Buku ini jadi dibaca saat saya membongkar lemari buku saya di bagian komik karya penulis/ilustrator indonesia. Ternyata banyak juga komik lama yang saya punya tapi belum sempat terbaca. Salah satunya ya buku ini.
Saya ingat saya membeli buku ini saat saya masih membeli setiap komik karya orang Indonesia yang ada di toko buku yang saya datangi. Tidak peduli saya tahu atau tidak tahu siapa penulis/komikusnya. Hal itu saya lakukan karena sebagai upaya saya untuk mendukung komik Indonesia yang saat itu jelas mulai tergusur oleh komik Jepang yang diterjemahkan oleh para penerbit besar. Jadi saya beli komik wayang, komik silat, bahkan komik manga, asalkan komikus nya orang Indonesia. Saya nggak peduli bahwa komik itu memang oke atau tidak. Bahkan saya ingat saya cuma semangat belinya tapi lupa membacanya. Dan jadi bertumpuk nggak jelas. :-)
Oke kembali ke buku ini. Saya ingat salah seorang teman kost saya meminjam dan embacanya, dan dia memuji komik ini. Tapi saya waktu itu tetap saja belum berminat untuk membacanya. Sekarang saat saya membacanya, saya harus mengakuinya bahwa untuk ukuran komik Indonesia plot ceritanya cukup kuat. Saya biasa membaca komik Indonesia dengan gambar yang begitu bagus tapi ceritanya keteter. Biasa banget. Tapi Split! berhasil membuat cerita yang cukup meyakinkan. Suspense dengan jalinan cerita yang dibangun dengan baik dan tidak terburu-buru, dan tidak terjebak menjadi terlalu "cerewet" dan penih khotbah.
Oke saya beri bintang 4 terutama untuk ceritanya, walau gambarnya lumayan juga sih.
Terus kalau anda bertanya bagaimana akhir cerita "perang" saya mendukung komik Indonesia. Saya harus mengakui, saya dan komikus Indonesia, kalah. Tetap saja tidak banyak penerbit yang menerbitkan komik Indonesia. Walau KKG lewat imprint m&c yaitu Koloni telah menerbitkan komik karya komikus Indonesia, dan mereka rutin menerbitkan komik Muhammad Mice Misrad dan Benny Rahmadi, tapi tetap saja hanya ada 1 komik Indonesia untuk 100 komik terjemahan terbitan KKG. Hahaha. saat ini hanya ada Cendana Art Media yang rutin menerbitkan komik Indonesia, Anjaya dan Pluz yang menerbitkan komik silat dan komik wayang, Skylar menerbitkan Volt dan Valentine, serta majalah komik Re:On. Yang lainnya hanya menerbitkan sesekali atau malah menerbitkan komik terjemahan. Harus diakui sih, komik Indonesia memang lemah di bidang cerita, dan mungkin itu yang membuat para pembaca Indonesia lebih suka membaca komik asing/terjemahan. Jadi ya saya juga nggak sesemangat dulu lagi deh. Saya beli dan baca komik Indonesia yang saya sukai saja. :-)