Buku ini mengisahkan perjalanan seorang peneliti mengarungi Samudra Hindia selama 28 hari untuk memetakan dasar laut. Pemetaan laut ini untuk mendukung usaha Australia, seperti halnya bangsa-bangsa lain di dunia, dalam usahanya menegaskan dasar laut yang lebih luas dan diajukan kepada PBB. Diantara puluhan awak kapal internasional itu, terselip satu peneliti Indonesia yang berkisah di buku ini. Dikelilingi air selama hampir sebulan dan keterbatasan komunikasi dengan dunia luar adalah pengalaman yang mengesankan. Buku ini mengisahkan dan memaknai dengan apik berbagai kejadian kecil, seperti tragedi peneliti yang mabuk laut, emosi peneliti di antara keberhasilan dan kegagalan, dan pengamatan dasar laut yang memesona.
Lewat percakapan, lamunan dan mimpinya, penulis menghadirkan banyak kisah menarik. Perjuangan mahasiswa di luar negeri, dana survei laut yang menelan dana sama dengan biaya kuliah 800 mahasiswa Indonesia di Teknik Geodesi selama 5 tahun, suka duka peneliti Indonesia, konflik cinta dan keluarga, persahabatan, perselisihan dan persaingan dapat dipadukan dengan apik. Topik yang lucu, heroik, konyol dan bahkan idealis diramu dalam sebuah catatan harian yang sarat makna.
Istimewanya, penulis juga berhasil menyajikan hal-hal teknis terkait dunia pemetaan dengan bahasa yang mudah dicerna. Di saat lain fenomena dihadirkan dengan bahasa sastra yang sarat simbol. Pembaca tidak akan sadar telah belajar tentang astronomi, global positioning system, sistem informasi geografis dan bahkan teknologi pemetaan laut. Di sela-sela itu, pembaca kadang dibawa dalam penjelajahan yang menegangkan, saat bahaya seperti menjadi teman sehari-hari. Penulis mengajak pembaca menyelami banyak dimensi tak terungkap sebuah perburuan ilmu pengetahuan.
Tahu geospasial? Mungkin tak banyak dari kita tahu. Tapi penulis bisa dengan informatif tapi juga cair menjelaskan tentang hal tsb. Plus tentu pengalamannya di kapal Sonne, mengarungi Samudra Hindia, bersama awak kapal dari berbagai bangsa. Dengan cerdas, penulis juga meramu pengalaman tersebut dengan hal seputar pendidikan dan ilmu pengetahuan. Asli, saya banyak banget dapat wawasan baca buku ini!
Buku ini mengisahkan perjalanan seorang peneliti mengarungi Samudra Hindia selama 28 hari untuk memetakan dasar laut. Pemetaan laut ini untuk mendukung usaha Australia, seperti halnya bangsa-bangsa lain di dunia, dalam usahanya menegaskan dasar laut yang lebih luas dan diajukan kepada PBB. Diantara puluhan awak kapal internasional itu, terselip satu peneliti Indonesia yang berkisah di buku ini. Dikelilingi air selama hampir sebulan dan keterbatasan komunikasi dengan dunia luar adalah pengalaman yang mengesankan. Buku ini mengisahkan dan memaknai dengan apik berbagai kejadian kecil, seperti tragedi peneliti yang mabuk laut, emosi peneliti di antara keberhasilan dan kegagalan, dan pengamatan dasar laut yang memesona.
Lewat percakapan, lamunan dan mimpinya, penulis menghadirkan banyak kisah menarik. Perjuangan mahasiswa di luar negeri, dana survei laut yang menelan dana sama dengan biaya kuliah 800 mahasiswa Indonesia di Teknik Geodesi selama 5 tahun, suka duka peneliti Indonesia, konflik cinta dan keluarga, persahabatan, perselisihan dan persaingan dapat dipadukan dengan apik. Topik yang lucu, heroik, konyol dan bahkan idealis diramu dalam sebuah catatan harian yang sarat makna.
Istimewanya, penulis juga berhasil menyajikan hal-hal teknis terkait dunia pemetaan dengan bahasa yang mudah dicerna. Di saat lain fenomena dihadirkan dengan bahasa sastra yang sarat simbol. Pembaca tidak akan sadar telah belajar tentang astronomi, global positioning system, sistem informasi geografis dan bahkan teknologi pemetaan laut. Di sela-sela itu, pembaca kadang dibawa dalam penjelajahan yang menegangkan, saat bahaya seperti menjadi teman sehari-hari. Penulis mengajak pembaca menyelami banyak dimensi tak terungkap sebuah perburuan ilmu pengetahuan.
Buku ini menceritakan tentang perjalanan penelitian dari Andi Arsana seorang ahli Geodesi Indonesia (Petualangan Mahasiswa Indonesia di Samudera Hindia).
Banyak cerita yang disajikan Penulis di buku ini, selama pelayarannya mengarungi Samudera Hindia selama 28 hari untuk memetakan dasar laut. Cerita tentang penelitian itu sendiri, dan hubungan "relationship" antar para ilmuwan yang berasal dari berbagai negara dan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, bagaimana mereka saling bekerja sama dengan karakter masing-masing individu yang sangat "unik" untuk satu tujuan.(banyak cerita kocak dan mengharukan dari relationship ini). "UNITY IN DIVERSITY"
Penyajian yang cukup menarik,tidak membosankan dan mudah difahami oleh pembaca secara umum.
Saya pribadi mendapat banyak pengetahuan baru setelah membaca buku ini,terutama pengetahuan tentang KONSEP DASAR dari "GLOBAL POSITIONING SYSTEM"(GPS).
"Sang Matahari" hanyalah satu pertanda ketidakberdayaan manusia di mata alam. Bukan bearti aku takut. Aku takut karena kugantungkan harapan pada Yang Maha Tinggi, yang tak nampak oleh mata-mata nista penuh dosa" (halaman awal).
Cincin Merah di Barat Sonne Petualangan Akademik di Tengah Rimba Samudera
Bagaimana jadinya kisah perjalanan yang dipadu dengan jurnal akademik ilmiah? I Made Andi Arsana punya jawabannya. Buku fiksi pertamanya ini merupakan tulisan dari hasil perjalanannya selama menjadi peneliti pemetaan geologi bawah laut di kapal Sonne yang melintasi perairan Samudera Hindia di tepi utara benua Australia.
Andi Arsana menggambarkan dengan menarik berbagai peristiwa yang dialaminya selama sebulan penuh di atas kapal, pertemuannya dengan kolega penelitian dari berbagai negara dan disiplin ilmu, serta diskusi dan penjelasan metode ilmiah menarik yang dikupas olehnya sebagai seorang peneliti. Kisah mengalir dengan lancar hari demi hari di atas kapal demi sebuah misi ilmu pengetahuan disertai dengan peristiwa jenaka dan persinggungan budaya antara para peneliti itu.
Buku ini saya anggap telah berhasil menyajikan topik keilmiahan dengan nuansa seperti membaca sastra. Ringan namun tetap menyampaikan muatan pentingnya ilmu pengetahuan bagi peradaban manusia. Sebuah karya yang patut diapresiasi.
Bang Andi.. Aku kagum atas prestasimu, atas idealismu sebagai seorang dosen, dan atas semangat menuntut ilmumu yang terlihat masih membara. Aku kagum itu semua.
Kekaguman atas prestasi bang Andi juga terlihat di buku ini, karena buku ini merupakan diary-nya saat melakukan penelitian di lepas pantai Australia. Ya, kekagumanku sebatas atas prestasinya itu, bukan tulisannya.
Alur cerita menjenuhkan, bang... Sudah hampir mutung aku menyelesaikannya. Tapi, tetap kubaca sampai selesai kok karena di beberapa hal ada yang menarik perhatianku. Aku lebih penasaran tulisan tentang pengetahuan laut, geologi, dan semacamnya daripada tentang keseharian Anda di Sonne atau cerita tentang kehidupan Anda sebelumnya.
Namun, tetap salut lah buat bang Andi karena berhasil menuliskan sebuah karya ilmiah dalam bahasa novel. :D
Buku tentang perjelanan seorang peneliti geodesi bersama peneliti2 dan ilmuwan2 lain di Samudra Hindia di barat Australia. Ditulis dengan gaya yang santai dan menyenangkan, membuatnya mudah dipahami oleh orang awam. Dilengkapi dengan sedikit humor juga mencegahnya dari membosankan.
Aku suka dengan pembagian babnya yang pendek2, jadi mudah dan terasa enteng dibaca. Ga perlu duduk lama2 buat baca satu bab. Ilmu yang ada di buku ini juga tidak melulu tentang geodesi, tapi juga dari biologi dan aspek hukum laut (baru tahu kalau ada wilayah laut punya Indonesia yang dasar lautnya itu punya Australia). Buku ini lumayan menarik untuk menambah pengetahuan dengan santai.
Sayangnya, ada banyak sekali typo yang bertebaran di buku ini. Bahkan hampir di setiap bab. Kalau saja buku ini bisa ditulis lebih rapi, mungkin serapi penulisan laporan ilmiah, pasti akan lebih menarik lagi membacanya.
Boleh minjem awalnya.. tapi sekarang udah beli sendiri :D
Pertama kali lihat buku ini di atas tempat tidur temen, sambil mikir :"ini buku apa? covernya mirip buku sejarah", tetep terus mikir :"kok bisa temen beli buku ini", masih terus tetap mikir :"pasti ada apa2nya dengan buku ini". ok, gw pinjem buat ikutan baca, daripada capek maksain mikir.
Keliru. Buku ini keren.
Tentang perjalanan harian seorang peneliti di samudera hindia,termasuk didalamnya pemahaman antarbangsa, cerita2 konyol, dan satu hal yg pasti, informatif! mulai dari GPS, Pemetaan laut, hingga keluarga dan sahabat. Pengen baca lagi buku-buku kayak gini.
Saya pernah mengikuti akuisisi data seismik di sekitar Selat Makassar. Pengalamannya hampir mirip dengan Pak Andi Arsana. Bedanya, keseluruhan awak adalah orang Indonesia.
Dalam pelayaran, akan selalu ada yang mabuk laut. Untungnya saat itu saya tidak didera sakit. Hehehe