Rerimbunan daun maple telah bersaksi atas keimanan dan keteguhan Sofyan, pemuda muslim Teluk Kuantan. Hidup di negeri orang sekian tahun, berjarak hari dan waktu, membuatnya kerap dilanda rindu pada Emak dan ‘Aini, seringkali ia ingin pulang meski belum saatnya.
Berulang waktu, keyakinan akan Dia tersampaikan dengan indah di Kanada, tepatnya di Saskatoon. Sofyan kian diuji, hadirnya begitu berarti bagi Kiara, gadis orthodox berparas cantik Rusia-Aceh, lengkap dengan beribu tanya tentang Tuhannya, dan Kiara mengaguminya. Sayangnya, kekaguman ini tidak hanya milik Kiara, mawar berpuisi yang sering dikirimkan kepada Sofyan juga menjadi bukti kekaguman seorang yang lain.
Di antara cita-cita dan cinta, Sofyan tetap harus pulang menjadi kebanggaan Emak dan ‘Aini. Lalu, kepada siapa rindu terjaga, atau mungkin sebagai candu saja?
Lalu, siapakah pengirim mawar berpuisi? Dan apakah Kiara hanya mengagumi Sofyan, bagaimana dengan cintanya? Keyakinannya? Kepada siapakah hati Sofyan akan bertaut? Ataukah hanya teruntuk Emak dan ‘Aini?
Banyak ilmu penting soal keimanan yang perlu kita jaga teguh tapi disini semua penuh bukti. Menjadikan kita lebih yakin dengan Islam. Membangun citra Islam dengan apik sebuah novel penuh cerita. Ada beberapa puisi menarik di buku ini
Sederhana tapi berbobot. Yang saya suka dari novel ini juga ceritanya punya banyak pelajaran tapi disisi lain ceritanya tetap menarik. Beberapa kali juga terdapat hal tidak terduga yang datang termasuk di bagian resolusi dan endingnya. Buku ini juga jadi alasan saya untuk sering datang ke perpustakaan, karena kebetulan saya nemu bukunya disana. Kalau boleh bilang minusnya sih, beberapa kali ceritanya terkesan diulang hanya diubah di bagian pertanyaan dan jawaban, jelas ilmunya juga berbeda. Tapi ceritanya juga terkesan mirip, yang mana teman Sofyan penasaran/salah paham, datang ke Sofyan, tanya Sofyan, dikasih paham Sofyan dan dapat jawaban. Tapi secara overall tetap bagus, dan saya suka hal itu.