Goodreads helps you keep track of books you want to read.
Start by marking “Celana” as Want to Read:
Celana
by
Kumpulan 44 Sajak Joko Pinurbo, dengan kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono.
Paperback, 108 pages
Published
February 28th 2018
by Gramedia Pustaka Utama
(first published June 1999)
Friend Reviews
To see what your friends thought of this book,
please sign up.
Reader Q&A
To ask other readers questions about
Celana,
please sign up.
Be the first to ask a question about Celana
This book is not yet featured on Listopia.
Add this book to your favorite list »
Community Reviews
Showing 1-30

Nov 05, 2018
Jonas Vysma
added it
Berbekal sedikit pengetahuan yang saya punya,memahami metafora sajak Jokpin kali ini bagi saya harus benar-benar berpikir. Mengerutkan dahi dan bertanya, apa yang ingin Jokpin sampaikan melalui puisinya. Permainan bunyi dan rima disini juga tak sebanyak (jika saya bandingkan) pada buku puisinya yang berjudul ‘Buku Latihan Tidur” yang puisi-puisinya dibuat setelah dekade pertama abad ke 21.
Seluruh puisi dalam buku ini tertulis dibuat pada kisaran tahun 1989-1998 dan terdapat 42 puisi. Ada beberap ...more
Seluruh puisi dalam buku ini tertulis dibuat pada kisaran tahun 1989-1998 dan terdapat 42 puisi. Ada beberap ...more

Pada dasarnya saya bukan penikmat puisi. Tapi saya menyukai puisi-puisi Jokpin.
Favorit di buka ini adalah Kalvari dan Raden ajeng Kartini kepada Maria Magdalena.
Favorit di buka ini adalah Kalvari dan Raden ajeng Kartini kepada Maria Magdalena.

** Books 40 - 2018 **
3,2 dari 5 bintang!
hahhaa banyak puisi didalam buku ini yang membuat saya tersenyum ataupun yang berhasil membuat saya merenung sejanak untuk memahaminya.
Puisi favorit saya tentang Celana dan juga Raden Ajeng Kartini yang menurut saya highlight didalam buku ini
Saya juga baru menyadari kalau ini adalah karya lama beliau yang dicetak ulang sejak tahun 1999. Pantas saja ada beberapa puisi yang mengenai demonstrasi gitu. Kalau boleh jujur saya lebih menikmati puisi karya Joko P ...more
3,2 dari 5 bintang!
hahhaa banyak puisi didalam buku ini yang membuat saya tersenyum ataupun yang berhasil membuat saya merenung sejanak untuk memahaminya.
Puisi favorit saya tentang Celana dan juga Raden Ajeng Kartini yang menurut saya highlight didalam buku ini
Saya juga baru menyadari kalau ini adalah karya lama beliau yang dicetak ulang sejak tahun 1999. Pantas saja ada beberapa puisi yang mengenai demonstrasi gitu. Kalau boleh jujur saya lebih menikmati puisi karya Joko P ...more

Dec 10, 2012
Indah Threez Lestari
rated it
liked it
·
review of another edition
Shelves:
in-english,
punya
1068 - 2012

Di Festival Sastra Basabasi akhir 2017 lalu, ketika Jokpin dipertemukan dalam satu panggung dengan Sapardi Djoko Damono, beliau menyebut betapa Sapardi merupakan penyair yang menjadi inspirasi utama karya-karya awalnya. Sapardi pun menanggapi dengan sedikit bercanda, sambil bercerita sempat beliau jalan-jalan ke Shopping Center (pasar buku bekas di Jogja dulu, kini di kompleks Taman Pintar) dan menemukan salah satu buku puisinya. Di buku lecek itu tertera nama pemiliknya, yakni Joko Pinurbo. Jok
...more

Dibandingkan dengan karya Jolkpin lainnya. buku puisi Celana yg jd karya perdana beliau ini terkesan begitu serius. seperti seorang penyair yang br memulai langkah kepenyairannya tetapi tentu saja dari sinilah kita bisa mulai menikmati karya jokpin lainnya yg jenaka penuh dengan narasi-narasi nyeleneh akan kehidupan sehari-hari di rumah. Saya baca ini buku karena penasaran juga dgn bagaimana awal mula jokpin berkarya.

3,5 bintang
Saya lebih menikmati Buku Latihan Tidur dibanding Celana, tapi tetap (dan mungkin selalu) Joko Pinurbo mampu mengambil ide puisinya dari hal dan benda sederhana di sekeliling kita.
Selalu ada yang jenaka di tiap puisi Jokpin, tapi ada juga yang suram. Karena rentang waktu puisi di antologi ini adalah 1989 sampai 1998, rasanya saya bisa menemukan bagaimana reaksi Jokpin terhadap kondisi sosial politik era Orde Baru di beberapa puisinya.
Saya lebih menikmati Buku Latihan Tidur dibanding Celana, tapi tetap (dan mungkin selalu) Joko Pinurbo mampu mengambil ide puisinya dari hal dan benda sederhana di sekeliling kita.
Selalu ada yang jenaka di tiap puisi Jokpin, tapi ada juga yang suram. Karena rentang waktu puisi di antologi ini adalah 1989 sampai 1998, rasanya saya bisa menemukan bagaimana reaksi Jokpin terhadap kondisi sosial politik era Orde Baru di beberapa puisinya.

Buku puisi pertama Joko Pinurbo,yang tentu belum sekental sekarang ciri khasnya.
Persamaannya adalah diksi sederhana, tidak perlu membumbung tinggi untuk menghujam jiwa. Joko Pinurbo selalu hangat dan lucu seperti suasana rumah yang kena matahari sore.
Sesuai dengan tema tahun-tahun 95-99 puisi ini banyak menyuguhkan cerita revolusi, kematian, dan rezim tetap dengan humor ala Jokpin <3
Di tangan Jokpin, kesedihanpun bisa jadi pemicu tawa.
Persamaannya adalah diksi sederhana, tidak perlu membumbung tinggi untuk menghujam jiwa. Joko Pinurbo selalu hangat dan lucu seperti suasana rumah yang kena matahari sore.
Sesuai dengan tema tahun-tahun 95-99 puisi ini banyak menyuguhkan cerita revolusi, kematian, dan rezim tetap dengan humor ala Jokpin <3
Di tangan Jokpin, kesedihanpun bisa jadi pemicu tawa.

Saya kira isinya banyak puisi-puisi jenaka yang menggelitik seperti halnya puisi Jokpin akhir-akhir ini. Ternyata isinya banyak puisi-puisi yang serius. Mungkin karena sebagian puisinya dibuat di zaman Orba yang notabene banyak hal-hal yang perlu dikritisi daripada ditertawai.
Dari buku ini saya jadi tahu kalau Jokpin tidak melulu jenaka.
Dari buku ini saya jadi tahu kalau Jokpin tidak melulu jenaka.

Kumpulan puisi Joko Pinurbo ini jika diibaratkan makanan, ia adalah rujak. Surealis. Kehidupan sosial kita sebagai manusia seperti diubek-ubek. Ada kehidupan mimpi yang terasa sangat nyata atau malah sebaliknya kehidupan nyata yang memaksa mimpi hadir. Ada kehidupan, kematian, pemberontakan akan kehidupan sekarang yang kita rasakan, tanpa mengabaikan unsur kelucuan.
Beberapa yang saya suka kemudian saya kutip:
Ranjang (6):
Tapi tubuh sudah begitu jauh mengembara
Kalaupun sesekali datang, ia datang
ha ...more
Beberapa yang saya suka kemudian saya kutip:
Ranjang (6):
Tapi tubuh sudah begitu jauh mengembara
Kalaupun sesekali datang, ia datang
ha ...more

Oct 20, 2008
Ordinary Dahlia
rated it
liked it
·
review of another edition
Recommended to Ordinary Dahlia by:
dari kamar sebelah
Awalnya ga ada keinginan mnyentuh bahkan melirik buku2 puisi karena bagi g berusaha memahami puisi sama dengan mencoba mengurai benang kusut. Merepotkan. G ga mau berfikir terlalu dalam untuk hal-hal yang nggak g inginkan.
Yah, semuanya bisa berubah hanya dengan mengubah cara pandang (hahah' jelas sok bijak)
G gak lagi mencoba memahaminya, g membaca puisi hanya untuk senang2 saja. Ternyata lemayan juga.
Yang jelas, g jadi terinspirasi untuk sedikit bermain dengan kata2.
Yah, semuanya bisa berubah hanya dengan mengubah cara pandang (hahah' jelas sok bijak)
G gak lagi mencoba memahaminya, g membaca puisi hanya untuk senang2 saja. Ternyata lemayan juga.
Yang jelas, g jadi terinspirasi untuk sedikit bermain dengan kata2.

Mar 22, 2013
Andika Abdul Basith
rated it
it was amazing
·
review of another edition
Shelves:
favorites
puisi yang menggelitik dan menghentak. Mengalir begitu saja tetapi penuh kejutan pada akhirnya.
bintang 5!!!
bintang 5!!!

May 16, 2013
ibnumaroghi
rated it
liked it
·
review of another edition
Shelves:
fiksi-negeri,
milik-bekas
Katanya celana, taunya makam, kafan, kuburan, dan mayat yang menjelma liar seperti manusia normal. Aih, jadi ngeri sendiri :|
There are no discussion topics on this book yet.
Be the first to start one »
Joko Pinurbo (jokpin) lahir 11 Mei 1962. Lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Sanata Dharma Yogyakarta (1987). Kemudian mengajar di alma maternya. Sejak 1992 bekerja di Kelompok Gramedia. Gemar mengarang puisi sejak di Sekolah Menengah Atas. Buku kumpulan puisi pertamanya, Celana (1999), memperoleh Hadiah Sastra Lontar 2001; buku puisi ini kemudian terbit dalam bahasa Ing
...more
No trivia or quizzes yet. Add some now »
“Selamat datang. Saya sudah menyiapkan semua yang akan Saudara rampas dan musnahkan: kata-kata, suara-suara, atau apa saja yang Saudara takuti tapi sebenarnya tidak saya miliki”
—
13 likes
More quotes…