Agus Sunyoto pernah menjadi kolumnis sejak 1984. Tahun 1986-1989 menjadi wartawan Jawa Pos. Setelah keluar ia rajin menulis novel dan artikel. Sejak tahun 1990-an ia mulai aktif di LSM serta melakukan penelitian sosial dan sejarah. Hasil penelitiannya kerap ia tulis dalam bentuk laporan ilmiah atau dituangkan dalam bentuk novel.
Teman-teman muslim di Indonesia yang selama ini memaksakan keyakinannya terhadap teman-teman yang berbeda agama dan kepercayaan lebih baik membaca buku ini. Kita semua berasal dari Yang Satu, biarlah Dia yang memutuskan pantas tidaknya kita di mata Yang Kuasa.
Walau penggunaan bahasanya sulit untuk dicerna, dan pembawaan cerita yang berbalut tasawwuf, buku ini tetap terasa magikal dan membawa pembaca menyelami sejarah Syaikh Siti Jenar yang tercoreng namanya hingga sekarang.
Selesai baca buku ke-9 Syaikh Siti Jenar: Suluk Sang Pembaharu (Buku Keempat) – Agus Sunyoto Mizan, Bandung (2017) 310 halaman Lama baca: 22 April – 28 Mei 2022
Melanjutkan kisah buku sebelumnya yang mulai menampilkan geopolitik Jawa masa itu. Menurutku ada dua hal yang menjadi inti dari buku keempat ini.
Pertama, doktrinisasi Islamiyah ala Abdul Jalil. Hampir banyak diisi dengan khutbah tentang ajaran-ajaran pemahaman Islam yang dianut oleh Abdul Jalil. Menarik sekali, bagian inilah yang mengupas landasan filsafat Syaikh Siti Jenar. Bagian yang dapat dikomparasikan dengan narasi umum tentang beliau.
Kedua, konflik kepentingan atau bisa dibilang sebagai konflik politik. Berawal dari gagasan tatanan masyarakat lalu diimplementasikan di tengah tatanan lama. Tentu saja menyulut percikan api baik dari lingkungan terdekat hingga di dalam tembok istana Pajajaran. Konflik mulai muncul dan menghiasai cerita.
Ada sedikit diskursus menarik tentang Raden Fatah dengan Kertabhumi atau antara Demak dengan Majapahit. Jika kuamati, lebih tentang mekanisme politik. Namun, tetap saja menarik, jarang yang beranggapan demikian soalnya.
Buku ini bisa dibaca lepas jika menginginkan subsansinya (terutama segi pemikiran Syaikh Siti Jenar). Tetapi bagi menikmat cerita, membaca langsung dari buku kedua saja rasanya berat sekali. Haha.
Ulasan lebih lengkapnya bisa dilihat di s.id/elsuyuthi