Kitab Komik Sufi

by Ibod

Sufisme atau tasawuf adalah satu jalan penyucian jiwa berdasarkan ajaran Islam, yang mengutamakan kecintaan pada Allah, kasih sayang, dan toleransi. Dalam Kitab Komik Sufi disajikan kumpulan kisah penuh hikmah dari kitab Sufi klasik dan hikayat turun-temurun, dalam bentuk komik yang menarik.

Genres: Islam, Comics, Philosophy, Religion, Komik, Indonesian Literature

158 pages, Paperback

First published July 1, 2013

Reviews

[Khaira · Rating 4 out of 5]

Entah kenapa, menurutku pembahasan mengenai sufisme punya kesan yang berat dan serius. Tapi komik ini punya cara yang menyenangkan untuk menyampaikan ajaran sufisme secara sederhana. Melalui cerita yang ringan dan ilustrasi yang simple, komik ini berhasil membuatku tersentil dan terhibur secara bersamaan. Pesan yang disampaikan sangat mengena dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, bisa banget buat dibaca dalam sekali duduk.

[Kepo Buku · Rating 4 out of 5]

Valuasi manusia bukan sekadar kehidupan materialnya. Ilustrasi yang apik dan cerita yang menyentuh ini sangat kami sukai.

Di episode terbaru kami, Rane bercerita bagaimana terkesan cerita-cerita Sufi milik Bayu Priambodo

Selengkapnya bisa didengar di https://kepobuku.com/?p=499

[Dion Yulianto · Rating 4 out of 5]

Selalu menyenangkan sekaligus menenangkan baca komik agama model sufisme gini. Lembut tapi mengena, nggak nyinyir tapi malah meresap di hati. Ibaratnya, kita diceramahi dengan model tasawuf gini nggak bakal merasa tersinggung atau kesindir karena memang kita eh saya masih jauh dari bisa disebut hamba Allah.

Jalankan syariat, jangan lelah berbuat kebaikan, dan cintai sesama mahkluk.

[Anggi Hafiz Al Hakam · Rating 4 out of 5]

Sufisme atau tasawuf adalah satu jalan penyucian jiwa berdasarkan ajaran Islam, yang mengutamakan kecintaan pada Allah SWT, kasih sayang, dan toleransi. Tasawuf sendiri sebagai jalan menuju sufisme seringkali dianggap sebagai hal yang sulit untuk dicapai. Sufisme dikaitkan dengan penyucian jiwa dan pengabdian seutuhnya kepada Allah SWT. Dengan konsekuensi, pencapaian tersebut harus meninggalkan segala hal yang berbau duniawi.

Kitab Komik Sufi ini berisi kumpulan kisah penuh hikmah dalam tradisi sufi. Sebagian bersumber dari beberapa kitab sufi klasik seperti Ihya Ulumuddin karya Al-Ghazali dan Tadzkirat al-Auliya karya Fariduddin Atthar. Lainnya, adalah hikayat yang disampaikan turun temurun sejak zaman umat terdahulu sampai sekarang.

Kisah-kisah sufi tersebut disajikan dalam bentuk komik yang menghibur pembaca. Tentunya, tanpa mengurangi tujuan aslinya, yaitu untuk menyampaikan pesan kebijaksanaan. Konsep-konsep dasar sufisme seperti kebersihan hati, kasih sayang, dan toleransi, hadir sebagai nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh setiap kalangan dari berbagai latar belakang etnis, bangsa, bahkan agama. Hal ini didukung oleh pengalaman penulisnya sendiri sebagai pengikut/jamaah satu tarekat asal Maroko ketika menempuh pendidikan di Ecole D'art Maryse Eloy Paris, Prancis.

Cerita dalam komik ini menampilkan kisah hikmah dari seorang Syaikh dan muridnya, riwayat para Darwis (sufi pengelana), juga permasalahan sehari-hari yang biasa dihadapi manusia. Ada yang lucu, ada yang seru, bahkan ada beberapa ironi, semuanya mengetuk pintu kesadaran kita dalam menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Sepintas, buku ini mirip dengan kumpulan kisah hikmah dari Nasruddin Hoja. Komik yang habis dibaca sekali duduk ini menampilkan wajah sufisme sebagai subjek yang tidak selalu serius dan berat untuk dipahami. Melalui kisah-kisah didalamnya, kita tidak hanya diajari hakikat kebenaran dimana yang ini benar dan yang itu salah. Tetapi, lebih jauh dari itu setiap kisah akan membawa kita pada perenungan untuk berkaca dan mengambil jarak sejenak dengan diri kita. Sementara, pada kisah-kisah lainnya, pembaca senantiasa diingatkan untuk selalu memiliki hati yang sibuk kepada Allah SWT tanpa harus meninggalkan hal keduniawian seutuhnya.

Pharmindo, 22 Juli 2013.

[Dewi · Rating 4 out of 5]

Saya pernah baca Daging Zen Tulang Zen. Zen adalah salah satu aliran Buddha Mahayana. Saya juga pernah membaca Doa Sang Katak. Buku meditasi dengan cerita ini ditulis Anthony de Mello, seorang Romo Yesuit. Kali ini saya membaca Kitab Komik Sufi yang berisi kisah Sufi klasik dan hikayat turun temurun. Ketiga buku ini punya irisan beberapa kisah yang sama, membawa pesan kebijakan yang sama, dan cara mengusung kasih pada Allah dengan nada yang sama.
Empat bintang buat ilustrasi Ibod.

“Banyaklah minta ampun. Beristighfar kepada Allah, Nak.”
“Tapi bagaimana kalau kita tidak pernah berbuat dosa?”
“Kalau begitu, minta ampunlah karena merasa tidak berdosa.”

[Syifa Luthfianingsih · Rating 3 out of 5]

“Banyaklah meminta ampun... beristigfar kepada Allah, Nak.”

“Tapi bagaimana kalau kita tidak berbuat dosa?”

“Kalau begitu minta ampunlah karena tidak merasa berdosa.”

[Rane]

Pernah ada masa ketika ketika kuliah dulu saat gue begitu tergila-gila belajar tasawwuf. Gue sampai datang ke berbagai kajian-kajian termasuk kajian di hotel-hotel mewah dengan biaya ratusan ribu perak. Rak buku gue penuh dengan buku-buku sufisme, seperti kitab Ihya Ulumuddinnya Al Ghazali (yang bukan anaknya Ahmad Dani itu hehehe).

Hasilnya, semakin banyak gue belajar, semakin gue nggak tahu!

Waktu gue cerita hal ini ke seseeorang yang sangat gue hormati karena pengetahuannya soal sufisme ini (dan kebetulan adalah bos gue dulu), dia bilang: "Ngger (itu cara dia memanggil gue), memang tujuan belajar tassawuf itu bukan buat dimengerti. Coba buang dulu ijazah UI mu itu, siapa tahu kamu akan lebih menemukan sesuatu."

Gue antara mengerti dan tidak dengan jawaban dia. Dia memang sering mengejek gue yang katanya terlalu mengandalkan otak ketimbang hati. Hahaha.. Semoga dirimu tenang di alam sana ya, Om.

Belasan tahun kemudian, ketika otak gue super duper capek setelah sebulan memamah 1984-nya George Orwell, gue menemukan buku ini di Gramedia Digital saat sedang mencari buku yang agak "entengan" biar otak gue yang "terkilir" (ini istilah Om Toto, teman host di Podcast Kepo Buku) bisa sedikit santai dulu. Hahaha..

Buku ini membawa banyak sekali kenangan dari masa-masa kegilaan gue pada kajian tasawwuf, tapi entah kenapa membacanya malah bikin gue lebih santai.

Jujur awalnya gue nyinyir. "Sufisme kok disederhanakan pake komik gini. Tamatin dong Ihya Ulumuddin kalau mau belajar sufi."

Dan gue ngakak setelahnya. Sial! "ijazah UI" gue lagi ngomong tuh hahahaha.

Namun lama kelamaan gue jadi lebih relaks, ketawa, manggut-manggut dan terdiam sendiri saat membalik balik setiap halamannya dan menikmati goresan-goresan gambar Mas Ibod.

Mungkin benar kata almarhum bos gue itu. Mungkin...

On another note, gue jadi inget dengan trend buku-buku dengan isi yang pendek dan sarat ilustrasi model NKCTHI nya Marcella FP yang sangat digandrungi anak-anak muda sekarang.

Gue sering baca komentar2 orang di medsos terhadap buku Marcella, seperti: "OMG, ini gue banget!!!" atau "OMG! Ini dalem bangettt!"

Mungkinkah ketika membaca bukunya Mas Ibod ini mereka akan bereaksi sama? Ya paling tidak model bukunya sama. Minim kata, sarat ilustrasi dan sering memicu momen OMG juga kok

Kenapa tidak dicoba, dek! :)

Siapa tahu OMG juga hehehehe

Tapi serius. Ini buku bagus. Saking bagusnya gue nggak tahu harus ngasih bintang berapa karena bintang-bintang itu susah mewakili kesan gue.

[yanti · Rating 4 out of 5]

Saya jarang membaca komik, bukan tidak suka sih, hanya koleksi komikku sedikit, kebanyakan komik anaku yang KKPK. Saat mendengar podcast buku yang mereview buku kitab komik sufi, saya jadi tertarik untuk membacanya.
Dan saya cek ada di aplikasi GD, maka saya langsung download dan baca. Karena bentuknya komik dan halamannya juga ga banyak, jadi cepat selesai.

Saya pertama kali membaca buku karya Ibod, dan ini keren sih...bukan hanya gambar-gambarnya tapi isi dari komik ini, dalem, dan menyentuh hati. Singkat tapi "jleb"
Ide menyebarkan ajaran islam kedalam sebuah komik dengan bahasa yang sederhana, jarang dilakukan penulis. Dan menurut saya ini lebih dapat diterima masyarakat awam,khususnya remaja yang biasanya lebih suka membaca buku populer dibandingkan kitab-kitab klasik.

Dalam menulis buku ini, penulis merujuk salah satu kitab Ihya ulumuddin, Al-Ghazali dan ini sangat memudahkan saya yang agak malas membaca kitab-kitab yang tebal. Pilihan cerita yang diambil dalam buku ini juga sangat relatable dengan kehidupan sehari-hari. Jadi kalau ingin berkontlempasi dengan diri sendiri recomended untuk baca komik ini.

[Nike Andaru · Rating 3 out of 5]

31 - 2020

Kali pertama membaca komik dari komikus Ibod.
Dari sisi gambar, maaf sekali kalo saya merasa komik ini terlihat biasa saja gambar-gambarnya. Mungkin terkesan kayak coretan-coretan gambar biasa gitu. Sederhana gitu.
Tapi mungkin juga gambar tersebut dibuat sederhana agar pesan dalam cerita-ceritanya itu yang lebih diangkat, bukan dari sisi gambar.
Namanya juga komik kan, tetap deh yang diharapkan juga gambar yang menarik.

Cerita-ceritanya sendiri juga hal-hal yang sederhana tapi sungguh sufi sekali.
Bagus dan bikin makjleb gitu deh.

[Soraya Nur Aina · Rating 5 out of 5]

Selalu suka baca komik islami karena penyampaian yang seringkali berat bisa gampang dipahami awam seperti aku.

Termasuk Sufi atau Tasawwuf ini. Isinya kumpulan kisah dalam tradisi Sufi. Sebagian bersumber dari beberapa kitab Sufi klasik seperti Ihya Ulumuddin karya al-Ghazali dan Tadzkirat al-Auliya karya Fariduddin Atthar. Banyak dikisahkan interaksi antara Syaikh dan muridnya juga riwayat para Darwis (Sufi Pengelana).

Dengan adanya komik ini, aku justru penasaran dan ngulik apa dan mengapa Sufisme ada.

[Annora Vashti · Rating 5 out of 5]

Pertama tahu komik ini saat ngintip di toko buku dan baca sebagian. Karena waktu itu dompet sedang tipis, saya tidak jadi beli. Bertahun2 kemudian, saya menemukan komik ini lagi di iPusnas. Langsung saya tamatkan! Setiap komiknya berisi saripati ajaran tasawuf yang mendamaikan hati. Saya bagikan ini ke media sosial dan beberapa teman juga ingin membacanya. Gak sabar beli (akhirnya) jilid 2 dan 3. Terima kasih untuk Mas Ibod, sang penulis.

[Embun · Rating 4 out of 5]

Komiknya tidaklah terlalu tebal begitu juga dengan tulisannya yang tidaklah terlalu banyak. Meskipun begitu, tidaklah mengurangi kenikmatan dalam memahaminya.

Kesederhanaan itulah yang membuat pembaca begitu kagum kepada penulis. Penulis begitu terampil membungkus cerita-cerita sufi yang selama ini berada di kitab-kitab tebal ataupun dalam pengajian ke dalam sebuah komik. Sehingga tidak hanya orang dewasa yang dapat paham, tetapi anak kecil sekalipun juga paham.

[Elsa · Rating 5 out of 5]

Seperti komik sufi lainnya karangan Ibod, isinya simpel dan menarik. Penuh dengan ajaran tentang kebijakan yang bahkan tak kita temukan di buku buku bestseller pada umumnya. Nemu buku bagus itu gampang, tp nemu buku yang mengubah cara pandang kita terhadap dunia, itu yang sulit. Tp buku ini salah satunya. Semoga ada komik sufi seri lainnya.

[Irma Nurhayati · Rating 5 out of 5]

Buku sufi yang pernah aku baca berupa anekdot dan tidak ada lucu-lucunya. Seram malah menurutku ya. Tapi buku ini mengemas ajaran sufi dengan baik dan lucu.

Membaca ini selain bisa menghibur, bisa juga menambah kebajikan dalam diri. Jujur aku banyak belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari buku ini.

[Astu Anindyajati · Rating 4 out of 5]

Bersumber dari kitab klasik seperti Ihya Ulumuddin nya Al-Ghazali, Tadzkirat al-auliya nya fariduddin akhtar sebagian cerita nya pernah denger juga tuh di ceramah-ceramahnya Gus Baha. Walau dalam bentuk komik tapi esensinya tetap dapat. Malah rasanya kurang, lho kok cepet selesai, masih terasa haus. Gak sabar untuk baca lanjutannya

[Defi Erishka · Rating 4 out of 5]

Ringan untuk dibaca bahkan oleh orang yang jarang sekali tertarik baca buku soal agama, macam saya. Hehe. Mudah dipahami, tentu karena bentuknya juga komik.

But, thanks, author. Setelah baca ini, saya mulai tertarik untuk baca buku lain tetang sufi dan tasawuf.

[Hansen Mayhell · Rating 5 out of 5]

U

[Alif · Rating 4 out of 5]

I'm very happy with this story

[Muhammad Wildan Basri · Rating 5 out of 5]

Tidak terlalu banyak tulisan dan gambarnya juga sederhana tapi penuh makna.

[Vanda Deosar · Rating 4 out of 5]

Banyak banget pelajaran yang bisa diambil dari sebuah komik sederhana ini untuk menjadi manusia yang cukup dan sederhana.

[Agoes · Rating 3 out of 5]

It's a fun light read, quite entertaining. There's no theme in the stories or chapters though.

[Yulia Azizah · Rating 5 out of 5]

Komiknya ringan dan bikin tersentil

[fpav · Rating 5 out of 5]

5/5
Keren bangettt lahh parahh!!
Kisah fav :
Hal. 16 tentang kesabaran yang kocak banget, lucu! Ahahah
Hal. 78 tentang kesedihan yang menyentuh banget :')))

[Doni]

learn

[Nad · Rating 5 out of 5]

Kisah-kisah sufi yang relate sekali dengan kehidupan sehari-hari. Dikemas dengan komik yang gemas. Banyak cerita lucu, tetapi punya nilai yang patut dijadikan pelajaran.

[Rizqi Nur Afifah · Rating 4 out of 5]

Mau nulis panjang lebar tapi kok ya malah mager :(

[Syarifah Rahmah · Rating 4 out of 5]

Kisah-kisah sufisme atau tasawuf yang penuh hikmah. Sangat menarik karena dalam bentuk ilustrasi komik.

[Nisaun · Rating 5 out of 5]

4,5⭐

[Sandys Ramadhan · Rating 3 out of 5]

Bacaan ringan nan menyejukkan hati. Cocok buat menemani bulan Ramadhan kali ini.

[Sathya · Rating 4 out of 5]

Suka dengan ilustrasinya, namun ada beberapa bagian yang sepertinya perlu lebih penekanan agar maksudnya tersampaikan. Ditunggu karya-karya selanjutnya.