Alexander Liam, seorang runway model, mendapat hadiah berlibur di kapal pesiar Crystal Seas. Di sana ia bertemu seorang figure skater bernama Icy Scarlett. Kecantikan dan kemisteriusannya membuat Liam jatuh hati. Namun, Thunder, pasangan skater Scarlett seakan menjadi penghalang. Ditambah pertemuannya dengan Cassandra, sahabat kecilnya yang ternyata juga ikut pesiar kali itu. Liam perlu menyelesaikan kisahnya dengan Cassandra, sekaligus berusaha mendekati Scarlett. Sayang, semuanya tidak semudah yang Liam pikir. Mengenal Scarlett lebih dekat ternyata mengingatkannya kembali pada sebuah pengalaman pahit. Jika dia tidak ingin pertemuan mereka berakhir sama seperti masa lalunya, Liam harus lebih dulu menyelamatkan Scarlett dari diri wanita itu sendiri.
Johana Melisa (nama pena: MosaicRile) adalah penulis fiksi yang berupaya mengangkat isu-isu yang berdampak terhadap pengembangan diri dalam setiap tema tulisannya, khususnya terkait kesehatan mental. The Life We Lead adalah novel terbarunya setelah Love Cruise (Juara 3 e-Novel Challenge Comico x Elex Media, 2020), Shelter (2021), Loveconomics (Juara 1 Kontes Adulting Tales platform Cabaca.id, 2021), dan Korban Jiwa (KumparanPlus, 2022). Di bulan Oktober 2022, cerpennya yang berjudul Walkaway Wife berhasil memperoleh apresiasi Naskah Terbaik Ketiga Kategori Fiksi Cerpen dalam Perpusnas Writingthon Festival 2022. Media sosial: @mosaicrile
Buku ini adalah paket lengkap tentang mengatasi pergumulan batin dan relationship yang dipermanis dengan deskripsi, dialog, pengetahuan baru, dan latar tempat yang indah menawan.
Cerita dimulai dengan adegan prolog yang membuat saya menahan napas dan berdebar-debar. Aksi Scarlett di atas es begitu menegangkan, seakan-akan saya sedang berada di kursi penonton dan melihat langsung dengan mata sendiri. Kemudian kisah bergulir ke hari pertama Liam menaiki kapal pesiar itu. Inilah yang membuat saya bertanya-tanya, apa saja yang bisa terjadi selama 11 hari itu?
Saya sangat mengagumi bagaimana penulis menggambarkan deskripsi tempat-tempat yang dikunjungi para tokoh di sekitar Alaska, menjadikan latarnya tidak sekedar tempelan, tapi begitu nyata dan hidup. Saya dibuat terpukau dengan gaya bahasa dan narasinya yang sangat mengalir, smooth, dan mampu melebarkan pintu imajinasi saya sampai ke bagian paling detil sekalipun. Bagian-bagian dalam kapal pesiarnya juga saya suka. Dialog antartokohnya juga cerdas.
Riset tentang skating yang merupakan profesi Scarlett yang tidak biasa di Indonesia juga begitu rinci dan baik. Ada gerakan Triple Axel yang banyak dibahas di cerita ini. Untuk buku yang jumlah halamannya tidak banyak, buku ini memuat pengetahuan baru yang mudah dimengerti. Ada pembahasan yang menyangkut mental illness yang membuat kita harus aware dengan keadaan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Beberapa yang dikupas di buku ini merupakan yang dialami para tokoh-tokoh di dalamnya, yaitu tentang kecemasan yang berlebihan, tentang terbebas dari masa lalu dan melanjutkan hidup, tentang persaingan yang tanpa sadar bisa merusak kejiwaan kita.
"Psikiater dikunjungi bukan ketika seseorang telanjur menjadi gila dan tak sadar dengan keadaan sekitar, tapi berkonsultasi dengan ahlinya adalah bentuk kepedulianmu terhadap diri sendiri."—hal. 95.
Buku ini sangat page turner dan bikin penasaran. Adegan dan percakapan yang manis, kisah romansa yang kental, dan chemistry yang terbangun cukup (tidak berlebihan) menjadikan Love Cruise mudah dicintai. Kalau ada yang perlu ditambahkan, mungkin jumlah halamannya saja diperbanyak, atau dibikin sekuelnya tentang kisah setelah ending, pasti menjanjikan. Overall, saya sangat menikmati membaca kisah Liam-Scarlett ini.
"Aku tidak bisa terus menerus tenggelam dalam kesedihan saat orang terdekatku satu per satu pergi, termasuk kamu. Aku harus melanjutkan hidup dan berhenti mengandalkan orang lain, dan itu berarti aku juga tidak bisa tinggal dalam masa lalu." —hal. 125
***** Love Cruise bercerita tentang perjalanan seorang model pria di kapal pesiar Crystal Seas. Sebelas hari mengarungi laut Alaska, Alexander Liam ingin mengenal lebih dekat seorang pemain ice skater yang berhasil memikat hatinya, Icy Scarlett.
Suka dengan buku ini, selain karena bisa ikut berpetualang ke tempat yang belum pernah dikunjungi, naik turun perkembangan hubungan Liam dan Scarlett, serta Liam dengan seseorang dari masa lalunya, membuat bertanya-tanya, bagaimanakah kisah akhirnya ?
Riset dalam buku ini patut diacungi jempol, detail dan terasa nyata banget. plotnya benar2 manis, didukung sama chemistry dua tokoh utama yang bikin jatuh cinta. ditambah settingnya juga ga biasa. buku ini cocok buat yg pgn sweet escape sambil nikmatin alur yang bikin penasaran. ada mental issue yang dibahas disini, sukaa.
"Love Cruise" salah satu novel yang berhasil bikin aku jatuh cinta sama ceritanya. Makin dibaca, gak sadar udah setengah buku. Padahal, kalau baca novel, biasanya bakal lama untuk menyelesaikannya. Beda banget pas baca novel ini. Selain penulisannya yg rapi, alur ceritanya benar-benar fresh. Seru, jadi ngalir aja pas baca. Diksinya bagus, detail banget tentang permainan ice skating. Kisah cinta Liam dan Scarlett pun antimainstream, pokoknya beda dari yang lain. Satu lagi yg paling mendebarkan tuh dari awal baca sampai akhir, aku ngerasa seperti berada di dalam kapal pesiar tersebut. Padahal, ini semua cuma cerita fiksi. Love Cruise berhasil bikin pembacanya ikutan love juga.
Liam and Scarlett!! I still want more of themmm 😭 Trope novel ini love at first sight dan lebih banyak mengambil sudut pandang dari ML-nya, yaitu Liam. Sepertinya hampir keseluruhan cerita di novel ini punya POV dari Liam, hanya saja dikemas dalam sudut pandang orang ketiga. Aku nggak tau gimana tepatnya perasaan Scarlett ke Liam, but it's oke at least they ended up together. Ceritanya singkat, tapi memenuhi ekspektasiku hampir dari segala aspek 🙌🏻✨
Jadi, aku benar-benar tertarik dengan latar pesiar juga karakter Scarlett yang figure skater. Gaya bahasanya mudah diikuti. Bukunya pun tidak tebal. Nah, sayang banget di sini instalove. Sampai akhir aku nggak paham apa alasan jatuh cintanya, nggak bisa ikut jatuh cinta juga.
But overall, ini bacaan ringan yang bisa kalian baca ketika ingin liburan. Bayangin pergi pesiar asyik juga hehehe.
Love Cruise merupakan novel pertama Kak MosaicRile yang kubaca. Novel ini merupakan juara 3 E-Novel Challenge hasil kolaborasi Comico dan Elexmedia.
Membaca kisah Liam dan Scarlett disini cukup page turner, dari segi jumlah halaman novel ini juga tidak terlalu tebal, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk membacanya.
Pertama kali melihat covernya aku suka banget, apalagi sejak membaca blurbnya, aku penasaran dengan kisah Liam dan Scarlett. Pemilihan profesi figure skating disini juga menarik sekali, menambah pengetahuanku. Begitupun dengan setting kapal pesiar dan Alaska 🤩
Sayangnya, aku merasakan ada beberapa hal yang bisa dieksplor lebih jauh lagi. Seperti kehadiran Thunder maupun Cassandra disini. Chemistry antar tokoh cukup tergali, tapi aku berharap konfliknya lebih *menggigit* lagi 😁
Untuk endingnya sebenarnya sudah kuduga, tapi aku suka bagaimana cerita ini dieksekusi hingga akhir.
Secara keseluruhan, kamu suka dengan kisah romansa berlatar kapal pesiar dengan profesi tokoh tak biasa, kamu bisa mencicipi novel Love Cruise ini.
Warning, novel ini kusarankan untuk dibaca kamu yang sudah berusia di atas 18+ ya
kisah liam dan scarlett ini menarik sekali untuk diikuti pantas kalau karya kak Mosaicrille ini masuk menjadi juara sebuah lomba kepenulisan. berkisah tentang kisah cinta di atas kapal pesiar yang penuh dengan riak riak percikan. menarik dan sangat asik untuk diikuti, secara pribadi saya ingin ada pengembangan kisah yang lebih mendalam lagi.
Bukunya termasuk ringan, faktor halamannya juga nggak banyak kali ya. Tapi ya walau masalahnya si Scarlett ini kelihatannya berat, tapi eksekusinya nggak berat sih, jadi bacanya enak sih, nggak harus mikir berat. Tapi kurang bisa menggambarkan tempat-tempat di kapalnya sih.
“Kamu benar, bekerja sebagai model menguras waktu. Tapi, tidak ada yang menungguku pulang” –hal. 27.
Love Cruise bersetting di kapal pesiar, aku pas baca langsung keingat titanic wkwk. Liburan dengan kapal pesiar ke Alaska, kebayang ngga sih? Itu pasti menyenangkan banget. Itulah yang aku rasa saat baca ini, ya kok kayak liburan ya rasanya. Dan itu salah satu yang menarik dan aku suka dari novel ini.
Aku juga suka deskripsi ketika Scarlett bermain ice skating. Ada disebutkan istilah-istilah tentang ice skating, dan yaa, ada footnote untuk penjelasan. Dan beberapa istilah lain juga dilengkapi dengan footnote.
Novel ini termasuk page turner bagi aku. Aku menyelesaikannya dalam sehari. Halamannya yang 196, dan cerita yang padat, dari perkenalan Liam-Scarlett, pendekatan, berbagi kisah, jalan-jalan, masa lalu yang tidak ingin usai, hingga penyelesaian yang rapi.
Novel dengan POV penulis ini, menurutku, latar belakang kedua tokoh masih kurang terbuka. Apalagi Scarlett. Bahkan Thunder, ya ampun, kupikir akan ada persaingan alot dia dan Liam, tapi ternyata … haha. Tapi, dengan kisah 3 tahun lalu Scarlett dan masa lalu Liam yang jadi poin utama penyelesaaian masalah Scarlett, menjadikan background mereka muncul dengan seiring alur ceritanya. Mungkin karena halamannya yang masih kurang wkwk.
Aku jadi berharap, novel ini tambah beberapa halaman lagi. Untuk tau gimana interaksi Liam-Scarlett setelah berpisah dari kapal pesiar dan kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Dan untuk menikmati interaksi mereka yang sweet-sweet haha. Masih belum puas soalnya hahaha.
“memoriku bagus, terutama kalau berkaitan denganmu” –hal. 123
Love Cruise, salah satu novel yang menang dari ajang E-Novel Challenge Comico X Elex, idenya cukup berbeda dan menarik. Dan ini tulisan Kak Jo yang pertama kali aku baca. Kisah romansa yang hadir dalam perjalanan 11 hari menuju Alaska dalam Kapal Pesiar menjadi ide utama cerita.
Eksekusi ceritanya untuk waktu singkat selama 11 hari tersebut, bagiku, tidak terkesan terburu-buru dan memaksa. Seperti interaksi romance antara Scarlett-Liam cukup logis dan pas porsinya untuk pertemuan mereka yang baru.
Endingnya aku suka. Walau masih pengen halamannya nambah wkwk. Ada banyak pengetahuan tentang Ice skating aku peroleh setelah membaca Love Cruise dan sedikit banyaknya juga tentang kapal pesiar. Novel ini juga sedikit menampilkan campaign tentang mental issue yang memang perlu ditangani dengan tepat. Aku paling suka membaca novel yang memasukkan issue mental-health begini.
Novel yang sukses bikin pembaca ngayal lagi di kapan pesiar ini, akan sangat cocok sekali untuk kamu pecinta kisah romansa ringan dengan latar ide yang menarik untuk dibaca di waktu senggang. Plus, novel ini yang ngga tebal. Overall, aku suka dengan Love Cruise, tapi masih ada perasaan belumm puas wkwk
"Scarlett, letting go of winning and losing means being free from striving. Think about it. It might erase your nightmares, too." - Pg. 187 Satu hal yang berkesan buatku adalah kecintaan Scarlett pada dunia figure skating. Walaupun pada akhirnya hal itulah yang membuatnya cemas, tapi pada akhirnya hal itu pula lah yang membuatnya bangkit. . Kemewahan kapal Crystal Seas berikut kota-kota yang disinggahi membuat kita serasa berada di sana dan ikut bertualang bersama para tokoh utama. Tidak hanya itu, kita juga diajak untuk menyimak bagaimana Liam berusaha untuk mendekati Scarlett dan bagaimana keanggunan dan keindahan dunia figure skating. Buat kamu yang tertarik dengan dunia figure skating dan mendalami keadaan Scarlett buku ini bisa banget kamu jadikan teman baca. Tapi untuk yang berumur 18 tahun ke atas dan tidak memiliki trigger tertentu ya! Jadi, bijaklah memilih bacaanmu.
"Itu karena kamu tidak perlu merasa sempurna. You skate because you love it, that's all." - (Hal. 186-187).
Gaya bahasanya mudah dimengerti sehingga pembaca bisa menikmati alur cerita dengan baik. Untuk yang suka cerita ringan dan sekali duduk. Love Cruise recomended banget. Sampai aku aja berucap, "hah? Udah selesai? Serius? Yah."
Terdapat footnote juga jadi nggak usah nanya atau bolak-balik ke mbah google deh wkwk. Apalagi twist-nya yang buat aku menjetikkan jari. Good Job!!!