Goodreads Indonesia discussion
Arsip GRI 2011
>
Klub Buku GRI #7: "Dongeng Klasik Sepanjang Masa"
message 1:
by
Jia
(new)
Jul 12, 2010 08:06PM

reply
|
flag

@Ana kecil udah jago siaran, pasti mantafff....ganbatte!
aiyaaa... pak moderator, mas ariyo itu dari Komunitas Belalang Kupukupu.
Maaf, mau mbetulin dari kemarin2 lupa melulu :p
Maaf, mau mbetulin dari kemarin2 lupa melulu :p
ijul (yuliyono) wrote: "bagi yang deg-deg-an, ga usah khawatir, kali ini tidak bakalan ada daftar typo spelling pas berbincang-bincang kok di LPM-nya, hehehe...."
Yaaa... adain aja... Ekspektasi massa cukup besar padamu, wahai reviewer favorit dari sang penulis di negeri jiran itu. Bebanmu cukup berat, kang ijul... :)
*niat banget nakut2in ijul*
Yaaa... adain aja... Ekspektasi massa cukup besar padamu, wahai reviewer favorit dari sang penulis di negeri jiran itu. Bebanmu cukup berat, kang ijul... :)
*niat banget nakut2in ijul*

yang sering membuat kita kecewa bukanlah suatu kejadian atau peristiwa, tapi ekspektasi atau harapan yang telah ada dalam kepala kita sebelum peristiwa itu terjadi!
intinya: jangan berekspektasi apa2.. :p
ana, itu kutipan dari guru STM atau dosen sastra Indonesia? Maksudnya apa siy? *lugu karena pilek*
Oiya, insya alloh gw dateng deh, kalo ga kecapekan... :)
Oiya, insya alloh gw dateng deh, kalo ga kecapekan... :)

Oiya, insya alloh gw dateng deh, kalo ga kecapekan... :)"
quote diatas masih copyrightnya dosen.. :P
jangan lupa oleh-oleh lho.. fufufufu


oia saya mau tanya...apa saya sudah masuk ke dalam klub buku ini??
ada aktivitas intern klub buku tdk?

(kisah para Nabi juga ding)
moga acaranya sukses

Mas/mbak, sepertinya dirimu bisa kasih masukan buat Harun yg masih "mkir contoh dongeng indonesia". :-)

Meski International Children's Day telah lewat tanggal 1 Juni lalu, tapi setidaknya Universal Children's Day tanggal 20 November nanti, saia harap dongeng lokal yang dijadikan tema, biar produk lokal go internasional *ambisi mode on*
PS: panggil Mas saja :)

oia saya mau tanya...apa saya sudah masuk ke dalam klub buku ini??
ada aktivitas intern klub buku tdk?"
kalo dirimu udah ada di Grup Goodreads Indonesia otomatis udah termasuk kok, bahkan orang yang belum gabung disni pun boleh ikut acara klub buku.. gitcyu..

biar aku aja yg nanya ya, Run....*ngarep dapet hadiah*

---------
@mb Endah.. waduwww, mau dong 1 aja hadiahnya.. hehehh
yg Notre Dame .... kekekkekekekk

*nge-list pertanyaan seputar dongeng, biar bisa menang hadiahnya*


@K Endah: wah. kalo gitu saya juga mau jadi peserta aja...

Acaranya berjalan lancar kan?
Ijul ditunggu LPMnya.
ana, semoga pada nggak dapat fotomu ya. hehe

@ijuuuuul, buruan.. :D"
deg2an....hmmm....*maunya ngeles dulu*....bentar ya, lagi didengerin rekamannya.....*uhuk-uhuk-keselek*

Eh, makasih ya teman2 yg udah datang. Mudah2an doorprize-nya menyenangkan :D
*resize foto Ana* :D

@Mas Tomo: semoga semua sadar kalo foto saya itu udah ada hak cipta pada objeknya..
@k Endah: asal jangan dipamerkan aja...
mohon agar teman-teman yg kemarin membawa kamera agar ikut mengunggah foto2nya ke http://www.flickr.com/photos/bacaitus...
username: sobatperpus
password: bukubuku
setelah upload jangan lupa diseret ke set Klub Buku #7 yah, kalo gak tau gpp ntar aku yg nyeret hahahaha
username: sobatperpus
password: bukubuku
setelah upload jangan lupa diseret ke set Klub Buku #7 yah, kalo gak tau gpp ntar aku yg nyeret hahahaha

Cerita klasik adalah cerita yang tidak pernah habis, terus dicetak, dan selalu ada yang mau menerbitkannya. Selain itu cerita klasik adalah sebuah cerita yang masih tetap relevan kapanpun dibaca/diceritakan
do.ngeng /dongéng/ n 1 cerita yg tidak benar-benar terjadi (terutama tt kejadian zaman dulu yg aneh-aneh); 2 ki perkataan (berita dsb) yg bukan-bukan atau tidak benar.
(KBBI: hlm.274: Edisi Ketiga: Cetakan 2007).
kla.sik 1 a mempunyai nilai atau mutu yg diakui dan menjadi tolok ukur kesempurnaan yg abadi; tertinggi; 2 n karya sastra yg bernilai tinggi serta langgeng dan sering dijadikan tolok ukur atau karya susastra zaman kuno yg bernilai kekal; 3 a bersifat spt seni klasik, yaitu sederhana, serasi, dan tidak berlebihan; 4 a termasyhur krn bersejarah; 5 a tradisional dan indah (tt potongan pakaian, kesenian, dsb).
(KBBI: hlm.574: Edisi Ketiga: Cetakan 2007).
Klub buku telah menjejak bulan ketujuh dan menyelenggarakan acara “nujuh-bulanan” melalui bahasan Dongeng Klasik Sepanjang Masa yang kali ini dipandu oleh Ana Kecil yang tak lagi dapat menghindar dari blitz kamera yang mengabadikan pose-nya dari beragam angle (kita tunggu hasil-nya dari para fotografer handal GRI). Yang lebih membahagiakan adalah tema kali ini benar-benar pas dengan nuansa Hari Anak Nasional yang akan diperingati tanggal 23 Juli mendatang.
Obrolan dibuka dengan lontaran pertanyaan sang master of ceremony (MC) kepada pembicara pertama, Ariyo Zidni, salah satu penggiat dongeng (pendongeng) tanah air yang saat ini menjadi pembimbing pada komunitas Belalang Kupu-kupu (komunitas dongeng mahasiswa Universitas Indonesia), tentang profesi pendongeng dan awal mula terjun ke dunia mendongeng. Mas Ariyo secara eksplisit menyatakan bahwa mendongeng (baginya) bukan sebuah profesi melainkan hobi, karena lebih enak (tanpa tekanan dan batasan). Pembicara juga menceritakan pengalaman mendongeng sejak kali pertama memulainya hingga saat ini. Untuk tahapan serius, mas Ariyo mengawali hobi mendongeng ketika ikut berpartisipasi dalam sebuah kegiatan yang diprakarsai kampusnya di sebuah rumah sakit. Dari visualisasi ekspresi audiens yang ditemuinya di acara tersebut, pembicara makin jatuh hati untuk menyelami hobi ini.
Sebenarnya, anak-anak mau saja menerima jenis cerita apa saja tergantung bagaimana cara penyampaiannya. Mas Ariyo menceritakan pengalamannya ketika diundang untuk mendongeng di sebuah sekolah dan mendapat sambutan yang cukup antusias, baik dari audiens (anak-anak) maupun para gurunya. Yang namanya cerita asalkan baik, indah, dan positif, orang (anak-anak) pasti mau mendengarkan, kapanpun cerita itu didongengkan. Pembicara agak ‘risih’ pada penempatan mendongeng sebagai profesi, tetapi beliau tidak menafikan bahwa ada orang yang menceburkan diri pada bidang mendongeng sebagai tempat mengais rezeki.
Diskusi berlanjut ke pembicara kedua yaitu Jia Effendie, salah satu editor Penerbit Atria yang merupakan imprint dari Serambi, tentang proses penerbitan buku-buku Atria yang lebih memfokuskan pada rilis buku remaja dan anak-anak, sesuai dengan tujuan awalnya imprint ini dibentuk. Harus diakui bahwa sejauh ini terbitan Atria masih lebih banyak yang terjemahan cerita klasik luar negeri dikarenakan belum ada cerita/naskah lokal yang memenuhi standard untuk dapat diterbitkan. Ke depan, kata mbak Jia, Atria akan terus berusaha untuk menerbitkan buku-buku klasik yang bermutu. Beberapa buku Atria yang telah terbit antara lain Alice in Wonderland, Heidi, Frog Princess, A Little Pincess, Daddy Long-Legs, Dear Enemy, dan beberapa lagi yang lainnya.
Lampu sorot berlanjut kepada pembicara ketiga, yaitu Khairi “Riri” di mana sang MC berusaha mengorek informasi dari pengalaman pembicara ketika menerjemahkan buku-buku klasik luar negeri itu ke dalam bahasa Indonesia. Mbak Riri mengaku sebagai penerjemah newbie di Atria. Sejauh ini beliau baru mengalihbahasakan dua buku untuk Atria yaitu Alice in Wonderland dan Frog Princess. Kesulitan dalam penerjemahan itu relatif, biasanya karena isi cerita dari buku yang diterjemahkan itu menyenangkan (lucu) proses pengerjaan menjadi tidak terasa sulit lagi. Untuk penerjemahan buku yang telah ada versi terjemahan lain, pembicara tidak melihat buku-buku tersebut agar hasil terjemahan tetap khas (tidak terpengaruh). Mbak Riri percaya bahwa cerita klasik itu akan tetap abadi meskipun digempur beragam faktor.
------bersambung

Sesi berikutnya dilanjutkan dengan tanya jawab, berikut diberikan list Questions and Answers-nya (QA):
Q (Sylvia) : tips mengambil perhatian anak ketika memulai mendongeng dan bagaimana cara menyampaikan pesan moral kepada anak-anak tanpa terkesan menggurui?
A (mas Ariyo): mendongeng itu kegiatan yang mudah (sama dengan berkomunikasi biasa), apabila mendongeng pada kesempatan khusus anak-anak memang perlu dipersiapkan (dikumpulkan dan diberitahu). Tidak perlu dengan penampakan (tata busana) yang mencolok. Fokuskan pada ceritanya, yang normal-normal saja, dan ceritakan secara jujur, dari hati, dan positif.
Mendongeng itu adalah mengatakan tanpa mengatakan, mendidik tapi tidak mengajarkan/menggurui. Jangan terlalu memusingkan pada inti cerita dan jangan pernah menyimpulkan suatu cerita, biarkan anak-anak mengimajinasikan sendiri cerita tersebut karena anak-anak itu pintar, kita saja yang kadang tidak tahu. Jikalau tetap ingin membahas pesan moralnya, usahakan jangan to the point, ajak anak-anak berinteraksi misalnya dengan membuat games dan bebaskan imajinasi mereka untuk mengambil sendiri makna cerita tersebut.
Q (Erna): bagaimana agar cerita/naskah dapat diterbitkan oleh Atria?
A (mbak Jia): 1) harus menulis yang baik; 2) naskah dikirim ke Atria (Jl. Kemang Timur Raya No. 16 Jakarta).
Q (Truly): batasan sebuah cerita disebut klasik.
A (mbak Jia): cerita klasik itu adalah cerita yang tidak pernah habis, terus dicetak, dan selalu ada yang mau menerbitkannya. Selain itu cerita klasik adalah sebuah cerita yang masih tetap relevan kapanpun dibaca/diceritakan.
Q (MC): bagaimana pendapat mbak Riri sebagai penerjemah melihat banyaknya satu cerita yang sama diterjemahkan ke beberapa versi (beda persepsi)
A (Riri): sebelum menerjemahkan, ditanyakan dulu ke mana arah (tujuan/sasaran) buku itu akan diterbitkan sehingga proses penerjemahan bisa fokus.
Q (Rhe): beda dongeng dan legenda, cerita apa saja yang bisa didongengkan, dan bagaimana jika ketika mendongeng (dengan teks) di pertengahan anak ingin ending cerita yang berbeda.
A (mas Ariyo): soal arti kata bisa ditemukan di KBBI....(udah saya copas di atas tuhhhh). Sebenarnya semua cerita dapat didongengkan kepada anak-anak. Mendongeng dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu dongeng tanpa teks (menggunakan alat bantu apa saja yang dapat mendukung, misalnya gitar, boneka, dsb.) dan dengan teks (bercerita dengan lantang).
Mendongeng dengan teks itu sangat bermanfaat, misal pada kasus seorang penderita multiple handicap, yaitu cushla yeoman (untuk membaca kisahnya klik link-nya, untuk mendapatkan cerita yang lebih banyak silakan meng-googling). Anak tersebut divonis idiot tapi oleh kedua orangtuanya diterapi dengan dibacakan cerita secara rutin sampai dengan usia 5 tahun, dokter menyatakan dia normal, bahkan kemudian dia bisa sekolah dan lulus kuliah dengan IQ di atas rata-rata orang normal. Kasus lain pada Jennifer Thomas.
Dongeng dengan buku tidak harus dibacakan hingga satu buku, jika anak-anak berimajinasi lain dari cerita yang dibacakan, biarkan saja, let it flow.
Q (Vera): bagaimana kebiasaan mendongeng di kalangan orangtua saat ini dan apakah itu berimbas pada penjualan buku dongeng?
A (mas Ariyo): pernah melakukan survey di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, dengan hasil bahwa masih banyak yang belum menyadari manfaat mendongeng. Statistiknya: terdapat sekitar 60% orangtua masih melakukan kegiatan mendongeng, 70% di antaranya adalah pihak Ibu yang melakukannya, di mana sebagian besarnya adalah menggunakan teks (buku), sedangkan pihak Ayah lebih suka mendongeng tanpa teks (mengarang bebas).
A (mbak Jia): tidak ada hubungan antara kebiasaan mendongeng dengan penjualan buku dongeng (cerita klasik), tetapi itu juga belum bisa diklarifikasi pasti karena Atria belum lama bediri.
Tambahan (mas Ariyo): terbentuk persepsi bahwa minat baca anak-anak Indonesia itu rendah, padahal kenyataannya tidak. Yang terjadi adalah akses bacaannya itu yang terbatas sehingga mereka tidak begitu tertarik dengan kegiatan membaca. Bandingkan dengan ketersediaan akses pada televisi atau games (play station) yang bebas 24 jam, sedangkan buku tidak tersedia. Fakta: ketika pembicara berkunjung ke Papua dan membawa buku, anak-anak di sana sangat antusias untuk membacanya.
(mbak Jia): sebenarnya minat baca bisa ditumbuhkan, tergantung pada orangtua masing-masing.
Q (Truly): sampai pada umur berapa anak-anak sebaiknya dibacakan cerita/didongengi?
A (mas Ariyo): tidak ada batasnya, dianjurkan sampai si anak bisa membaca cerita sendiri (independent reader).
Q (Fitri): bagaimana menyiasati terjemahan jika ada istilah yang tidak ditemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia? Dari mana (Atria) mendapatkan naskah-naskah cerita klasik untuk diterjemahkan?
A (mbak Riri): diusahakan untuk dicari secara maksimal, namun jika tidak ketemu juga, maka istilah tersebut dibiarkan seperti aslinya, kemudian diberikan footnote yang menjelaskan istilah tersebut.
A (mbak Jia): biasanya browsing (ke Amazon) atau juga karena cerita tersebut sudah popular, dan kebetulan karena naskah klasik sudah menjadi pubic domain, jadi bisa diterjemahkan secara bebas, tanpa perlu membayar royalti (aturan copyright berbeda pada tiap-tiap negara).
Q (Ijul): mendongeng itu menipu, bagaimana segmentasi pasar buku-buku terbitan Atria, dan apa saja persiapan sebelum mendongeng
A (Riri): nggak juga, tapi bukankah kita sebenarnya memang suka ditipu, ya?? *chuckles*, lebih ke fantasi sih menurut pembicara.
A (mbak Jia): anak-anak itu bisa membedakan mana yang asli dan bohong-bohongan, jadi tidak masuk dalam kategori menipu.
Segmentasi buku tersebut adalah untuk Litle Serambi (imprint Serambi juga) untuk anak yang sudah mulai bisa membaca hingga umur 8 tahun, sedangkan Atria adalah pada anak yang sudah mulai bisa membaca sampai dengan umur berapapun.
A (mas Ariyo): harus dilihat dari segi apa cerita itu dianggap menipu *mas Ariyo kemudian mencoba mendongeng kisah seputar beruang *hihihaha-ngakak deh tuhhh* Pada akhirnya dongeng tersebut akan di-relate dengan logika karena sekali lagi anak itu pintar (cerdas).
Persiapan mendongeng: 1) membaca buku (teks); 2) membaca segala apa yang bisa dirasa (panca indera); 3) untuk mendongeng tanpa teks, jangan PERNAH menghafal suatu cerita (karena sangat memungkinkan terjadi deadlock, jika hafalan ngilang); 4) Jangan pernah memaksakan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan, misalnya kita tidak bsia menirukan suara binatang (beruang), tapi tetap kita paksakan, dan ternyata tidak berhasil.
Catatan (mas Ariyo): mendongeng harus dalam keadaan sehat (jasmani dan rohani) karena akan sangat berpengaruh pada cara mendongeng. Jangan mendongeng dalam keadaan tidak siap (sedang patah hati, bete, dsb.)
Q (?): bagaimana cara membuat sebuah cerita yang long-lasting
A (mbak Jia): ini merupakan pertanyaan yang sulit dijawab, tidak ada jawaban yang pasti, awalnya menulislah dengan jujur, dan pada akhirnya pembacalah yang memutuskan cerita tersebut bakal menjadi klasik atau tidak.
A (mbak Riri): pertanyaan itu sama dengan pertanyaan bagaimana membuat sebuah buku best-seller, dan itu tak mudah menjawabnya, secara umum buku klasik itu sederhana.
Q (Dina?): tips dan trik untuk orang yang takut pada anak-anak
A (mas Ariyo): bisa dilakukan by process (praktik secara berkesinambungan). Langkah lain bisa dengan hipnoterapi, perlu dikomunikasikan terlebih dahulu sebab-musabab takut pada anak-anak, bisa dilakukan pula dengan phobia healing, dan sebagainya.
Q (?): tips dan trik ketika mendongeng, audiens menginginkan cerita yang berbeda dari dongeng yang diceritakan
A (mas Ariyo): pada kegiatan mendongeng, biasanya akan muncul dua tipe anak yaitu Penjahat dan Polisi. Tipe Penjahat adalah yang sering menginterupsi dan banyak memotong (suka nyeletuk). Sedangkan tipe Polisi adalah tipe anak yang meng-counter anak-anak tipe Penjahat.
Tips dan trik untuk anak tipe Penjahat: coba ajak anak tersebut maju, lihat dulu reaksinya karena biasanya tipe anak yang seperti itu adalah anak yang haus perhatian. Aturan pertama: jangan korbankan yang banyak demi yang seorang itu. Kedua: jangan pernah memaksakan untuk menceritakan dongeng, sesuaikan dengan keinginan audiens. Ketiga: jangan mengubah culture untuk disesuaikan dengan keadaan di Indonesia (karena yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran culture yang berbeda-beda itu).
Sesi dilanjutkan dengan kuis yang dipandu oleh Harun dengan mbak Endah sebagai supervisor. Disediakan 5 buah kaos bergambar Diary Si Bocah Tengil untuk yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar (saya dapet satu….yipiiiiiiiiiieeeeee).
Akhirnya, klub buku berakhir dan ditutup oleh sang MC. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan suvenir kepada para pembicara dan penanya, serta foto bersama seluruh peserta yang hadir.
Panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pembicara, mas Ariyo Zidni, mbak Jia Effendie, dan mbak Khairi, sang MC Ana Kecil, Penerbit Atria, Toko Buku Togamas (TM Bookstore) Depok Town Square, dan seluruh peserta yang hadir di klub buku.
Sampai jumpa pada klub buku berikutnya…
Baca itu Seru…..nge-Klub juga Seru!
PS.:
1). jadi adakah yang bisa menebak berapa kali sang MC ‘dijahilin’ mas Ariyo? Saya punya rekamannya, hahahaha…..gotcha!
2). Ini bukan LPM, melainkan copy paste transkrip rekaman…..:)


2). Ini bukan LPM, melainkan copy paste transkrip rekaman…..:) "
jadi LPM nya mana? *evilgrin*