Jump to ratings and reviews
Rate this book

Waktu Aku Sama Mika

Rate this book
Waktu aku sama Mika
Aku tidak bisa berlari,
tapi Mika jadi kakiku.
Aku diatas punggung Mika
dan dia lari sama aku.
you're my hero

Bima bilang, aku pasti tolol kalau mau berpacaran dengan Mika. Ia bilang, Mika itu aneh dan bukan orang yang pantas untuk dipacari. Aku tidak mengerti. Jadi aku tanyakan alasannya. Bima bilang, itu karena Mika sakit AIDS.

Aku bertanya pada Mika, "Apa AIDS membuatmu berhenti tertawa ketika kamu menonton Mr.Bean? Mika jawab, "Tidak".

"Apa AIDS membuatmu berhenti merasa bahwa cokelat M&M'S adalah yang paling enak?" Mika jawab,"Tidak".

"Apa AIDS membuatmu berhenti berpikir bahwa Tuhan itu ada?" Mika jawab, "Tidak".

Lalu aku putuskan untuk berhenti bertanya. Karena aku segera yakin bahwa Bima itu salah. Tidak mungkin seseorang yang tertawa ketika menonton Mr.Bean, menyukai cokelat M&M's dan percaya Tuhan itu tidak pantas untuk dipacari, kan?

145 pages, Paperback

First published April 1, 2009

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Indi

40 books38 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
356 (40%)
4 stars
202 (23%)
3 stars
182 (20%)
2 stars
84 (9%)
1 star
49 (5%)
Displaying 1 - 30 of 108 reviews
Profile Image for Roos.
391 reviews
May 31, 2009
Doh buku ini bukannya bikin simpati tapi malah bikin muak...dah mati kebosanan aku bacanya. Tapi apa yang kumulai sudah seharusnya aku selesaikan juga.

Berbentuk 'letter diary' atau buku harian berupa surat yang ditujukan pada Mika yang mengidap AIDS dari seorang Indi penderita Scoliosis atau kelainan struktur pada tulang belakang biasanya berbentuk S atau C. Scoliosis menyebabkan Indi harus memakai Brace atau penyangga besi penopang tulang belakang untuk mereposisi bentuk tulang belakangnya kembali ke posisi normal.

Oke, kembali ke buku. Karena bentuk suratnya itu yang membuat aku dah putus asa mau berhenti dari halaman pertama. Benar-benar bikin mual karena pengulangan kata-katanya dan bukan jenis surat yang romantis. Doh pokoknya setengah mampus baca buku ini. Contoh seperti ini yah:

Jumat, 10 November 2006 @14.54 WIB
AKU MAU BIBIR KAMU

Aku tidak mau bibir yang lain!
Aku mau bibir yang itu...
Aku mau bibir yang ada darah keringnya...
Aku mau bibir yang hampir selalu kering...
Aku mau bibir yang kalau tersenyum hanya tertarik ke sebelah kanan...
Bukan ke kiri...

Aku mau bibir yang warnanya merah tua...
Aku mau bibir yang membungkus mulut bau rokok mentol..
Aku mau bibir yang selalu digigit-gigit...
Aku mau bibir yang itu!!
Bahkan, kalau darahnya masih segar...

Aku cuma mau bibir yang, itu...

Aku mau bibirmu, Mika!!

Tidak ada bibir lain yang mau aku cium...

Selain bibirmu...


Dan pengulangan-pengulangan lainnya yang menurut aku gak penting banget deh. Tahu khan kenapa satu bintang dan bosan bacanya. Oke, orang AIDS dengan segala permasalahannya aku tahu, karena punya teman yang mengidap AIDS dan akhirnya meninggal juga. Scoliosispun sudah tidak asing bagiku karena profesiku sebagai Fisioterapis mengharuskanku berhubungan dengan penderita kelainan ini. Mungkin penulisnya ingin mengutarakan kata hatinya yang paling dalam, mengutarakan rasa cintanya pada kekasih yang dia cintai ataupun karena dia masih merasa kehilangan sepeninggal Mika ini. Tapi dari sura-surat berbentuk diary ini aku malah berkesan kok kayak baca tulisan orang yang terobsesi dan posesif, seakan dunia hanya ada dia dan Mika,orang tua, saudara, teman bahkan Tuhan-pun sepertinya cuma hiasan disini.

Cukup sudah, daripada malah kemana-mana. Buku ini bukan tipe bacaanku deh. Selesai dengan sedikit rasa menyesal dan kasihan pada penulisnya.
Profile Image for Indi Taufik.
Author 40 books38 followers
August 11, 2015
Ini novel pertamaku yang diambil dari buku harianku ketika SMA. Novel ini berisi kisahku yang seorang scolioser dan Mika yang seorang ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Kami berpacaran selama 3 tahun yang menyenangkan dan novel ini mengabadikan salah satu moment terindahku yang pernah terjadi dalam hidupku :)
Profile Image for Intan.
Author 1 book3 followers
April 19, 2010
Beli buku ini karena penasaran -dan kadung inden-. Penasaran karena seorang temen yang playboy abis, tipikal 'pria macho' rekomen buku ini ke gw dan bilang: "aku nangis bacanya". Jadi gw penasaran sama buku yang bisa bikin temen gw si pria macho menitikkan air mata.

Lalu ke gramed. Habis. Inden. Datang disaat gw baca rating jelek buku ini di goodreads. Nyesel, tapi ya gimana lagi? Dibeli deh.

Ini bukan tulisan yang dimaksudkan untuk dibaca khalayak. Ini diary pribadi seorang Indi yang waktu itu berumur 15 tahun. Kalo emang banyak plothole,repetisi,datar, membosankan dan bikin eneg macam:
'aku sayang mika'....the next 10 pages 'aku suka mika'..the next 5 pages 'aku cinta kamu mika!' plus typo di seisi buku: 'bingung' -> 'binggung'

--omg--(sampai disini saya ngaku kalau buku ini se-horor Twilight yang sukses bikin saya sembelit berhari - hari)

dan ya, mau apa lagi? indi juga waktu menulis itu adalah seseorang yang kesulitan mengurutkan abjad, nggak bisa membedakan garis lurus dan lengkung, what do you expect??

sudut pandang Penulis soal Mika, cara penceritaannya, romansa yang penuh dengan tipi - tipu (bekas operasi usus buntu = luka dibikin Capt.Hook) adalah hal yang memuakkan bagi mereka yang doyan humor satir, cerita yang lebih matang, twist plot, dll. Waktu Aku Sama Mika JELAS bukan bacaan kesukaan saya.

Tapi, saya beri kesempatan kedua untuk buku ini. Dibaca pertama kali, I was like: 'eeeeewww'
Lalu saya baca lagi, kali ini saya mencoba menjadi remaja 15 tahun yang miskin perbendaharaan kata; menulis tentang pacar pertama yang begitu heroik di mata saya. pacar yang mengidap AIDS.

Buku ini banyak kekurangannya, tapi sekali lagi, ini bukan novel yang sengaja ditulis untuk orang banyak. Ini untuk Mika. kalau saya jadi Mika, saya bahagia karena banyak orang yang jadi tahu tentang saya sebab Indi menulis untuk, dan tentang saya.

Waktu Aku Sama Mika adalah buku yang layak dibaca oleh semua orang yang kangen polosnya roman tanpa embel2 materi, image,hedonisme dan konsumerisme.
Saya pribadi -akhirnya- bisa menyukai buku ini karena buku ini jujur dan tidak dibuat2. Begitulah adanya. Remaja 15 tahun yang mencintai pemuda 22 tahun dengan segala kekurangan mereka.


catatan:
saya penasaran sama tampangnya Mika.hahahahaha
May 17, 2010
Beli buku ini karena covernya yang lucu.

Kalau dibilang novel, jelas buku ini bukan novel, tapi lebih seperti surat & diary untuk Mika. Dan ya, saya merasa buku ini diperuntukkan untuk Mika banget, bukan untuk pembaca. Saya sendiri sebagai pembaca kebosanan membacanya, malah lupa kalau lagi baca buku ini keesokan harinya.

Eniwei, kumpulan surat/diary ini bercerita tentang pengalaman Indi yang menderita Scoliosis dan pacarnya, Mika, yang mengidap AIDS.

Seperti yang saya bilang sebelumnya, buku ini untuk Mika, bukan untuk kita. Jadi ada banyak sekali pengulangan topik dan agak bikin pusing juga bacanya. Kesan yang saya tangkap malah penulis ini terobsesi berat sama Mika.

Mungkin sebenarnya intinya bagus, tapi saya merasa buku ini kurang greget di saya.
Profile Image for Jahe.
40 reviews11 followers
June 16, 2009
Si cewe punya kelainan di punggungnya dan ga sanggup berjalan.. bertemu dengan lelaki yang umurnya lebih jauh daripada dia, dan jatuh cinta. Tapi lelaki itu mengidap AIDS.

Hmm, dari sini gw bisa menyimpulkan buku ini layak dibaca karena dari sisi humanis dan romansanya. Tapi gw tertipu. This is really not my type of write. Gw suka hikmah yang dikandung, tapi karena tipenya kae diary, dan kaenya selalu mengulang-ulang terus (entah, apanya yang diulang, bagi gw terkesan seperti itu) buku ini jadi membosankan. Cukup menyesal gw beli sih, harganya mayan mahal buat buku sekecil ini. Dan apalagi yang bikin gw tambah sebel, banyak banget halaman yang dobel.
Profile Image for Mery.
Author 38 books208 followers
June 12, 2009
aku sudah baca ini bulan lalu kira2...

ceritanya tentang cewe yang punggungnya cacat sehingga butuh penyangga, dia gak punya teman dan selalu merasa minder. sehingga suatu hari dia bertemu laki2 bernama Mika, yang kemudian menjadi pacarnya.
Mika punyakit AIDS itu yang bikin keluarga Indi gak setuju mereka pacaran. tetapi Mika buat Indi bagaikan malaikat yang ngebantu Indi bangkitin percaya dirinya.

agak boring memang karena bentuknya diary gitu. dan orang yang baca agak2 bete ama cara penulisan Indi yang agak datar, kayaknya nulisnya buat Mika aja bukan buat pembaca.
Profile Image for Dewi.
177 reviews68 followers
February 27, 2012
Buku ini adalah kumpulan curhat yang ditulis oleh Indi, seorang penderita scoliosis berumur 15 tahun untuk kekasihnya Mika, seorang penderita AIDS berumur 22 tahun yang kini telah pulang ke surga. Di buku ini, Indi menulis kenangan-kenangannya tentang Mika, rasa rindu dan cintanya, juga bagaimana dia telah dewasa sekarang dan berharap Mika bisa melihatnya.

Awal membacanya saya merasa jenuh. Begitu banyak pengulangan di buku ini, contohnya saja di halaman awal Indi sudah mengatakan dia kangen sama Mika, dan di pertengahan buku, dia mengulangnya lagi dengan kata-kata yang persis sama. Belum lagi gaya bahasanya yang sangat sederhana, sangat polos dan sangat kekanakan. Maksud saya, anak umur 15 tahun mana yang percaya awan terbuat dari gula-gula kapas, neverland benar-benar ada dan boogeyman akan pergi kalau disemprot obat nyamuk? Absurd bukan?

Lagipula berbeda dengan tipe buku harian lainnya seperti Buku Harian Zlata, Diary of A Wimpy Kid atau Diary of Anne Frank yang memang diperuntukkan untuk dibaca khalayak ramai, "Waktu Aku Sama Mika" jelas hanya ditujukan untuk Mika. Indi tak merasa perlu menjelaskan latar belakang Mika : pekerjaannya, keluarganya, pendidikannya, teman-temannya, bahkan juga pergulatan Mika melawan AIDS. Indi juga tak menjelaskan siapa Bima, Clifton dan nama-nama lain yang disebutkannya. Jelas Indi tak merasa perlu untuk menjelaskan karena toh Mika sudah mengenal mereka semua. Dan catatan ini memang untuk Mika, bukan untuk pembaca lainnya.

Lalu aku putuskan untuk berhenti bertanya. Karena aku segera yakin bahwa Bima itu salah. Tidak mungkin seseorang yang tertawa ketika menonton Mr.Bean, menyukai cokelat M&M’s dan percaya Tuhan itu tidak pantas untuk dipacari, kan?


Saya sudah hampir menutup buku ini separuh jalan, sudah kehilangan mood untuk menyelesaikannya.

Tapi kemudian saya ingat rasanya sewaktu masih remaja dan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Semua perasaan sayang yang masih polos itu dan keinginan untuk membuat orang yang dicintai bahagia dengan percaya saja semua perkataannya, tak peduli seabsurd apapun itu.

Lalu saya juga membayangkan apa efek perasaan cinta pertama pada Indi.

Indi yang seorang penderita skoliosis, yang tak bisa berlari, melompat, menari, berhitung, membungkuk. Indi yang hampir tak punya teman karena dia sulit bermain seperti anak normal lainnya. Indi yang kurang percaya diri karena punya banyak kekurangan. Indi yang hampir tak punya orang yang mencintainya dengan tulus diluar keluarganya.

Dan ketika suatu saat ada seorang Mika yang bisa memberinya cinta yang tulus, semangat dan rasa percaya diri, wajar kan kalau jadinya dia selalu terkenang pada Mika walau pun Mika sudah lama pergi?

Dan awalnya Indi memang meniatkan curhatan ini untuk Mika kok. Jadi salahkan publisher yang tertarik untuk menerbitkan catatan pribadinya. Salahkan juga pembaca yang mau-maunya membaca sesuatu yang semestinya personal.

Maka saya pun mulai melihat buku ini dari kacamata baru.

Saya berusaha melihatnya dari sisi pribadi saya yang masih remaja, melihatnya dalam pandangan seorang remaja polos. Dan pada akhirnya, saya bisa menikmatinya :). Bahkan saya cukup penasaran untuk membaca buku kedua-nya, untuk sekedar mencari tahu apakah di buku kedua akan ada penjelasan lebih lanjut tentang latar belakang Mika. Juga untuk mencari tahu bagaimana kehidupan Indi pra dan post Mika.

Cover buku ini lucu, terkesan polos khas anak-anak, tapi menarik dan mengundang rasa penasaran. Dan sebenarnya cukup menggambarkan isi bukunya. Saya juga suka font yang dipakai buku ini, terkesan seperti tulisan tangan.

Jadi saya kasih 3 bintang untuk buku ini, cause actually it was just okay, but in a weird way I could like it. Dan walau pun saya cukup penasaran membaca lanjutannya, tapi gak sepenasaran itu sampai merasa harus segera membeli buku keduanya (yah...ada masalah tight budget juga sih).

Saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca agar kita mendapat gambaran lebih tentang seorang penderita skoliosis. Saya juga merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh para orang dewasa yang sudah lupa polosnya cinta pertama dan ingin mengingatnya kembali. Dan untuk mereka yang sudah sinis akan konsep cinta yang tulus. Juga untuk mereka yang takut menghadapi dunia dan memilih untuk bersembunyi di balik topeng. Contohlah Indi dengan berani untuk menjadi diri sendiri dan percayalah di suatu tempat, suatu saat, akan ada orang yang menerimamu apa adanya.

Quote of the books:

“Sugar, tau gak, kamu tuh ngingetin aku sama anak-anak di buku Torey Hayden”
“Karena aku cacat?”
“Bukan, tapi karena kamu special”

Profile Image for Demeter Aulia.
23 reviews
July 16, 2013
Bukunya dah lama ku beli, sekitar dua atau tiga tahun lalu. Mungkin saat itu bukunya belom bestseller kaya sekarang. Aku ingat banget, waktu itu lagi di Gramed, liat² buku yang di pajang, tapi gak ada yang srek. Trus iseng² ngegeledah rak² bagian bawah, buka² buku lain. Dan nemulah buku ini nyelip di antara buku lainnya.

Awalnya aku tertarik sama covernya yang sederhana. Lalu baca sinopsisnya yang gak kalah sederhana. Awalnya aku kira, Mika itu yang cewek, Indi cowok. Taunya kebalik :p

Aku beli pada akhirnya, selain karna tertarik, juga karna harganya :p Maklum, waktu itu sekarat banget di kantong.

Pas di rumah, ini buku yang pertama ku baca, coz kupikir, kan tipis, jadi pasti lebih cepet tamat.

Dan begitu aku baca lembar pertama, aku suka sama gaya penceritaannya. Isinya, fontnya, gaya nulisnya. Beneran kaya lagi baca diari.

Isi buku ini begitu polos dan jujur. Begitu terbuka. Begitu naif. Begitu menyentuh.

Mika benar² menjadi sosok yang dikagumi, dan benar² membuat orang lain merasa ikut mengaguminya. Mika menjadi fokus yang benar² menarik. Membuatku ikut kagum dan menganggapnya pahlawan.

Apa yang diceritakan Indi tentang Mika, kata² Mika, sifat² Mika, benar² bisa terbayang dengan baik. Ingin rasanya punya "Mika" yang sama di sampingku sekarang :-)

Banyak pelajaran berharga yang bisa di dapat di dalamnya. Gak akan ada ruginya membaca ini. Buku ini dan Mika adalah inspirasi, pengorbanan, dan sebuah kejujuran. Pantas untuk di beri 5 bintang.

Dan btw, ini dari blognya Indi, kisah nyata. Jadi alur ceritanya juga acak. Tapi walau begitu, tetep gak akan mengubah kenikmatannya. Kejujurannya akan menyentuh yang membacanya, percayalah.

Sekedar info, buku ini ada filmnya juga. Dan gak kalah bagus. Di film ada kejadian² yang gak diceritakan di novel juga, kayak asal mula Mika manggil Indi "Sugar" :-)
April 30, 2012
waktu pertama kali aku lihat novel ini, aku langsung suka sama covernya yang menarik dan lucu. apalagi saat itu aku lihat novel ini berada di deretan buku-buku best seller. wooo aku langsung membelinya dan ga sabaran buat cepet-cepet buka plastik pembungkusnya dan mulai membaca. dari tulisannya, kata-katanya, bentuk atau isi nya aku suka. cuman , kenapa aku hanya kasih rating 4 bintang?

karna ada 3 hal dari novel ini yang ga aku suka...yaitu : 1. isi dan tulisannya kurang padat di setiap halamannya. sedikit kecewa dan memang aku akui kecewa isinya tidak setiap halaman penuh dg tulisan. ada bahkan yang hanya beberapa baris dan langsung membuat ku harus segera membalik lembaran bukunya dan membaca dihalaman berikutnya*sungguh benar-benar menjengkelkan--" (yang sebenarnya aku ga pengen cepat-cepat menghabiskan ceritanya) 2. ada kalimat dan kata2 yang bukan hanya sekali di ulang, tapi bahkan ada yg sampai 2 kali atau lebih.* itu yg bener bikin bosan. 3. aku belum tau beberapa hal dari Mika . mulai kenapa dia pakai sandal jepit beda warna, apa sebab dia sakit AIDS, dan lain-lain tentang mika :( *maaf bukannya aku ga pengen tau tentang si penulis, tapi aku bener penasaran banget sama hal-hal tentang mika :)

tapi dari itu semua aku senang karna bisa nemu buku ini dan membelinya dan membacanya :) terlebih aku juga ngefans sama indi. lebih tepatnya Kak Indi:D
aku suka sama tulisannya dan isi tulisannya. aku suka aku suka dan aku suka. hehehe jadi mirip kayak Kak Indi kan yg suka ngulangi kata :) * itu tanda kalau aku memang ngefans:D
sekian dari ku. aku tunggu tulisan selanjutnya.....be strong Kak:D
Profile Image for Ida Mawadah.
46 reviews11 followers
February 5, 2013
I read this book 1 year ago, baru ingat sudah baca setelah di filmkan.

bercerita tentang Indi, gadis skoliosis yang saling jatuh cinta dengan Mika, pengidap AIDS. Kisah antara dua orang yang dengan ketidaksempurnaannya masing-masing, yang saling menerima apa adanya. Indi merasa senang ketika bersama MIKA

Overall, ceritanya sih biasa saja, From its cover, menarik, cuma waktu itu nggak beli cuma minjam dari adek kos, bukannya under estimate dg authornya yg kurang wellknown, cuma ngerasa biasa saja. tetapi setidaknya dari buku ini, kita banyak belajar tentang menerima kekurangan pada diri orang lain, terutama pada diri sendiri. Dan bahwa setiap orang berhak bahagia, bahkan pengidap AIDS sekalipun yang selalu dipandang sebelah mata. buku ini banyak melankolisnya, two star I think enough from this book, nggak nyangka aja setelah setahunan baca, di awal tahun 2013 ini keluar filmnya.

buku ini smacam diary seseorang yg dikemas dalam sebuah buku, sedikit membosankan memang, and so sorry I have to say...ini bukan genre novel yg kusuka, and its a relief that I dont buy this book, cukup pnjam karena membacanya juga banyak bagian yg d skip...he he
Profile Image for Nanda Putri.
1 review
October 5, 2010
aku suka semua yang ada pada buku ini.......!!!!!!!!!
aku suka kak mika, aku suka kak indi.... kagum sama mereka berdua!
salut sama mereka berdua! mereka berdua sungguh sangat hebat!
kisah 'cinta tanpa syarat' dan 'cinta tanpa batas' -nya yg mengharukan....
juga sebutan Tuhan yg kak mika ajarkan pd kak indi.... :)
sukses terus buat kak indi, tetep banyak bersyukur yah kak.. kutunggu novel berikutnya....
GBU always.
1 review
July 30, 2011
Setelah membaca buku ini, jujur memang penuh dengan pengulangan..tetapi usut punya usut, setelah saya mengunjungi blog penulisnya, ternyata memang buku ini di angkat dari buku catatan harian penulisnya, bukan novel biasa...tapi sebuah kisah nyata penulis yang menyandang scoliosis dan pacarnya yang mengidap AIDS, Kesanggupan penulis untuk mengijinkan diarynya sendiri dirubah ke bentuk novel sangat layak untuk diapresiasi.
Profile Image for Mika amik.
1 review
July 8, 2011
bukunya bagus banget...kata-kata nya ngena banget ke hati,walaupun bukan aku yang ngalamin tapi aku bisa ngerasainnya....
Profile Image for Meliana.
28 reviews
April 30, 2012
buku ini kaya diary...jadi enak ngebacanya...ada beberapa halaman yang bikin aku nangis...dibaca berulang-ulang selalu bisa bikin nangis
Profile Image for Aishe Al-Qadry.
23 reviews2 followers
March 24, 2020
Cinta itu, saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Seperti Sugar yang menerima Mika—ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) sebagai pacarnya. Kemudian Mika yang menerima Sugar—menderita kelain pada tulang rusuknya sehingga asimetris dan harus menggunakan peyangga pada punggungnya yang mengakibatkan sakit luar biasa, serta tidak dapat bebas beraktivitas.⁣

#lastdayreview ⁣
Judul: Waktu Aku Sama Mika⁣⁣
Penulis: @indisugarmika⁣
Penerbit: @shiramedia⁣
ISBN: 978-602-5921-12-4⁣⁣
Tahun terbit: Cetakan I, 2019⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Ketika pertama kali mengetahui buku ini, aku ngerasa buku ini pasti menarik dan mungkin identik dengan kisah cinta romantis. Soalnya, pas baca blurbnya gitu si Mika sweet banget.⁣

Kemudian, setelah aku baca, tentu aku terkejut. Meskipun terkesan seperti curhat dan seakan membaca buku harian seseorang, buku ini memiliki kekuatan tersendiri untuk membuatku merasa takjub. Ketulusan dan kejujuran perasaan Sugar yang begitu menyayangi serta mengagumi sosok Mika yang kemudian diabadikan dalam bentuk tulisan, membuatku menjadi terharu sekali dan takjub ketika membaca buku ini.⁣

Pas aku baca buku ini, aku tuh keinget sahabat aku. Pas baca puisinya Kak Sugar, aku nyesek banget. Aku tahu banget gimana rasanya terpisah berbeda alam 😢. Peluk jauh Kak Sugar, kita merasakan hal yang mirip.⁣

Aku sangat merekomendasikan kalian buat baca buku ini.

Terimakasih, karena buku ini sangat melebihi ekspektasiku ketika membacanya. Dan mengajariku juga bahwa sesuatu yang sederhana juga bisa menjadi sebuah tulisan yang dapat dinikmati oleh pembaca luas, mengesampingkan genre yang lagi ngetrend di pasaran, maupun siapa penulisnya. 😇⁣
Profile Image for Allen Anis Sanita.
159 reviews3 followers
December 7, 2021
baca ulang ini setelah sekian tahun lamanya karena kemarin baru beli bukunya dengan cover yg baru dan lebih bagus dari cetakan pertama (walopun cetakan cover baru itu udah cukup lama, 1-2 tahun mungkin?). Pertama baca sekitar 10/11 tahun lalu, nongkrong di gramedia dan baca sampai beres di sana hahaha.

Entah kenapa selalu keingatan sama kisah ini.

Menyentuh, tentu.

Tapi setelah baca ulang, aku pikir ini lebih seperti baca diary / buku harian kak Indi ya... alurnya pun acak, dan banyak sekali hal2 yang terus diulang-ulang. Sayang juga, karena menurutku kalau alurnya teratur lebih mengena tapi ya begitu, dituangkan dari ingatan penulisnya jadi seperti ini.

Bagaimana pun, aku cukup suka buku ini, berharap Mika bahagia jauh di sana, begitu juga Kak Indi, semoga selalu sehat dan Bahagia. :)
Profile Image for Hai B!.
29 reviews3 followers
November 24, 2022
✨️ BReview: Waktu Aku Sama Mika

Baca buku ini iseng karena kebangun tengah malem. Buku kecil yang bisa dibaca sekali duduk. Aku bacanya sekitar 1-2 jam an.

Aku gatau harus nyebut genre buku ini sebagai apa. Apakah novel? Tapi ini berdasarkan tulisan pengalaman penulisnya. Semacam diary gitu.

Keinget tulisanku sendiri dulu waktu ngebucin satu cowo. Lumayan bikin nostalgia😝

Anyway, buku ini tuh kumpulan tulisan dari penulis tentang cinta pertamanya. Cinta yang murni dan tulus, tapi harus berpisah karena takdir Tuhan. Ya, benar benar seperti diary perasaan si penulis terhadap cinta pertamanya. Bagaimana cara pandang penulis terhadap sosok itu. Sangat mengagungkannya sampai menuhankan sosok tersebut.

Tulisannya ga runtut, tapi kita bisa tau dengan jelas bagaimana pemikiran penulis saat menulisnya. Aku bisa relate dan ikut merasakan tulisan tersebut.

Yang nyari bacaan ringan untuk mengobati reading slump mungkin bisa baca buku ini.

⭐️⭐️⭐️,5/5

#tantanganbacabuku
#booklover #bookreview #bookstagram #bookstagramindonesia #BookstagramIndonesiaChallenge
#bbbookclub
Profile Image for Rizky Almira.
36 reviews
August 15, 2022
Sebelum membaca memang sudah tahu bahwa "Waktu Aku sama Mika" bukan novel, bukan kumpulan cerpen, melainkan catatan harian. Jadi, meskipun alur ceritanya lompat-lompat maju mundur, tidak mengapa. Ya memang seperti membaca buku harian Indi Sugar.

Buku dengan gaya bahasa yang ringan, ya, sesuai dengan usia Indi yang kala itu masih SMA. Pasti butuh perjuangan sekali untuk merelakan Mika, terasa sekali sedihnya jadi Indi atau Sugar.
3 reviews
June 22, 2022
buku yang cocok buat baca sekali duduk.
bukan buku kyk novel yang ada narasi, ini beneran kyk lagi baca buku harian punya teman.
cepat, alurnya sedikit acak2an namun mudahz diikuti dan dimengerti.
sekali lagi ini bukan seperti novel yang banyak narasi, ini buku harian.
14 reviews
December 9, 2022
Isi bukunya seperti buku harian ketimbang buku cerita/novel, diangkat dari kisah nyata dan sudah dibuatkan film-nya. Ceritanya mengharukan tapi sayangnya sad ending.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for nayla.
19 reviews4 followers
January 15, 2023
Baca buku ini kayak lagi baca buku diary. Manis dan bikin senyum-senyum.
Profile Image for Peni Astiti.
194 reviews16 followers
November 19, 2012
Pertama kali tertarik ama buku ini, lebih karena covernya. Iya, soalnya, saya emang penggemar buku yang covernya super simpel.

Trus, waktu baca judulnya, saya sih udah nebak, kayaknya ini bukan novel. Saya sengaja nggak baca resensi di Goodreads atau di manapun, biar saya nggak terpengaruh buat tetep baca dan nggak nebak-nebak tentang apa bukunya. Intinya, jangan sampai gara-gara baca ripiu *mau bagus atau nggak*, mengurangi keinginan saya buat baca.

Jadi, ceritanya buku ini tuh berisi catatan kecil seorang Indi, gadis yang menderita kelainan tulang punggung atau scoliosis. Semacam catatan curhat gitu. Indi ini pernah pacaran dengan seorang cowok yang ternyata terkena AIDS, bernama Mika. Cowok ini pun bahkan pergi meninggalkan Indi selama-lamanya, di depan mata Indi.

Di sini Indi bercerita, Mika ini sayang banget sama Indi, nggak peduli dengan cacat di tubuh Indi. Nah, karena cinta Mika ke Indi yang "unconditionally" ini, Indi pun memberlakukan hal yang sama. Dia nggak peduli Mika kena AIDS, meski ibunya mencap Mika itu anak nakal yang dihukum Tuhan, makanya kena AIDS. Gimana saudara-saudara Indi benci pada Mika. Indi nggak peduli dan tetap sayang sama Mika.

Saya suka dan terharu melihat kisah "romantis" mereka berdua dengan cara mereka sendiri. Satu sama lain memberikan dukungan. Indi nggak pernah tanya kenapa Mika kena AIDS, karena menurut Indi, nggak perlu, yang penting Mika sayang padanya.

Saya suka semua kata-kata positif yang dilontarkan Mika untuk Indi, yang membuat Indi bertumbuh jadi gadis cantik percaya diri dan percaya sama yang namanya cinta.

Buku ini cukup menyentuh. Membuka mata saya, bahwa Mika, meski dia sedang sekarat, dia tetap bisa memberi manfaat buat Indi. Semoga Mika tenang di sana, ya...

Hmmm... saya terpaksa kasih tiga, soalnya untuk buku yang saya baca, cetakan ke-7, *katanya, sih*, masih banyak typo. Atau emang nggak diedit, ya? Terutama untuk kata "bingung", penulis berkali-kali menulisnya dengan "binggung". Sayang aja, buku ini bagus, kok, cuma keliatan aja tanpa proses editing. #sotoy
Profile Image for Afina.
26 reviews
December 11, 2013
Ini buku yang bagus, ditulis saat penulis masih berusia 15 tahun. Umur segitu sudah ditinggal pergi pacar untuk selamanya, sedang dalam pengobatan untuk tulang punggungnya sendiri, dan kesepian. Banyak yang bilang buku ini terlalu sederhana, tetapi kita lupa bahwa kita membacanya dengan suasana yang berbeda ketika buku ini dituliskan. Dengan punggung yang sedemikian rupa, rasa-rasanya bersyukur ya Indy, ada yang berjanji mau menemani hari-hari Indy supaya tidak sepi lagi, walaupun yang berjanji adalah pria yang menderita AIDS. Itu berarti, sang penulis juga mesti menghadapi ketidaksetujuan keluarga dan teman-teman sekelasnya (yang harus saya tulis, didapatkannya dengan susah payah mengingat kondisi yang dialami penulis bukanlah kondisi yang dapat dengan mudah diterima setiap orang). Tidak sesederhana itu, cukup kompleks. Saya mengalami hal yang hampir sama dengan penulis, hanya saja ini bukan skoliosis melainkan lumbosakral yang tidak stabil semenjak kecil, membuat kendali keseimbangan saya minus, dan tentu saja, tidak percaya diri. Saya percaya, memiliki sosok Mika yang berada disamping penulis merupakan sebuah anugerah, karena itulah buku ini tidak ditulis untuk memanjakan pembaca, buku ini ditulis dalam rangka mengenang Mika. Buku ini ditulis sebagai ucapan syukur dan juga pengobat rindu tentang seseorang yang sangat berarti ketika penulis merasa amat kesepian.
Tapi tentu saja, kehilangan orang yang sangat berarti merupakan sebuah hal yang amat berat. Ada banyak hal yang pernah dibagi dan dilalui bersama, membuat sebagian diri kita mau tak mau juga 'terambil', membuat diri kita tidak utuh lagi. Saya salut dengan keberanian Indy untuk menghadapi hari tanpa Mika lagi, karena pastilah amat berat. Sosok yang hadir saat kita kesepian merupakan sosok yang tidak akan pernah tergantikan. Dan semua hal tersebut dialami oleh seseorang berumur 15 tahun. Kabar yang lebih baik lagi, anak perempuan berumur 15 tahun tersebut masih melanjutkan hidupnya hingga kini, dengan ceria. Tidak semua orang dapat melalui peristiwa-peristiwa tersebut seperti dia.
Profile Image for Sindy Shaen.
4 reviews10 followers
October 13, 2012
Kalau mau menggambarkan novel ini dengan 1 kata, maka menurutku kata yang tepat adalah: AWESOME!

Pertama kali melihat novel ini di toko buku, aku langsung tertarik dengan desain sampulnya, ada 2 orang yang sedang berpegangan tangan sambil bertatapan. Rasa penasaranku semakin tergelitik ketika membaca judulnya: "Waktu Aku Sama Mika." Aku lantas bertanya dalam hati: "Seperti apakah sosok Mika itu sehingga aku merasa dia begitu istimewa di hati penulisnya?" Dan saat aku membalik buku itu, ada sedikit contekan dari isinya yang semakin membuatku penasaran dengan novel ini. Maka aku memutuskan untuk membelinya dan langsung membacanya habis malam itu juga.

Menurutku novel ini ditulis dengan sangat jujur oleh Indi penulisnya. Dengan gaya bahasa yang sederhana, bahkan cenderung singkat, menjadikan tiap bagian ceritanya begitu menyentuh hati pembaca. Pembaca seakan diajak untuk menghargai hidup dan orang-orang terdekat. Selain itu, novel ini sarat dengan pesan moral positif, di antaranya: jangan merasa rendah diri dengan kekurangan diri kita tetapi temukan dan kembangkan potensi dirimu; hargai, cintai, dan terimalah secara utuh orang yang mencintaimu dengan segala kekurangan dan kelebihannya; ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) bukan untuk dihindari apalagi dikucilkan karena mereka juga manusia; dan mengertilah untuk setiap hal yang terjadi dalam hidup ini, sekecil apapun itu, pasti ada rencana Tuhan yang indah di balik itu semua.

Lewat novel ini, pembaca pasti akan mengenal sosok Mika yang luar biasa. Dan tentunya, sosok Indi, sang penulis yang menurutku tak hanya luar biasa melainkan juga sangat rendah hati.
"Mika would be proud 'cause ever have you in his life, Indi..."

Novel ini wajib dibaca semua kalangan. And I give 5 of 5 stars for this novel. "Keep inspiring by your writing, Indi..."

Source: http://sindyisme.blogspot.com/2012/05...
Profile Image for Hendra Laba.
61 reviews5 followers
February 12, 2013
Berpikiran bahwa buku ini akan berbentuk novel utuh. Namun, nyatanya hanya berupa potongan-potongan tulisan berdasarkan apa yang dirasakan Indi, penulis. Berbentuk seperti diari harian, bercerita tentang Indi dan perasaannya terhadap Mika.

Sebenarnya saya membaca buku ini hanya karena imbas dari euforia film Mika. Dan setelah membacanya, yah walaupun kalimat-kalimat yang ada di buku ini terkesan datar dan membosankan, tapi saya berusaha menempatkan diri saya sebagai sosok remaja 15 tahun. Dan yang saya dapatkan adalah kisah yang dituturkan dengan polos, cerita cinta yang benar-benar membuat jatuh cinta, serta membuat kita menyadari kekurangan justru pada akhirnya membuat kita saling menguatkan.

Saya suka dengan lugunya cinta yang dialami remaja ini. Dan saya juga suka sekali dengan beberapa kejadian dan interaksi antara Mika dan Indi yang membuat saya tersenyum. Dan pada akhirnya, saya bisa merasakan bahwa buku ini dibuat oleh Indi dengan jujur dan tulus untuk Mika.

Jika saya adalah Mika. Saya akan bahagia dengan apa yang Indi lakukan untuk saya. :)
Profile Image for Ria Destriana.
Author 4 books14 followers
March 18, 2014
Baru beli buku ini kemarin dan langsung dibaca. Alasannya karena ini buku tertipis yang aku beli bulan ini, jadi aku baca duluan aja. Hehe...
Dan aku menyesal.
Tengah malam aku menangis kayak orang gila. Hiks...
Bangun tidur mata bengkak. Hiks...
Kayaknya hormonku lagi naik turun. Atau mungkin karena pernah mengalami kejadian yang hampir sama (jadi curhat).
Padahal ini bukan novel, bukan cerpen, bukan kumpulan puisi. Isinya lebih ke diary dan surat curhat Indi untuk Mika, cinta dan pahlawannya.
Biarpun ceritanya suka diulang-ulang, loncat-loncat, dan banyak typo, aku tetap bisa membayangkan si Mika itu tokoh yang seperti apa dan bagaimana manisnya kisah Indi waktu sama Mika.
And how lucky that girl, bisa kenal seseorang seperti Mika.
Oya, si Indi ini polos banget dan bisa terbaca dari tulisannya. Mika juga lucu. Aku suka sama kisah mereka yang tipis dan hanya sebentar itu, tapi mengena di hati. Ahay...
*lanjut nangis lagi
August 30, 2013
Indi, terimakasih, untuk cerita cantik yang mengalir bersama air mata yang ikut menetes karena haru akan kisah cintamu dengan Mika..

Indi, terimakasih, untuk cerita apik yang menggugah hati untuk melihat dengan lebih jeli. Karena apa yang dilihat mata tidak selalu tepat.

Indi, terimakasih, untuk rasa malu pada diri dan rasa kagum pada kamu dimana kamu yang tak bersalah, dipertemukan dengan takdir yang membawamu lemah. Tapi kamu tidak mengeluh, juga tidak berkecil hati. Justru kamu meyakini, ini adalah berkah Tuhan yang sudah seharusnya disyukuri, bukan dicaci.

Indi, terimasih, untuk inspirasi hidup yang kelak akan bermanfaat. Tentang menghargai sesama, menghargai cinta, menghargai pemberian Tuhan, dan menghargai hidup secara utuh. Kamu pencerita yang baik. Terimakasih sudah membagi ceritamu:)
Profile Image for Dhelvia Gerent .
21 reviews
December 22, 2022
Di awal sudah di warning bahwa ini tulisan random tentang Mika. Jadi tidak berekpetasi tentang alur dan penokohan. Sehingga tidak ada yang diresahkan tentang penulisan cerita, alur, tokoh dan setting.

Memutuskan beli buku ini karena sedang mencari buku bacaan ringa. Tapi taunya buku ini terlamapau ringan. Sekitar dua jam saja sudah tuntas terbaca, itupun di sembari mengerjakan hal lain. Kebayang kan, seringan apa cerita ini. Tapi rupanya dari cerita random Mika, setelah melihat filmnya semua terlihat masuk akal dan bagus-bagus saja. Tapi mungkin tidak cocok dengan genre dan gaya bahasa yang biasa aku baca. Maka bintang 3 cukup.

Untuk kalian yang baru memulai kegiatan membaca, buku ini bisa menjadi salah satu pilihan. Karena teksnya pendek-pendek, ada selingan gambar-gambarnya, sehingga tidak mudah bosan maupun berat. Selamat membaca kalian!
Displaying 1 - 30 of 108 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.