, meskipun diceritakan dari sudut pandang Serena, tapi tidak Serena-oriented. Ada banyak hal baru yang bisa saya pelajari. Sejarah salah satu tempat di Bandung, hingga astral project yang semuanya dijelaskan dengan menarik, cukup detail, dan, seperti yang saya tulis kemarin, pengolahan kalimatnya sangat pintar sehingga Serena tidak terkesan 'terlalu' tahu.

[Setting dan Alur]

Lunar Eclipse mengambil setting di kota kembang, Bandung. Tempat yang dipilih penulis memang cocok untuk genre misteri/horor—dan roman ringan—yang dibawakan. Setting digambarkan dengan jelas, meskipun tidak terlalu detail—penggambaran yang terlalu detail bisa membuat pembaca bosan. Tapi, cukup untuk membawa pembaca masuk ke dalam cerita. Lalu, penggambaran 'dunia' tak terlihat—yang entah bagaimana, bisa diolah dan diceritakan sedemikian apiknya, sehingga pertanyaan, "kamu indigo?" sempat saya lontarkan kepada penulis lantaran suasana astral yang terasa begitu nyata.

Alur cepat, tapi santai. Ada beberapa time jump, tapi tidak menghilangkan bagian penting dari cerita. Awalnya, saya sempat mengira akan ada selingan humor, karena ulah Ken yang menjahili salah satu hantu sekolah sukses membuat saya tertawa. Lalu, semakin kebelakang, suasana misteri dan mistisnya semakin kental. Semakin misterius dan semakin membuat saya bertanya-tanya, "siapakah dalangnya?".

Pada intinya, satu kata yang bisa menggambarkan Lunar Eclipse adalah komplit. Misteri, horor, thriller, sampai romance, bisa kamu jumpai di novel ini. Paket lengkap untuk sebuah buku kan?

Saya menyukai hampir semua bagian. Terutama tokoh-tokohnya; Serena yang bertanggungjawab, seorang penuntut keadilan, Karen dengan sifat bijak, kalem, dan pemaafnya, Kinan dengan keberaniannya, dan Ken dengan sifat humoris dan, uh, perhatiannya pada Serena. Dan favorit saya? Ah, sudah pasti Dedek Kenzie. Tapi terlepas dari siapa yang paling saya sukai, penulis memberikan ruang bagi masing-masing tokoh untuk bersinar.

Banyak hal tidak terduga di sini. Apalagi bagian konflik dan hantu misterius yang di sebutkan di sinopsis, yang benar-benar mengejutkan. Penggambaran suasana horornya boleh banget, walaupun tidak terlalu mencekam—and that's really fine for me. Romannya meskipun ringan, tapi juga berkesan. Sangat berkesan malah. Cara penulis memainkan emosi pembaca pun patut diacungi jempol.

Ada beberapa alasan kenapa saya belum bisa memberikan full stars—meskipun di versi GR akhirnya saya bulatkan ;). Yang pertama, karena masih ada typo. Sebenarnya tidak bertebaran di sana-sini, tidak juga mengganggu makna suatu kalimat, hanya saja, menurut saya bisa lebih diperbaiki. Ada beberapa hal yang terkesan janggal; momen di mana Karen bertemu dengan Kinan di sebuah kafe—Kinan kabur dan Karen tidak mengejarnya, Karen justru tanpak pasrah. Padahal dia sudah berusaha mencari-cari Kinan selama ini. Dan yang terakhir, saya rasa klimaks Kinan kurang begitu ngena. Padahal inilah yang saya nantikan.

Tapi, hal-hal tersebut sebenarnya ditutupi oleh story-tellingnya yang sangat bagus. Yang pasti penulis berhasil membuat satu cerita yang benar-benar berkesan.
4 reviews
March 29, 2018
Pertama aku mau mengucapkan selamat atas terbitnya novel perdana Nindya. Akhirnya ada anak Jendela Kata yang pecah telor, masuk penerbit mayor! 😊

Kita mulai review ya.

Soal diksi, nggak perlu diragukan. Nindya sangat mampu membuat kalimat efektif. Padat sekaligus mampu membuat pembacanya membayangkan apa yang terjadi di setiap halaman. Bagus banget di tengah kritik dan cemooh atas karya Wattpad.

Sayangnya, banyak sekali kalimat yang dipotong saat proses pengeditan sehingga kengerian saat saya membaca versi Wattpadnya, tidak ada lagi.

Lalu ini genrenya teenfic dengan bau misteri, thriller, bahkan fantasi. Sayangnya hanya diceritakan di akhir.

Tidak ada kengerian yang ditimbulkan oleh teror makhluk jadi-jadian, yang di bagian akhir digambarkan memangsa manusia. Konflik di tengah hanya berkisar soal mencari Kinan. Apakah dia masih hidup atau sudah mati. Lalu tahu-tahu di akhir muncullah makhluk di pabrik daging yang memangsa manusia.

Buatku ini jadi semacam bagian yang tahu-tahu muncul dan agak terkesan memaksakan alur dan penyelesaian.

Yang kedua soal pemilihan nama Karen yang pernah kusinggung saat masih menjadi novel Wattpad. Nama Karen itu sangat mengganggu. Seperti membayangkan perempuan. Saya menduga, Nindya memakai nama itu agar pembaca tahu hubungan spesial antara Serena dengan Karendra. Tetapi apakah harus begitu? Saya nggak menemukan filosofi yang mewajibkan penulis memakai nama Karendra. Mungkin bisa diganti jadi Aldebaran Rendratama. Jadi teman-temannya memanggil Rendra, sementara Serena memanggil Tama. Tetap terkesan cowok kan?

Selanjutnya, karena saya penyuka genre romance, saya mengharapkan adegan manis dan romantis diperbanyak. Hahaha.

Mungkin itu dulu masukanku. Kalau ada yang belum aku jabarkan di sini, akan aku PC saja. Karena nggak enak juga terlalu banyak spoiler.

Sukses terus, Nindya. Tiga bintang dulu ya. Semoga ke depannya semakin baik.
Profile Image for Arial Ratih.
20 reviews1 follower
May 18, 2018
Horor lokal yang dibungkus kisah persahabatan dan percintaan anak SMA, sangat menarik dan ringan untuk dibaca siapa aja. Terlebih buat pembaca yang suka cerita-cerita horor. Gaya penulis sangat luwes, membuat pembaca mudah masuk dalam alur cerita. Pun teknik show yang dilakukan penulis udah level tinggi, jadi nggak membosankan, sebaliknya, otakku fresh banget ketika baca Lunar Eclipse.

Bagian analisis Serena tentang benda misterius milik Kinan ini seru banget, langsung masuk ke list chapter favoritku. Bagai Hercule Poirot dan Sherlock Holmes, pembaca diajak mencari petunjuk untuk keluar dari kubikel mencekam dalam novel ini.

Banyak pesan moral yang aku ambil setelah nuntasin baca Lunar Eclipse. Salah satunya, kalian tentu pernah denger kasus orang yang melakukan segala cara demi mendapatkan materi/kebahagiaan dengan mengorbankan keluarga atau orang terdekat? Yes, pasti akhirnya nggak happy kan? Sederhana tapi daleeem.

Meskipun akhir babnya sedikit menggantung, aku suka twist endingnya. Pengalaman baca horor-thriller lokal sebelumnya, aku nyesek karena karakter favoritku meninggal. Aku udah was-was, apakah di novel ini juga gitu? Ternyata nggak. Tapi bukan novel horor namanya kalau kalau endingnya nggak ngeri dan nyesek. Yang penting karakter favoritku baik-baik aja.

Buat yang suka novel horor, aku rekomendasiin banget baca Lunar Eclipse. Kombinasi horor, thiller, dan misterinya akan membuat kalian jantungan dan penasaran akut.
Profile Image for Jurnal Si Bugot.
225 reviews7 followers
April 15, 2018
Biasanya kurang suka sama cerita tentang indigo2 gini. Tapi Lunar Eclipse keren, aku suka misterinya.
Profile Image for Dion Sagirang.
Author 5 books56 followers
January 24, 2018
Saya menemukan buku ini ketika sedang frustrasi mencari penulis muda yang penilaiannya nggak hanya viewers. Berangkat dari itu, saya bertanya kepada teman-teman penulis, nanya naskah yang bagus dan salah satu penulis menyebutkan judul Lunar Eclipse. Saya langsung ke platform yang bersangkutan dan yah, saya terkagum-kagum dengan tulisannya. Bahkan saya berulang kali bertanya kepada Nindya, apa benar ini tulisan pertamanya. Buku pertamanya. Dan kenapa bisa seperti ini, kemudian saya tahu kenapa lewat bacaan-bacaannya yang luar biasa bagus. Yah, bacaan emang nggak pernah membodohi tulisan.

Jadi saya mulai mengedit naskah ini, yang awalnya tebel banget. Saya cukup dibikin sulit buat menghapus bagian-bagian tak penting, karena setiap bagian berpengaruh ke cerita. Akhirnya naskahnya saya kembalikan dan minta dia mengurangi dua puluh ribu kata dan yah, lagi-lagi saya dibuat kagum oleh Nindya yang berhasil meringkas tanpa menghilangkan esensi, bahkan di banyak bagian dia mengemasnya dengan cara baru. Jelas di luar dugaan.

Selain Tarina Arkad, belakangan saya ngedit naskah YA yang mayan dan selain Tarina Arkad, saya juga menantikan tulisan Nindya Chitra lainnya.
Profile Image for Lilin Bening.
1 review2 followers
November 15, 2019
Novel thriller pertama yang kubaca, biasanya untuk genre ini aku lebih suka nonton film. Entah kenapa sejak baca prolog dan bab 1 aku jadi keterusan. Bahasanya sederhana dan mudah dipahami. Alurnya menarik sangat, setiap bab kita akan diajak tebak-tebakan layaknya nonton serial thriller. Bumbu komedi romantisnya juga ngena banget meski hanya nyempil di beberapa bagian. Ditunggu seri selanjutnya. 💝
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Sherene Lander.
7 reviews
June 28, 2018
Ini pertama kalinya aku baca novel genre paranormal. Waktu itu cuma iseng aja buka Lunar Eclipse, gara-gara sinopsisnya menarik banget. Baru baca bagian pertama aja langsung suka dan nggak bisa berhenti bacanya ☺️❤️

Pokoknya Lunar Eclipse tuh novel favorit aku yang bahkan ngalahin novel-novel kesukaan aku lainnya yang dari genre yang aku suka. Serius, aku bener-bener nggak tertarik sama genre paranormal sebelumnya.

Profile Image for Gustia Mardalena.
26 reviews
March 11, 2018
Kalau boleh jujur, ini pertama kalinya saya baca novel bergenre horor. 😂

Secara keseluruhan, novel ini menarik banget bagi saya. Teknik yang penulis buat, bisa bikin saya sebagai pembaca terus dihantui rasa ingin tahu yang besar. Rasa penasaran yang timbul, mampu membawa saya terus bergerak maju untuk buka halaman per halamannya. Si penulis begitu pandai memainkan perannya dalam menciptakan sebuah karya yang menurut saya, sangat unik ini. Kerenlah pokoknya, sulit ditebak.

Gaya berceritanya yang mengalir dan enggak berlebihan bikin saya nyaman. Bahasanya yang ringan namun elegan, dan cara penggambaran cerita yang penulis sajikan mampu membuat saya mudah mengimajinasikan apa yang penulis maksud. Kesannya tuh berasa kayak nonton film. Benar-benar masuk dan lekat banget di pikiran. Bahkan di beberapa titik, saya sampai merinding dibuatnya.

Satu lagi, di novel ini si penulis pun menyuguhkan suatu kearifan lokal yang mungkin, belum banyak orang tahu. Bahkan jujur saja, di beberapa bagian saya sampai ngecek langsung untuk cari informasinya. Saya kasih jempol, deh, karena baca novel ini, saya jadi tahu apa yang sebelumnya enggak saya tahu.

Teknik dan gaya bercerita si penulis inilah yang lagi-lagi 'mampu' bikin saya jatuh hati sama tulisannya.

Namun ada 'satu poin', di mana bagian yang menurut saya 'paling krusial' ternyata enggak disampaikan di dalam buku ini. Kesan yang saya tangkap tuh jadi 'kurang' atau 'hilang', semacam enggak tuntas jadinya. Jujur saja sih, ketika saya yang merasa sedang berada di puncak kepuasan, mendadak turun dari titik rasa puas itu hanya karena bagian pentingnya enggak diikutsertakan di sana. Sangat disayangkan sekali ....

Untuk selebihnya, bagi saya, kisah ini banyak memberi pesan, kesan, ilmu, juga pelajaran yang bisa kita petik. Tinggal bagaimana pandai-pandai serta bijak saja menanggapi dan menerimanya.

Oke saya rasa cukup sampai di sini, ya. Untuk ke depannya, saya sangat berharap dan menantikan karya Nindya Chitra lainnya. Semoga cuap-cuap singkat dan enggak jelas ini, dapat bermanfaat. //Hehehe.
😅😄

Salam damai .... 😁
Profile Image for Sandra Bianca.
128 reviews4 followers
April 20, 2018
"Perdebatan yang hangat. Kebersamaan yang menyenangkan. Segalanya mungkin tak akan sama lagi setelah ini." - h. 352

Mystery, thriller, friendship, romance. Those all in one in Lunar Eclipse.

Couple days ago I read some romance books and feel nothing—baper dikitlah. And this book stabbed me right on my heart!😭 Satu scene aja sih, tapi stabby banget😭 Bikin hangover dan susah move on🙇

I love the storyline, teka-tekinya cukup rumit dan bikin aku ikutan nebak-nebak, mikir keras juga😁 Masing-masing karakternya kuat. Overall aku suka semuanya. Mistisnya dapet, misterinya dapet, romance-nya juga dapet—yang meski cuma selipan tapi sanggup bikin patah hati💔

Tapi ada beberapa hal yang bikin aku nggak bisa kasih full star.
Penggambaran suasana dan lokasi udah bagus, mencekam walau kurang seram. Terus interaksi dengan hantu-hantu sekitar juga menurutku kurang, author lebih fokus ke misterinya—that's okay lah!
Ada beberapa scene yang menurutku janggal, seperti waktu Karen, Serena, Ken, dan Melani di kafe buat nungguin Kinan. Waktu Karen liat Kinan, terus Kinannya kabur, dia nggak usaha ngejar, terkesan lempeng-lempeng aja. Padahal diceritakan Karen udah nyari mati-matian, nah pas udah ketemu malah gini.
Dan yang paling mengganggu buatku adalah nama tokoh. Karendra yang dipanggil Karen, kok berasa kayak nama cewek ya? Mending manggilnya Rendra aja lebih cocok😀 Terus nama beberapa tokoh di sini agak-agak mirip. Karen-Kinan-Ken😑 Lebih enak dibaca kalau namanya nggak mirip😀
Typo. Buku ini termasuk banyak typo-nya😣, nggak bertebaran kayak ketombe sih, tapi cukup banyak. Nggak terlalu mengganggu juga, cuma alangkah baiknya kalau diperbaiki😉

So, am I recommending this book?
YES! You can put Lunar Eclipse on your reading list this month❤
Profile Image for Rumah.
Author 1 book41 followers
March 25, 2018
Pertama kali membaca novel kak Chitra. Penasaran banget. Novel genre thriller yang bikin galon. Jatuh cintanya karena novel ini mengusung tema tentang kemampuan melihat dunia yang tak terlihat. Karena emang kakak Princess suka penasaran dengan dunia penglihatan tanpa batas gitu
.
.
Menceritakan kisah tentang Serena yang memiliki kemampuan khusus melihat hal-hal ehm mereka yang tak terlihat. Serena yang pada akhirnya mendapat sebuah tantangan untuk melakukan pencarian dimana adik Karen berada. Sebuah perjuangan yang benar-benar bikin gigit bantal banget. Kemudian ada Ken yang membantunya. Kinan yang meminta tolong padanya mencari sebuah petunjuk. Hingga akhirnya, misteri kepergian adiknya Karen, Kinan, terungkap itu rasanya bikin gemes. Salah nebak banget. Apalagi endingnya, waaaahh, dijamin kalian bakalan minta nambah, soalnya kurang panjang 😅. Demo boleh, minta nambah gitu? *dilempar ke Karen sama kak Chitra*
.
.
Banyak hal yang didapatkan di sini. Selain persahabatan, hangatnya keluarga, perjuangan mencari kebenaran, juga kehilangan. Bener-bener MJJ banget deh kisah ini. Genre thriller komplit yang bikin galon. Kamu wajib baca kisah mereka. Dijamin kamu bakalan jatuh cinta
Profile Image for Nadya Firdaus.
6 reviews
April 17, 2018
Novel dengan perpaduan thriller, romance, dan detective yang sangat balance. Kak Nindya tahu banget dimana meletakkan atau menyisipkan setiap adegan romance dengan tepat dan tidak cheezy, justru ini bikin baper. Alurnya sangat ringan dan sangat detail. Menurut saya, tidak ada adegan yang terlalu flat dari novel ini, namun masih ada beberapa typonya dikit. Tokoh-tokohnya juga terkesan sangat hidup dan seperti melekat dengan dunia si pembaca. Intinya, good banget deh buat novel ini.
Profile Image for Aditya Wulan.
45 reviews5 followers
November 16, 2018
"Cari notes Kinan, Serena!" -hal. 301-

Kisah petualangan seorang gadis SMA yang memiliki jiwa paparazi bersama Ken, si anak indigo dan Karen, sahabat terdekatnya untuk memecahkan misteri yang terjadi pada salah satu SMA favorit di kota Bandung, SMA Prisma Jaya.

Hingga sebuah notes seorang gadis bernama Kinan yang menjadi asal mulanya misteri itu harus diungkapkan. Namun ternyata pemilik notes tersebut menghilang tanpa sebab. Serena beranggapan bahwa Kinan telah meninggal sedangkan Ken dan Karen menganggap Kinan hanya menghilang.

Dan pada akhirnya Serena, Ken dan Karen memutuskan untuk mencari tahu rahasia dibalik hilangnya Kinan yang memunculkan banyak teka-teki dan keanehan yang terjadi di sekolah mereka. Apakah yang sebenarnya terjadi?
.
Baca cerita Lunar Eclipse dibuat bertanya-tanya, deg-degan dan tegang sekaligus karena cerita terdapat unsur misteri. Penulis menyajikan cerita dengan bahasa yang mudah dipahami dan enak untuk dibaca. Dengan konflik yang tidak mudah ditebak dan plot yang bikin pembaca tidak bisa berkata-kata.

Cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama yang berlokasi di salah satu kota Bandung, dengan latar tempat yang lebih dominan adalah sekolah SMA Prisma Jaya. Penulis menjabarkan latar waktu dan tempat secara rinci sekali jadi memudahkan pembaca untuk berimajinasi.

Untuk karakter tokoh dari awal hingga akhir cerita dibuat sesuai dan konsisten untuk ukuran anak-anak SMA. Baik para tokoh utama maupun tokoh-tokoh pendukung. Banyak karakter yang buat saya tercengang sebenarnya.

Keseluruhan suka dengan jalan cerita dan semua yang ada di dalam novel ini. Rasa dalam novel ini tersampaikan dengan tepat menurut saya.
.
"Jangan datang ke sekolah pada malam bulan purnama atau, kamu tak akan pernah bisa pulang."
Profile Image for Delasyahma.
242 reviews123 followers
October 31, 2018
Kisah yang bermula dari gadis bernama Serena, remaja yang pindah ke Bandung dan bersekolah di SMA Prisma Jaya. Sia seorang indigo, kelebihannua didapatkan saat perjalanannya ke dalam sebuah goa yang juga menewaskan sahabatnya, akibat melanggar larangan du tempat tersebut.

Membaca kisah ini, kita di aja menelusuri sebuah kejadian yang penuh dengan misteri, hilangnya seorang gadis yang bahkan bukan murid dari SMA Prisma Jaya.

Aku suka cara bercerita penulis, banyak deskripsi yang mampu membuat pembaca memahami lebih detail setiap kejadian dan juga keadaan tokoh.

Dengan premis yang sebenarnya sudah banyak dipakai, namun dikembangkan dengan sangat baik. Sehingga menjadi cerita yang apik.

Aku suka konflik yang bercabang dan terhubung dari satu kejadian ke kejadian lain. Ada twist yang juga cukup tak tertebak.

Eksekusi konflik yang sebenarnya kurang greget, oke, mungkin karena ini sebuah series dan buku ini merupakan buku pertama sehingga ada kejadian yang sebenarnya kurang bisa memuaskan aku.

secara keseluruhan aku suka buku ini, bikin merinding dan misterinya juga kental banget.

Rate : 3,8/5🌟
7 reviews
July 8, 2019
Ceritanya sangat menarik, dengan alur dan gaya bahasa yang sangat bagus membuat aku betah berlama-lama dengan senang hati duduk untuk menyelesaikan sampai titik terakhir novel ini. Bahkan, berharap kedepannya ingin membaca seri keduanya. Sukses selalu untuk kak Nindya.
1 review
January 27, 2018
Kak Nindya benar-benar memikatku dengan karyanya yang satu ini.

Keep Fighting, kak buat karya selanjutnya. 😊
3 reviews1 follower
March 29, 2018
Mengecewakan!

Mau tau kekecewaan saya terhadap novel tebal dan mahal ini?

1. Kertasnya coklat, bikin mata sakit.

2. Alurnya berputar-putar. Serena bisa berkomunikasi dengan hantu. Hantunya Kinanti sempat meminjam tubuh Serena buat memberi tahu teka-teki kematiannya. Kenapa nggak dari awal ngasih tahu siapa yang bunuh dia dan kenapa? Kenapa malah ngasih kode-kode yang membuat nyawa Serena terancam saat mencoba mengungkapnya? Kenapa mesti nunggu ada 2 orang lagi yang mati. Ini nyawa manusia. Penulisnya bisa kan serius saat melibatkan pembunuhan? Kayaknya enteng banget nambahin orang mati ke dalam cerita agar ceritanya jadi panjang dan kelihatan berbobot.

3. Di akhir diceritakan salah 1 hantu ngasih penglihatan ke Serena. tentang siapa yang bunuh Kinanti. Lah, kenapa nggak dari awal dikasih tau? Buat apa saya baca hampir 400 halaman kalau akhirnya begitu saja? di sini terkesan penulisnya udah capek ngajak pembaca berputar-putar dan akhirnya ngasih penyelesaian yang konyol banget.

4. Ken, I hate you. Mulutnya beneran ember dan suka ngumpanin orang. WTF! Ken nggak pantes jadi most wanted. bukannya mengakui perbuatannya, malah menggiring Serena nuduh orang lain.

5. Demi apa nama tokoh cowok harus KARENDRA? panggilannya karen pulak! apa penulisnya nggak tau karen itu nama cewek?!

6. settingnya Bandung tapi pake lo-gue. Kenapa nggak pindahin setting ke Jakarta? tolong dong risetnya yang bener. sudah gitu suasana bandungnya nggak berasa banget. anak-anaknya ngobrol pake bahasa Jakarta.

7. Ada tokoh cewek yang bawa narkoba serbuk ke sekolah. gimana ceritanya, mbak? berani bener. kalo tas digeledah polisi di jalan gimana? dan buat apa bawa narkoba ke sekolah seplastik? buat dipake? makenya gimana dan di mana? OMG banget. saya marah beneran pas baca chapter ini. kayak dibegoin aja.

bener kata temen saya, nggak usah baca dan beli novel jebolan Wattpad. bikin darah tinggi!

8. waktu trio Serena-Ken-Aldebaran di goa belanda, kenapa nggak ada pemandu wisata? katanya udah banyak yang kesurupan dan mati. beneran ini cacat logika. cuma ngajak pembaca berputar-putar.

9. adegan Aldebaran-ken duel memperebutkan Serena di sekolah dan ditonton seisi sekolah tuh murahan banget. Ada anak SMA waras yang melalukan itu? udah putus urat malunya?

10. lagi-lagi adegan murahan yang berkesan kebetulan, muncul saat Serena secara nggak sengaja nemuin notes yang dicari-carinya. padahal udah susah payah mencari, nggak taunya muncul begitu saja. mendingan notesnya nggak usah muncul.

bikin adegan baper dan berkhayal boleh. tapi jangan buat pembaca jadi bodoh.

perbaiki lagi. masih banyak celah dan bolong di cerita ini.

kelebihan cerita ini cuma 1, kalimatnya bagus. tapi buat segi cerita dan alur, sangat perlu perbaikan. super parah dan mengecewakan!
Profile Image for Natasa.
19 reviews
December 28, 2018
Awalnya seru banget sampai pertengahan. Merinding gue bacanya saking thrillernya. Tapi menurut gue endingnya terlalu maksa. Apa ya gue ga menemukan kejelasan Seorang Ken itu sendiri. Terus Pelakunya ditangkap gitu aja setelah membunuh banyak orang. Terlalu drama endingnya. It's my opinion
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Aruna Aigo.
3 reviews
February 2, 2024
Udah namatin dari lama, udah aga lupa alurnya gimana tapi aku tau bahwa aku pernah sesuukkaaa itu sama novel ini, sampe gabisa lupa.
Displaying 1 - 30 of 31 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.