Jump to ratings and reviews
Rate this book

Writing the Past, Inscribing the Future: History as Prophecy in Colonial Java

Rate this book
Located at the juncture of literature, history, and anthropology, Writing the Past, Inscribing the Future charts a strategy of how one might read a traditional text of non-Western historical literature in order to generate, with it, an opening for the future. This book does so by taking seriously a haunting work of historical prophecy inscribed in the nineteenth century by a royal Javanese exile—working through this writing of a colonized past to suggest the reconfiguration of the postcolonial future that this history itself apparently intends. After introducing the colonial and postcolonial orientalist projects that would fix the meaning of traditional writing in Java, Nancy K. Florida provides a nuanced translation of this particular traditional history, a history composed in poetry as the dream of a mysterious exile. She then undertakes a richly textured reading of the poem that discloses how it manages to escape the fixing of "tradition." Adopting a dialogic strategy of reading, Florida writes to extend—as the work’s Javanese author demands—this history’s prophetic potential into a more global register.
Babad Jaka Tingkir , the historical prophecy that Writing the Past, Inscribing the Future translates and reads, is uniquely suited for such a study. Composing an engaging history of the emergence of Islamic power in central Java around the turn of the sixteenth century, Babad Jaka Tingkir was written from the vantage of colonial exile to contest the more dominant dynastic historical traditions of nineteenth-century court literature. Florida reveals how this history’s episodic form and focus on characters at the margins of the social order work to disrupt the genealogical claims of conventional royal historiography—thus prophetically to open the possibility of an alternative future.

464 pages, Hardcover

First published January 1, 1995

9 people are currently reading
124 people want to read

About the author

Nancy K. Florida

8 books3 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
15 (41%)
4 stars
13 (36%)
3 stars
7 (19%)
2 stars
0 (0%)
1 star
1 (2%)
Displaying 1 - 4 of 4 reviews
Profile Image for Nanto.
702 reviews102 followers
Want to read
June 12, 2009
thx Uda Aldo yang udah membelikan kemaren.

Buku yang menarik meski sempat membuat saya berkerut dahi. Dari hasil skimming kemaren, buku ini adalah kumpulan naskah yang ditulis oleh Pakubuwono VI. Ada thesis yang menarik dari buku ini. Tentang pusat dan pinggiran. Bila naskah babad biasanya diidentikan dengan pusat (keraton), naskah ini pun punya sisi demikian karena yang menulisnya memang seorang raja. Namun penulisannya adalah ketika ia dalam masa pembuangan. Periode ketersingkiran Pakubuwono VI dari istana usai kekalahan P. Dipanegara. Tulisan seorang raja yang terbuang. Pusat yang tengah menafakuri keterpinggirannya? Lakon yang ada di dalamnya cukup menarik dan populer, Babad Jaka Tingkir. Cerita Seorang Mas Karebet yang keturunan Ki Ageng Pengging yang merupakan salah satu sentrum pinggiran dari Demak sebagai pusat. Yang lain? Cerita dua orang anak "haram" Brawijaya V(?) yang bermasalah dengan ketelanjangan (kelugasan?).

Sosok PB VI juga cukup unik dilihat dari personalitasnya. Diangkat sebagai raja pada usia 16 tahun atas saran dari bapak angkat(asuh)-nya: Patih Sosrodiningrat (teuing yang ke berapa). PB VI dianggap anak bau kencur yang dapat dikendalikan sesuai kemauan Belanda. Apalagi dengan kegemarannya berbusana ala barat dan berkehidupan barat, meski konon ia adalah penari wals yang buruk. Namun pengambilan tanah keraton yang dilakukan oleh Belanda menjelang dan saat berakhirnya P. Diponegoro, PB VI menunjukan sikap yang tidak mudah diatur oleh Belanda. Penangkapannya saat berziarah ke Imogiri yang berlanjut dengan pembuangannya ke Ambon merupakan penuntasan ala Belanda atas sikap PB VI yang sulit diatur.

Bagaimana orang buangan dan sulit diatur oleh Belanda menuliskan kisah masa lalu leluhurnya dan menggambarkan masa depan? Nampaknya itu yang dijanjikan oleh Nancy K. Florida. Suatu gambaran pusat dari keterpinggiran orang pusat di pembuangan. Menarik!
1 review
October 14, 2019
Hasil Penelitian Kebudayaan Jawa yang detail dan kaya dengan kajian hasil kerja keras digitalisasi 3 juta halaman manuskrip Keraton Kasunanan Surakarta, Istana Mangkunegaran, dan Perpustakaan Radya Pustaka di Solo... Menyurat yang Silam dan Menggurat yang Menjelang menjelaskan sejarah jawa dari sisi lalu dengan cara yang baru dan menyegarkan dahaga sejarah kita generasi mendatang...
Displaying 1 - 4 of 4 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.