Pada akhirnya, kamu hanya perlu mensyukuri apa pun yang kamu miliki hari ini. Walaupun yang kamu tunggu tak pernah datang. Walaupun yang kamu perjuangkan tak pernah sadar dengan apa yang kamu lakukan. Nikmati saja. Kelak, dia yang kamu cintai akan tahu, betapa kerasnya kamu memperjuangkannya.
(2) Sebab tugas orang yang menyatakan perasaan hanyalah menyatakan perasaan. Hanya memberitahu, bahwa ia punya perasaan. Bukan memastikan perasaan itu terbalas. Perihal berbalas atau tidak, itu urusan lain.
(3) Kadang, kita memang harus percaya doa-doa jauh lebih kuat dari segalanya.
(4) Jika itu adalah satu-satunya cara untuk membuatmu bahagia. Aku bisa saja berhenti menjadi waras dengan berhenti melakukan semua hal itu kepadamu. Aku bisa tidak lagi mengingatkanmu makan, tidak melarangmu bergadang, berhenti mendengar suaramu, berhenti mencari cara untuk mengirim pesan singkat sepanjang hari kepadamu. Meski caraku tidak selalu membuatmu suka.
(5) Barangkali Tuhan sedang tidak ingin kamu jatuh cinta. Agar kamu bisa mencintai dirimu lebih lama.
(6) Saat kamu memilih memutuskan sesuatu. Harus kau pahami. Pastikan dirimu tidak akan menyesal dengan apa yang telah kau pilih. Jadi lapangkanlah dadamu. Tata hidupmu lagi tanpa perlu merusak hidup siapa pun lagi.
(7) Di dunia ini kita akan ditemukan dengan orang-orang yang membuat kita bahagia. Juga sebaliknya. Namun satu yang pasti, mereka dikirim kepada kita selalu dengan satu alasan - agar kita belajar.
(8) Yang sudah kau mulai sebaiknya memang harus diselesaikan sebaiknya. Jangan jalani hal baru tanpa perlu menyelesaikan dengan tuntas hal lama.
Pada akhirnya, kamu hanya perlu mensyukuri apa pun yang kamu miliki hari ini. Nikmati saja.
I don't know what to expect from the book, but reading this book is simply too much. Childish. And the more i read, it's like going over circles, very predictable.
Membaca buku ini seperti melihat cermin pribadi, di beberapa bagian. Karena apa yang dilakukan lelaki ini juga sering saya lakukan ketika tulisan menjadi media ampuh melampiaskan perasaan.
Tulisan Boy Chandra mengingatkan saya pada malam-malam sunyi, siang yang terang, atau pagi yang cerah, ketika resah melanda dan tulisan menjadi pelipur lara. Sayangnya tidak seperti tulisannya yang dipublikasikan, saya lebih memilih untuk menyimpan semua tulisan saya sendiri.
Rasanya seperti menemukan teman baru yang menyenangkan :)
Salut juga, karena tak semua orang, terutama laki-laki bisa mengungkapkan isi hatinya secara sederhana namun sarat makna *two tumbs up*
Namanya juga buku Non-Fiksi. Jadii yaa lebih ke pengalaman-pengalaman si penulis terkait dengan yang namanya C.I.N.T.A. Isinya lebih seperti sedang menceritakan / memberitahukan kita seperti apa itu rasanya mencintai, rasanya patah hati, rasanya bahgia karena cinta, semuanya ada disini.
"Banyak pasangan akhirnya berpisah. Karena salah satu dari mereka berubah menjadi berlebihan pada saat yang tidak seharusnya dia lakukan demikian" - hlm. 87.
DUUUUAARRRR Sudah lama saya tidak baca buku karya Boy Candra.
Saya langsung merutuki diri sendiri setelah baca salah satu kutipan dari buku ini. Kutipan ini bisa dijadikan renungan untuk kita semua, terutama kita yang terlalu berlebihan dalam "mencintai" seseorang. Benar, segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik bahkan cenderung menimbulkan hal negatif apabila tidak dikurangin perlahan. Apabila kita berlebihan dalam memberi cinta kepada seseorang, tentunya kita secara sadar maupun tidak...kita berharap orang yang bersangkutan juga HARUS memberikan cinta yang sama dengan kita. Iya berharap lebih itu tidak baik. Berharap sama Allah SWT. saja agar lebih tenang.
This is my first time reading this kind of books. Usually, I prefer novels and some non-fiction books but this book got me on its titles and it's not what I expect. Pada pengantarnya sang penulis mengatakan perasan-perasaan dalam buku ini mungkin seperti dirimu sendiri and I be like ngak mungkin namun ternyata dari hal 3-209 semua benar hahaha kata-kata memang luar biasa, bagaimana itu bisa mengungkapkan apa saja perasaanmu yang kau pikir rumit. Definitely gonna read this book again and again and buy some Boy Candra’s books 😆
Buku ini lebih ke kayak diary penulisnya ya kalau menurutku. Terdiri atas beberapa bagian dan kisah yang akan selalu kita temui dalam cinta. Kadang bukunya kayak sedang curhat ke kita, kadang kayak lagi ngasih petuah tentang cinta. Kadang juga kayak marah ke seseorang. Beberapa tulisan dalam buku ini ada yang saya suka banget, ada juga yang biasa aja menurut saya. Jadi 3 bintang deh :)
Terlalu menye-menye bagi saya, mungkin target pasarnya bukan untuk orang-orang semacam saya. Isinya galau-galau dan perenungan cinta gitu, yang jujur saja that's not my cup of tea :)
Di dalam buku ini penulis membagikan pengalamannya beserta pandangannya sehingga diharapkan anak muda yang sedang dalam masalah sulit atau patah hati mampu mendapatkan pencerahan.
Novel ini patut juga untuk dibaca dan dimiliki oleh para remaja yang sedang mengalami masa-masa percintaan. Karna novel ini memiliki amanat yang mengarah pada nasihat untuk menjalani fase-fase percintaan.
Buku kedua dari Boy Chandra yang aku baca. Tertarik baca karena rekomendasi teman dan ada embelan "Best Seller". Membosankan, seperti buku sebelumnya. Banyak ejaan yang salah, penempatan tanda baca yang keliru, dan banyak kalimat yang terpotong.
Pada akhirnya, kita hanya perlu mensyukuri apa pun yang kamu miliki hari ini. Walaupun yang kau tunggu tak pernah datang. Walaupun yang kau perjuangkan tak pernah sadar dengan apa yang kau lakukan. Nikmati saja. Kelak, dia yang kau cintai akan tahu, betapa kerasnya kau memperjuangkannya. Betapa dalamnya rasa yang kau simpan kepadanya. Dia hanya pura-pura tidak tahu, atau tidak mau tahu sama sekali. Tidak usah kau hiraukan, jika saat ini kau masih memperjuangkannya, dan masih menunggunya, tidak masalah. Tidak ada salahnya dalam memperjuangkan cinta yang kau rasa.
Namun , ada satu hal yang mungkin dapat kau renungkan. Menunggu ada batasnya. Dan kau akan tahu kapan harus berhenti dan mulai berjalan lagi. Meninggalkan tempat di mana kamu pernah memperjuangkan sepenuh hati, tetapi tak di hargai.