Jump to ratings and reviews
Rate this book

Sunset Bersama Rosie

Rate this book
Sebenarnya, apakah itu perasaan? Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian? Bukankah dengan berlalunya waktu semuanya seperti gelas kosong yang berdebu, begitu-begitu saja, tidak istimewa. Malah lucu serta gemas saat dikenang.
Sebenarnya, apakah pengorbanan memiliki harga dan batasan? Atau priceless, tidak terbeli dengan uang, karena hanya kita lakukan untuk sesuatu yang amat spesial di waktu yang juga spesial? Atau boleh jadi gratis, karena kita lakukan saja, dan selalu menyenangkan untuk dilakukan berkali-kali.
Sebenarnya, siapakah yang selalu pantas kita sayangi?
Sebenarnya, apakah itu arti 'kesempatan'? Apakah itu makna 'keputusan'?
Bagaimana mungkin kita terkadang menyesal karena sebuah 'keputusan' atas sepucuk 'kesempatan'?


Sebenarnya, dalam hidup ini, ada banyak sekali pertanyaan tentang perasaan yang tidak pernah terjawab. Sayangnya, novel ini juga tidak bisa memberikan jawaban pasti atas pertanyaan-pertanyaan itu. Novel ini ditulis untuk menyediakan pengertian yang berbeda, melalui sebuah kisah di pantai yang elok. Semoga setelah membacanya, kita akan memiliki satu ruang kecil yang baru di hati, mari kita sebut dengan kamar 'pemahaman yang baru'.

429 pages, Paperback

First published November 1, 2011

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Tere Liye

63 books11.3k followers
Author from Indonesia.

"Jangan mau jadi kritikus buku, tapi TIDAK pernah menulis buku."

"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu jadi komentator, mulailah jadi pelaku."

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2,700 (41%)
4 stars
2,245 (34%)
3 stars
1,142 (17%)
2 stars
302 (4%)
1 star
129 (1%)
Displaying 1 - 30 of 654 reviews
Profile Image for Annisa Anggiana.
277 reviews48 followers
January 15, 2012
“Besok adalah pembacaan vonis bagi terdakwa pelaku pengeboman Jimbaran. Anak-anak harus datang. Mereka harus menyaksikan. Mereka harus tahu indahnya proses berdamai dengan masa lalu. Memaafkan siapapun yang pernah menyakiti kita. Memahami indahnya menerima, memaafkan, tapi tidak melupakan.”

5 dari 5 bintang untuk buku Sunset Bersama Rosie. Wow! Novel karya pengarang Indonesia pertama yang paling banyak membuat saya meneteskan air mata. Bahkan saat menutup halaman terakhir saya sampai menangis sesenggukan. Bukan karena sad ending, sama sekali bukan. Tapi karena ceritanya yang indah. Cerita yang indah hampir di setiap bab dan membuat saya bertanya-tanya sendiri tentang banyak hal.

Setelah buku ini sepertinya Tere Liye berhasil melesat ke tiga teratas pengarang Indonesia Favorit saya.

Tegar dan Rosie adalah teman semenjak kecil. Mereka tumbuh besar di daerah Gili Trawangan, Lombok. Keluarga Rosie adalah salah satu pemilik Resort yang ada di sana. Mereka berdua lalu kuliah di Bandung.

Di Bandung, Tegar bertemu dengan Nathan yang ternyata berasal dari Gili Meno, tidak jauh dari tempat Tegar dan Rosie tumbuh besar. Tegar kemudian mengenalkan Nathan kepada Rosie.

Tegar dan Rosie memiliki kebiasaan mendaki Gunung Rinjani bersama pada masa liburan kuliah. Dua bulan setelah Tegar mengenalkan Nathan kepada Roise, Tegar mengajaknya untuk ikut serta mendaki Gunung Rinjani, sesaat sebelum wisuda. Rencananya Tegar akan menyatakan perasaan yang telah ia pendam selama dua puluh tahun kepada Rosie. Tegar mengajak Nathan agar situasi tidak berubah menjadi ganjil jika ternyata Rosie menolaknya.

Sesaat sebelum mencapai puncak Gunung Rinjani, Tegar menyuruh Nathan dan Rosie untuk naik duluan karena ia akan mengisi persediaan minum terlebih dahulu. Ketika Tegar akhirnya menyusul sampai ke puncak, ia menyaksikan Nathan dan Rosie sedang duduk bersama di sebuah batu besar menghadap ke arah Sunset. Nathan sedang menyatakan perasaannya pada Rosie. Dua puluh tahun Tegar setara dengan dua bulan Nathan.

Tidak sanggup menyaksikan lebih lanjut, Tegar tersuruk-suruk turun gunung sendirian. Semenjak saat itu Tegar menghilang dari kehidupan Nathan dan Rosie tanpa kabar sama sekali. Tegar hanya mendengar bahwa Nathan dan Rosie kemudian menikah. Tegar pindah ke Jakarta, diterima di perusahaan sekuritas, kemudian bekerja seperti orang kesetanan. Berusaha sekuat tenaga mengusir bayang-bayang Rosie.

Lima tahun kemudian Tegar telah menjadi pekerja yang sukses. Suatu ketika bel pintu apartemen Tegar berbunyi. Yang datang adalah Nathan, Rosie bersama dua anak perempuan mereka Anggrek dan Sakura. Dua anak itu memperlakukan Tegar seolah telah mengenalnya seumur hidup. Melihat kedua anak tersebut, Tegar akhirnya menemukan kedamaian. Tegar pun menjadi sahabat keluarga tersebut. Paman paling hebat dari anak-anak Nathan dan Rosie.

Delapan tahun kemudian Nathan dan Rosie telah memiliki empat orang anak perempuan. Anggrek, Sakura, Jasmine dan Lili. Nathan dan Rosie akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga belas bersama anak-anak di suatu restoran di daerah Jimbaran, Bali. Keluarga itu ber tele confrence dengan Tegar yang ada di Jakarta. Mereka mengajak Tegar untuk turut serta menyaksikan Sunset Jimbaran melalui layar Laptop. Saat itu Tegar pun telah menemukan perempuan baik-baik bernama Sekar. Mereka akan bertunangan esok hari.

Lewat layar laptopnya Tegar mendengarkan anak-anak mengoceh. Lewat layar laptopnya juga Tegar menyaksikan secara langsung bom meledak di Jimbaran, tepat di restoran dimana keluarga Rosie berada. Tanpa pikir panjang Tegar melesat ke Bandara, mencari pesawat tercepat ke Bali, tanpa ingat lagi bahwa esoknya ia seharusnya bertunangan.

Hanya dalam waktu tiga jam Tegar tiba di tempat kejadian. Hatinya teriris melihat kehancuran yang terjadi. Mendengar banyaknya korban yang jatuh. Di rumah sakit Tegar menemukan bahwa Nathan telah meninggal dunia, Rosie baik-baik saja namun tidak mau melepaskan tubuh Nathan yang sudah dingin. Anggrek, Jasmine dan Lili baik-baik saja, hanya Sakura yang terluka tangannya kirinya patah dan harus di gips, beberapa jarinya tidak akan bisa berfungsi seperti dulu.

Tegar kemudian mengurus pemakaman Nathan dan membawa Rosie beserta anak-anak kembali ke Gili Trawangan. Rosie bersikap seperti mayat hidup, hanya menatap kosong. Tegar mengambil tanggung jawab menghibur dan membesarkan hati anak-anak, juga mengurus resort. Rosie kemudian mencoba bunuh diri dan gagal. Beberapa hari kemudian Rosie tiba-tiba berteriak-teriak sendiri seperti orang kesurupan dan menyakiti siapa pun yang mendekatinya, termasuk anak-anak.

Rosie menderita depresi akut dan harus dirawat di sebuah shelter pemulihan jiwa di Bali. Satu tahun yang lalu mungkin saya akan menganggap reaksi Rosie berlebihan. Namun sekarang saya tau dengan pasti bahwa hal-hal semacam itu memang terjadi. Depresi akut membuat anda gila, depresi kronis membuat anda menjadi zombie.

Tegar lalu memutuskan mengurus anak-anak dan resort sementara Rosie dalam pengobatan, walau sebagai konsekuensinya Tegar harus menunda janji kehidupan yang sudah ia lontarkan pada Sekar. Perempuan sabar yang teramat mencintainya. Kisah selanjutnya harus dibaca sendiri. Yang jelas halaman demi halaman akan membuat kita mempertanyakan arti nasib, takdir, pilihan dan kesempatan.

Kalau saya yang menceritakan, jalan ceritanya mungkin terdengar biasa-biasa saja ya. Tapi cara Tere Liye menceritakan dalamnya perasaan dan betapa emosionalnya suatu peristiwa sungguh teramat sangat indah. Bravo! There were more than five times I actually weep reading this book. Akhirnya ada yang bisa menggambarkan perasaan cinta/kasih sayang dalam derajat yang lebih tinggi dari sekedar romantisme biasa.

Biasanya saya lebih menyukai kisah dengan ending yang biasa-biasa saja atau bahkan ending yang sedih karena lebih realistis untuk terjadi. Life isn’t a fairy tale. Tapi indahnya kisah jatuh bangun tokoh-tokoh dalam buku ini, walaupun memang mungkin too good to be true, buat saya tetap seperti sebatang lilin dalam gelap. Masih adakah kesempatan itu?

“Ada banyak cara menikmati sepotong kehidupan saat kalian sedang tertikam belati sedih. Salah-satunya dengan menerjemahkan banyak hal yang menghiasi dunia dengan cara tak lazim. Saat melihat gumpalan awan di angkasa. Saat menyimak wajah-wajah lelah pulang kerja. Saat menyimak tampias air yang membuat bekas di langit-langit kamar. Dengan pemahaman secara berbeda maka kalian akan merasakan sesuatu yang berbeda pula. Memberikan kebahagiaan yang utuh – yang jarang disadari – atas makna detik demi detik kehidupan.”
Profile Image for Rose Gold Unicorn.
Author 1 book139 followers
February 1, 2013
Satu kata : mengecewakan. Jujur saja aku berharap aku akan menangis termehek-mehek saat membaca buku ini, seperti halnya ketika aku membaca Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Entah apa karena mood yang sedang datar-datar saja sehingga kurang dapet emosi saat aku membaca buku ini.

Selain itu, aku juga kecewa karena sebelum memutuskan untuk memasukkan buku ini ke dalam shelf “secret santa” di Goodreads, aku melihat beberapa review teman-teman yang memberi rate cukup tinggi untuk buku ini. Antara 4-5 bintang. Wajar bukan kalau ekspektasiku juga cukup tinggi? Ah, sayang. Setelah aku membacanya sendiri, cerita ini terasa sangat datar sekali. Dengan alur yang amat sangat lambat sekali. Hhhhh… Inhale, exhale…

Dengan setting Bali dan Lombok, buku ini menampilkan kisah cinta persahabatan klasik. Dua sahabat yang saling mencintai, tapi sama-sama memendam rasa itu berpuluh-puluh tahun lamanya. Kemudian baru tersadar ketika semuanya sudah terlambat.

Adalah Rosie dan Tegar. Bersabahat sejak kecil, bertetangga, dan suka mendaki Gunung Rinjani setiap libur semester. Tegar mencintai Rosie. Tapi, Rosie? Ah, Tegar tidak pernah tahu. Yang Tegar tahu, Rosie mencintai Nathan, teman Tegar yang baru dikenalkannya pada Rosie dua bulan lalu. Semua seperti lelucon. 20 tahun penantian Tegar, ternyata hanya 2 bulan penantian Nathan kepada Rosie. Tegar kalah cepat. Nathan lebih dulu menyatakan perasaannya kepada Rosie. Tepat di puncak Gunung Rinjani, saat sunset selama 47 detik yang indah itu terjadi. Dan Rosie, untuk kali pertama, memalingkan wajahnya dari sang senja. Menatap Nathan dengan sempurna sambil tersenyum malu-malu menerima cinta Nathan. Sejak saat itu, Tegar sadar, dirinya sudah tidak punya kesempatan lagi.

Sejak kejadian itu, Tegar sempurna menghilang dari kehidupan Nathan dan Rosie. Menyibukkan diri dengan bekerja 10 jam sehari. Mencoba keras melupakan perih pedih sakit hati tentang perasaannya untuk Rosie. Nathan dan Rosie menikah. Punya 4 orang anak perempuan. Keluarga kecil itu sungguh bahagia. Selama 13 tahun, pernikahan itu selalu mulus. Sampai akhirnya Tuhan mengeluarkan skenario terbarunya. Jimbaran, tempat mereka merayakan anniversary pernikahan mereka yang ke-13, dibom. Nathan mati dengan kepala yang pecah. Karena khawatir dan panik, Tegar dari Jakarta langsung menuju ke Bali saat itu juga. Singkat cerita, Rosie menjadi depresi berat. Sering kalap berteriak-teriak, memukul dan menyakiti anak-anaknya tanpa sadar. Rosie direhab. Selama direhab, Tegar yang menjaga keempat anak-anak Rosie. Selama itu pulalah, kejadian 15 tahun lalu seperti tumbuh kembali. Tanpa siapapun menduga.

Aku pribadi tidak terlalu tertarik dengan cerita yang mayoritas dituliskan Tere Liye di buku ini. Kebanyakan menyinggung soal anak-anak Rosie yang agak “ajaib”. Masak iya, Jasmine, umur 5 tahun sudah cakap menggendong anak umur 1 tahun dan pandai merajut?! Meh. It also feels like “gue disuruh nonton kelakuan anak-anak yang rame, berisik, tapi di satu sisi menggemaskan dan adorable”. Aku bener-bener nggak suka. Bukan karena aku nggak suka anak-anak. Sama sekali bukan. Tapi seolah-olah Tere Liye sedang memaksa pembaca agar menyukai karakter anak-anak ini. Dan aku, benci itu. Seperti didoktrin.

Tidak ada tokoh yang aku sukai dari novel ini. (1) Tegar, laki-laki baik tapi tega menyakiti hati Sekar, tunangannya yang ditinggalkannya dan digantung selama 2 tahun! Kemudian begitu mengetahui Sekar akan bertunangan dengan orang lain, Tegar seakan baru tersadar akan cinta Sekar yang begitu besar padanya. Tegar kembali meminta Sekar untuk tetap bersamanya. Anjirrr, ke mana aja Mas???!!! Emosi… Errr! Inhale, exhale…

Oke, Sekar menerima Tegar kembali. Mereka merencanakan ulang pernikahan yang tertunda 2 tahun lalu. Di hari H, Tegar malah melakukan hal-hal yang menyakitkan Sekar (lagi). Errr! Cowok macam apa sih Tegar ini! Plin plan dan terlihat nggak menghargai perasaan wanita banget. (2) Rosie juga! Sama menyebalkan. Cewek yang tidak mau rugi. (3) Sekar? Ah, cewek bodoh. Cinta bisa sungguhan membuat seseorang menjadi bodoh. Di awal dia memutuskan untuk menjauh dari Tegar dan berpikiran “lebih baik menikah dengan orang yang mencintai daripada yang dicintai”, aku sudah suka. Tapi di ending, Sekar malah… Errr! RAWR!

Duh, aku sungguh tidak berharap konflik macam ini. Kenapa tidak diekspos saja perihal cinta Tegar dulu kepada Rosie dan bagaimana Rosie juga berusaha mati-matian mencari tahu jawaban atas apa yang dirasakannya kepada Tegar selama 20 tahun? Di sini, bikin aku berpikir ; Tegar tidak cukup gentle untuk menyatakan perasaannya. Cowok bukan sih? Iya. Aku tahu dan sadar bahwa menyatakan perasaan kepada seseorang yang kita suka itu tidak mudah. Salah-salah malah bisa merusak persahabatan. Ah, tapi tetep saja aku tidak setuju kenapa sosok Tegar tidak digambarkan dengan karakter laki-laki yang kuat dan besar hati menerima “kekalahan”. Kenapa cinta harus serumit ini?

Untuk penerbit, kali lain tolong hire editor yang lebih baik. Yang aku tahu, kesalahan peletakan tanda baca saja bisa membuat kesalahan penafsiran emosi bagi pembacanya, apalagi kalau tidak ada tanda baca yang seharusnya? Aku menemukan, tidak cuma hanya satu, kalimat tanya yang tidak diakhiri dengan tanda tanya. Sederhana, tapi fatal. Lha buktinya aku sampai nyinyir begini ‘kan?

Untuk novel setebal lebih dari 400 halaman, buku ini sukses membuat aku jenuh. Baru kali ini aku baca buku Tere Liye dengan mood ogah-ogahan dan tidak ada satu airmata pun menetes. Padahal buku-buku Tere Liye yang sebelumnya pernah aku baca, tidak pernah gagal mengaduk-aduk emosiku. Di 70 halaman terakhir, aku skimming. Sudah terlalu capek baca kata per kata dan mengungkit masalah yang itu-itu saja.

Pun tidak ada quotes-quotes baru dan bikin maknyess. Semua datar-datar saja. Haduh, maaf Bang Darwis. Kali ini aku tidak suka. Tapi, poin penting dan pesan moral yang aku dapat dari buku ini adalah jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan dan terlalu lama mengulur waktu atau kau tidak akan pernah mendapat kesempatan. Selamanya. Segera dipastikan daripada berlarut-larut bertengkar dengan pemikiran sendiri tentang perasaan itu.

Rate 2 dari 5. Bukan karena tidak bagus. Ah, itu relatif, kawan. Aku hanya tidak suka buku ini.
224 reviews
June 15, 2012
Saya belum pernah sekalipun membaca karya Tere-Liye terlepas dari nama besarnya dan ribuan pujian atas karyanya. Alasannya sederhana, saya nggak tahan dengan tema yang diusung: persahabatan, keluarga, kehidupan. Membaca sinopsis bukun-bukunya saja saya sudah bisa mengira-ngira kalau ceritanya pasti mengharu-biru dan bakal penuh dengan 'wawasan' dari sudut pandang baru. Walaupun saya tahu tema yang diusung selalu 'luar biasa' dengan penyampaian yang 'mencerahkan' dan secara keseluruhan 'tidak dangkal', nah justru itu saya tetap nggak tahan dengan cerita yang sedih-sedih dan sudah pasti mengiris hati, nggak tega, sesederhana itu.

Katakanlah dangkal karena mencari cerita yang happy ending dan ringan saja, tapi mau bagaimana lagi. Dasarnya saya nggak tegaan dan bakal kepikiran berlarut-larut kalau baca yang sedih. Padahal niat baca saya kan untuk have fun, jadi ya selalu mencari sesuatu yang 'menyenangkan' untuk dibaca. Makanya ketika saya baca sekilas cuplikan novel Tere-Liye yang bertemakan cinta, langsung deh saya beli. Selain karena penasaran dengan tulisan Tere-Liye, yah tentu saja karena temanya saya asumsikan nggak bakalan bikin sedih-sedih amat.

I was wrong. Dari sepuluh halaman pertama saja sudah bikin hati deg-degan, tersedu, dan nangis. Dari ceritanya sih nggak berat, tapi penyampaiannya yang menyentuh itu mau nggak mau bikin pembaca bisa merasakan sendiri betapa sedihnya hal yang dialami oleh Rosie dan para bunganya; Anggrek, Sakura, Jasmine, dan Lili. Belum lagi posisi Uncle Tegar yang dipermainkan takdir dan terjebak pada kisah cinta yang seakan tidak pernah berakhir. Setiap halamannya bikin saya sedih. Sedih untuk nasib semua karakter utamanya.

Sekarang saya tahu apa yang membuat Tere-Liye begitu digemari banyak kalangan. Selain tema yang diusung ringan dan sering kita temui, penuturannya yang sederhana mampu menyampaikan kisah tentang kehilangan, kesempatan, cinta dan bagaimana untuk berdamai dengan segalanya. Ini adalah kisah hidup yang bisa kita petik hikmahnya. Setiap kata-kata, setiap kalimat yang Tere-Liye sampaikan sifatnya universal. Semua manusia akan mengalaminya dalam simpang waktu dalam frame kehidupannya, entah kapan dan bagaimana kejadiannya, that's a life!

Untuk eksekusi ending yang diluar dugaan saya yang tadinya sudah siap-siap dengan lima bintang dan predikat buku favorit jadi kecewa sekali dan langsung menurunkan poinnya. Rasa-rasanya tuh setelah di bawa mengikuti jatuh bangunnya kisah cinta rumit dalam buku ini yang menghanyutkan harus terbawa kecewa dan serasa anti-klimaks. Mungkin karena kecewa Tegar berakhir dengan wanita yang menurut saya bukan untuknya mungkin. Tapi bagi para pecinta happy ending jangan kecewa dulu, buku ini memberikan ending yang nggak sesuai keinginan saya bukan berarti nggak happy ending kan? Semua tergantung pilihan, sayangnya pilihan penulis rupanya tidak sama dengan keinginan saya. Tapi siapalah saya, cuma pembaca. Tentu segala takdir berada di tangan penulis. Haha.

Selengkapnya di http://sinopsisuntukmu.blogspot.com/2...
Profile Image for Shorih Kholid.
15 reviews4 followers
November 13, 2012
Dulu, saya bekerja sebagai editor di sebuah penerbit baru yang punya ambisi besar. Awal-awal masuk sebagai editor, kami ditugaskan mencari buku yang berkualitas untuk mendongkrak pamor penerbit.

Saya kebetulan saat itu sangat menggemari buku-buku tulisan Tere Liye. Kupikir, buku karya Tere Liye bisa menjadi alat mendongkrak pamor penerbit tempat saya bekerja, sekaligus menjadikannya masuk di jajaran atas penerbit Indonesia--minimal diperhitungkan.

Atas inisiatif pribadi, sebagai editor saya langsung menghubungi Tere Liye. Saat itu, betapa bahagianya saya bisa berkontak langsung dengan penulis favorit (meskipun tidak bertatap muka langsung).

Tere Liye ternyata orang yang ramah dan baik. Itulah kesan pertama kali saya saat menghubungi beliau. Betapa tidak? Saya bukanlah orang yang dikenalnya sebelumnya. Saya waktu itu hanya mengaku sebagai penggemar buku-buku beliau, dan mewakili sebuah penerbit baru yang sedang mencari naskah. Tere Liye menyambut dengan baik tawaran saya. Ah, perasaan saya waktu itu tak bisa terungkapkan. Beliau bilang, siap mengirimkan naskah yang tidak diterbitkan oleh Republika dan Gramedia.

"Alhamdulillah..." batin saya penuh syukur. Tere Liye begitu percaya dengan saya dan penerbit saya yang terbitung baru. Entah, atas dasar apa.

Beberapa waktu kemudian, saya mendapat kiriman novel berjudul "Senja bersama Rosie" ini via email. Beberapa hari saya membaca dan mencermati novel ini. Saya buatkan review dan rekomendasi ke pimpinan editor dan penerbit tempat saya bekerja. Saya jelaskan kisahnya secara garis besar dalam rapat redaksi. Intinya, saya sangat merekomendasikan buku ini untuk diterbitkan, dan berharap penerbit segera menyetujuinya.

Namun, apa mau dikata. Pimpinan mempunyai pertimbangan lain yang berbeda dengan saya. Terpaksa keinginan saya menerbitkan buku itu lewat penerbit saya pun kandas. Angan-angan nama saya tertulis bersanding dengan nama Tere Liye sebagai editornya pun sirna. Saya kecewa. Saya juga malu dengan Tere Liye. Saya mencoba memberi pengertian kepada beliau tentang keputusan pimpinan penerbit. Dan, Tere Liye dengan tetap ramahnya memahami keputusan itu. (belakangan, saya justru bersyukur buku ini gak jadi terbit di penerbit tersebut).

Sebulan lebih setelah keputusan gagal terbitnya buku "Rosie" ini, saya melihat buku ini dilaunching salah satu penerbit di even Book Fair dengan display yang mencolok. Saat melihat itu, perasaan kecewa kembali merasuki diri saya. Tapi, yang syukuri adalah buku ini terbit dan bisa dinikmati para pembacanya. Saya tahu, isinya memberi banyak hikmah dan pelajaran tentang cinta dan arti memiliki.

Mungkin, ini salah satu buku Tere Liye yang tidak saya beli. Karena, saya sudah membaca seluruh isinya di penerbit. Seingat saya, file ebook novel "Rosie" ini juga sudah saya hapus dari database penerbit.
Maaf, Bang Tere Liye...
Salam hangat.

M. Shorih AK.
63 reviews59 followers
January 30, 2009
Siapakah yang akan kamu pilih?
Seorang wanita yang jelas-jelas mencintaimu dan pernah mengobati lukamu ketika kamu tercampakkan atau wanita yang kamu cintai dan memilih sahabat mu untuk jadi pasangan hidupnya?

Pheww..
Tegar mencintai Rosie ,sangat. tumbuh bersama menciptakan bulir2 suka dan cinta diantara mereka, namun tidak ada satupun yang berani mengungkapkannya sampai mereka menginjak bangku kuliah..hingga seseorang datang diantara mereka, Dani. Rosie memutuskan untuk menikahi Dani yang baru dikenal bulanan, meninggalkan Tegar, pria yang mencintainya selama puluhan tahun. Tegar pun ”menghilang ”...

Bom Bali mempertemukan mereka kembali. Rosie dan Dani serta 4 bidadarinya Jasmine, Lili, Sakura Anggrek dan kehidupan mereka nyaris sempurna hingga...bom itu melenyapkan semua harapan Rosie dan anak2nya, Dani menjadi salah satu korban bom tersebut.
Peristiwa ini mengharuskan Tegar kembali ditautkan dengan mereka. Menyaksikan anak-anak Rosie yang justru kuat menghadapi hidup tanpa Ayahnya, meanwhile juga menyaksikan hidup Rosie yang hancur sehingga butuh waktu setahun untuk kembali pulih.

Waktu Tegar terkuras habis di Bali untuk memulihkan Rosie...sementara waktu menelantarkan hidupnya, karir dan cinta seorang gadis yang setia menantinya di Jakarta, Sekar. Disini juga Tegar tahu bahwa Rosie pernah mencintainya dan masih.

Buku ini seperti another side of seorang Tere Liye., Dan kali inipun dia menggunakan nama aslinya.Darwis Darwis (eh ..saya liat di exposure draft PSAK 111 Cuma tercantum “Darwis”)

Jadi ingat ketika bedah buku BBS di IBF 2008 silam ketika seorang tere Liye ditanya penggemarnya (he..he) apakah buku ini termasuk buku pop? Selama ini Tere Liye lekat dengan novel religius sebut saja.HSD, BBS, MBDA.

Walau beda nama , menurut saya Tere Liye yah Darwis, Darwis yah Tere Liye. ;-p
Buku2 yang dicap religius tetap sama aja kok dengan SBR ini.., masih sarat nilai, penuh ”petuah” ttg pengorbanan, kasih sayang dan cinta. dan tokoh2 utama nya selalu dikelilingi orang-orang baik, inspiring.

Kalo toh endingnya ga ”maksa” *menurut saya loh* mungkin bintangnya jadi pool ..:-p
Profile Image for Toffan Ariefiadi.
Author 1 book9 followers
March 12, 2010
Apa yang akan terjadi jika kita dihadapkan pada kesempatan kedua untuk mendapatkan cinta pertama yang telah terlupakan selama tiga belas tahun? Sementara pada saat yang sama kita dihadapkan dengan cinta yang baru?

Hal tersebut yang saya dapatkan setelah selesai membaca novel ini. Cinta pertama dan perasaan cinta yang sangat besar, kesempatan, dilema, dan cinta segitiga . Sejatinya cinta pertama tidak akan pernah terlupakan. Setidaknya begitulah yang terekam di benak semua orang. Cinta pertama adalah perasaan cinta yang sangat besar dan luar biasa. Itulah sebabnya ia menjadi sebuah keindahan yang menakjubkan saat mendapatkan sambutan dan akan menjadi menyakitkan dan sangat sulit dilupakan saat ia tidak bersambut.

Tegar, tokoh utama dalam novel ini mengalaminya. Lima tahun waktu yang dibutuhkannya untuk berdamai dengan perasaan yang sangat besar tersebut. Mengubur dalam-dalam dan melupakan Rosie, cinta pertamanya. Hanya karena satu hal sepele: mengungkapkan, Tegar harus merasakan pedihnya saat-saat sendirian selama lima tahun. Ya, Tegar tidak berani mengungkapan rasa cintanya kepada Rosie. Begitu pula dengan Rosie (di bagian akhir novel diceritakan bahwa sebenarnya Rosie juga sangat mencintai Tegar). Hingga datanglah Dani, teman Tegar dan Rosie yang mendahului Tegar mengungkapkan perasaannya kepada Rosie dan meminangnya lalu hidup berselimut bahagia selama tiga belas tahun dengan empat orang putri.

Dan dalam rentang waktu tiga belas tahun (dikurangi lima tahun proses berdamai) Tegar menemukan cinta yang baru: cinta dengan pengertian baru, yaitu Sekar. Mereka (Tegar-Sekar) berencana menikah. Sekar seperti halnya Tegar mencintai Rosie, Perasaannya begitu besar kepada Tegar.

Hingga bom Bali 2 mengacaukan segalanya: pernikahan Tegar-Sekar dan kebahagiaan keluarga Rosie-Dani.

Dani meninggal akibat bom dan Rosie depresi berat. Mau tidak mau Tegar harus mengurusi Rosie dan anak-anaknya. Waktu Tegar terkuras habis di Bali untuk memulihkan kondisi Rosie dan di Lombok untuk mengurus anak-anak. Sementara waktu menelantarkan hidupnya, karir dan cintanya yang baru.

Boleh dikata, Tegar mengalami dilema cinta. Antara memilih Sekar (yang ternyata masih menunggunya selama dua tahun waktunya di Bali dan Lombok) atau Rosie dan anak-anaknya (cinta Tegar yang ternyata masih saja besar kepada mereka).

Dan Tegar akhrinya memilih Sekar demi janji dan kesempatan yang telah diberikan Sekar kepadanya selama proses berdamai dengan masa lalu. Di hari pernikahan mereka, kejutan datang, Rosie dan anak-anaknya menghadiri upacara pernikahan mereka. Dan bisa ditebak ending novel ini: mirip kisah-kisah di film India (Misal, Kuch-kuch ho ta hai). Sebenarnya saya tidak suka ending novel ini. Sangat biasa. Namun, meski biasa, ada kredit tersendiri buat penulis karena penyampaiannya yang aduhai.

Saya kutipkan beberapa hal yang saya suka dari novel ini:

Bagiku waktu selalu pagi. Di antara seluruh potongan 24 jam sehari, bagiku pagi adalah waktu terindah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan, ketika harapan-harapan baru merekah seiring kabut yang mengambang di pesawahan hingga nun jauh di kaki pegunungan. Pagi, berarti satu hari lagi yang melelahkan telah terlampaui. Satu malam lagi dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati. Malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan dan helaan napas tertahan. (hal. 1-2)

Perasaan yang sangat besar (hal. 172)

"Kau terlampau mencintai Rosie, Tegar.... Maka hatimu terkadang sering menelikung. kau dulu sering bertanya apakah kau punya kesempatan? Biarlah Oma yang menjawab malam ini.... Kalian berdua tidak pernah berani membuat kesempatan itu dengan tangan sendiri.... Betapa tidak beruntungnya! Kalian menyerahkan sepenuhnya kesempatan itu kepada suratan nasib...." (hal.444-445)

Dan sepanjang membaca novel ini, saya dimanjakan dengan deskripsi senja yang sangat indah saat selama 47 detik matahari perlahan tenggalam di garis cakrawala dan menghilang. Juga keindahan pantai dan laut Lombok. Dan yang paling penting: karakter empat anak Rosie yang digambarkan begitu sempurna.

Selamat membaca!
Profile Image for Linda♥.
349 reviews
February 10, 2012
Kata orang bijak, kita tidak pernah merasa lapar untuk dua hal. Satu, karena jatuh cinta. Dua, karena kesedihan mendalam. (page 66)


Menangis dalam tidur. Kalau kalian tahu apa maksudnya itu sungguh lebih menyakitkan. Kalian tidur, tapi menangis dalam mimpi. Kalian tidur, tapi hati tetap terisak sendu. (page 75)


Tegar dan Rosie sudah berteman sejak kecil. Tegar memendam perasaan cintanya selama 20 tahun. Kini, Tegar berniat untuk menyatakan cintanya kepada Rosie, di Gunung Rinjani.

Ditemani seorang teman, Nathan, yang juga berteman baik dengan Tegar sama lamanya dengan hubungan pertemanan Tegar dan Rosie, mereka bertiga pergi ke Gunung Rinjani, melaksanakan kebiasaan memanjat gunung beberapa bulan sekali.

Menjelang sunset di puncak Gunung Rinjani, Tegar mampir sebentar di sumber mata air, mengisi botol-botol perbekalan. Menyuruh Nathan dan Rosie bergegas lebih cepat. Rosie suka sekali melihat sunset. Tidak sedetik pun ia ingin kehilangan momen tersebut. Apalagi dari atas sini. Dari puncak Gunung Rinjani. Maka Tegar mengalah yang mengambil air. Membiarkan Nathan menemani Rosie.

Di puncak Gunung Rinjani, tepat saat matahari hendak beristirahat, Nathan menyatakan perasaannya kepada Rosie. Tegar melihat itu. Ia hanya bisa gemetar berdiri di balik pohon. Menggenggam erat-erat akar pohon. Mencari pegangan.

Ya Tuhan, bukankah selama ini Rosie tidak pernah mau memalingkan wajah dari siluet matahari menghilang di balik kaki langit. Sekarang? Rosie-ku sempurna menatap wajah Nathan. Apa maksudnya? Bagaimana mungkin ceritanya berubah seperti ini? Bagaimana mungkin Nathan menyukai Rosie? Dua bulan? Dua bulan miliknya setara dengan dua puluh tahun milikku?

Tegar tak kuasa lagi berdiri di balik pohon.

Tegar tak kuasa harus bergabung dengan mereka di bebatuan puncak Rinjani.

Bagai kesetanan, Tegar lari menuruni lereng, gemetar berdiri dari jatuh bergulingan. Terhuyung, berusaha berpegangan tangan ke batang pinus raksasa. Singgah sebentar di Danau Segara Anakan, hanya untuk melemparkan jauh-jauh sekuntum bunga Edelweis yang tadinya ingin dia selipkan di rambut Rosie.

Tegar sempurna menghilang dari kehidupan Rosie dan Nathan. Bekerja bagai kesetanan, demi melupakan Rosie. Kerja kerasnya terbayar dengan prestasi pekerjaan yang membuat iri pegawai lain yang bekerja lebih lama dari pada Tegar.

Enam tahun berlalu. Masa-masa yang getir. Kesedihan. Kebencian.

Saat itulah Rosie dan Nathan serta dua anak mereka, Anggrek dan Sakura, datang ke tempat Tegar tinggal. Pada awalnya, kebencian dan kesedihan Tegar naik ke permukaan. Akan tetapi, tingkah dua kuntum bunga Rosie membuat Tegar melupakan dan berdamai dengan masa lalu.

Tujuh tahun kemudian.

Masa-masa sulit telah terlewati. Tegar berdamai dengan masa lalu. Dia dekat dengan anak-anak Rosie yang sekarang bertambah menjadi empat. Anggrek yang memanggil Tegar dengan sebutan Om. Sakura yang memanggil Tegar dengan sebutan Uncle. Jasmine yang memanggil Tegar dengan sebutan Paman. Dan Lili yang masih bayi. Tegar dan keluarga Rosie sering melakukan tele-conference, dikarenakan jarak mereka jauh. Tegar di Jakarta, dan keluarga Rosie di Gili Trawangan.

Seperti saat ini, Rosie dan Nathan merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-13 di Jimbaran. Mereka melakukan tele-conference di saat sunset.

Sayang.. nasib tak berpihak pada kebahagiaan mereka. Bom itu merenggut kebahagiaan di Jimbaran. Mengubah hidup manusia dalam sekali ledakan. Menghilangkan harapan.

Tegar kalap. Tegar saat itu juga langsung ke Jimbaran. Padahal besok adalah hari pertunangannya.

Nathan meninggal. Rosie depresi hingga gila. Rosie bahkan tidak memperhatikan anak-anak sama sekali. Tegar yang turun tangan untuk mengurus empat kuntum bunga Rosie itu.
Profile Image for Heni Hikmayani.
17 reviews
May 4, 2012
Dalam semalam buku ini hampir kuhabiskan. Perasaan haru, pilu dan juga kagum membuncah tatkala membaca lembar demi lembar buku tersebut. Dengan alur yang maju mundur seakan penulis ingin mengajak pembaca untuk mereview kejadian-kejadian yang telah lalu.
Bersetting di bali, NTB, Jakarta buku ini Bercerita tentang 2 tokoh utama : Tegar dan Rossie. Kisah hidupnya dan takdir yang mempertemukan mereka secarea kejam. Mereka teman sedari kecil yang selalu bersama. Tumbuh cinta di hati Tegar untuk Rossie sedari mereka kecil. Ketika waktu berlalu saat mereka kuliah di Bandung Tegar memperkenalkan Rossie kepada Nathan. Bertiga mereka mendaki gunung Rinjani, Sebenarnya tegar akan menyatakan cintanya kepada Rossie di pagi hari ketika matahari terbit, waktu favorit Tegar. Namun Nathan menghancurkan segala rencananya, Nathan menyatakan cintanya pada Rossie di saat sunset waktu yang paling sangat dinikmati oleh Rossie. Pada saat itulah, untuk pertama kalinya Tegar melihat Rossie mengalihkan pandangannya kepada Nathan dari Sunset yang ada di hadapannya. Dan itu tidak biasa bagi tegar. Akhirnya Tegar memutuskan untuk menghilang dari kehidupan mereka berdua.Sampai akhirnya lima tahun menjelang,mereka tersambung kembali. Rossie dan nathan yang sudah menikah dan mempunyai 4 anak hadir kembali di kehidupan Tegar. Tegarpun sudah bisa mengubur habis kenangan cintanya pada rossie dan sudah menemukan Sekar belahan jiwanya.
Namun, Bom jimbaran merenggut kebahagiaan Rossie, Nathan tewas dalam kejadian itu. Dan Tegar dihadapkan pada 2 pilihan , meninggalkan Sekar dengan pertunangan yang sudah di depan mata atau pergi ke Bali mengurus Rossie dan keluarganya. Akhirnya tegar memutuskan untuk pergi ke Bali.
Dua tahun berada di tengah keluarga Rossie, dengan segala kepiluan dan perjuangan yang luar biasa , untuk mengembalikan kesehatan lahir dan bathin anak-anak Rossie ( Anggrek, Sakura, Jasmine dan Lily) dan berjuang membawa kembali Rossie ke kehidupan nyata dari depresi berat yang menderanya. Dan semuanya berhasil indah keluarga tersebut kembali ceria. Tegar pun memutuskan kembali ke Jakarta menjemput impian yang tertunda bersama Sekar
Melalui perjuangan juga Tegar akhirnya dapat meyakinkan kembali Sekar akan ketulusan cintanya. mereka memutuskan untuk menikah. namun sebelumnya, tegar merasa harus kembali ke Gili Trawangan tempat Keluarga Rossie berada. Untuk pamit dan menjelaskan semuanya.
Ternyata sebuah rahasia besar terungkap. Adalah Oma Rossie yang menceritakan semuanya,bahwa sebenarnya Rossie juga mencintai Tegar. dan betapa Rossie sangat menyesal akan keputusannya menikah dengan Nathan.Pernikahan mereka sampai tertunda 6 bulan. namun Tegar sudah membulatkan hati dan cintanya untuk Sekar. tidak mungkin dia menunda untuk yang kedua kalinya. Setelah meninggalkan Sekar 2 tahun lamanya.
Di akhir cerita, ada sepenggal kagum untuk Sekar yang pada akhirnya merelakan Tegar untuk Rossie, karena sesungguhnya mereka memang harus bersatu.

Profile Image for Alvina.
705 reviews105 followers
August 14, 2012
Tragedi Bom Bali di Jimbaran, Bali tujuh tahun silam masih terasa menyesakkan jika dikenang. Banyak yang menjadi korban dari peristiwa tersebut, sampai-sampai beberapa negara sempat kehilangan kepercayaan terhadap negara Indonesia. Ada banyak nyawa yang hilang, mereka yang luka dan lebih banyak lagi yang kehilangan. Keluarga, saudara, tetangga, rekan kerja, sahabat, mereka yang sebagian besar kisahnya tak tercecap media massa, mereka yang memiliki lebih banyak luka.

Salah satunya adalah keluarga Nathan dan Rosie.

Sore itu, mereka dan keempat anak perempuannya menghabiskan waktu di sebuah kafe pinggir pantai di Jimbaran dalam rangka merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-13 tahun. Sebuah tele-conference sedang dilakukan bersama seorang teman keluarga, Tegar, nama lelaki itu. Paman, Om, Uncle, adalah sebutan yang diberikan dari tiga anak Nathan dan Rosie kepada Tegar. Lelaki itu telah menjadi paman yang sangat dekat dan akrab dengan keluarga mereka, oleh karena itu Tegar dirasa perlu ikut merayakan pesta pernikahan meski melalui streaming.

Sesaat sebelum matahari terbenam, koneksi sinyal video streaming terputus. Tegar yang bingung, khawatir dan kalap langsung naik penerbangan selanjutnya ke Bali, di saat dunia belum tahu sesuatu telah terjadi di Bali, Tegar lebih dulu mengetahuinya. Sesampai di Bali, suasana di sekitar Jimbaran sangat kacau, untungnya Tegar memiliki kenalan yang membantu mencari tahu kondisi keluarga Nathan saat itu. Setiba di rumah sakit, syukurlah keadaan tiga anak Nathan baik-baik saja, meski tangan tangan kiri Sakura, anak kedua mereka, remuk dan ia masih belum sadarkan diri. Tapi tidak demikian dengan Nathan, Sang kepala keluarga itu meninggal dunia.

Inilah awal yang menyebabkan keluarga Nathan tak sama lagi seperti dulu. Ayah meninggal, Ibu yang depresi akut membuat keempat anak Nathan dan Rosie terancam kehilangan pijakan. Sekembalinya mereka ke Gili Trawangan, Tegar memutuskan untuk terus menemani mereka sampai Rosie sembuh. Awalnya memang anak-anak berat melepas Ibu mereka rehabilitasi di salah satu tempat di Bali, tapi Rosie makin mengancam keselamatan anak-anak, sehingga keputusan ini harus dibuat.

Tegar sendiri memiliki kehidupan yang mapan di Jakarta, karirnya sedang gemilang bahkan ia berencana tunangan dengan Sekar, seorang gadis cantik yang amat setia mencintai Tegar. Dengan adanya tragedi di keluarga Rosie, Tegar memilih untuk melepaskan pekerjaannya sementara ia mengurusi anak-anak Rosie. Ia berusaha untuk menjadi paman mereka yang super, memang tak bisa menggantikan posisi Rosie dan Nathan. Tapi semoga anak-anak tetap bisa melanjutkan kehidupannya tanpa perlu dibebani perasaan kehilangan yang menyakitkan.

Apakah Rosie kelak akan sembuh dari depresinya dan kembali kepada anak-anak? Lalu bagaimana dengan Sekar, akankah ia setia menunggu Tegar?

Saya hanya perlu menghabiskan waktu 4 jam membaca buku ini dari awal sampai akhir. Alur ceritanya cepat dan kisah tentang anak-anak itu membuat saya tak rela jika harus berhenti menikmatinya. Selain itu, penulis juga dengan cakap menceritakan kisah ini dari PoV Tegar, yang kadang membuat saya bersimpati tapi kadang juga sebel dengan sikapnya yang plin-plan terutama pada Sekar.

Satu kalimat yang sering diulang Tegar, yang saya suka :

”Hanya waktu yang selalu berbaik hati mengobati kesedihan.”

Untuk tokoh anak-anak, ah.. tidak bisa tidak, saya jatuh cinta dengan karakter mereka. Anggrek yang kalem, Sakura yang meledak-ledak, Jasmine yang jauh lebih dewasa daripada seusianya dan Lili, gadis paling kecil yang polos, imut dan bener-bener love-able. Hanya saja terkadang dialog dan sikap yang ditunjukkan mereka amat dewasa, padahal umur mereka masih kecil. Mungkin penulis beranggapan setelah mengalami suatu guncangan psikologis, hal itu dapat seketika mempengaruhi psikologis mereka. Tetapi sebenarnya saya berharap kalau mereka tumbuh menjadi anak yang biasa-biasa saja. Tidak harus spesial, tidak harus super bijak, hanya tumbuh menjadi anak kecil yang normal. Tapi toh saya tak tahu perihal psikologi, jadi mungkin saja hal yang terjadi pada mereka memang bisa terjadi.

Adegan yang paling saya suka adalah ketika Jasmine memberikan bunga mawar biru kepada pelaku pemboman, saat sidang. Momen inilah yang membuat saya mengerti apa sebenarnya isi dari keseluruhan cerita dalam buku ini. Penerimaan, pengikhlasan, memaafkan, semuanya terangkum dalam kejadian itu. Tidak bisa tidak, saya sempat meneteskan air mata haru akan besarnya rasa hormat Jasmine kepada Tegar sampai-sampai ia bersedia memaafkan pelaku pemboman yang menjadi penyebab kematian Ayah mereka, lalu ibu mereka yang delusional. Ah, saya harus belajar lebih banyak dari peristiwa ini.

Jadi saya rasa empat bintang layak bersanding dengan Senja bersama Rosie. :)
Profile Image for I'an Fauziah.
14 reviews6 followers
December 8, 2011
novel karya bang tere yang menurut saya novel terkejam.bagaimana tidak, novel ini tidak sedikitpun menyisakan ruang untuk kalian bernapas lega.
Profile Image for bakanekonomama.
570 reviews75 followers
April 10, 2017
Akhirnya saya menyerah. Setelah menelantarkan buku yang sudah 60 persen saya baca ini selama setahun lebih, saya memutuskan untuk langsung membaca akhirnya saja. Saya sudah tidak sanggup lagi....

Ini adalah buku pertama Bang Tere yang saya beri bintang satu. Artinya, buku pertama Bang Tere yang saya tidak suka. Saya tidak suka tokoh-tokohnya, saya tidak suka jalan ceritanya, saya tidak suka karena banyak typo di dalamnya. Saya kecewa. Bagi saya kisah ini terlalu menye-menye dan terlalu banyak mengupas tragedi tanpa menyajikan fakta-fakta. Bagi saya, peristiwa bom Bali hanya menjadi latar yang jauh, yang sengaja dipakai untuk mengolah tragedi menjadi kisah yang menyayat hati.

Maaf, saya tidak bisa menyukai buku ini. Saya tidak bisa merasakan kesedihan seperti yang sebagian besar pembaca Goodreads rasakan. Kalian boleh bilang saya berhati dingin atau apapun, tapi saya percaya hati saya tetap hangat sehangat mentari di pagi hari (apadeh...)

Ini semakin membuktikan, kalau buku-buku mainstream yang disukai orang banyak, terkadang memang tidak cocok dengan saya....

Semoga buku ini akan lebih bahagia di tangan pemilik berikutnya...
Profile Image for Rahmi Ayu Umami.
48 reviews16 followers
February 20, 2012
hmm..nahh di novel ini banyak ya catatannya. langsung to the point deh.

1. banyak kesalahan penulisan. Baik itu tanda titik yang hilang, strip yang ga semestinya ada, kesalahan penulisan kata. Baru di novel ini saya menemukan kesalahan penulisan yang cukup banyak dibandingkan novel bang tere yang lain. Editor harus lebih jeli ya. Ga terlalu gimana sih, tapi agak mengganggu aja.

2. Nah dari segi cerita. Banyak sesuatu yang mengganggu selama saya membaca. Pertama, anak2nya Rosie terkesan terlalu dewasa dibanding umurnya. Saya agak aneh sama Jasmine yang usianya 5 tahun, sudah bisa seolah menyaingi ibunya untuk bisa menjaga Lili, adiknya yang berusia 1 tahun. Lili kan 1 tahun masih butuh ASI ya, harusnya lebih lengket sama ibunya dong. Lha ini digambarkan seolah lebih lengket sama kakaknya yang 5 tahun (ini kesan saya saat membaca sih, bisa aja sebenernya penulis cuma ingin mendidik pembaca tentang keuletan seorang kakak mengasuh adiknya) jadi pengen nanya ibunya kemanaaa? (penulisnya jawab: ya ga semuanya mesti dijelaskan dalam novel dong, masa dituliskan ibunya lagi menyusui Lili <-- aku ngarang.hehe)
terus juga agak aneg, Lili waktu usia 3 tahun kan belum bisa ngomong ya? Diperiksaaaa atuuuhh ke dokter, dilakukan terapi. 3 tahun kan harusnya udah bisa ngomong. Di novel kan diceritain Lili trauma ya akibat bom Jimbaran, tapi asa semudah itu, udah weh beres, ga dilakukan apa2 lagi. Tunggu aja lagi sampai Lili bisa ngomong. Saya karena basicnya kedokteran agak terganggu dalam hal ini, juga kedewasaan anak2nya yang lain yang menurut saya belum sesuai umurnya.
Yang kedua, entah mengapa saya ngerasa terlalu mudah untuk si tokoh sukses salam berbagai kesempatan, atau sukses memahami banyak hal. Misal, mengapa oh mengapa Tegar masih mencintai Rosie setelah Rosie depresi ditinggal suaminya? Kalo di dunia nyata ko kesannya aneh ya. Seorang lelaki masih mencintai seorang wanita yang bahasa awam bilang 'terganggu psikisnya'. Nah sebenernya ga kenapa2 sih, mungkin justru itu nilai edukasinya. Tapiii, sebagai wanita jadi ingin bertanya, hal2 apa dalam diri wanita yang dilihat seorang lelaki yang begitu tulus mencintai? Saya percaya jawabannya bukan sekedar fisik. Tapi juga ketangguhan, kelembutan, kasih sayang si wanita. Karena kasih sayang Rosie di mata saya sudah minus (akibat chemistry yang kurang digambarkan antara ibu-anak di novel ini) saya jadi nanyaaa terus "Tegar lihat apa sih di diri Rosie???" Udah ada Sekar yang begitu baik. Tegar bukan playboy saya percaya itu. Tapi lelaki usia 35 tahun saya rasa cara berpikirnya tidak lagi 'seperasaan' itu. Tegar terlalu sempurna di mata saya. Agak langka mungkin ya menemukan orang seperti Tegar di kehidupan kita. Mungkin sayanya aja yang kurang bisa melek menemukan mungkin lelaki baik sebenernya banyak di sekeliling kita.

Saya masih suka dengan novel Bang Tere. Tapi entah mengapa jarak antara realitas dan novel ini begitu jauh. Kayanya sih karena tingkat pemahaman saya yang rendah aja kali ya. Agak dongdong gitu memahami hal2 baik yang jarang ada di masyarakat sekitar kita.

Last, saya percaya novel2 Bang Tere mengajarkan banyak hal. Saya setelah membaca novel ini juga memetik banyak sekali pelajaran. Tentang arti 'menciptakan kesempatan', tentang 'merasa cukup', tentang jangan menerka2 sesuatu untuk menyesuaikannya dengan perasaan kita, tentang memaafkan dan berdamai, bukan melupakan. Begitu banyak hal2 baik yang tumpah ruah yang ingin penulis sampaikan di novel ini. Hanya saja itu terlalu 'jauh dari realita'. Bukan realita orang kebanyakan mungkin, tapi 'realita di sekeliling saya'.

Masih recommended kok :)
Profile Image for Zahwa az-Zahra.
131 reviews18 followers
May 4, 2011
"Hanya butuh lima belas menit untuk tiba di puncaknya, Mas Tegar.... Dan aku bisa berfoto, bilang ke semua orang dengan perasaan bangga bahwa aku pernah menaklukkan puncak Jaya Wijaya. Tetapi aku memilih untuk tak melakukannya... Justru semua itu lebih menyenangkan saat dikenang dengan: aku pernah punya kesempatan menjejak puncak itu, mudah sekali menyelesaikan sepotong sisanya, tapi aku memutuskan untuk cukup.... Tidak perlu hingga ke atasnya.... Memutuskan kembali.... memutuskan hanya menerka-nerka seperti apa rasanya saat tiba di puncak...."

Cukup! Dan itulah yang saya sarankan jika ingin membaca novel ini. Cukuplah sampai satu bab sebelum bab terakhir (Epilog). Aagar tak terselip rasa kecewa seperti yang saya rasakan ketika membaca ending novel ini.

Apakah Tere Liye lelah bercerita atau tak ingin meneruskan kekejaman takdir yang membelenggu Tegar dan Rosie. Entahlah, saya kurang mengerti. Padahal menurut saya, terlepas dari ending yang "tiba-tiba" tersebut, novel ini menyajikan kisah yang sarat akan pelajaran hidup. Tentang kesempatan. Janji kehidupan. Tentang bagaimana seharusnya seseorang berdamai dengan masa lalunya, bukan melupakannya.

mungkin karena banyak teguran tentang ending itulah maka sang penulis membuat ending yang lebih baik dalam novel Daun Jatuh

P.S. kadang cinta memang tak perlu diungkapkan. seperti dalam salah satu judul bab-nya: "Seharusnya Oma tak mengatakannya"
Profile Image for Lathifah Salmaa.
5 reviews1 follower
December 13, 2020
Maybe I have slightly different opinion about this novel (compare to what others have written here).
Be honest, this is the only Tere Liye's novel which I do not like. Why? Because it feels so unfair for Sekar.
Tegar (in my opinion) is a bit indecisive. He still can't get over his past, still longs for Rosie (whereas Rosie has gotten married) while he has already built new relationship with Sekar. Even he doesn't make clear decision about his relationship with Sekar a.k.a "menggantungkan" Sekar. That's why for the entire time reading this novel, I was always wondering, "how about Sekar?? Is she okay??" I mean, I feel so sad for her tho. I can empathize with Rosie, as it's not entirely her fault. But Tegar? He couldn't be assertive. Because, if he still has feelings for Rosie and wants to live with her, that's okay. But he needs to breakup with Sekar first, so that he does not "menggantungkan" his relationship with Sekar.
Anyway, I think Tegar is kinda like Severus Snape on Harry Potter novel who still longs for Lily, even after Lily has gotten married and has a child. But the difference between them is, Severus remains single while Tegar has relationship with someone new (Sekar).
Profile Image for Nike Andaru.
1,344 reviews97 followers
July 11, 2010
Baiklah, buku ke 10 Tere Liye yang saya baca. Walau sulit untuk menerima akhir ceritanya, saya coba review dikit deh.

Tegar mencintai Rosie, teman dari kecil. Sahabat jadi cinta gitu deh. Saat Tegar ingin menyatakan cintanya, eh udah keduluan sama Dani sang sahabat yang baru 2 bulan dikenalkannya pada Rosie.

Rosie dan Dani akhirnya menikah, bahagia dikaruniai 4 org anak perempuan, Anggrek, Sakura, Jasmine dan Lili. Hingga satu hari, hari ultah pernikahan mereka yang ke 13, bom di Jimbaran menghancurkan kebahagiaan itu.

Tegar berkesempatan menemukan kembali cintanya pada Rosie, tapi juga dilema karena telah melabuhkan hati pada Sekar yang segera akan dinikahinya.

Silahkan baca bukunya sajalah untuk tau, akhirnya Tegar memilih siapa dan ditakdirkan dengan siapa.

Entah ini buku Bang Tere keberapa yang mampu membuat saya menjatuhkan airmata. Penulis memang sangat pintar mengetuk hati kecil kita, dituturkan secara detil sehingga membuat kita tak pelak merasakan apa yang diceritakan penulis.

Buku ini mungkin bisa bintang 5 jika endingnya sesuai dengan apa yang saya perkirakan :)
Profile Image for Hanis Khaleeda.
90 reviews9 followers
January 21, 2020
Sunset dan Rosie by Tere Liye.

-Buku pertama aku untuk tahun 2020. Buku yang baik, amat baik untuk pembukaan 2020.

- Aku tak tahu la tajuk buku ni apa sebenarnya, sama ada Sunset dan Rosie atau Sunset Bersama Rosie. Mungkin ada dua versi sebab yang aku baca ni Sunset dan Rosie dan ni merupakan cetakan yang ke 25. Gila bukan?

- Seperti biasa, karya Tere Liye tidak pernah mengecewakan aku, baik buku puisi, buku pengembaraan mahupun cinta dan persahabatan.

- Baik, buku kali ni pasal erti kehidupan, kesempatan, dan cinta. Jap, macam mana nak start ?

- Baik. Aku mulakan dengan watak Tegar, Rosie dan Nathan. Tegar dan Rosie ni kawan baik sejak kecil. Nathan ni kawan Tegar. Tapi at last, Nathan dengan Rosie ni jatuh cinta tanpa sempat pun Tegar luahkan rasa cinta tu dekat Rosie. Pastu, diorang ni dapat 4 orang anak perempuan iaitu Anggrek, Sakura, Jasmine dan Lili.

- Satu hari tu, berlaku kejadian yang meragut nyawa Nathan. So, keluarga ni mengalami kesusahan selama 2 tahun. Selama 2 tahun ni juga lah Tegar ni selalu ada di sisi keluarga Rosie dan anak-anak. Masa ni Tegar dah baik dari kesedihan dia dan dah nak kawin dengan Sekar (another woman) pun, tapi tertunda sebab kejadian tu.

- Okay, aku taknak spoil banyak, tapi bagi aku cerita ni sumpah sedih, dan agak membina. Betul. Buat sesiapa yang patah hati, atau untuk yang tidak patah hati pun boleh baca, sebab input-input dari buku ni sangat membina. Sangat mengajar erti kesabaran, ketabahan, pengorbanan. Paling penting, erti kesempatan. Semua orang ada kesempatan tu, atas diri sendiri untuk sedar atau tidak, untuk faham atau tidak.

- Haa, kenapa sunset? Sebab dalam cerita ni, semasa sunset tu laa berlaku peristiwa penting, manis dan pahit. Tapi bagi Tegar, waktu pagi selalunya permulaan yang baik. * Boleh baca huraian panjang tentang waktu pagi dalam buku ni haha *.

- Bagi aku, ending tu something yang aku tetiba tak expect. Mula-mula macam boleh expect tapi mustahil, tapi at the end erm betul. Haha mesti korang tak faham kan, haa kalau nak tahu Tegar kawin dengan siapa, kena baca sampai habis.

- Dan bagi aku lagi, dalam hidup kita ni, dalam kebahagiaan kita dan even dalam kesedihan kita sekalipun, ada orang yang berkorban. Ada pengorbanan yang berlaku. So, hargai insan-insan yang berkorban tu.

- Oh ya, buku ni tentu lah dalam bahasa indon tapi usah khuatir penghayatannya dan pemahamannya masih boleh di capai dan bisa dingerti kok.

- Selamat membaca, worth to read for.

#2020readingchallenge
#duniaBOOKku📚
#bukusatu
Profile Image for ais ariani.
59 reviews7 followers
January 16, 2012
baru baca untuk genre nya Tere Liye yang ada romantis-romantisnya begini (ini pilihan katanya tepat gak ya?). dan yang paling bikin ngiler adalah bagaimana Penulis menggambarkan Gili Trawangan dan alam lombok. beneran deh bikin mupeng.

secara cerita, khas-nya Tere Liye menekankan cerita pada anak-anak (menurutku loh) karena baru baca beberapa bukunya,

dan ini juga baru baca beberapa halaman. memang ada beberapa part yang akhirnya aku lewatkan karena pendeskripsian yang monoton. mungkin karena aku berekspektasi drama banget kali yak. hehehehehehe...

gak sabar menanti ending :)

update tanggal 16 januari 2012 :

Selesai membaca sunset bersama Rosie karya Tere Liye. Another cerita yang menghangatkan hati dari Tere Liye, masih berhubungan dengan anak – anak. Membaca sebagian besar karyanya (kecuali the gogons) sepertinya selalu berhubungan dengan anak-anak.

Begitu juga dengan ini. Kisah yang manis dan hangat dengan pemandangan Gili Trawangan yang cukup deskriptif yang membuat saya mupeng dan punya keinginan untuk membangun resort di sana (etdah kek banyak duit aja)

Tegar Karang, seorang pria mempesona yang saya yakin, kalau ia nyata saya akan jatuh cinta setengah mati kepadanya, persis seperti Sekar.
Tegar dan Rosie sepasang sahabat yang lahir dan besar di Gili Trawangan, Lombok. Tegar mencintai sahabat sejaknya kecil, yang bernama Rosie. Namun perasaan itu tidak pernah tersampaikan ke Rosie. Hingga Rosie menikah dengan Nathan, sahabat Tegar. Nathan adalah seorang ‘pendatang’ dalam lingkaran kecil persahabatan Rosie – Tegar. Nathan adalah sahabat Tegar saat ia kuliah di Bandung.

Waktu berlalu, Tegar menghilang, mencoba mengobati lukanya sendiri. Hingga suatu hari Nathan dan Rosie menemuinya: di hutan belantara metropolitan, terperangkap dalam dinamika kerja keras. Mereka membawa serta Anggrek dan Sakura, dua buah hati mereka.. Tegar jatuh hati pada Anggrek dan Sakura.Dan mereka kembali berhubungan akhirnya.
Beberapa tahun kemudian, terjadilah peristiwa Bom Jimbaran, Bali. Hingga merenggut nyawa Nathan. Waktu itu Rosie dan Nathan memiliki empat kembang cantik: Anggrek, Sakura, Jasmine dan Lili.

Empat kembang cantik itu kehilangan Ayah di usia muda. Keputusan besar diambil Tegar. Tegar langsung menghentikan kehidupannya di Jakarta, dan memutuskan mendampingi keempat kembang Rosie melewati masa-masa sulit. Keluar dari pekerjaannya dan meninggalkan Sekar, gadis yang sudah empat tahun mendampinginya dan harusnya dinikahinya.


Perjalanan Paman Tegar yang super, keren dan hebat mendampingi keluarga kecil yang kehilangan Ayahnya ini merupakan sebuah kisah yang sangat menarik buat saya. Bagaimana Tere Liye menggambarkan keempat kembang Rosie dengan karakter yang pas menurut saya. Sakura yang nakal, Jasmine yang berhati lembut, Lili yang mentel, dan Anggrek si sulung yang dewasa. Yang mungkin agak kurang justru penggambaran karakter dari Rosie, si kembang yang terdapat dalam judul.


Ada beberapa tokoh numpang lewat yang menarik sebenarnya, termasuk si anak muda yang di akhir kisah yang memiliki pandangan mengenai kesempatan yang menarik, apalagi saat ia menyampaikan pandangan tersebut ke Tegar:

Terlalu lama maka semakin terasa hambar kenangannya, hilang rasa spesialnya. Bagiku jauh lebih menyenangkan menyimpan sepotong kejadian yang hanya selintas terjadinya. Itu akan membuat penasaran saat mengenangnya, bukan? Dibandingkn kejadian yang kita rekam dengan kamera atau foto, yang kita lihat berkali-kali. Tidak ada celah untuk membayangkan lagi kenangan itu.

Begitulah. Jauh lebih menyenangkan mengenang sesuatu yang hanya selintas terjadinya. Bahkan dalam banyak kesempatan jauh lebih menyenangkan mengenang sesuatu yang sepantasnya terjadi tapi kita tidak membuatnya terjadi, meski kita bisa dengan mudah membuatnya terjadi.


Pandangan yang berbeda dari apa yang namanya kesempatan. Bukan begitu? Sayang sekali, sampai akhir saya gak nemu siapa pemuda ini. Apakah dia hanya tokoh numpang lewat yang gak penting? Atau dia siapa?

Well… secara keseluruhan ceritanya apik. Interaksi antara anak – anak dengan sahabat orangtua yang hangat. Endingnya memang sudah bisa ditebak. Tetapi alurnya tetap saja membuat kening berkerut dan jantung berdebar: bo.. ini akhirnya si Tegar maunya apa siiih?!?!?!

Tetap menunggu kelanjutan the gogons dari Tere Liye! (teteuup..)
Profile Image for Norma.
5 reviews
May 24, 2012
Membaca buku ini, hatiku seperti diobok-obok. Bagaikan air yang diobok-obok sehingga terkoyak dari diamnya, hatiku juga menjadi berkecamuk dari ketenangannya..

Berkecamuk berbagai macam rasa.. Dan ini adalah rasa yang baru bagi saya. Karena tidak biasa. Kita tahu ada perasaan senang, cinta, rindu, benci, sedih, kecewa, terluka, kesel, suka, tidak suka, terharu, cemas, takut. Nah, perasaan apa namanya, jika cinta, benci, takut kehilangan, percaya, berharap, dan menunggu jadi satu?

Itulah kemungkinan perasaan Sekar. Duh, mulianya hati sekar, setelah merasakan itu semua, dia masih bisa untuk mengikhlaskan. Saluuuuuttt.

Kenapa disini saya lebih membahas sekar? Kan judulnya Senja Bersama Rosie? Bukannya disini perasaan Rosie tidak penting, tapi Rosie sudah punya kehidupan yang sempurna. Berkeluarga dengan Nathan dan dikaruniai empat anak putri yang menakjubkan.

Kalau memang Rosie dulu pernah mencintai Tegar, cinta yang tidak tersampaikan, lantas karena itukah seakan-akan dengan mudahnya ia melupakan kebersamaan dengan Nathan selama tiga belas tahun? Sejak kejadian bom yang meluluhlantakkan Jimbaran dan yang merenggut nyawa Nathan, Rosie memang sangat merasa kehilangan. Namun ketika perlahan kondisinya membaik, Nathan seolah terlupakan, perasaan cinta itu, mungkin tumbuh kembali untuk Tegar, teman masa kecilnya.

Rosie sendiri baru menyadari jika mencintai Tegar ketika oma menceritakan bahwa Tegar sangat mencintai Rosie. Rosie baru ngeh kalau ternyata perasaan ia selama ini terhadap Tegar adalah perasaan cinta. Pasti tidak mudah ditinggalkan seseorang yang sangat dicintai dan akhirnya malah dia sendiri memutuskan untuk menikah dengan orang lain. Hhm.. Berat juga perasaan yang ditanggung Rosie.

Lantas bagaimana dengan perasaan Tegar sendiri? Dia sudah memendam perasaan cinta terhadap Rosie selama dua puluh tahun, sejak pertemanan kanak-kanaknya. Namun sayang, karena ketidakberaniannya mengatakan perasaannya sejak dulu, dia kehilangan kesempatan. Lantas dia mencoba untuk melupakan, namun semakin ingin dia melupakan, bayangan Rosie justru semakin membayanginya. Dia patah hati. Dia terluka. Perempuan yang sudah dicintainya selama dua puluh tahun justru memilih orang lain yang baru dikenalnya selama dua bulan. Dunia Tegar seakan runtuh. Tegar memilih untuk menghilang, berharap bisa melupakan semua lukanya, patah hatinya. Huufft, patah hati memang menyakitkan.

Seiring berjalannya waktu, Tegar bisa berdamai, tidak melupakan. Tegar menjalani hidup dengan baik, bersahabat dengan keluarga Nathan dan Rosie, dan bersiap melangkah ke jenjang pernikahan bersama Sekar. Besok rencana pertunangannya dengan Sekar. Namun bom yang meledak di Jimbaran yang keluarga Nathan menjadi korbannya, merubah segala rencana. Kenapa kau harus membiarkan Sekar untuk menunggu terlalu lama Tegar....

Novel ini selain menggambarkan banyak perasaan tidak mengenakkan orang dewasa, juga menggambarkan keriangan anak-anak. Kehidupan kanak-kanak diceritakan begitu hidup melalui karakter keempat putri Rosie dan Nathan.

Dan pelajaran yang bisa saya ambil dari novel ini adalah: Berdamailah, bukan melupakan. Ya, ternyata setelah berdamai, mengikhlaskan, ataupun merelakan sesuatu, kita bisa menjadi lebih tenang, daripada ingin selalu melupakan yang ujung-ujungnya malah ingat sendiri. Dan lagi, untuk apa melupakan? Biarkan hal itu tetap ada untuk melengkapi episode kehidupan, sebagai kenangan, dan sebagai pelajaran.

Tapi saya tidak begitu suka endingnya. Atau mungkinkah memang begitu akhir dari kisah dua orang yang saling mencintai? Hah, entahlah. Yang pasti, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, selalu ada campur tangan Tuhan disana.

*11Januari2012
Profile Image for Eresia N. Winata.
25 reviews2 followers
March 3, 2013
--Ah aneh betul memang yang namanya perasaan, kita nyaris tidak tahu kapan dia membuat rumah di hati kita dan bahkan kita tidak punya kalkulasi yang jitu untuk mengira-ngira seberapa lama perasaan itu akan mengendap di dalam sana--

Sunset Bersama Rosie adalah novel tere liye yang sukses membuat saya menahan nafas, terbahak, miris dan sesenggukan. Dia jago deh memberikan plot yang mengalir dan renyah untuk berbagai kejadian yang sebenarnya remeh. Nyaris setipe seperti 'Hafalan Shalat Delisa' yang punya background tragedi Tsunami Aceh, Sunset Bersama Rosie menjadikan tragedi bom Jimbaran Bali sebagai titik tolak novelnya.

Tegar dan Rosie adalah dua sahabat yang tinggal di Gili Trawangan, mereka menghabiskan waktu kecil hingga kuliah bersama. Jauh ketika ingus masih mengerak di hidungnya, Tegar sudah menyadari bahwa Rosie adalah wanita sederhana namun jelita dan akan diikatnya sebagai pendamping hidup kelak. Hal ini berlangsung hingga 20 tahun setelahnya ketika mereka nyaris meraih gelar sarjana. Saat meniti kaki Rinjani menuju puncaknya, Tegar berniat menyatakan perasaan dan meminang Rosie. Namun di luar dugaan, sahabatnya Nathan yang ikut mendaki Rinjani menyatakan cinta terlebih dulu pada Rosie. Rosie menerima pinangan itu. Di sini episode hidup tegar masuk fase mati suri.

Tegar pergi tanpa meninggalkan jejak pada siapapun, tak terkecuali Rosie. Baginya, menghilang dari semua hal yang pernah ditapaki Rosie adalah cara terbaik untuk melupakan wanita itu. Ia sering gelisah, malam baginya begitu menyakitkan. Karena ketika tubuh harus berbaring di ranjang, ia tahu tidurnya akan terasa panjang, tertekan, dan mimpi tentang Rosie sering membuatnya tertohok. Namun sepotong pagi ibarat penyembuh. Pagi selalu menjadi awal yang baik, karena ada harapan dan nafas baru. Lima tahun dilalui Tegar dengan helaan dan nafas panjang, hingga akhirnya HAL TAK TERDUGA itu datang. Rosie, Nathan dan dua buah hati mereka berdiri di depan pintu apartemennya di Jakarta.

Kisah cinta masalalu terajut menjadi persahabatan di masa kini. Tegar berusaha mengikhlaskan Rosie, bukan melupakan. Empat buah hati Rosie dan Nathan yaitu Anggrek, Sakura, Jasmine, dan Lily begitu lucu, ceria, menggemaskan, sekaligus mampu mencairkan semua sakit hati dan luka di hati Tegar. Tegar mencintai empat bidadari cilik itu, begitupun mereka begitu patuh dan sayang pada pamannya.

Namun tragedi itu seolah merampas kebahagiaan keluarga Rosie. Jimbaran resto meledak tepat di saat Rosie, Nathan dan empat buah hatinya sedang ber-teleconference dengan Tegar dalam rangka memperingati ulang tahun pernikahan mereka. lalu apa yang terjadi? Wee, baca sendiri doooonkkk..! :D

Siapin tisue dan suruh temen-temen kosanmu siapin mental ya, siapa tahu di tengah membaca tiba-tiba kamu jadi begitu sentimentil, tertawa lepas, berteriak gemas, atau nagis bombay. Hehe

Yah, fiksi yang bagus, meskipun menye-menye tapi banyak sikap dan pelajaran hidup positif yang bisa diambil. Enjoy!
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book192 followers
September 22, 2015
Tegar menganggap dirinya tidak pernah mempunyai kesempatan untuk cintanya. Sejak Rosie, gadis yang dicintainya lebih memilih Nathan dibandingkan dirinya. Nathan yang baru dikenalnya dua bulan merebut kesempatan yang dibangun oleh Tegar selama dua puluh tahun. Satu-satunya kesempatan bagi Tegar dalam kehidupan Rosie adalah menjadi Om untuk Anggrek, Uncle untuk Sekar, Paman untuk Jasmine dan Lili, anak-anak Rosie dan Nathan.

Sore itu, di pantai Jimbaran Bali, melalui teleconference Tegar “menghadiri” perayaan ulang tahun pernikahan Rosie dan Nathan yang ke-13. Sebagai penikmat sunset, mereka memilih untuk menyaksikan sunset di pantai itu bersama puluhan turis lainnya. Tidak ada yang menyangkan sunset itu adalah sunset terakhir yang dinikmati oleh Nathan. Bom Jimbaran Bali merebut semua kebahagiaan tingkat tinggi yang dibangun oleh keluarganya. Tegar yang hanya bisa menyaksikan semuanya, segera berangkat ke Bali saat itu juga, dan melupakan hari pertunangannya dengan Sekar, pacarnya, yang akan dilaksanakan keesokan harinya.

Kepergian Nathan memberikan luka mendalam bagi Rosie, sehingga Rosie mengalami depresi akut. Bukan itu saja, anak mereka Sekar harus kehilangan kemampuan menggunakan tangan kanannya bermain biola, dan Lili tidak mau berbicara sejak saat itu. Tegar-lah yang menjadi penopang anggota keluarga yang tersisa itu. Rosie harus dirawat di sebuah shelter, dan Tegar mengambil alih pengasuhan anak-anak dan pengelolaan resor keluarga di Gili Trawangan milik Rosie. Keputusan yang diambilnya itu membuat dia harus melepaskan Sekar, calon tunangannya.

Romantisme yang diangkat dalam novel ini bukan sekedar kisah kasih tak sampai antara Tegar dan Rosie, ataupun cinta segiempat antara Nathan, Rosie, Tegar dan Sekar. Jauh lebih dalam, Tere-Liye memperlihatkan kasih sayang seorang paman kepada keponakan-keponakannya. Bagian dimana Teguh berusaha membangkitkan semangat hidup Anggrek, Sekar, Jasmine dan Lili adalah nyawa utama dalam novel ini.

Tere-Liye selalu bisa mengaduk-aduk emosi pembaca sejak prolog hingga epilog di setiap novelnya. Begitupun dalam novel ini. Berbagai kisah fenomenal yang mengguncang perasaan yang terjadi di Indonetsia diolah sedemikian rupa oleh Tere-Liye sehingga kita ikut merasakannya lewat rangkaian kata-kata. Sebut saja peristiwa tsunami di Aceh pada bukunya Hafalan Sholat Delisa, dan peristiwa bom Jimbaran Bali di buku ini. Kalimat-kalimatnya berasa seperti quote.

Sayangnya, ending-nya berasa dipaksakan menurut saya. Setelah berkali-kali membuat keputusan, kesempatan bagi Tegae tetap saja menjadi suratan takdir yang tidak diketahuinya. Silahkan membacanya untuk mengetahui siapa yang menjadi takdir bagi Tegar :)
Profile Image for Rizq_ Nurjanna.
42 reviews
November 11, 2021
"Mawar bisa saja tumbuh di tengah tegarnya karang, selama kita menginginkannya. - Tegar

Novel ini bukan hanya romantis, tapi juga bagus dan akan banyak menguras air mata. Sangat banyak menguras air mata. Bahkan suamiku sempat menggodaku karena terus terisak sembari tak kuasa menahan laju pesat air hidung keluar dari dua lubangnya. Hampir 2/3 cerita benar-benar menguras hati. Dan aku sangat menikmatinya. Ini bukti bahwa Darwis Tere Liye hampir tak pernah gagal menyajikan cerita menakjubkan sarat nilai. Buku ini salah satu buktinya.

Tegar sejak kecil memiliki satu sahabat setia sekaligus cinta pertamanya. Perasaan cintanya tumbuh bahkan sejak mereka masih sama-sama belia. Semakin mereka tumbuh, semakin besar pula cintanya pada sahabatnya, Rossie. Dan karena saking besar dan kuatnya, hal ini pulalah yang membuat Rossie tak pernah memahami perasaannya yang sesungguhnya pada Tegar. Tegar selalu ada. Selalu di sisi Rossie kapanpun Rossie butuh. Dari Tegar pulalah Rossie bertemu jodohnya, Nathan. Dan keputusan mengenalkan Nathan dan Rossie ini adalah keputusan yang paling disesali Tegar di kemudian hari. Masa 20 tahunnya mencintai Rossie kalah dengan 2 bulan Nathan mengenal Rossie. Rossie menerima cinta Nathan, dan tak berselang lama mereka memutuskan untuk menikah.

Pergulatan emosi, sarat dengan arti sebuah ketulusan, buku ini akan membawa kita menikmati indahnya Gili Trawangan, Lombok, dan beragam keindahan alamnya, seperti Segara Anakan, Rinjani, dan tentunya pantai di Gili, serta Dreamland Bali dan Festival layang-layangnya.

Kisah dalam novel ini mengingatkanku pada kisah pada film India legendaris, Kuch-Kuch Hota Hai dengan sudut pandang yang berbeda. Mirip tapi tentu tak sama. Jalan cerita yang mengalir baik dan tidak bertele, meski ad bagian yang diulang karena merupakan bagian penting yakni perspektif tokoh Tegar tentang pagi. Meski menggunakan alur maju mundur, ceritanya tetap mudah dipahami dan nikmat diikuti hingga akhir. Novel ini adalah salah satu novel terbaik penulis menurutku.

Novel ini tidak hanya menyajikan romansa laki-laki perempuan, namun juga cinta tulus anak-anak dan paman super mereka, serta indahnya memaafkan dan berdamai dengan luka. Sangat direkomendasikan untuk dibaca.
Profile Image for Michelle Sow.
32 reviews95 followers
March 17, 2012
ini adalah novel pertama sy yg saya beli d tahun 2012 ini ! (HOREEEEE) (sbnernya sy pesen 'good fight' dan 'kau aku dan sepucuk angpao merah' di tobuk online tpi belum sampai kiriman nya ) . sbnernya sy udah memantau novel2 karangan tere-liye sejak akhir tahun lalu ! sy tertarik karna hampir seluruh novel karangan nya memiliki respon positif dan rating yang bagus! maka dari itu , sy tidak ragu utk mengambil novel ini dri toko buku .

sebelum membaca nnovel ini sebenarnya sy sudah sedikit tahu garis besar cerita ini dari review2 goodreads, namun sy tak menyangka ketika membaca novel ini sensasi nya berbeda ! tidak seperti review dan komentar kebnyakn yg saya bca .

ok ,saatny memberikan kesan sy

--> dari bbrp pengarang yg saya pernah baca , tere-liye adlah pengarang yang menjelaskan detail setiap situasi dan perasaan sangat detail ! benar benar mendetail sekali ! mungkin novel nya bisa tebal bukan karna percakapan tapi sebagian besar sy lihat , lebih ke penjelasan dari si pemeran utama . sy tipe org yg lebih suka membaca percakapan dan sedikit detail (penjelasan) daripda lebih banyak bagian detail,maka dari itu saya merasa bosan dan membutuhkan waktu yg ckup lama bagi sy utk menghabiskan nya (meskipun tetap saja habis dalam sehari XD)

-> sy adalah tipe org yg menyukai bagian romantis nya , tp sayang sekali sy tidak bisa menemukan bagian romantis nya , ada tapi hanya segelintir dan langsung terpotong karna sang pemeran utama ingin mengalihkan topik :( tp sebenarnya sy sadar bahwa pemeran utama lebih memfokuskan ke keluarga si rosie ini , mungkin sbg bentuk "cinta" nya kepada si rosie ini. tapi sy salut sekali kpd tere-liye karna dy bisa menimbulkan emosi yg benar2 nyata seperti saat2 kebersamaan dg ank2 rosie , juga sy menitikan air mata pada bagian awal , dg detail yg sempurna yg membuat kita benar2 bisa ikut tenggelam dan seolah olah kita benar benar berada pada peristiwa itu dan ikut merasakan nya !

akhir kata , meskipun saya tidak begitu excited dg novel ini tapi sy sih mau mencoba membaca nvel karangan tere-liye yg lain dan berharap bisa menemukan 'sesuatu; disana :)
Profile Image for drg Rifqie Al Haris.
74 reviews5 followers
February 15, 2012
Novel ini menceritakan tentang kisah cinta yang dihiasi pengorbanan besar dalam mengejar sebuah kesempatan. Tokoh sentralnya bernama Tegar Karang yang memiliki kenanagan manis dengan seorang perempuan yang dikenalnya sejak kecil yang bernama Rosie. Sayang sekali pada suatu hari, Tegar justru memperkenalkannya dengan Nathan, teman karibnya sendiri, yang hanya dalam waktu dua bulan dia berhasil melamar Rosie. Nathan berhasil merebut hati Rosie hanya dalam waktu dua bulan sedangkan Tegar sudah mencintainya sejak dua puluh tahun.

Tegar menanggung luka itu bertahun-tahun. Kini tegar sudah siap untuk melamar wanita lain bernama Sekar. Dan Rosie telah memiliki empat anak: Anggrek, Jasmine, Sakura dan Lili. Ulang tahun pernikahannya pun sudah mencapai ke-13. Namun takdir berkata lain. Berlokasikan di Jimbaran, perayaan pernikahan ke-13 itu berakhir tragis ketika sebuah bom meledak di tempat itu. Rosie dan anak-anaknya selamat sedangkan Nathan meninggal.

Kisah tragis tidak berhenti begitu saja. Tegar bahkan membatalkan pertunangannya dengan Sekar karena kejadian itu. Dan diluar dugaan, kejadian itu membuat mental Rosie tidak kuat menanggung perasaan kehilangan suaminya.

Kisah ini akan menggambarkan tentang perjuangan Tegar dalam mengasuh keempat anak Rosie selama Rosie menjalani terapi. Belum lagi perasaan Tegar yang masih mencintai Rosie dan menganggap keadaan ini sebagai kesempatan untuk kembali menumbuhkan cintanya terhadap Rosie. Di lain pihak, Tegar memiliki janji yang tertunda untuk menikahi Sekar. Hingga di akhir cerita, Tegar akan dihadapkan pada sebuah pilihan yang luar biasa sulit.

Kompleksitas alur cerita cukup bagus dalam membuat fluktuasi-fluktuasi perasaan. Potongan-potongan kisah masa lalu, sekalipun tidak terlalu mengejutkan, akan saling bertautan seiring dengan berjalannya kisah dan dituturkannya beberapa rahasia.

Novel ini sangat sarat akan makna sebuah kesempatan dan keputusan yang dibalut dengan tema cinta. Kemampuan dan kemauan yang sangat besar untuk mengorbankan salah satu cinta akan digambarkan jelas dalam novel ini.
Profile Image for Agustine W..
Author 1 book5 followers
January 17, 2016
Sempurna sudah aku nangis.
Sempurna sudah aku terharu.
Sempurna sudah aku merasa jatuh cinta sama Tegar.
Sempurna sudah aku merasa sama pilu seperti Sekar.
Sempurna sudah aku hanyut dalam kehidupan keempat kuntum bunga Rosie-Nathan.
Sempurna sudah segalanya.

Pertama kali baca karya Tere Liye dan langsung jatuh cinta sejatuh-jatuhnya! Bahasanya begitu mengalir, ceritanya menghanyutkan, bikin hati diremas rasa syahdu.

Part yang paling bikin emosional adalah saat
1. Tegar memutuskan menyembunyikan perasaannya. Dua bulan milik Nathan setara dua puluh tahun miliknya. Edan!
2. Fase shock pasca musibah bom Jimbaran Bali pada Rosie dan anak2nya
3. Jasmine memberikan bunga kepada pelaku peledakan bom
4. Sekar menerima fakta dia hanya menjadi bayang-bayang

Tumpah ruah tangisku. Sempurna. Hati yang sesak.

Hanya saja, agak janggal adalah dialog anak-anak seusia Jasmine dan Lili, seakan formal dan sedikit dewasa. Mungkin karena saya juga nggak terlalu memperhatikan gerak-gerik, pola tingkah, dan bahasa anak kelas usia Jasmine, apalagi Lili, lebih banyak dalam dunia nyata, jadi agak meraba membayangkan.

Tapi terasa banget pas bagian paling akhir, cara bicara Lili seakan dia sudah paham segala macam rupa bagaimana bercakap dg orang dewasa dan formal banget. Agak ragu membayangkan anak seusia Lili (kalau nggak salah pada bagian akhir novel ini, Lili sudah berumur 3-4 tahun), kendati kehidupan menempa mereka menjadi seperti itu. Ya, tapi mungkin ini perasaan janggal saya semata.

Lalu, merasa salut sekaligus terheran-heran, benarkan laki2 kalau jatuh cinta bisa sehebat dan mungkin semerana Tegar? Tapi beruntunglah Rosie yang mendapat Tegar Karang yang hebat. Super hebat! Pria idaman!

Well, novel ini sempurna. Begitu hidup. Nyatanya saya sampai mewek sendiri.
Terima kasih, Tere Liye. Keraguan saya membaca novel tebal Anda, terbayar puas. :)
Saya ingin membaca kisah Anda yang lain :)
Profile Image for Desti.
35 reviews4 followers
February 1, 2012
selalu....tere liye selalu berhasil mengaduk aduk emosi pembaca, selalu walau dalam tema kesedihan selalu ada hikmah positif di baliknya. dan selalu tere liye berhasil membuat pembaca untuk merampungkan satu buku dlm waktu singkat.

kisah cinta segitiga anak manusia, tegar yang mencintai rosie sejak kecil hingga 20 th, terpaksa merelakan rosie-nya saat nathan menyatakan cintanya, tepat saat ia juga berniat menyatakan rasa cintanya yang terpendam selama 20th. berkali-kali menyalahkan takdir. apakah 2 bulan nathan setara dg 20 th dirinya..?takdir berkata lain, saat rosie dan nathan meraykan 13th usia perkawinnay, bom bali merenggut semua kebahagiaan keluarga ini. nathan meninggal, sakura cacat, rosie gila. dan tanggungjawab sebagai paman, om, uncle sekaligus keluarga terdekat menjadi tanggungjawab yang dipikul tegar dg ikhlas. Justru di saat ia bisa melupakan rosie dan berniat bertunangan dg sekar keesokan harinya. 2 tahun tegar merawat 4 kuntum bunga rosi-nathan.2th rosie mendekam di pusat rehabilitasi jiwa, 2th tegar memutuskan pertunangan, 2th sekar menanti janji tegar.

2th setelah semuanya itu, rosie sehat. perlahan namun pasti sedikit demi sedikit rahasia hidup antara rosie dan tegar. hingga 2th, saat semuanya telah normal kembali, sekar mengakhiri penantiannya dengan menerima tunangan pria lain. tegar mendadak teringat akan janjinya.mencoba menciptakan kesempatan bagi sekar dan dirinya. sekar menerimanya, berbanding terbalik dg anak2 rosie yang terlanjur menyanyangi tegar seperti sosok ayah. but, life must go on, the wedding must go on....akhirnya sekar yang menyerah, justru saat mereka akan mengucap janji di pelaminan. 2oth penantian tegar ditambah 2th pengorbana dan kasih sayang tegar berbuah manis, tegarnya karang tak mengahalagi rosie untuk tumbuh di atasnya,,,,
Profile Image for Hidayah.
61 reviews2 followers
April 22, 2013
"Mawar akan tumbuh di tegarnya karang, jika Kau menghendakinya"
membaca buku ini serasa mencungkil kembali potongan-potongan hati yang sudah mampu terpendam beberapa senti, memanggil kembali dan mengalirkan ke setiap pembuluh menghujam-hujam dan akhirnya terkuak di pelupuk mata (sedikit mendongak ,biar air mata ini tidak tumpah)...,.,potongan-potongan itu:

pagi adalah waktu paling indah, ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengembang, pagi..berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi..berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yanng menyesakkan terlewati lagi.(page 1)

Bukankah semua itu sederhana? Bukankah masalah itu amat sederhana? Meski harus membuat hati lebur berkeping-keping.(page 10)

Seketika itu juga harus segera menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Meski berat, karena itu berarti harus menikam hati setiap detiknya..(page 68)

Sungguh menyakitkan, karena aku tidak pernah tahu apakah kau pernah sekalipun mencintaiku atau tidak (page 206)

Apakah dunia memang begitu? Kita tidak pernah mendapatkan sesuatu jika kita terlalu menginginkannya. Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya. (page 403)

Sekali lagi ingin memanggil hujan untuk menyamarkan air yang sama jatuhnya kali ini......,T_T
Profile Image for Hani Taqiyya.
16 reviews19 followers
February 5, 2017
Saya memiliki hampir semua buku Tere-Liye, dan setelah terbiasa dengan karya-karyanya, saya mempelajari satu hal, membaca buku karya Tere-Liye, haruslah dengan sabar, karena menurut saya, seperti alur sebuah film, alur ceritanya berjalan lambat di awal, tetapi Tere Liye tetap bisa menahan pembacanya untuk terus mengikuti buku itu sampai selesai. Tidak menggebrak di awal, tetapi menghentak sampai akhir.

Tapi Sunset Bersama Rosie agak berbeda, mengambil perspektif berbeda tentang cinta, chapter pertama buku ini diawali dengan cukup klimaks. Setelah itu Tere Liye terus memperlihatkan keahliannya dalam menjaga alur cerita. Seingat saya, tidak ada kalimat-kalimat terlalu panjang seperti yang biasa ia tulis dalam bukunya yang lain, tetapi semuanya terlihat simpel, dan mengena. Banyak kalimat pendek yang saya ingat setelah selesai membaca buku ini.

Satu hal lain, buku ini sepertinya hendak menggambarkan sebuah dunia humanis yang diciptakan (atau mungkin harapan) Tere Liye, karena hampir semua tokohnya protagonis. Dan seperti sebelum-sebelumnya, saya selalu menangis setelah membaca buku karyanya.

Tere Liye
Profile Image for ainunsailah.
88 reviews15 followers
February 6, 2017
Ketidakpastian itu satu kekejaman dalam cinta
Dalam cinta, ketika kamu mahu memutuskan carilah kepastian dulu. Tentang rasa dan pilihan orang lin apatah lagi sendiri. Agar tak banyak hati terluka. Agar lebih banyak mencipta kesempatan.

Ketika membaca cerita ini, saya mengenepikan segala realistik cerita. Apa munasabah ada anak-anak sepintar mereka. Atau mungkin saja anak-anak ini beruntung. Ada paman yg keren dan super juga ada orang sekeliling yang sentiasa menghargai.

Namun, saya tetap marahkan Tegar dan Rosie.



Profile Image for Fenny.
23 reviews59 followers
May 15, 2011
satu kata: BAGUUUS.

Novel ini menceritakan betapa besarnya pengorbanan karena cinta. Menceritakan betapa rumitnya cinta itu sampai mereka pun ga sadar siapa cinta mereka. Menceritakan bagaimana keberanian dalam mengambil keputusan lah yang menciptakan kesempatan. Menceritakan bagaimana rasanya kehilangan. Bagaimana rasanya mendidik anak anak, dan mereka tumbuh dengan sangat membanggakan. Menceritakan rasanya berdamai dengan keadaan.

Menceritakan kehidupan yang luar biasa! :D
Profile Image for Aisha Putrina.
23 reviews35 followers
December 4, 2011
sepertinya ini baru pertama kalinya saya memberi rating 2 kepada buku tere-liye. bukan apa-apa. ide ceritanya bagus, tentang berdamai dengan masa lalu yang menyedihkan. tentang waktu yang akan membuat kita kembali dapat menikmati hidup.

tapi, endingnya sempurna membuat saya lupa akan nilai-nilai yang sebelumnya telah saya cerna.. T_T
Displaying 1 - 30 of 654 reviews

Join the discussion

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.