* Gak nyangka ya di tempat kayak gini ada perpustakaan kayak gini ...
* Ternyata tempatnya lebih jelek dari yang gw bayangin Ndri ...
Dua kalimat di atas masih terngiang di telinga gw, saat gw membuat semacam activity report kubunetwork untuk diupload di milis, agar semua pihak bisa ikut melihat apa-apa aja yg udah dilakukan.
Memang, kadang kita gak nyangka, ternyata di tempat yang gak jauh dari rumah kita, tempat tinggal kita, ada taman bacaan anak (tba) yang bergerak dengan modal seadanya. Itu kesan yang gw tangkap ketika kubunetwork menyelesaikan dropping buku ke 4 tba di berbagai tempat.
Yang pertama di kawasan Mampang. Tba salsabila. Berlokasi di rumah kontrakan si pengelola, dijalankan 2 hari dalam seminggu, tba ini berusaha menyediakan tempat yang nyaman untuk memenuhi kebutuhan membaca bagi anak-anak di lingkungan sekitar.
Lalu tba roemah poestaka. Berlokasi di kawasan Cengkareng, masuk ke gang kecil yang berliku, tba ini juga dijalankan di ruang tamu sang pengelola. Melibatkan anak-anak usia remaja yang memang banyak di kawasan itu, mereka bergerak untuk mematahkan mitos bahwa masyarakat kelas bawah adalah mereka yang malas membaca. Salut.
Tak jauh berbeda dengan tba keluarga pelangi di kawasan Pancoran. Juga berlokasi di ruang tamu rumah sang pengelola, tba ini bergerak dengan jalur teman ke teman, dan bahkan sudah bisa membuka "cabang" di tempat lain.
Satu lagi adalah tba kalam, yang berlokasi di Tegal Gundil, Bogor. Sudah bergerak sejak tahun 2002, dimotori oleh anak-anak muda yang peduli dengan KAmpung haLAMan-nya, tba ini sudah cukup terorganisir, karena sang pengelola sudah menyadari pentingnya funding bagi kelanjutan operasional tba, dan bahkan sudah membuat sanggar yang bisa menjadi tempat anak-anak itu berkreatifitas.
Keharuan selalu hadir, saat kubunetwork berkunjung ke sana, berbagi buku, berbagi cerita. Para pengelola itu adalah mereka-mereka yang peduli pada peningkatan minat baca, dan aktif terlibat untuk melakukan kegiatan... apa saja, selama itu bermanfaat. Semangat mereka patut diapresiasi. Bagi mereka sendiri, perhatian seperti yang diberikan oleh kubunetwork dapat memotivasi mereka untuk terus bergerak, bertindak.
Kadang mimpi kita terlalu besar, lalu kita berhenti untuk tidak mewujudkannya. Tapi mereka tidak mau bermimpi muluk, yang penting adalah bekerja. Di tengah gempuran play station dan acara-acara TV yang melenakan anak-anak, mereka-mereka yang mau tetap mengobarkan semangat cinta baca bagi orang lain, mereka adalah orang-orang yang mungkin terasa aneh. Tapi mereka tak peduli, selama yang mereka lakukan tidak mengganggu orang lain... karena mereka sadar, life only give us one shot. Setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun... adalah kesempatan yang tak kan terulang. Jadi mereka tak mau sia-siakan, dan lebih memilih untuk memanfaatkan. Oase itu masih ada.
Buat teman-teman GRI yang mau ikut mensupport mereka, alamat dan kontak person bisa dilihat di blog kubu.
Terima kasih buat teman2 di GRI yang sudah mensupport kubunetwork selama ini.
Flagging a post will send it to the Goodreads Customer Care team for review.
We take abuse seriously in our discussion boards.
Only flag comments that clearly need our attention.
As a general rule we do not censor any content on the site.
The only content we will consider removing is spam,
slanderous attacks on other members,
or extremely offensive content (eg. pornography, pro-Nazi, child abuse, etc).
We will not remove any content for bad language alone, or being critical
of a particular book.
* Ternyata tempatnya lebih jelek dari yang gw bayangin Ndri ...
Dua kalimat di atas masih terngiang di telinga gw, saat gw membuat semacam activity report kubunetwork untuk diupload di milis, agar semua pihak bisa ikut melihat apa-apa aja yg udah dilakukan.
Memang, kadang kita gak nyangka, ternyata di tempat yang gak jauh dari rumah kita, tempat tinggal kita, ada taman bacaan anak (tba) yang bergerak dengan modal seadanya. Itu kesan yang gw tangkap ketika kubunetwork menyelesaikan dropping buku ke 4 tba di berbagai tempat.
Yang pertama di kawasan Mampang. Tba salsabila. Berlokasi di rumah kontrakan si pengelola, dijalankan 2 hari dalam seminggu, tba ini berusaha menyediakan tempat yang nyaman untuk memenuhi kebutuhan membaca bagi anak-anak di lingkungan sekitar.
Lalu tba roemah poestaka. Berlokasi di kawasan Cengkareng, masuk ke gang kecil yang berliku, tba ini juga dijalankan di ruang tamu sang pengelola. Melibatkan anak-anak usia remaja yang memang banyak di kawasan itu, mereka bergerak untuk mematahkan mitos bahwa masyarakat kelas bawah adalah mereka yang malas membaca. Salut.
Tak jauh berbeda dengan tba keluarga pelangi di kawasan Pancoran. Juga berlokasi di ruang tamu rumah sang pengelola, tba ini bergerak dengan jalur teman ke teman, dan bahkan sudah bisa membuka "cabang" di tempat lain.
Satu lagi adalah tba kalam, yang berlokasi di Tegal Gundil, Bogor. Sudah bergerak sejak tahun 2002, dimotori oleh anak-anak muda yang peduli dengan KAmpung haLAMan-nya, tba ini sudah cukup terorganisir, karena sang pengelola sudah menyadari pentingnya funding bagi kelanjutan operasional tba, dan bahkan sudah membuat sanggar yang bisa menjadi tempat anak-anak itu berkreatifitas.
Keharuan selalu hadir, saat kubunetwork berkunjung ke sana, berbagi buku, berbagi cerita. Para pengelola itu adalah mereka-mereka yang peduli pada peningkatan minat baca, dan aktif terlibat untuk melakukan kegiatan... apa saja, selama itu bermanfaat. Semangat mereka patut diapresiasi. Bagi mereka sendiri, perhatian seperti yang diberikan oleh kubunetwork dapat memotivasi mereka untuk terus bergerak, bertindak.
Kadang mimpi kita terlalu besar, lalu kita berhenti untuk tidak mewujudkannya. Tapi mereka tidak mau bermimpi muluk, yang penting adalah bekerja. Di tengah gempuran play station dan acara-acara TV yang melenakan anak-anak, mereka-mereka yang mau tetap mengobarkan semangat cinta baca bagi orang lain, mereka adalah orang-orang yang mungkin terasa aneh. Tapi mereka tak peduli, selama yang mereka lakukan tidak mengganggu orang lain... karena mereka sadar, life only give us one shot. Setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun... adalah kesempatan yang tak kan terulang. Jadi mereka tak mau sia-siakan, dan lebih memilih untuk memanfaatkan. Oase itu masih ada.
Buat teman-teman GRI yang mau ikut mensupport mereka, alamat dan kontak person bisa dilihat di blog kubu.
Terima kasih buat teman2 di GRI yang sudah mensupport kubunetwork selama ini.
Salam,
-andri-
http://kubunetwork.multiply.com