Jump to ratings and reviews
Rate this book

Come Back To Me

Rate this book
SENNA
“Mataku tak bisa melihatnya, tapi aku merasa mengenal Ced lebih dari siapa pun. Dari tangan kasarnya, aku tahu dia adalah pekerja keras. Dari suaranya, aku bisa tahu betapa renyah tawanya. Dan tak peduli sesingkat apa pun kami bersama, kenangannya selalu bertahan lebih lama di dalam benakku.”

CED
“Mata almond Senna tak pernah terlihat sama. Terkadang gelap, terkadang mengeluarkan binar yang luar biasa indahnya. Lambat laun membuatku jadi egois, berharap sepasang mata miliknya itu bercahaya karenaku saja.”

*
Ced ternyata baru menyadari, hatinya sejak lama sudah jadi milik gadis itu, seperti halnya hati Senna sudah dimiliki oleh laki-laki itu.
Namun ketika akhirnya menyadari cintanya pada Senna, Ced malah dihadapkan pada dilema yang teramat sulit untuk dihindari: antara harus memilih kebahagiaannya sendiri atau kebahagiaan gadis itu.

386 pages, Paperback

First published February 11, 2016

3 people are currently reading
69 people want to read

About the author

Arini Putri

6 books86 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
8 (15%)
4 stars
28 (53%)
3 stars
15 (28%)
2 stars
0 (0%)
1 star
1 (1%)
Displaying 1 - 22 of 22 reviews
Profile Image for Tamara Fahira.
130 reviews8 followers
December 31, 2021
Pernah baca ini waktu SMA, kemudian gue baca review rangorang yang bombastis mengenai novel ini. Ceritanya kayak sinetron, jadi males meskipun tetep dibaca sampe akhir, sih. Yaaaa selera orang beda-beda.

Kayak karakter utama, Senna, digambarkan memiliki kecantikan bak putri, cowoknya, Ced, digambarkan memiliki ketampanan bak model catwalk.

Haha. Haha. Haha.
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews297 followers
March 28, 2016
Review bisa juga dibaca di http://www.kubikelromance.com/2016/03...
Tanya Penulis tentang Come back To Me: http://www.kubikelromance.com/2016/03...
Kuis Buku Come Back To Me: http://www.kubikelromance.com/2016/03...

Bittersweet menjadi tempat bersejarah bagi Ced dan Senna karena menjadi tempat pertama kali mereka bertemu. Ced mengunjungi kafe tersebut karena dia mendapatkan tawaran pekerjaan dari si pemilik untuk mendesain ulang furnitur dan mengisinya. Sedangkan Senna, setiap jumat dia mengirimkan cookies buatannya yang dijual melalui Bittersweet. Ketika Ced keluar karena proses negosiasi sudah ditangani temannya, Malik, dia melihat seorang gadis yang akan ditabrak oleh segerombolan murid yang meluncur kencang menggunakan skateboard di trotoar. Ced gemas karena gadis tersebut tetap saja berjalan pelan dan tidak menghindar, kemudian dengan paksa dia menarik tanggannya untuk menghindari tabrakan, secara spontan dia memarahi gadis tersebut untuk berhari-hati ketika berjalan, melihat kanan kiri. Namun nyatanya, gadis tersebut memang tidak bisa melihat kanan kiri, gadis tersebut buta.

Perasaan bersalah karena membentak gadis buta terus membayangi Ced, dia pun selalu mengunjungi Bittersweet di segala kesempatan dan ingin meminta maaf akan perbuatannya yang kasar, tapi sayangnya mereka tidak pernah bertemu. Dia hanya bisa memandangi foto gadis yang berwajah cantik tersebut yang tidak sengaja tertangkap kamera ketika mengumpulkan ide untuk mendesain kafe. Harapan muncul disaat dia mendengar obrolan pelayan kafe dan sang pemilik yang mengatakan kalau gadis pengantar cookies hanya datang setiap hari jumat. Benar saja, Ced akhirnya melihat gadis yang bernama Senna itu lagi, tapi dia tidak langsung mengajaknya berbicara, dia hanya mengikuti langkah gadis tersebut pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari kafe dan dari carpentry studio miliknya. Ced mengiktui langkah Senna secara diam-diam tanpa gadis itu ketahui kalau ada yang mengikutinya, mengawasinya, menjaganya.

Ced mempercepat langkahnya, menoleh dan menatap wajah Senna. Ced berjalan mendului, membalik tubuhnya untuk menghadap Senna dan berjalan mundur. Diperhatikannya setiap jenggal wajah Senna. Matanya, alisnya, hidungnya, bibirnya, pipinya, hingga Ced tersenyum tanpa sadar. Bagaimana bisa perasaannya terasa sedamai ini hanya dengan menatap wajah cantik di hadapannya?


"Buat bahagia itu enggak susah, kok. Dalam keadaan apa pun seharusnya kita bisa bahagia, karena bahagia itu pilihan."
"Dulu Papa bilang ke aku, walaupun aku sekarang buta, bukan berarti aku enggak bisa bahagia. Kunci terbesarnya, menikmati apa yang kita punya dan enggak serakah."


"Kadang ada yang lebih berharga dari impian kita. Kebahagiaan orang itu, lebih berharga dari ambisi kita."


Kali keempat membaca karya Arini Putri dari lima bukunya yang sudah diterbitkan, saya merasa tulisannya jauh berkembang. Arini mulai melepas image penulis K-Drama, di mana di awal-awal tulisannya sangat lekat dengan negara gingseng tersebut. Saya merasa cerita dalam negeri yang kekoreaan sudah ketinggalan jaman, tren-nya sudah usai, saya berharap penulis menemukan ciri khasnya sendiri. Di buku ini penulis sudah mengukuhkan kalau dia memiliki sesuatu yang khas dari dirinya, yaitu aura melow dan sendu, saya sudah merasakan sejak membaca buku pertamanya dan tidak hilang sampai sekarang, tetap menjaga kesenduan cerita, tapi juga mulai melepaskan yang berbau tren tadi. Padahal penulis berkata kalau dia banyak mendapatkan inspirasi dari film dan musik Korea, tetapi dia berhasil menjadi diri sendiri.

Di buku ini juga penulis menggunakan teknik show yang sangat baik, jangan heran kalau penuh deskripsi yang membuat pembaca lebih mudah menangkap pesan cerita, karakter, serta emosi para tokohnya. Misalkan saja ketika menceritakan gerak gerik Senna, pembaca pun bisa merasakan apa yang dirasakan Senna, dia harus jeli dan menghapal sekitar agar tidak mudah terjatuh karena kondisinya, pembaca akan tahu bagaimana cara pandang orang yang memiliki keterbatasan fisik. Pun dengan teknik tell, digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak membutuhkan penjelasan detail. Misalkan saja ketika Ced menceritakan tentang mantan pacarnya dan tentang ayahnya. Porsi keduanya cukup seimbang, sehingga buku yang tergolong cukup tebal ini, pembaca tidak akan bosan menikmatinya. Plotnya runut dan rapi, pace-nya tergolong lambat, bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami, saya juga suka dengan pemilihan sudut pandang orang ketiga yang digunakan, merasa sangat tepat sekali. Penulis menitikberatkan cerita pada hubungan Ced dan Senna, bagaimana mereka bertemu, saling berinteraksi, sampai saling merasakan cinta. Dijalin dengan pelan-pelan sehingga chemistry-nya sangat terasa.

Karakter kedua tokoh utamanya juga sangat kuat, penggambaran sifat dan fisik dijelaskan dengan cukup detail. Senna digambarkan dari luar merupakan gadis yang lembut tapi sebenarnya dia cukup keras juga. salah satunya contoh ketika Ced mengungkapkan perasaan, Senna mulai menghindar, membuat hubungan mereka seperti semula yang tidak pernah saling kenal. Sedangkan Ced sebaliknya, dari luar dia tampak keras, dia tidak suka berbasa basi dan terlalu cuek, tidak suka ketika nama ayahnya diungkit-ungkit, selalu menolak keras bila mantan pacarnya mendatanginya. Namun, ketika dia berhadapan dengan Senna, sangat terlihat kalau apa yang dia lakukan sangat tulus, hatinya sangat lembut. Untuk karakter lainnya memiliki porsi yang cukup sebagaimana peran mereka sebagai tokoh pendamping, yang paling menarik adalah Paman Widi dan ibu Senna, keduanya sangat bijaksana. Sedangkan ayah Ced, dia sama saja dengan anaknya, dari luar kelihatan keras, tapi di luybuh hatinya dia sangat menyayangi putra satu-satunya tersebut.

"Dia enggak sepenuhnya hebat. Semakin aku kenal dia, semakin aku tahu banyak kelemahannya. Dia gampang nangis, gampang takut, gampang cemas, hatinya sekeras kayu. Tapi setiap dia senyum, aku sadar aku enggak mau kehilangan senyum itu. Dia bikin aku sadar, kalau kadang melihat orang lain bahagia itu juga bisa buat kita bahagia."


"Lelaki yang terobsesi sama kayu, tapi takut sama marionette. Dia galak dan tertutup. Semua perasaan dan pikirannya dia simpan sendiri. Kamu tahu lignum vitae? Dia mirip kayu itu. Kuat, keras, unik, tapi ternyata minyak dari kayu itu biasa dijadikan obat. Kayu yang mengobati," ujar Senna sambil menerawang jauh.


Selain interaksi yang menarik antara kedua tokoh utamanya, yang membuat saya menyukai buku ini adalah informasi tentang kayu yang disisipkan penulis. Memang tidak detail sekali tapi cukup, menambah informasi karena sebelumnya saya sangat 'buta' dengan dunia furnitur, risetnya boleh diacungi jempol. Selain itu passion Ced akan dunia kayu dan Senna akan cookies juga tersampaikan dengan baik, pembaca serasa ikut dibuat mencintai kedua hal tersebut.

"Namanya lignum vitae. Warnanya unik, aromanya enak. Minyaknya biasa dipakai untuk perfume base," ujar Ced, bercerita semangat tentang salah satu jenis kayu favoritnya. "Kayunya kuat dan padat, gampang banget tenggelam di air. Jaman dulu, orang-orang pakai kayu itu untuk obat. Menarik, kan? Kayu yang bisa mengobati."


Sedikit kekurangan adalah penggambaran tentang settingnya, bagi saya kurang detail serta masih banyak typo. Ending ceritanya juga mudah ditebak, tapi tetap manis kok.
Banyak adegan yang membekas, tapi ada satu yang menjadi paling favorit, ketika Ced menawarkan diri untuk menjadi nomor 2 :D

"Ponsel kamu mana?" tanya Ced tiba-tiba.
"Ponsel?" Senna merogoh tasnya, mengeluarkan ponselnya. "Kenapa?"
"Pinjem bentar." Ced segera meraih ponsel di tangan Senna. Dengan lincah jarinya menekan tombol-tombol di sana, membuka pengaturan. Ced segera mengetikkan nomornya di sana. "Kalau ada apa-apa, misal kamu butuh bantuan atau mungkin kamu sekadar kesepian, kamu tekan nomor dua. Kayak gini."
Ced menekan tombol nomor dua di ponsel Senna lama, hingga ponsel di kantong celananya berbunyi. "Dan aku bakal ada buat kamu," ujar Ced sambil tersenyum tipis. Ced meraih tanggan Senna dan mengembalikan ponsel itu ke genggamannya.


Manis, kan? Masih banyak lagi adegan manis yang Ced lakukan kepada Senna, dan itu harus kalian temukan sendiri. Buku ini recommended bagi penyuka cerita melow dan sendu tapi tidak menye-menya, yang ingin tahu apa itu profesi carpenter dan blind baker.

Come Back To Me bercerita tentang kadang kita harus mengalah pada ambisi agar orang lain bahagia, kadang bahagia sangat mudah diraih kalau saja kita sering bersyukur.

4 sayap untuk Ipe, ebony, oak, red cedar.
Profile Image for Gita Karmani.
430 reviews15 followers
February 8, 2021
Baca buku ini karena tertarik dengan review orang-orang; bisa bikin nangis. Karena penasaran, akhirnya baca juga setelah berjuang cari bukunya susah, dan numpuk selama setahun.
Akhirnya...
Ceritanya bagus, tentang gadis buta ketemu cowok ganteng. Baca halaman awalnya, kayak mirip drama Korea gitu. Tapi nilai kehidupan nya bagus.
Sayangnya nggak nangis baca ini.. :(
Profile Image for Anastasia Cynthia.
286 reviews
March 24, 2016
“Buat bahagia itu enggak susah, kok. Dalam keadaan apa pun seharusnya kita bisa bahagia, karena bahagia itu pilihan.” –Come Back to Me, hlm. 115



Dari puluhan anak yang menumpangi mobil antar jemput siang itu, Senna sering bertanya, kenapa hanya dirinya yang terkena pecahan kaca? Kenapa bukan penumpang di sebelahnya atau di depannya? Kenapa hanya dirinya yang buta?

Senna hidup dalam dunianya yang gulita. Berangkat dari sebuah ketakutan, mendiang ayahnya mengajarkan anak perempuan mereka satu-satunya untuk bertahan. Senna tumbuh menjadi gadis yang cantik, berpergian seorang diri dengan ditemani tongkat besi.

Berbeda dengan Senna yang tumbuh dengan balutan kasih sayang kedua orangtuanya, Ced Pratama tumbuh sebagai anak yang tertutup. Ayahnya selalu mengekangnya dengan keputusan-keputusan sepihak. Hingga dewasa, Ced pun nekat mengambil langkah besar untuk menentang ayahnya, demi meraih cita-citanya dalam bidang carpentry.

Ced mengambil proyek furnitur untuk sebuah kafe Bittersweet ketika gadis berparas cantik itu melangkah masuk disambut Bu Mira. Gadis yang kerap mengantar cookies yang digemari para pelanggan Bittersweet. Namun, ketika tubuh rikuhnya melangkah keluar kafe dan nyaris tertabrak kendaraan, Ced tertegun mengetahui kalau gadis cantik berbeda dari gadis lain yang pernah ditemuinya.





“Come Back to Me” merupakan karya pertama Arini Putri yang saya cicipi. Idenya memang klise, tapi bukannya novel roman memang begitu? Lantas, apa yang berbeda dari “Come Back To Me” ketimbang novel-novel lainnya? Dari gaya menulis Arini Putri, saya bisa mengendus ketulusan hati. Bahasanya begitu sederhana, tapi mampu merangkai sisi emosional dari kedua sisi tokoh utamanya. Mulai dari insiden yang mencelakai kedua mata Senna hingga keputusan besar yang diambil Ced untuk menekuni bidang carpentry yang ditentang oleh ayahnya.

“Come Back To Me” secara khusus menceritakan diri Ced dan Senna dari dua sisi yang berbeda. Mulai dari percintaan masa lalu mereka dan juga melibatkan peranan keluarga yang krusial. Secara permainan plotnya “Come Back To Me” memang terdengar simpel. Seorang gadis buta yang bertemu dengan seorang pria tampan yang gemar dengan dunia pertukangan. Tapi, menurut saya, gadis buta dan carpentry bukanlah hal yang sering dituangkan seorang penulis sebagai karakter dalam novel mereka. Dengan novel setebal nyaris 400 halaman, Arini Putri punya ruang yang luas untuk mengeksplorasi tiap lekuk karakternya, dimulai dari ciri-ciri seorang Senna yang begitu anggun, tutur katanya yang manis; Ced yang punya logika matematis tinggi dalam mengukur tiap jengkal kayu. Melalui dua karakter cerita dalam “Come Back To Me”, Arini Putri pun tak ayal menyelipkan dua makna hidup untuk seseorang yang mencintai dan dicintai.


Baca selengkapnya dan ikuti giveawaynya: https://janebookienary.wordpress.com/...
description
Profile Image for April Silalahi.
227 reviews213 followers
May 17, 2016
Membaca novel ini sebenarnya karena antusias teman-teman yang review buku ini dan bilang bagus.
terlebih lagi sepertinya buku ini dikonsep sedemikian rupa saat proses kepenulisannya.

Bercerita tentang Senna, gadis cantik yang harus merasakan ketidaksempurnaan fisik hanya karena suatu kecelakaan saat dia sekolah. Senna digambarkan benar-benar cantik secara fisik, memiliki mata almond. Keterpurukannya akan kondisi yang dideritanya tidak membuat Senna larut dalam kesedihan. Senna memiliki sosok ayah yang mendidiknya dengan keras. Sehingga walaupun tidak sempurna Senna tetap mampu menjalani hidupnya.

Di sisi lain, ada sosok Ced. Pertemuannya dengan Senna yang tidak sengaja membawa Ced untuk ingin terus melindungi Senna. Ced ingin membantu Senna dalam kesehariannya. Namun, Ced harus berpasrah diri saat suatu titik yang memaksanya merelakan kebahagiaan dirinya sendiri demi orang lain. Orang yang menurut Ced adalah sebagian dari hidupnya.

Lalu bagaimana keduanya menyelesaikan konflik mereka?

Cerita ini sebenarnya manis. Kedua tokoh -Ced dan Senna- memiliki karakter yang sama-sama kuat. Namun penulis lupa, karena digambarkan kedua tokohnya sempurna, akan jadi aneh saat salah satunya jatuh cinta. Ya walaupun sosok Senna digambarkan cantik sekali. Tapi perlu digaris bawahi SENNA TIDAK SEMPURNA! dan sosok Ced yang ganteng sangat tidak masuk akal kalau bisa memperdulikan sosok Senna segitu dalamnya. Atau memang sosok Ced digambarkan benar-benar berhati malaikat? Gak usah munafik lah! Keliatan kayak gak masuk di akal!

Di lain pihak cerita ini banyak memiliki pesan moral yang berusaha ingin disampaikan ke pembacanya. Walaupun kondisi kita tidak sempurna, kita dapat melakukan banyak hal yang berguna. Kita tetap dapat melakukan hal orang normal lakukan.

Aku juga suka bagaimana interaksi Senna dan orangtuanya. Suka bagaimana penulis membawa Senna berjuang sehari-hari. Tidak lemah dan mengeluh.

Sebuah tamparan jika kamu membaca kisah ini kalau ternyata kita masih tidak peduli dengan keadaan orang lain di sekitar kita yang membutuhkan bantuan. Membaca kisah ini membawa kita untuk mengingat dan melihat keadaan orang lain di sekeliling kita seperti apa serta jangan pelit untuk memberikan bantuan.

Semoga karya selanjutnya penulis tidak menghadirkan tema cerita yang gak masuk akal lagi dalam kisah romance nya :)

Pss.. selain kisah romance nya yang gak masuk akal, tulisan ini bagus kok. Andai saja konsep romancenya dikemas dengan lebih masuk akal :)
Profile Image for Dhani.
257 reviews17 followers
April 30, 2016
Berawal dari pertemuan tak sengaja di luar cafe Bittersweet, Ched dan Sena " berkenalan".Ched yang baru saja keluar dari cafe yang akan menjadi calon kliennya, menolong Sena yang hampir saja tertabrak sekumpulan remaja dengan skateboardnya.Sena yang tunanetra, adalah pemasok cookies buatannya buat kafe tersebut. Dan Ched adalah sarjana ekonomi, tapi lebih tertarik pada dunia" perkayuan", membuat sendiri furniture secara manual dan bukan pabrikan.Dari titik itulah, sebuah pertemanan terjalin. Dan berkembang ke arah yang makin dekat.Ched serasa menemukan" pendengarnya", demikian juga Sena.Sayang saat hubungan semakin terjalin, banyak peristiwa terjadi, banyak ujian yang harus mereka jalani. Baik yang berasal dari mereka sendiri maupun dari orang orang di sekitar mereka. Lantas, apakah akhir dari hubungan ini? Apakah cookies dan kayu bisa menyatukan hati mereka?

Ditulis dengan alur yang tidak terlalu cepat, secara keseluruhan novel ini memikat hati. Deskripsi tokoh tokoh utamanya,baik figur, karakter dan pekerjaan/profesinya lengkap. Konfliknya juga pekat, diselesaikan dengan sabar, tak secepat kilat, tapi malah nampak realistis. Chemistry di antara Ched dan Sena juga terjalin indah sepanjang halaman halaman novel ini.

Tapi walau begitu, ada beberapa hal yang agak sedikit mengganggu, yakni
- typo, di halaman 72, diantrean seharusnya di antrean.
- typo, di halaman 113, pertengakaran seharusnya pertengkaran.
- di halaman 273 dituliskan bahwa Senna menemukan buku tabungan ayas nama mamanya yang lalu akan diambilnya untuk biaya pemasangan kateter mamanya.Sepengetahuan saya, pengambilan dengan buku harus oleh si pemilik atau oleh orang lain yang dikuasakan dengan surat yang bermaterai, dan tak bisa diambil oleh orang lain. Akan lebih logis kalau misalnya diterangkan bahwa ada juga atm yang disertakan pin, jadi Senna bisa mengambilnya.
- Selama Ched bersekolah di London dan akhirnya kembali ke Indonesia, diceritakan bahwa Ched sama sekali tak bisa berhubungan dengan Senna dan teman teman kerjanya, karena hpnya diambil ayahnya. Agak nggak logis ya, secara Ched sudah tahu tempat tinggal Senna dan lokasi studionya. Akan lebih masuk akal kalau diceritakan itu adalah bagian dari komitmen Ched kepada ayahnya.

Tapi di luar itu, novel ini berhasil memikat hati. Semuanya disajikan secara pas, tak berlebihan. Dan di situlah letak keindahannya.
Profile Image for Seffi Soffi.
490 reviews142 followers
February 20, 2021
3.9🌟

"Kita enggak bisa memuaskan semua orang, Ced. Saat orang-orang di sekitar kamu meneriakkan hal yang berbeda, aku rasa mengikuti kata hati kita adalah langkah yang paling tepat. Impianmu enggak akan pernah menjauh, Ced... selama kamu masih percaya sama mimpi itu." - Hal. 222

Awal pertemuan dengan Senna itu emang agak canggung, Ced malah ngebentak Senna yg nggak hati2. Ditambah lagi Ced tahu ternyata gadis yg dia bentak itu nggak bisa melihat. Harusnya Ced langsung minta maaf, tapi buktinya dia malah menguntit Senna dr belakang.

Dan saat itu tiba, akhirnya Ced memberanikan diri untuk berteman dengan Senna. Trus jg meminta maaf. Setelah mereka berteman, Ced selalu menemani Senna untuk mengantar cookies, bercerita tentang ini itu.

Lama kelamaan kedekatan itu menimbulkan perasaan lain, Ced emang berniat serius sama Senna. Sayangnya banyak hal terjadi yg membuat mereka harus memikirkan lagi.

Aku baru pertama kalinya baca karya penulis, aku suka sama gaya ceritanya. Menarik, tema yang diangkatnya tentang difabel.

Karakter Ced yang dingin emang kdg membuat nyebelin sih, tapi diperhatian. Dia berjuang demi impian dia, meski harus dari nol, gigih. Senna sosok cewek yang emang bikin nyaman, meski dia ngga bisa melihat dia masih kuat dan bisa menjalani hari2 dg bahagia, kdg emang ada di saat rapuh apalagi pas dapet cemoohan dr org2 sekitar 😭. Agak kurang suka sama Malik dan Kinar, dua org ini tipe temen nyebelin dan sok tahu gitu, doyannya ngatur2.

Gaya bahasanya ringan dan mengalir, memakai sudut pandang orang ketiga, perasaan tokohnya digambarkan dengan baik. Baper pokonya akutuh 🥺😢.

Interaksinya kusuka, chemistrynya pun feelnya dapet bgt.

Untuk konfliknya emang lebih ke konflik batin Ced dan Senna, di mana emang harus ada yg dikorbankan untuk bisa membuat orang lain bahagia ini ngena banget. Rasanya emang sulit jadi Ced yg harus selalu menurut ke ayahnya, apalagi dia nggak mau jd boneka kayu yg dimainkan ayahnya 😭. Eksekusi konfliknya apik, endingnya sukaaa 😍😍😍.
1 review
August 1, 2025
aku udah cari" buku ini lagi terakhir aku baca kelas 11 smk dan sekarang baru ketemu lagi mungkin udah 3 tahun dari pertama baca. ga bisa lupain ced sama senna serasa berkesan buat aku
Profile Image for Ayu Muhairani Sirait.
58 reviews4 followers
August 14, 2016
Hidup Senna kecil berubah drastis semenjak kecelakaan bus waktu itu, dari sekian banyak anak kecil yang ada di dalamnya, hanya Senna yang mengalami kecelakaan paling parah. di vonis buta, hidup Senna tidak berjalan mudah mulai saat itu ~
kini Senna kecil sudah menjelma menjadi perempuan berumur 24 tahun yang sangat cantik, tapi sayang, kondisi Senna tetap tidak dapat melihat.
kecintaan Senna akan cookies pula yang membawanya bertemu untuk pertama kali dengan Ced, bermula di kafe Bittersweet, setelah Senna mengantarkan pesanan cookies buatannya, Senna hendak berjalan kembali pulang kerumahnya yang gak begitu jauh dari kafe.
Ced yang waktu itu belum tau keadaan Senna tega membentak Senna karena perempuan itu gak hati-hati (Senna hampir aja ketabrak sama anak-anak yang main skateboard sembarangan di jalan), setelah tau keadaan Senna yang sebenarnya, Ced malah merasa bersalah karena sudah membentak Senna.
di dorong rasa bersalah, setiap hari Ced datang ke Bittersweet untuk minta maaf pada Senna...

Ini pertama kalinya membaca karya Arini Putri, terima kasih mbak Arini karena sudah menulis cerita sebagus dan seindah ini ~
Membaca kisah Senna dan Ced mengingatkan aku dengan novel Annie Song's nya Catherine Anderson dan The Outlaw and The Lady nya Lorraine Heath, aku harus angkat jempol untuk penggambaran karakter Senna, biar pun Senna buta, tapi Senna gak putus semangat untuk melakukan apa aja.
di sisi lain, aku juga harus angkat jempol untuk Ced, punya wajah ganteng, lulusan sekolah luar negri, punya orang tua kaya tapi Ced memutuskan untuk buka usaha yang kesemuanya pake modal sendiri, Ced gak mau harus jadi boneka ayahnya, yang mau Ced meneruskan perusahaan mereka.
dari awal bertemu sebenernya Ced udah mulai tertarik dengan Senna, tapi Ced ragu Senna bakal balas perasaannya, hal itu terbukti waktu Ced dengan berani nya nyium Senna di studio kerja nya.

Ada yang bilang "terkadang kita harus mengalah demi orang yang kita sayang, agar dia tetap terus bahagia."

hal itu juga yang dilakukan Ced demi Senna, Ced rela harus memohon pada ayahnya, untuk memodali usaha teman-temannya. sebagai gantinya, Ced akan kembali ke rumah dan mengikuti apapun keinginan ayah Ced. yang artinya Ced harus rela meninggalkan Senna juga teman-temannya ~

Untuk ending cerita udah pasti ketebak dari awal, karena genre seperti ini udah mainstream sekali... tapi yang pasti, untuk siapa aja yang suka romance, aku cuma mau bilang : "KAMU WAJIB BACA NOVEL INI." Dan jangan kaget kalo harus bercucuran air mata, karena aku sendiri juga udah mewek bahkan dari halaman pertama ~

And Then ~ tentu aja aku bakalan kasih semua bintang yang ada di Goodreads, terima kasih sekali lagi mbak Arini, buku ini sukses bikin aku gak bisa move on.
Profile Image for Kirana Nath.
49 reviews4 followers
August 10, 2018
Ini kedua kalinya aku baca karya Penulis. Yang pertama itu See You Again. Dan sejak itu aku mulai jadi penggemar tulisan Penulis. Karena tulisannya menggambarkan detail suasana serta bagaimana karakter dalam ceritanya. Hingga aku seperti ikut masuk di dalam ceritanya dan menikmatinya hingga selesai.

Secara keseluruhan, aku suka dengan cerita di buku ini. Kisah romance-nya bikin hangat dan nyaman. Karena memang novel ini bercerita tentang bagaimana rasa nyaman bisa dengan mudahnya membuat seseorang jatuh cinta. Penulis pun benar-benar menceritakannya dengan deskripsi yang bisa membuat aku ikut merasakan nyaman, hingga aku mengerti kalo tentu saja Ced bisa jatuh cinta pada Senna. Karena sosok Senna memang membuat Ced nyaman.

Untuk jalan ceritanya, di beberapa bab awal memang terasa lambat. Karena mungkin di sini dijelaskan proses bagaimana dua karakter utama ini bisa jatuh cinta. Karena rasa nyaman kan tidak bisa ujug-ujug ada kan? Tapi, di pertengahan cerita, konflik mulai terasa. Konflik dari Ced juga Senna. Tentang rasa egois mereka, tentang impian mereka. Hingga konflik terselesaikan dengan baik di ending.

Untuk karakternya, Penulis menggambarkan karakter Ced dan Senna dengan baik dan konsisten. Hingga sampai buku selesai dibaca, aku tetap merasakan karakter Senna yang begitu positif, dan sikap Ced yang keras namun lembut pada Senna.

Dan salah satu yang aku suka dari karya Penulis adalah penggambaran suasana yang detail di tiap bukunya. Pada buku See You Again, aku merasakan detail suasana harunya. Dan pada novel ini, aku bisa merasakan hangat dan nyaman di dalam ceritanya.

"Kamu bikin aku lebih tenang, bikin pikiranku lebih jernih, bikin aku nyaman.. Juga bikin aku sadar kalau selalu ada orang yang percaya sama aku." (hal. 223)

Review lengkap : https://kiranathya.blogspot.com/2018/...
Profile Image for Alya Nfz.
45 reviews
May 28, 2016
“Orang-orang di sekitarnya bilang, sebesar apa pun cinta, waktu akan mengikisnya perlahan. Bahwa seiringnya berjalan waktu, rasa cinta itu akan menghilang. Dan kita bisa menertawakan cinta kita dulu tanpa perih di hati.” –Halaman 333

Ced merasa bersalah karena telah memarahi seorang gadis buta, Senna. Semenjak hari itu, ia sulit untuk bisa tertidur sehingga ia memutuskan untuk pergi ke Bittersweet--tempat pertama kali mereka bertemu--untuk meminta maaf kepada Senna. Namun niat tersebut harus kembali tertelan oleh keraguan.

Kedatangan Senna ke Bittersweet selalu meninggalkan rasa penasaran dalam diri Ced. Tanpa Ced sadari, ia mulai tertarik kepada Senna. Diam-diam Ced sering mengikuti ke mana pun Senna pergi. Sampai suatu ketika, Senna mengtahui semua itu. Mulai hari itu, mereka saling menjalin tali pertemanan yang akan membawa mereka ke dalam kisah cinta. Dan ketika Senna mulai mengakui kisah tersebut, salah satu dari mereka harus kembali kehilangan.

****

Ketika membaca Come Back To Me karya Arini Putri, saya seperti sedang menonton serial drama Korea karena beberapa adegan dalam novel mengingatkan saya pada Always dan The Winter The Wind Blows yang mengisahkan seorang gadis buta.

Kisah dalam novel ini terbilang cukup sederhana sehingga konflik di dalam cerita kurang terasa. Namun, Arini Putri mampu menutupi kekurangan tersebut dengan menghadirkan para tokoh yang hidup. Saya bisa ikut merasakan perasaan Ced yang harus kehilangan impiannya selama ini.

Saya juga ingin memberi tepuk tangan kepada Arini Putri yang berhasil bercerita melalui sudut pandang Senna seolah-olah ia juga mengalami apa yang Senna alami^^

Review selengkapnya di http://vancapella.tumblr.com/post/140...

Profile Image for Ratnani El Ratna Mida).
Author 11 books14 followers
March 26, 2016

“Kadang ada yang lebih berharga dari impian kita. Kebahagiaan orang itu, lebih berharga dari ambisi kita.” (hal. 294)

Ced adalah pemuda yang memiliki ketertarikan terhadap furnitur. Sayangnya kertertarikannya itu tidak mendapat dukungan dari sang ayah. Tapi Ced tidak peduli, demi mengerja mimpinya itu dia rela melepas kemewahan dan fasilitas dan keluarganya yang berada. Ced menghabiskan seluruh tabungannya dan membangun carpentry studio bersama, Malik—sahabatnya, Tanu, Paman Widi—guru sekaligus orang yang sudah dianggap sebagai ayahnya sendiri. Berharap suatu hari mereka bisa membangun toko furnitur besar. (hal. 5)

Ced tahu mengejar mimpinya itu tidak mudah, tapi dia juga tidak mau selamanya dijadikan boneka oleh sang ayah. Sejak kecil hidupnya dikontrol, tidak bisa bebeas bergerak. Karena itu dia ingin membuktikan pada ayahnya bahwa dia bisa mewujudkan mimpinya sendiri.
Menilik masa lalu Ced yang semang selalu diatur membuatnya tumbuh menjadi sosok yang cukup tertutup dan kurang bersosialisasi. Bahkan Ced pun kurang sinar matahari, bahkan mendapat julukan vampire karena memiliki selalu terlihat pucat. Selama ini Ced memang selalu menghabiskan kesehariannya dengan balok-balok kayu dan peralatan pertukangan.

Tapi kehidupannya berubah ketika pada suatu waktu dia menangkap sebuah gambar gadis cantik di kameranya. Gadis yang membuatnya merasa bersalah karena pernah mengatakan kata-kata tidak sopan. (hal. 30)

http://tulisanelratnakazuhana.blogspo...
Profile Image for Ollyjayzee Ollyjayzee.
Author 12 books79 followers
December 11, 2016
Di sela kegilaan nonton drama Korea Goblin, akhirnya saya yang sedang mati gaya kehilangan mood baca, meraih buku ini yang tertumpuk di rak entah sajak kapan, dalam kondisi segel. Hehehe...
Saya terus terang tidak membaca blurb-nya. Males. Saya sering tertipu oleh blurb. Saya jenis orang yang tidak percaya dengan blurb beberapa penerbit yang sudah terkenal sangat menipu. Tetapi saya membaca buku ini murni karena kebetulan. Dari sekian deret novel yang berjejer di rak, novel ini menarik karena sampulnya unik. Itu yang pertama. Yang kedua, karena penerbitnya yang masih baru. Penerbit ini terkenal menerbitkan buku karya penulis yang dilabeli dewasa. Karena novel ini tulisan penulis perempuan dalam negeri, dengan nama yang sangat feminin, terus terang saya tidak percaya kalau genrenya bakal dewasa.
Dan benar saja. Saya tertarik sejak di bab pertama. Kenapa? Saya merasa tersentuh sekali dengan kalimat-kalimat yang ditulis. Sederhana, tapi membuat saya terharu bahkan sampai meneteskan air mata. Saya memang cengeng hehehe...
Kenapa menangis? Bayangkan saja jadi orang buta. Pasti nggak enak.
Meskipun beberapa plotnya goyah, ngambang, nggak logis, dan karakter-karakternya too good to be true, masa bodo lah. Saya suka cara penceritaannya yang sederhana. Kalimat-kalimat yang mengalir lancar.
Nama tokohnya juga keren. Senna dan Ced. Tebal, tapi lumayan kok. Hehehe...
Profile Image for Rumah.
Author 1 book41 followers
April 5, 2016
Ya, makanya cari! Kalau kamu enggak bisa lihat, kamu masih punya telinga, punya tangan. Dengar, sentuh, gunakan semua yang kamu bisa, Senna!


Ced adalah seorang furniture design. Dia memiliki kepribadian yang dingin, keras kepala, tatapan matanya tajam dan dia tak pernah peduli dengan lingkungan di sekitar dia. Hanya satu yang dia pedulikan, yaitu kayu. Tapi, pertemuannya dengan Senna, seorang gadis buta, perlahan membuat hidupnya berubah. Dia lebih sering mengunjungi Bittersweet demi bisa bertemu dengan Senna dan meminta maaf. Senna yang menjadi supplier cookies di Bittersweet secara rutin, membuat Ced betah berada di Bittersweet dengan dalih mencari ide.

Interaksi yang ditulis oleh penulis dari kisah Ced dan Senna juga luar biasa apik. Bahasa yang digunakan, kemudian kondisi psikis dari Senna, kepribadian Ced saat sebelum bertemu Senna dan setelah bertemu Senna. Membuat kisah ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Terlebih lagi konflik yang diciptakan di antara mereka berdua benar-benar bikin aku langsung gigit bantal, cookies, pukul guling. Nyess banget. Kalau bahasa gaulnya MJJ alias Mak Jleb Jleb.

Review lengkapnya ada di http://peekthebook.blogspot.co.id/201...
Profile Image for Bening Pertiwi.
Author 2 books2 followers
June 14, 2016
karakater kedua tokoh utamanya unik
Ced, si pemberontak yang cinta mati dengan kayu dan furniture
lalu Senna, gadis buta pembuat cookies
kemungkinan keduanya bertemu sebenarnya tipis, tapi penulis berhasil mempertemukan kedua karakter ini dengan manis dalam novel
alur ceritanya rapi, meski ada beberapa adegan yang tampak terlalu penuh dan banyak
perkembangan karakternya juga asyik
satu hal yang cukup mengganggu saya adalah obrolan tokoh ayah Ced
memang, di novel ini penulis memilih konsisten dengan bahasa percakapan ala anak muda yang santai
tapi, untuk karakter ayah Ced, sepertinya kurang pas jika bahasa percakapannya 'terlalu anak muda'
apalagi disebutkan kalau karakter ayah Ced ini cenderung kaku dan otoriter. jadi sedikit aneh kalau dia menggunakan bahasa semacam 'nggak' dan sebagainya.
endinya memang sudah bisa diduga, tapi penulis mambu membuatnya tidak lebay dan tidak terlalu manis (terlalu manis takut diabetes), jadi tetap enak dinikmati hingga akhir
Profile Image for Amu.
423 reviews8 followers
June 29, 2019
Aku baca buku ini tahun 2016 dan kemarin ini tiba-tiba tertarik buat baca ulang ceritanya. Menurutku, ini cerita yang bagus banget. Konfliknya sebetulnya rumit tapi kemasannya enak untuk dibaca dan tidak terkesan berlebihan.

Karakter disini, Senna dan Ced, sangat terasa. Aku seperti bisa ngerasain ketakutan Senna untuk keluar dari comfort zone dan kegigihan Ced bikin aku penasaran sama apa yang bakalan dia lakuin untuk Senna. Novel ini menggambarkan karakter yang sangat down to earth.

Secara keseluruhan, bagus ceritanya dan tidak membosankan dengan karakter yang menarik :-)

Profile Image for Just_denok.
366 reviews6 followers
May 22, 2016
Novel ini bagus. Cantik dan ceritanya manis. Konfliknya mulus banget. Alami. Penyelesaian konfliknya apalagi. Aku sampai bingung mau nulis apa. Bagus banget pokoknya. Suka sekali. Cara bercerita penulis juga rapi sekali. Adem pas dibaca. Dan menurutku ada peningkatan cara bercerita penulis dibanding 2 novel sebelumnya (aku juga baca rain over me dan goodbye happiness). Well, aku tunggu karya2 selanjutnya ya Kaaak!!
122 reviews2 followers
March 6, 2016
*empat bintang ini mengabaikan beberapa typo di buku ini, ya.*

Puas. Sudah berapa lama aku nggak merasa nyesek dan hampir mewek (hampir lho ya) karena baca sebuah buku? Lama banget, kayaknya.

dan, terima kasih sudah membuat happy ending buat Ced & Senna. They deserve it. *bighug*
Profile Image for Red.
18 reviews2 followers
March 7, 2016
akhir novel bisa buat saya nangis...

tapi ngga tau knapa, kok kaya pernah ngerasa baca novel ini ya..hehehe...entahlah saya lupa..

bagus kok!!
Displaying 1 - 22 of 22 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.