Jump to ratings and reviews
Rate this book

Menyimak Kicau Merajut Makna

Rate this book
Jawaban terindah pada pemfitnah: “Jika kau benar, semoga Allah mengampuniku. Jika kau keliru, semoga Allah mengampunimu.”

Jawaban terbaik pada penghina dan pencela kehormatan: “Yang kaukatakan tadi sebenarnya adalah pujian; sebab aslinya diriku lebih mengerikan.”

Jawaban teragung pada caci maki dan kebusukan: “Bahkan walau ingin membalas, aku tak kuasa. Sebab aku tak punya kata-kata keji dan nista.”

Terjawablah pujian: “Moga Allah ampuni aib yang tak kautahu; tak menghukumku sebab sanjungmu; dan jadikanku lebih baik dari semua itu.”

Jawaban termulia pada yang memuji: “Semoga Allah ampuni yang tak kau ketahui, semoga doamu membaikkan diriku dan dirimu.”

Sungguh kumpulan kicauan @salimafillah “Menyimak Kicau Merajut Makna” ini adalah sekadar yang tercatat untuk direnungi. Terutama oleh pengicaunya. Dan jika Shalihin dan Shalihat pembaca berkenan membersamai muhasabahnya, alangkah bahagia dalam syukur hati kami ini. Moga apa yang Shalihin dan Shalihat renungi dari kumpulan kicauan ini mengilhamkan amal shalih yang kami pun tak terhalang dari pahalanya, menjadi bekal menghadap Allah 'Azza wa Jalla.

408 pages, Paperback

First published January 1, 2012

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Salim Akhukum Fillah

17 books1,153 followers
Salim A. Fillah adalah seorang penulis buku Islami dari Yogyakarta, Indonesia. Hingga 2014, ia telah menulis beberapa buku, 'Agar Bidadari Cemburu Padamu' (2004), 'Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan' (2004), 'Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim' (2007), 'Jalan Cinta Para Pejuang' (2008), 'Gue Never Die' (2006), 'Barakallahu Laka: Bahagianya Merayakan Cinta' (2005) dan 'Dalam Dekapan Ukhuwah' (2010), Menyimak Kicau Merajut Makna (2012), dan Lapis-Lapis Keberkahan (2014). Buku-buku ini diterbitkan oleh Pro U Media, dan telah menjadi best-seller. Karya terbarunya, Lapis-Lapis Keberkahan, harus masuk cetak ulang hanya 3 hari sesudah diluncurkan, 13 Juli 2014.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
164 (50%)
4 stars
108 (32%)
3 stars
42 (12%)
2 stars
9 (2%)
1 star
5 (1%)
Displaying 1 - 25 of 25 reviews
Profile Image for fayza R.
226 reviews55 followers
June 13, 2016
bingung harus nulis apa di halaman review ini , sejujurnya udah speechless bngt sama karya2 ust salim a fillah , setiap kata yang dituliskan bermakna.
ini pertama kalinya beli buku yang sumbernya dari kumpulan twit, as we know skr udah banyak yg bkin buku dari kicauan2 twitter, but this book is worth enough , sangat sangat ga rugi :D

bukan buku fiksi
tapi sukses bikin nangis berkali2 entah kenapa
bukan, bukan karena tokoh utamanya mati seperti cerita fiksi, karena disini bukan cerita fiksi.
dan , semua yang di tulis itu kayaknya quote murni yang kalo diinget bisa jadi kata2 motivasi #halah :D

salah satu yang bikin netesin air mata adalah :
bab Keindahan Hukum di Zaman Umar

Alkisah ada sorang musafir yang membunuh seorang bapak tua karena melihat bapak itu menyembelih untanya, lalu musafir tsb karena amarah membunuh bapak tersebut.
Diceritakan bapak tersebut memiliki 2 orang anak, 2 pemuda yang merupakan anaknya tersebut mengadukan hal tersebut pada umar dan meminta agar umar menegakkan hukum , diqishash.

Musafir tersebut sudah bersedia untuk diqishas (tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishas atasku. Aku ridha kepada ketentuan Allah), namun dia ingin menyelesaikan urusan muamalah kaumnya yang diamanahkan pada musafir tersebut, dan minta waktu 3 hari untuk menyelesaikan urusannya . Dan Umar pun sudah menyetujuinya untuk memberi waktu 3 hari agar kembali lagi untuk diqishash

2 Pemuda yang menuntutnya meminta ada yang menjamin bahwa musafir tersebut akan kembali dalam waktu 3 hari. Namun, musafir tersebut memberitahukan bahwa dia tidak memiliki sanak saudara pun di tempat itu, sehingga tidak mungkin ada yang mau menjaminnya(Aku tidak memiliki seorang kerabat pun disini Hanya Allah, hanya Allah yang jadi penjaminku wahai orang-orang yang beriman kepada - Nya).

"Harus ada yang menjaminnya" , ujar penggugat
"Jadikan aku penjaminnya, hai Amirul Mukminin", sebuah suara berat menyeruak, suara Salman Al Farisi.
"Salman? demi Allah engkau belum mengenalnya ! Jangan main-main dengan urusan ini, cabut kesediaanmu", hardik Umar
"Pengenalanku kepadanya, tak beda dengan pengenalanmu ya Umar, aku percaya padanya sebagaimana engkau percaya padanya", ujar Umar
Dengan berat hati Umar menerimat penjaminan yang dilakukan Salman baginya .

3 hari berlalu sudah, detik2 menjelang eksekusi semakin dekat. Pemuda musafir itu belum muncul, umar gelisah mondar-mandir. Mentari di hari batas nyaris terbenam, Salman dengan tenang dan tawakal melangkah siap ke tempat qishash. Tetapi sosok bayang berlari terengah dalam temaram, terseok, terjerembab, lalu bangkt dan nyaris merangkak. "Itu dia !", pekik Umar.

Pemuda itu dengan tubuh berkuah peluh dan napas putus-putus ambruk di pangkuan Umar. "Maafkan aku," ujarnya "hampir terlambat. Urusan kaumku memakan banyak waktu. Kupacu tungganganku tanpa henti hingga ia sekarat di gurun dan terpaksa kutinggalkan, lalu keberlari"

"Demi Allah, " ujar Umar sambil menenangkan dan meminumi "bukankah engkau bisa lari dari hukuman ini ? Mengapa susah payah kembali ?"

"Supaya jangan sampai ada yang mengatakan," ujar terdakwa itu dalam senyum "di kalangan Muslimin tak ada lagi ksatria tepat janji."

"Lalu kau, hai Salman, " ujar Umar berkaca-kaca "mengapa mau-maunya kau jadi penjamin seseorang yang tak kau kenal sama sekali ?"

"Agar jangan samapi dikatakan, " jawab salman teguh "di kalangan Muslim tak ada lagi saling percaya dan menanggung beban saudara".

"Allahu akbar ! ", pekik dua pemuda penggugat sambil memeluk terdakwanya "Allah dan kaum Muslimin jadi saksi bahwa kami memaafkannya"

"apa maksudnya ? Jadi kalian memaafkannya ? Tidak jadi diqishash ? Allahu Akbar ! Mengapa ?" tanya Umar

"agar jangan ada yang merasa," sahut keduanya masih terisak "di antara kaum Muslimin tak ada lagi kemaafan dan kasih sayang"


*dan masih banyak cerita lainnya :D
--------------------

Jawaban terindah pada pemfitnah :"Jika kau benar, semoga Allah mengampuniku. Jika kau keliru, semoga Allah mengampunimu"

Jawaban terbaik bagi penghina dan pencela kehormatan : "Yang kaukatakan tadi sebenarnya adalah pujian, sebab aslinya diriku lebih mengerikan"

Jawaban teragung pada caci maki dan kebusukan : "Bahkan walau ingin membalas, aku tak kuasa. Sebab aku tak punya kata-kata keji dan nista"

Terjawablah pujian :"Moga ALlah ampuni aib yang tak kautahu; tak menghukumku sebab sanjunganmu; dan jadikanku lebih baik dari semua itu"

------------

setiap kalimat yang ditulis bener2 menari dan bermakna, subhanallah
semoga bisa menulis kayak salim a fillah juga, apa yang ditulis selalu bermakna, dan saat berbagi ilmu tidak terkesan menggurui :D , amin
Profile Image for Gama Ramadhan.
157 reviews7 followers
November 8, 2012
Satu lagi dari jari-jemari lincah salim a fillah atau lebih tepat dari ricauan-ricauannya di akun twitter @salimafillah

Terdiri dari banyak topik bahasan, meskipun tidak dibahas secara mendalam, tetap memberika inspirasi, mengingatkan kita untuk senantiasa memuhasabahi diri.

worth to read :)
Profile Image for Ummu Syauqi.
37 reviews
February 25, 2013
Alhamdulillah, akhirnya setelah bimbang antara membeli bukunya atau tidak, saya sama sekali tidak kecewa dengan keputusan saya untuk membeli buku ini...

Subhanallah, begitu banyak motivasi, inspirasi dan cambukan hati yang mengalir setiap saya selami kata per kata samudera mutiara rangkaian salim a fillah :D
Profile Image for nur'aini  tri wahyuni.
770 reviews24 followers
August 13, 2018
tidak keseluruhan buku adalah resume cuitan Ust. Salim di twitter, ada beberapa bagian yg diambil dari blog dan buku beliau yg terdahulu.
Profile Image for Hadiyatussalamah Pusfa.
109 reviews10 followers
November 12, 2013
Setelah berbulan-bulan, alhamdulillah saya bisa menamatkan buku ini. Dan entah kenapa harus di hari-hari kaya gini.

Sebenernya, tinggal follow akun @salimafillah dan, voila, bisa baca langsung twitnya.

Buku ini berwarna-warni, temanya banyak. Kan, kumpulan kultwit. Nah, dari sekian banyak, ada beberapa yang sangat membekas.

- “Dari Jogokariyan”
3 pilar: al quran, masjid, dan sirah nabawiyah. dari sini, saya baru tahu asal mula IQRO. dan masjid jogokariyan yang sangat inspiratif dalam pengelolaan masjid dari mulai pemetaan jamaah (lebih keren dari sensus penduduk), saldo masjid yang diupayakan Rp0, sampai undangan elegan shalat subuh berjamaah. Keren! Inspiratif! :')

- Jujur membuat masalah menjadi masa lalu, dusta membuat masalah menjadi masa depan.
ini quotes yang saya sukaaaa banget.

- Palestina!
Ga bisa ga terharu kalau baca kabar tentang saudara2 kita nun jauh disana. Dan yang paling membekas, interaksi dengan al qur'annya dahsyat! Bikin malu. :'(
saya kutip ya

"Dahulu kami meninggalkan Al Quran," ujar seorang bapak dari keluarga Syamallekh di Masjid Syaikh "Ajleyn sebakda Subuh ketika kami ber-halaqah Quran, "maka Allah pun mencampakkan kami dalam kehinaan di kaki penjajah Zionis. Kami terjajah, tertindas, dan hancur; lalu mencoba mencari pegangan dalam gelap; harta, kedudukan, senjata. Tapi itu semua hanya membuat kami kian terpuruk. Kini kami kembali kepada kitabullah; alhamdulillah, kami bisa berdiri tegak, berwajah cerah, dan bersemangat dalam perlawanan seperti kalian saksikan."


hiks. sedih.... sedih melihat diri sendiri...

Anak-anak kecil berlarian di jalanan tanpa takut; cita-cita mereka semua sama dan tak adpat ditawar; "Syahid fi sabilillah!" Bagaimana caranya? "Dengan Al Quran!" jawab mereka. Sebab anggota Kataib 'Izzudin Al-Qassam yang ribath di garis terdepan dipilih dari mereka yang paling mesra dengan Al-Quran.


Speechless. Ga tau lagi...

Ohya, terus PM Palestina yang dengan mudahnya ditemui di gang-gang, pasar-pasar, masjid-masjid. Terus pengawalnya ramah. Pemimpin idaman banget ga sih?

-Tentang parenting.
Banyak. paling suka tentang "Qaulan Sadiidaa"

Dan ini semua hanyalah sebagian kecil topik yang disajikan dalam buku ini. Kalau penasaran, silakan meluncur ke toko buku terdekat, atau kosan temen terdekat yang punya. :) Selamat membaca.

ohya, sesungguhnya, akan lebih menyenangkan jika buku ini ada daftar isinya. *cek dulu* eh, ada deng. Haha jadi selama ini... Pusfa, pusfa...
Profile Image for Ar Rifa'ah.
Author 1 book1 follower
April 8, 2013
Kumpulan kicauan penulis yang satu ini selalu menyegarkan. Terasa sekali dituliskan dengan hati. Sangat kaya akan ilmu, motivasi, renungan, dan begitu banyak hal yang baik. Sekiranya tiap judul diklasifikasikan pada bab-bab terpisah yang se-tema, atau dilengkapi dengan indeks untuk lebih memudahkan menelusurinya, tentu akan lebih istimewa.

Pada akhirnya, buku ini bukan hanya berisi deretan kalimat-kalimat yang awalnya terpotong tiap 140 kata, tapi telah terangkai menjadi tulisan-tulisan yang utuh memberikan energi yang sangat besar. Menggerakkan!
Profile Image for Zainuri.
17 reviews67 followers
July 20, 2013
Bukunya mas Arif Nur Salim memang senantiasa penuh makna. Menghujam dalam untuk direnungi. Bahasanya yang begitu indah membuat pembaca merasa nyaman, walau kadang perlu beberapa kali untuk memahami.

Buku ini merupakan karya yang inspiratif. Ide membukukan celotehan menjadi tulisan dalam bentuk buku perlu dilanjutkan. Akan lebih baik lagi jika banyak da'i melakukan hal ini. Agar celotehan itu tidak berlalu begitu saja.

Profile Image for April Fatmasari.
6 reviews3 followers
October 28, 2013
Setiap potongan kisah yang disajikan mudah dimengerti dengan bahasa yang sangat santun. Bacaan yang tidak terlalu berat namun isinya sangat berbobot karena banyak kisah-kisah teladan para nabi dan ulama yang dibahas dalam buku itu. Semoga bisa semakin menghidupkan yang wajib dan merutinkan yang sunnah.
Profile Image for Ummi Citrayani.
4 reviews7 followers
May 18, 2013
Kicauan berharga yang benar-benar membuat setiap pembacanya mampu merajut makna. Dengan kerendahan hati yang khas, Ustad Salim selalu mampu membuat setiap pembaca jatuh cinta sama karya-karyanya.

A must read!
Profile Image for Suroiya Rosyid.
25 reviews2 followers
September 13, 2014
alhamdulillah dikaruniakan kesempatan untuk membaca karya orang shaleh yang penuh hikmah. Meskipun dalam membacanya butuh waktu yang lama karena ini bukan novel yg sekali baca selesai tetapi lebih kumpulan nasehat yg harus di renungkan dan di amalkan sehingga membuat kita lebih dekat kepadaNya :)
3 reviews
July 28, 2015
cuma kumpulan tweet beliau, tapi didalamnya ada banyak makna yang beliau selipkan.

kisah bahagia, kisah mengharu biru..
Profile Image for Wibowo.
9 reviews1 follower
August 6, 2013
Serasa membaca, menyaksikan, bahkan mengalami semua kisah agung yang diteladankan para manusia terbaik ditiap zaman :)
Profile Image for The  Autumn .
16 reviews3 followers
January 28, 2014
Seperti biasa dengan bahasa yang halus dan santun Ustadz Salim A Fillah mearamu kicauannya menjadi Buku yang luar biasa :D

Nice!!!
Profile Image for Monaria Yulius.
230 reviews11 followers
August 18, 2016
Recharge our mind and our iman

"Sungguh, buku dapat  menggugah jiwa manusia dan mengubah dunia" Salim A. Fillah
Profile Image for Meta Morfillah.
350 reviews20 followers
May 2, 2017
Judul: Menyimak kicau merajut makna
Penulis: Salim A. Fillah
Penerbit: Pro-U media
Dimensi: 408 hlm, cetakan pertama 2012
ISBN: 979 1273 96 0

Buku ini adalah kumpulan kicauan Ustad Salim di twitternya @salimafillah. Dikemas dengan apik dan dalam bentuk narasi dengan ragam topik untuk direnungi. Sebenarnya mudah menyelesaikan buku ini dalam sekali baca.

Namun keindahan dan kedalaman maknanya membuat saya sengaja berlama dan menadabburi kembali maksud tiap kata, peristiwa dan pemahaman baru yang saya dapatkan. Bahkan di beberapa part sangat sesuai dengan konteks aktual saat saya membaca buku ini: PILKADA DKI PUTARAN II 2017.

Aah... rasanya hampir semua kalimat dalam buku ini ingin saya kutip. Menginspirasi untuk dijabarkan dalam kontemplasi diri lanjutan.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Mericaulah yang baik: benar isi, indah cara, tepat waktu, bermanfaat, dan berpahala. Atau DIAM menyimak, ambil ibrah terbaiknya." (H.20)

"Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti. Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran. Karena terkadang penantian membuka pintu-pintu syaitan."
"Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan." (H.45)

"Mendahulukan memahami sesama itu melelahkan jiwa, tapi siapa yang ahli mengasahnya, kan dihadiahi cinta dan doa: jelita, rahasia." (H.88)

"Menolak suatu kejahatan, jangan sampai melahirkan kejahatan yang lebih besar. Memenangkan kebenaran, bukan cuma soal memenangkan argumen, melainkan memenangkan hati. Hati tunduk oleh akhlak mulia. Jika hati sudah jatuh cinta pada pekerti, tak diberi hujah pun dia akan mencari dalilnya sendiri." (H.95)

"Tinggal di Negeri Sakit memang menyesakkan, tapi kami syukuri negeri sakit ini dengan sangka baik padaMu, inilah hamil kepahlawanan yang memualkan, memberati punggung, menyulitkan gerak." (H.124)

"Bahagia adalah masa lalumu tak membelenggu, masa depanmu tak menghantu, masa kinimu terisi puncak karya yang kaubisa." (H.129)

"Apa yang paling banyak kaubicarakan umumnya adalah yang paling besar menghuni hatimu. Sayang sekali jika bukan Allah.
Ukuran sesungguhnya pemimpin bukanlah berapa banyak yang melayaninya, tapi berapa banyak yang ia layani." (H.135)

"Kita memang membaca buku, menyimak kajian, tapi kebenaran pemahaman kita belum tentu terjaminkan. Maka menulislah, agar jutaan pembaca menjadi guru yang meluruskan kebengkokan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan." (H.136)

"Saling mencintai membuat kita tahu cara saling melukai. Tapi cara untuk saling membahagiakan sungguh harus dipelajari." (H.174)

"Allah lebih tahu dibanding kita tentang apa yang terbaik bagi kita. Setiap pengabulan doa selalu diikuti konsekuensinya. Maka jika kita meminta yang terbaik, semoga Allah bimbing juga agar kita mampu menghadapinya." (H.199)

"Iman tak menjaminmu tuk selalu berlimpah dan tertawa. Tapi ia menjaminmu merasakan lembut belaian cintaNya pada apa pun dera yang menimpa. RidhaNya ada pada ketaatan kita di semua warna dan rasa." (H.220)

"Ibu. Madrasah cantik nan agung, tempat anak-anak mempertanyakan semesta dengan bahasa paling akrab, harapan paling memuncak, dan keingintahuan paling dalam. Dermaga paling tenang untuk melabuh hati saat mereka merasa teraniaya. Belai paling menenteramkan saat mereka gelisah. Dekapan paling memberikan rasa aman saat ketakutan. Bahu paling kukuh untuk merebah, bertahan dari amuk badai kesedihan." (H.239)

"Jalan kaki tidak keki, naik mercy tidak grogi, naik angkot tidak sewot, naik garuda tidak jumawa." (H.248)

"Yang diujiNya bukan kemampuan, melainkan kemauan. Tiap penghalang di jalan kehidupan tertakdir ada untuk 1 alasan sederhana: mengetahui sebesar apa tekad kita untuk melampauinya." (H.281)

"Yang kita pertanggungjawabkan ikhtiar kita, bukan hasilnya." (H.289)

"Janganlah ketidaktahuan orang padamu--yang membuat mereka memuji-mujimu--mengalahkan pengenalan sejatimu pada dirimu sendiri." (H.339)

Meta morfillah
Displaying 1 - 25 of 25 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.