Setelah “Ngenest” yang secara mengejutkan bisa lumayan laku dan jadi best-seller nasional, kini Ernest Prakasa ketagihan nulis buku, mungkin karena duit royalty-nya lumayan.
Kini Ernest merilis “Ngenest 2″. Masih berisikan komedi yang bersumber dari pengamatan dan pengalaman pribadinya, “Ngenest 2″ menjanjikan banyak materi fresh yang sebelumnya belum pernah dibawakannya di panggung.
Ngenest 2; Ngetawain Hidup ala Ernest - Ernest Prakasa (2014) Penerbit: Rak Buku, 172 halaman Genre: Non-fiksi Komedi Rate dariku: 3,5⭐ Ini buku dari seorang Influencer. Hem... Ernest nih dah termasuk influencer blom sih? 😅 Soalnya kalau lihat di google, ditulis begini: Ernest Prakasa: lahir tanggal 29 Januari 1982 di Jakarta, Pekerjaan: Stand up comedian/komika, aktor, penulis skenario, sutradara, presenter, produser film, kritikus. Ga ada kata "influencer"-nya, hanya saja banyak twit, statement doi yang memengaruhi followersnya, termasuk aku 😅 Buku Ngenest 2; Ngetawain Hidup ala Ernest ini adalah buku kedua dari seri Ngenest. Semuanya ada 3 buku. Aku blom baca buku 1 $ 3 nya, jarang nemu sih... 😅 Tapi karena buku ini berisi materi stand up doi, jadi bisa aja dibaca acak. Overall aku menikmati buku ini. Cukup banyak punch linenya, beda dengan buku temannya sesama Komikanya yang followersnya berjibun itu. Oh ya, buku ini disertai ilustrasi yang lucu loh. Materi paling aku suka adalah Cantik Tidak Harus Putih, Hahahaha... Ngenest banget!!
Format nya masih sama dengan pendahulunya. Cuman dibagian akhir ada cerita perjalanan Ernest dan Meira saat pindah ke Bali. Keren ya jurnal catatan harian begini bisa dikomersilkan. Dan yang lebih penting ada yang mau baca.
Untung saya baca dari buku ke 3 karena buku ke 2 ini jauh lebih baik dari buku terakhir. Dari segi materi isi buku ini juga lebih beragam, yakni lebih banyak tentang pengalaman lucu penulis ketimbang diri pribadinya. Tapi tetap lucu kok. Simpelnya, baca buku kedua ini lebih mengenyangkan.
Buku yang berisi pengalaman hidup nya koh ernest tapi banyak di kasih sentuhan komedi membuat nya jadi perfect combo. Apalagi yang nulis comedian😅😄, keren lu cina😄🤞
Ngenest 2: Ngetawain Hidup A la Ernest by Ernest Prakasa is the follow-up to his popular first book, continuing his exploration of life’s absurdities with the same humor and candidness that fans have come to expect. In this second installment, Ernest delves deeper into his experiences, offering more stories that blend comedy with reflections on identity, family, and the quirks of everyday life.
As with the first book, Ngenest 2 maintains Ernest’s signature conversational tone and self-deprecating humor, making it an easy and enjoyable read. He touches on a variety of topics, from the challenges of balancing work and family life to his ongoing reflections on being a Chinese-Indonesian in Indonesia. His ability to find humor in even the most mundane situations is still present, providing plenty of moments that will make readers chuckle.
However, Ngenest 2 doesn’t quite reach the same level of impact as its predecessor. While the book is entertaining, it lacks some of the freshness and originality that made the first Ngenest so compelling. The humor, while still effective, feels a bit repetitive at times, and some of the stories don’t land with the same punch. For readers who loved the first book, this one may feel like more of the same, without offering much new insight or development.
That said, Ngenest 2 still has its strengths. Ernest’s honesty and willingness to laugh at his own missteps make him an endearing narrator, and there are moments of genuine warmth and relatability throughout the book. The episodic nature of the essays allows for easy reading, and there are still plenty of gems to be found in his reflections.
Overall, Ngenest 2: Ngetawain Hidup A la Ernest is a solid continuation of Ernest Prakasa’s comedic exploration of life, though it may not leave as strong an impression as the first book. It’s an enjoyable read for fans of his humor and those looking for light-hearted reflections on the everyday challenges we all face. While it doesn’t break new ground, it still offers enough laughs and relatable moments to make it worth a read, especially for those who enjoyed the original Ngenest.
Sama seperti buku sebelumnya, gue baca ini hanya menghabiskan waktu 2 jam. Warbyasa!
Hampir mirip dengan Ngenest 1, ceritanya di Ngenest 2 ini menghibur, sekaligus informatif dan edukatif. Materinya juga udah banyak yg baru, beda dengan yg sebelumnya.
Yg gue suka dari cara Ernest menulis, gue merasa seakan-akan dia emang lagi ngomong seperti dia lagi stand up, ngalir gitu aja plus celotehan2nya.
Di buku 1, Ernest pernah bilang kalau dia merasa anaknya Sky nggak jelas mirip siapa. Tapi setelah ngamatin foto Mbak Meira di buku 2, Sky saklek mirip emaknya dah!
Cuma satu yg gue sayangkan dari buku Ngenest 1 dan 2 ini, bukunya terlalu tipis dan harganya lumayannnnn bgt utk buku setipis itu. Ayo kurang2in la koh harganya, ntar gue orang pindah ke toko sebelah nih.
Err... pada dasarnya, saya manusia yang susah ketawa kalau nonton stand up comedy. Baca ini karena dipinjemin kakak yang kesel karena ngeliat muka saya yang lempeng terus kalo nonton stand up comedy dengannya. Basicly, lucu sih, tapi tetep nggak bisa bikin saya ngakak. Mesem-mesem iya, tapi nggak sampai terbahak gitu, lho. Mungkin memang saya manusia berhati batu... :|
jadi, kalau menurut standar goodreads, saya akan memberikan dua bintang saja, yang artinya "It was ok"
Saya lebih suka buku yang pertama daripada yang ini, nggak tahu kenapa. Memang di buku ini materinya lebih fresh, lebih berisi, dan lebih berwawasan (halah, apa pula maksudnya ini) daripada buku pertama. Tapi kok kayak-kayaknya ketawa saya jauh lebih lepas pas baca yang pertama ya? Apapun itu, andaipun ada Ngenest ketiga, keempat dan seterussnya, tanpa ragu saya akan langsung beli. Viva la Comtug!!
Habis baca Ngenest 1, gue penasaran dengan buku keduanya Kokoh Ernest. Dan hasilnya... GUE KETAGIHAN! XD
Secara penulisan Kokoh Ernest makin cantik, sama kayak Stand up-nya (maaf, cuma bisa nonton lewat youtube koh. :p). Gue nggak berhenti ngakak di setiap bab-nya.
Kekurangannya cuma satu : KURANG BANYAK! Pokoknya gue tunggu Ngenest ketiganya! :3
This was very entertaining. I admit I have never even heard of the writer until I saw the book in the bookshop... and this turned out to be a good purchase.
I liked how the book was written - the language was very relaxed, and it felt like the writer was telling you his story face-to-face.
My only regret was that the first book was already sold out when I discovered this book :(
buku yang menarik,sekali baca langsung habis, cukup menghibur dan lumayan mengedukasi, mirip dengan buku 1 nya, bisa buat ketawa dan senyum2 sendiri sambil baca bukunya.
Nggak selucu buku pertama, tapi overall saya tetep suka dengan gaya penulisan Ernest. Bagian Ernest dan istri naik mobil Bandung-Bali itu yang terbaik.