What do you think?
Rate this book
252 pages, Novel
First published January 1, 2007
Awalnya, saya tak banyak tahu tentang riwayat dua tokoh ini. Bapak, selaku sumber pertama yang mengenalkan saya pada dunia wayang, pun tak banyak menceritakan sepak terjang putra-putra Bima yang masyhur akan kesaktian tiada banding yang sanggup menggegerkan dunia perwayangan. Beliau hanya sepintas bercerita, bahwa keduanya tak ikut Bharatayuda karena siasat Prabu Kresna yang tak menghendaki keduanya untuk ikut urun dalam Bhaharatayuda.
Baru melalui buku inilah saya mendapati cerita latar belakang yang lebih komprehensif tentang kedua ksatria ini. Dan tak bisa tidak, saya pun jatuh hati kepada karakter keduanya, sebagaimana saya juga jatuh hati dengan sikap ksatrianya Eyang Resi Bisma. Apabila dengan Eyang Bisma saya kagum dengan komitmen dan keteguhan akan pilihan jalan hidupnya, dengan Antareja-Antasena ini saya kagum dengan sikap mereka menempuh memilih jalan kematian mereka sendiri. Jalan kematian para ksatria.
Tulisan Pitoyo Amrih yang mengalir membuat saya tak sadar melalap halaman demi halaman hingga tuntas. Menyelami pergulatan pemikiran sang ksatria sakti bangsa ular,Antareja; juga makrifat yang mendalam dari sang ksatria keturunan penguasa samudra, Antasena. Gaya bahasa dan penjagaan alurnya membuat saya nyaman untuk terus berkelana di beragam negeri,mulai dari Amarta, Hastinapura, pedusunan Karang Kedempel, hingga daerah-daerah yang ajaib seperti Kerajaan Jangkarbumi, Pertapaan Kendalisada, bahkan Jonggring Saloka tempat tinggal kaum dewa. Saya menikmati setiap waktunya, sebagaimana saat saya membaca buku-buku yang lain:The Darkness of Gatotkaca,Perjalanan Sunyi Bisma Dewabrata atau Pertempuran 2 Pemanah ARJUNA-KARNA.
Dunia wayang sejatinya menawarkan kearifan yang menggugah. Kebijaksanaan dari setiap peristiwa yang terjadi, hikmah dari setiap kejadian rasanya bisa kita jadikan genggaman dalam bersikap. Jujur saya belum banyak membaca buku-buku wayang, tapi dari sedikit yang saya baca, buku-buku Pitoyo Amrih ini bisa membuat saya menyerap saripati kearifan dunia perwayangan yang gegap gempita.
Satu-satunya kekurangan buat saya mungkin, terkadang ceritanya agak bertele-tele dengan beberapa pengulangan kejadian di akhir bab yang satu yang kemudian tersambung di bab selanjutnya. Tapi itu bukan masalah besar, karena dengan demikian saya tak perlu membolak-balik halaman untuk mengaitkan kejadian demi kejadian.
It's a goodreads!