Percayakah Anda kalau di Jepang ada hal-hal berikut: · Pesumo yang selalu menangis kencang-kencang saat pertandingan · Ikan yang dilelang sampai miliaran rupiah · Kawasan harajuku khusus oma-oma · Boneka yang disemayami ruh · Ikan beracun yang tak mematikan jika dimakan Semua fakta mengejutkan tadi dibahas seru di buku ini. Penulis yang sudah lama tinggal di Jepang menuliskan keterkejutan apapun yang ia temui selama tinggal di negeri sakura itu. Ia menunjukkan bahwa Jepang itu tidak hanya sakura, gunung Fuji, dan shusi. Jadi? Siap-siaplah terheran-heran, tertawa-tawa, dan shock.
Apa yang aku catat di review ini adalah informasi dari buku yang memang shocking buatku karena belum pernah kudapat dari sumber lain.
1. Sumo Bayi
Mulai masuk musim semi, biasanya pada minggu keempat atau kelima April, di Kuil Sensoji Asakusa, Tokyo, diadakan pertandingan naki sumo atau sumo bayi menangis. Mereka percaya bayi yang sehat adalah bayi yang tangisannya kuat. Mereka juga percaya, kekuatan jahat akan pergi dari tubuh bayi jika sang bayi menangis dengan sangat kuat.
2. Roh Dalam Boneka
Setiap Oktober, Kuil Meiji dan beberapa kuil Shinto di Tokyo mengadakan upacara ningyou kanshasai (upacara menghargai boneka). Di sana para pendeta menyucikan boneka yang ingin dibuang para pemiliknya. Orang Jepang percaya ada roh dalam boneka sehingga mereka tidak membuang boneka karena takut nasib sial dan kutukan. Boneka yang dibawa tak hanya boneka-boneka tradisional, tapi juga boneka modern seperti barbie, dan lain sebagainya.
Suasana saat upacara mirip upacara pemakaman. Saat doa dibacakan, tidak ada pengunjung yang boleh mengambil gambar dan berbicara sendiri.
Inti upacaranya, para pendeta mengucapkan terima kasih pada roh-roh di boneka atas jasa mereka menemani manusia selama ini. Dalam upacara, tugas para roh dianggap sudah selesai dan diminta keluar dari jasad. Untuk dapat dipurifikasi, setiap orang harus membayar 3000 yen untuk satu paket boneka. Setelah membayar, mereka diberi kertas berbentuk orang untuk menulis pesan terakhir bagi boneka. Biasanya berupa ucapan terima kasih atau tulisan kenangan indah pemilik selama bersama boneka.
3. Sugamo, tempat nongkrong para oma di Tokyo (Harajukunya oma-oma).
Di Tokyo ada satu kawasan yang dikenal sebagai kawasan tempat berkumpulnya orangtua. Nama daerahnya Sugamo. Letaknya di Jizo-dori, jalan sepanjang 800m di sebelah utara Stasiun Sugamo. Di zaman Edo, jalan ini menghubungkan Edo (Tokyo) dengan Kyoto. Di masa sekarang, kawasan ini dipenuhi toko dan restoran. Harga di toko-toko Jizo Dori ditulis dengan karton dan huruf besar-besar untuk memudahkan para orang tua melihatnya. Di sini dijual banyak fashion orang tua.
Kawasan ini dibuat ramah untuk orang tua. Tempat ini adalah daerah minim penghalang seperti trotoar dan pembatas jalan agar orangtua dengan kursi roda dan tongkat bebas melintas. Mesin tiket di Stasiun Sugamo dibuat lebih rendah daripada yang biasa. Banyak toilet. Billboard dan iklan di Sugamo berisi produk kesehatan dan makanan bagi orang tua. Banyak alat pacu jantung portabel gratis yang digantung di sepanjang Jizo-dori.
Di tengah Jizo-dori ada kuil Buddha bernama Koganji. Didirikan sejak awal abad 18, diyakini punya tuah untuk menyembuhkan penyakit. Dikenal dengan Togenuki Jizo (toge = duri/penyakit, nuki = mencabut).
Toko paling terkenal di Sugamo, Maruji. Menjual celana dalam merah dan pakaian dalam wanita merah. Mereka yakin celama dalam merah membawa kesehatan dan keselamatan. Dianggap baik untuk peredaran darah.
Setiap tanggal 4, 14, dan 24 adalah hari Festival di Sugamo. Tanggal itu diyakini sebagai hari baik untuk penyembuhan dan mengangkat berbagai penderitaan.
4. Toilet Bernyanyi
Toilet di Jepang bisa memainkan lagu klasik. Biasanya ada di tempat-tempat tertentu saja, seperti di bandara atau hotel bintang lima. Dimaksudkan sebagai suara samaran agar aktivitas di dalam toilet tidak sampai terdengar oleh kloset sebelah. Umumnya ada di toilet wanita karena wanita Jepang terkenal pemalu.
5. Hanami Malam
Hanami atau kegiatan duduk-duduk di bawah pohon sakura ternyata tidak hanya dilakukan di pagi hari. Di Tokyo, Taman Rikugien terkenal dengan hanami malam. Ada pohon sakura yang umurnya sudah ratusan tahun. Hanami malam disebut yozasakura, sakura malam.
Untuk ke sana, bisa ketemuan dulu di Stasiun Meguro. Tiga puluh menit kemudian, sampai di Stasiun Komagome yang paling dekat dengan pintu taman. Sayangnya penulis buku ini gagal melakukan hanami malam karena acara itu sudah berakhir kemarin.
6. Peternakan Beruang
Di Jepang ternyata ada peternakan beruang! Namanya Noboribetsu Bear Farm, 1,5 jam perjalanan dari Bandara Chitose, Hokkaido. Di sana diternakkan ratusan beruang cokelat Hokkaido yang besar-besar. Jenisnya adalah Ussuri Brown Bear atau Black Grizzly. Beratnya 300 kilo, larinya 50 km/jam. Bahasa Jepang beruang Hokkaido adalah higuma. Konon bangsa Ainu yang penduduk asli Hokkaido melakukan ritual pada higuma karena menganggapnya sebagai kekuatan spiritual mereka.
7. Geisha
Pertunjukan seni geisha hanya diadakan pada bulan April untuk menyambut musim semi di Kyoto. Nama pertunjukannya Miyako Odori atau tarian bunga sakura. Para maiko dan geiko memperlihatkan hasil pelatihan dan disiplin kerasnya selama bertahun-tahun. Pertunjukannya diadakan di Teater Gion Kobukai. Tiketnya sulit didapat. Dalam satu hari diadakan empat kali pertunjukan.
8. Makan Daging Kuda
Di Jepang ada kuliner favorit berupa daging kuda mentah atau basashi. Konon dulu sebelum 1867, ajaran Buddha dan Shinto melarang masyarakat Jepang untuk makan daging termasuk kuda. Tapi saat perang dan terjadi kelaparan, tak banyak pilihan makanan yang tersisa. Kuda-kuda pun dimakan. Inilah asal mula tradisi basashi. Basashi jadi makanan khas di Tohoku, Kumamoto, Nagano, dan Oita.
Sashimi kuda juga mudah didapat di Tokyo. Beberapa izakaya menyediakan sashimi kuda sebagai camilan. Di daerah Ebisu ada satu restoran yang mengkhususkan pada masakan daging kuda.
9. Kit-Kat, Jimat Keberuntungan
Kit-Kat dalam bahasa Jepang disebut Kitto Katsu yang bisa berarti "semoga sukses" atau "kamu bisa". Karena ini cokelat Kit-Kat jadi semacam jimat yang dibawa anak-anak di Jepang kalau ujian. Variasi rasa Kit-Kat di Jepang jauh lebih banyak daripada di negara lain.
10. Es Krim Tertinggi di Dunia
Tak jauh dari Tokyo Sky Tree, di daerah Sumida Ward, Tokyo, ada satu kafe kecil yang menyajikan es krim parfait unik. Es krim ini tampak seperti es krim tertinggi di dunia. Kuni san, pemilik kafe, memang sengaja menciptakan es krim ini untuk memperingati selesainya pembangunan Tokyo Sky Tree. Tinggi es krim itu 63,4 senti, karena tinggi asli Tokyo Sky Tree adalah 634 meter. Angka 634 dilafalkan "Musashi. Ada beberapa kafe lain yang juga menyediakan es skrim setinggi 63,4 sentimeter dengan berbagai topping.
11. Hari Belut Nasional
Pada musim panas, di Jepang ada Hari Belut Nasional (Doyo no Ushi no Hi). Pada hari itu, seluruh masyarakat Jepang memakan belut bersama-sama. Belut atau Unagi, adalah makanan populer bagi masyarakat Jepang. Selain kaya akan lemak dan protein, belut dipercaya mampu menjaga stamina di tengah udara musim panas yang menyengat.
Di Nagoya, hidangan belut terkenal adalah hitsumabushi. Hitsumabushi menggunakan belut khusus yang diambil dari danau sekitar Shizuoka. Umur belut juga tidak boleh terlalu tua, maksimal dua tahun. Belut usia dua tahun memiliki kerenyahan dan kelembutan yang pas di lidah. Setelah dibersihkan, belut dipanggang dengan menggunakan tusuk sate. Bumbunya juga sederhana, cukup dengan kecap Jepang dan beberapa bumbu lokal.
Daging belut Nagoya yang tebal dan lembut tadi kemudian diletakkan di atas nasi. Hal yang membedakan adalah kerenyahan dagingnya. Tekstur daging hitsumabushi lebih renyah dan crispy dibandingkan belut biasa, sehingga rasanya juga lebih gurih.
Ritual memakan hitsumabushi harus melalui tiga tahapan. Tidak boleh langsung dimakan semua. Tahap pertama, makanlah nasi dengan belut bersama-sama. Dengan cara ini, cita rasa belut yang asli tetap terjaga tanpa campuran kondimen apapun.
Setelah selesai, dimulai tahap kedua: belut dan nasi ditaburi dengan bumbu daun bawang, rumput laut (nori) dan wasabi. Cara memakannya adalah dengan mencampur ketiga bumbu tadi dengan nasi dan belut. Gabungan aroma daun bawang, nori, wasabi, dan gurihnya belut, bisa betul-betul membawa melayang menuju kenikmatan.
Tahap ketiga adalah mencampur sisa nasi, belut dan semua bumbu tadi dengan kuah sup yang disediakan. Kuah sup menjadikan sensasi rasa belut tadi bertambah nikmat. Gurih, manis, lembut, pedas, renyah, bercampur baur dalam langit-langit mulut.
Hitsumabushi biasanya didampingi oleh sup hati belut atau kimoshi. Sup ini menyajikan hati belut yang direbus. Hati belut memiliki ukuran sebesar kelingking orang dewasa.
12. Pencegahan Bunuh Diri di Jepang
Tahun 2006, Parlemen Jepang menyetujui Undang-Undang Pencegahan Bunuh Diri (Jisatsu Taisaku Kihon Ho). Namun, saat itu undang-undangnya belum dibarengi dengan tindakan pencegahan yang nyata. Awal Maret 2012, pemerintah bekerja sama dengan berbagai lembaga meluncurkan program kampanye pencegahan bunuh diri: GKB47. Program ini melibatkan para anggota AKB48.
GKB berarti Gate Keeper. 47 adalah jumlah prefektur di Jepang. Program ini mengajak orang Jepang untuk peduli dan memberi perhatian pada orang-orang yang berisiko bunuh diri.
Slogan GKB47: You are also a member. Yang menekankan bahwa mereka yang sedang berputus asa dan memiliki gejala depresi masih anggota masyarakat yang layak mendapatkan bantuan dari sesama.
8Shocking Japan merupakan buku yang bisa menambah kekaguman kita terhadap negeri matahari terbit. Gaya bahasa penulis Junanto Herdiawan sangat ringan. Selain itu, gaya yang dipakai merupakan gaya bahasa sehari-hari yang mudah dipahami, namun tak berarti tak serius. Kekonyolan penulis pun tak disensor, jadi jangan ragu untuk tertawa. Buku tak membosankan.
Judulnya pun tak menipu.Judul dengan isinya sangat relevan. Sisi lain Jepang yang hampir tak diketahui oleh masyarakat umum. Yang akhirnya, di bawah sadar kita akan membandingkan Jepang dengan negeri kita.
Jepang begitu menghargai segala aspek kehidupan. Benar-benar fantastis. Hal yang mungkin akan ditertawakan kalau itu dilakukan Indonesia. Namun, itulah tradisi Jepang yang sangat terjaga dari ratusan tahun lalu. Jepang amazing, itulah gambaran yang didapat melalui buku ini.
Coba bayangkan, jika tetangga kita menganggap boneka mempunyai roh dan menjaganya hingga lusuh. Dan, dia mengeluarkan air mata saat harus berpisah dengan bonekanya. Paling kebanyakan kita akan berkata, "Ah cuma boneka kenapa segitunya" Tapi, tidak di Jepang, untuk berpisah dengan boneka mereka pun mengadakan upacara perpisahan. Sementara, tak jarang kita menemukan boneka-boneka yang tersangkut pohon di sungai. Atau tergeletak dan terkoyak-koyak di tempat sampah.
Itu perlakuan terhadap benda mati, apalagi terhadap makhluk hidup. Jepang juga sangat menghargai kedewasaan seseorang. Bahkan ada peringatan hari dewasa. Jepang begitu menghargai generasi muda. Jepang seakan sadar, generasi muda adalah calon pemimpin masa depan. Generasi muda yang terbaik itulah yang coba dilakukan. Melalui peringatan ini, pemerintah Jepang memberikan gambaran tehadap para anak muda tentang arti kedewasaan dan tanggung jawab. Sementara, bagaimana dengan kepedulian pemerintah terhadap generasi bangsa kita. Pemerintah memang bertindak jika ada kenakalan. Tapi, upaya penghargaan terhadap generasi muda???
Sebenarnya, tidak ingin memojokkan bangsa sendiri. Tapi, apa salahnya bercermin dengan kebaikan. Kalau itu bisa membuat Indonesia lebih baik.
Melalui buku ini, penulis juga mengantarkan pembaca untuk mengetahui kedisiplinan berlalu lintas di Jepang yang sangat kontras dengan yang ada di Jakarta. Jepang juga tak terlepas dari macet. Namun, penyikapannya itulah yang patut diacungi jempol. Meski macet panjang, tak ada kendaraan yang berani menerobos jalur bus. Sementara, jalur bus dengan kendaraan hanya dibatasi marka jalan bercat putih. Di Jakarta, sudah di beri pembatas saja masih dilanggar?
Begitu pun dengan alam, Jepang sangat bangga dengan bunga sakuranya. Hingga julukan negeri sakura tersemat padanya. Bunga mekar pun dinanti-nanti, festival hanami yang terkenal. Mereka mengemas taman-taman sakura dengan menarik. Indonesia, kaya akan flora, seakan tinggal pilih. Lagi-lagi, Indonesia seolah hanya bangga dengan julukan, namun penghargaannya masih minim. Seharusnya, Indonesia bisa apalagi dengan kekayaan fauna endemiknya yang diakui dunia, ingat Indonesia tak hanya mempunyai komodo.
Buku ini merupakan perjalanan penulis. Karenanya, setiap tema dia bahas sekilas. Namun, meski begitu semuanya sangat menarik untuk dibaca dan memperluas wawasan kita "all about japan". Masih banyak hal yang diulas di buku ini, yang akan membuatnya terkagum-kegum akan Jepang. Dijamin, jadi makin pingin ke Jepang mengikuti jejak sang penulis.
Waduhh membaca toilet modern di jepang saya pasti akan culture shock dengan kecanggihannya.. Ada musiknya dan buat pas duduk bikin hangat O_o
Langsung dimasukin ke dalam list : *Catet Warung Kaijin yang menyajikan halal Seafood Ramen yang terletak di Pintu Keluar Tenggara daerah Shinjuku * Catet Restoran Hati-hati (Restoran Masakan Indonesia) di daerah Kiyamachi, Pusat Kota Kyoto * Catet mau nyicipin sushi segar di Tsukiji Market, Tokyo
Penulis menggunakan bahasa formal namun tetap enak untuk dibaca. Dikarenakan saya membeli versi e-booknya, hal yang cukup mengganggu adalah format penulisan yaitu spasi yang memenggal tiap suku kata sehingga terkadang membuat pembaca tidak nyaman. Seharusnya pihak penerbit memperbaiki versi e-booknya sehingga sama persis dengan format bukunya.
Banyak informasi baru yang diberikan oleh penulis dibuku ini. Terdapat juga informasi yang jamak kita ketahui walaupun belum pernah berkunjung ke Jepang, namun diberikan tambahan informasi baru sehingga menambah ilmu dan pengetahuan pembaca tentang Jepang. Seperti misalnya makan ikan fugu yang memiliki racun mematikan apabila salah mengolahnya, diberikan contoh menu beserta foto serta cara memakannya. Mengenai Yakuza yang menguasai bisnis hitam di Jepang namun juga memiliki jasa terhadap masyarakat Jepang pada saat terjadi bencana yang menimpa reaktor nuklir di Fukushima. Ada juga hal membanggakan di Jepang, yaitu kuliner Indonesia yang diangkat sebagai komoditi bisnis sehingga disukai masyarakat Jepang karena kandungan gizinya, bahkan sampai terdapat permintaan ekspor ke Eropa dan negara-negara lainnya. Komoditi itu tidak lain dan tidak bukan adalah tempe, yang di sana dikenal dengan merk Rusto Temple.
Masih banyak informasi unik yang diulas detail oleh penulis di dalam buku ini. Silakan baca sendiri supaya lebih afdol ya 😊
Jepang, Negara yang mempunyai julukan Negeri Matahari Rerbit begitu banyak menyimpan hal-hal menarik, dari mulai hal-hal umum seperti Pop Culturenya yang sudah mendunia sampai Tradisi-tradisinya yang unik dan konservatif.
Shocking Japan, judul buku ini sempat mengagetkanku sewaktu pertama kali terbit. Mempunyai arti harafiah Jepang yang Mengejutkan!. Kovernya pun menarik, gambar dan tulisan dibuat ber-emboss, yang sehingga memberikan kesan timbul lebih baik pada miniatur landscape kota Jepang, tulisan SHOCKING dengan huruf O berwarna merah seperti pada bendera Jepang, dan juga sisa hurufnya dibuat seolah retak-retak ini menunjukan bahwa buku ini memang Jepang banget dan mengejutkan banget.
Buku ini berisi artikel-artikel yang seluruhnya bersumber dari Blog pribadi penulis, laporan perjalanan uniknya selama di Jepang. Penulis membagi 4 Bab yang dari beberapa Bab mempunyai beberapa judul hasil Traveling-nya menemukan sesuatu yang tidak biasa :
Bab pertama berjudul Tak Disangka-sangka, adalah Bab yang berisi hal yang memang sebelumnya kita tidak akan pernah tahu ada hal semacam ini, bagaimana tidak biasa, ada Sumo Bayi menangis! Dimana bayi digendong dan disuruh menangis sekencang-kencangnya di ring sumo. Lalu tentang Orang Jepang yang mempercayai bahwa dalam Boneka Jepang tersimpan roh seperti halnya manusia, Harujuku untuk Engkong-Engkong dan Nenek-nenek , dan yang lebih aneh lagi dan mengagetkan adalah artikel berjudul Tak Ada Cinta di Tokyo. Bagaimana bisaaa ? katanya orang Jepang di Tokyo tidak ada yang suka lirik-lirikan? Meski itu wanita cantik, lelaki tampan, wanita dan lelaki buruk rupa, lelaki badan keker,maupun lelaki cucooookkk!! Bagaimana bisaaa ?.
Bab Kedua dilanjut dengan Bab Perlu Tahu, Nih!, berisi beerapa artikel yang harus kita ketahui, terutama mengenai padanan kata Geisha yang sering salah arti, Geisha itu bukan Pelacur, melainkan sebuah profesi, semacam seniman. Lalu penulis dalam artikel yang berjudul Ramen Halal bisa menjadi panduan para umat muslim untuk pintar memilah makanan Halal. Hal mengejutkan adalah tidak adanya copet di Jepang. Bahagianya hidup di Jepang tidak bernasib seperti di Indonesia, kalo punya tas gak boleh bagus-bagus, bagus sedikit disobek sama copet.
Bab Ketiga berjudul Bukan Kuliner Biasa, mari kita singkat BKB. Adalah sekumpulan artikel mengenai makanan yang bikin wah, dari mulai belut, basashi atau daging kuda mentah, kepting monster, hingga Ikan Fugu yang terkenal beracun dimakan semuanya. Orang Jepang memang gila ikan.
Bab Keempat adalah sebuah perenungan berjudul Belajar dari Sini, Yuk!, sebuah pembelajaran tentang apa yang penulis pernah ketahui dituangkan dalam artikel ini. Bagaimana penulis mencari tahu apa penyebab tingginya angka bunuh diri di Jepang yang ternyata banyak dipengaruhi oleh stress akan tekanan ekonomi ataupun karena depresi ditempat kerja, ya jepang memang terkenal keras dalam berkerja. Namun terlepas dari kasus bunuh diri, Orang Jepang malah patuh dan memiliki kesadaran akan tertib berlalu-lintas, pengendara kendaraan pribadi tidak ada yang mau melewati jalur bus, karena mereka sadar bahwa mereka hidup bersama 12 juta penduduk jepang lainnya. Indonesia bagaimana ?.
Dari dulu sampai sekarang, hal-hal mengenai Jepang selalu menjadi hal favoritku. Penulis , dengan gaya bahasanya yang terkesan formil namun santai memberi kita sebuah wawasan tentang Jepang yang mungkin belum pernah dijelaskan di buku manapun. Berkunjung ke Jepang adalah salah satu impian besarku, dan buku ini menambahkan wawasanku terhadap yang aneh-aneh di Jepang.
Kayaknya enggak ada yang bener-bener shocking dari buku ini, secara udah kepoin Jepang dari jaman SMP, udah khatam keknya masalah upacara2an dll nya wkwk. Tapi ngiler banget pas deskripsiin makanannya, terutama kepiting! Ehe, kalo kesana mau coba beer non alkohol juga ah, ehehe. Boleh kan ya kalo non alkohol ? xixixi.
Cerita-cerita di dalam buku ini yang sangat menarik dan berkesan bagi saya di antaranya:
1. Canggihnya toilet di Jepang. Toilet di Jepang yang begitu inovatif membuat saya teringat pada film Cars 2 ketika para mobil bertanding di Jepang. Ada adegan Mater, si mobil derek, masuk ke toilet yang sangat canggih. Dulu saya kira toilet dalam film kartun tersebut hanya merupakan imajinasi sang sutradara sebagai gambaran canggihnya teknologi Jepang. Ternyata, toilet model itu mungkin benar-benar terinspirasi dari toilet-toilet di Jepang.
2. Jepang yang Go Green. Untuk masalah sampah, pemilahan sampah bukanlah satu-satunya solusi yang ditawarkan negeri ini. Jadwal pengambilan sampah pun dijadwalkan sesuai jenisnya. Sampah yang tidak sesuai jadwal tidak akan diambil oleh petugas sehingga memberikan sanksi moral bagi si empunya sampah di lingkungan tempat tinggalnya, dianggap sebagai orang jorok dan tidak sadar lingkungan. Tidak hanya itu, limbah minyak pun tidak boleh dibuang di saluran pembuangan karena takut mencemari air tanah. Lalu bagaimana? Nah, lagi-lagi inovasi teknologi bicara di sini. Teknologi yang mungkin kurang popular di negeri kita, tapi mungkin sudah pernah kita ketahui digunakan pada mainan-mainan anak yang ada di Youtube (ada manfaatnya juga ternyata nemenin anak nonton video-video mainan di Youtube).
3. Diplomasi lewat makanan. Untuk menjadi duta Indonesia, kita tidak harus jadi diplomat, peneliti, duta wisata, atau lainnya. Dengan konsisten memperkenalkan makanan Indonesia di negeri asing pun dapat menjadi jalur diplomasi yang halus. Misi ini pun tak jarang yang berkembang menjadi bisnis yang menghasilkan.
Kata yang pengin saya ucapin begitu selesai baca buku ini adalah : salah waktu! Kenapa? Soalnya, gue baca pas siang terik di saat puasa dan hampir keseluruhan isi dari buku ini membahas tentang kuliner Jepang yang maha dahsyat! Sial. =="
Terlepas dari foto kuliner yang saya skip karena sangat menggoda iman, saya rasa buku ini cukup buat jadi bacaan non fiksi ringan untuk yang suka baca non fiksi. :D
Sayangnya, ada beberapa hal yang mungkin masih sampai sekarang menjadi pertanyaan saya tentang Jepang. Industri film xxx. *plak* Saya pernah bertanya kepada teman saya yang ambil jurusan Jepang, kenapa sih di Jepang banyak artis film xxx? Katanya, karena menurut ajaran agama mereka (baca : Shinto) dalam kehidupan hanya ada kebaikan dan keburukan. Tidak ada dosa. Yang ada hanyalah bahwa kita hidup sekali dan itu terserah bagaimana kita mau menjalani kehidupan. Mau jadi orang baik ya silahkan. Mau jadi orang jahat ya boleh boleh aja. Wah, kalau disini mah bisa kacau.
Selain itu, saya juga menyadari bahwa etos kerja dan semangat orang Jepang dalam segala sendi kehidupan benar-benar luar biasa. Patut ditiru dan dijadikan contoh.
Mungkin seharusnya saya membaca buku ini sebelum berangkat ke Jepang, jadi saya lebih mendapatkan sesuatu. Karena saya membacanya setelah kurang lebih 2 tahun tinggal di Jepang, saya merasa tidak terlalu "shock" walaupun saya akui ada beberapa hal baru yang sebelumnya tidak saya ketahui tentang Jepang, seperti kenapa orang Jepang kalau membuang boneka harus memakai ritual tertentu dan sumo bayi. Selebihnya, saya sudah mengalami sendiri atau setidaknya pernah mendengar. Malah sebenarnya masih banyak hal mengejutkan lain dari Jepang yang mungkin perlu penulis tambah, seperti jalur lalu lintas kereta yang luar biasa padat namun kereta tidak pernah telat, tradisi tahun baru di Jepang yang lebih relijius dari di Indonesia, tradisi bersih-bersih rumah dan kantor secara menyeluruh pada saat akhir tahun, boncengan sepeda depan belakang untuk ibu-ibu dengan dua anak, langkanya petugas kebersihan di Jepang tapi lingkungan sangat bersih, dan sebagainya. Tapi karena buku ini mengulas tentang Jepang dan dengan gaya bahasa yang ringan, saya cukup "enjoy" membacanya.
Bagus!! Saya pertama kali baca cuma lwt sample ebook.. biasanya saya skip g akan beli klo pas baca samplenya aja dah g bagus.. ternyata pas saya baca, bagus, saya beli full versionnya di google playbook, sampai akhirnya saya beli jg buku fisiknya!! Jg buku karya mas junanto yg lainnya.. bgs bgt ini buku.. menghibur, bahasa tulisannya jg asik.. krn bagi saya gaya tulisan itu penting, cerita yg biasa klo dikemas dgn tulisan bgs pasti jd menarik..
Saya baca ini cuma karena teman yang orang asli jepang nunjukin buku ini di depan muka saya. Gak sopan kalo kayaknya gak antusias maka saya baca deh. Ya walaupun menurut teman saya itu, isi bukunya biasa2 aja, tapi fakta yang tercantum semua itu benar adanya.
Dan menurut saya banyak juga hal-hal baru yang saya temukan di dalamnya. Boleh lah jadi bacaan buat orang yang pengen tau hal-hal aneh seputaran jepang.
Seperti Wikipedia tentang hal-hal unik yang ada di Jepang, mulai budaya yang unik, serba-serbi makanan unik, juga pola pikir masyarakat Jepang yang unik. Menarik, tetapi sayangnya penyampaiannya secara keseluruhan kurang "shocking", di beberapa cerita saja tampak menarik tapi banyak yang datar juga sehingga saya nggak terlalu tergoda untuk terus-terusan baca (lebih sering break-nya). Bintang tiga karena secara tujuan, menyampaikan hal-hal unik yang ada di negara Jepang, buku ini memenuhinya. :)
Dengan berbekal berbagai info di buku ini yang ditulis dengan bahasa yang santun dan ringan, membuat impian ke Jepang makin menggebu. Dan seperti yang dengan baik hati didoakan oleh penulisnya, semoga suatu hari nanti saya benar-benar akan berdiri di salah satu sudut Kyoto. Aamiinn...
buku ini jenis "really liked it" book. Saya awalnya memandang sebelah mata tentang euforia tentang jepang yang dilakukan oleh beberapa muda mudi kita belakangan ini. setelah mbaca buku ini saya kok jadi sukak jepang ya ! hehehe. Covernya eye-catching , bahasa yang digunakan juga ringan. paling 1 setengah jam juga selesai baca ni buku.
Membaca buku ini, jadi teringat buku Kangen Indonesia-nya Kato-san, yang mungkin bisa diberi judul alternatif Shocking Indonesia, karena orang asing yang datang dan tinggal di Indonesia pasti kena culture shock juga.
Seru. Membuat saya merasa seperti lagi jalan jalan di Jepang. Apalagi saya pecinta traveling. Jadi bikin pingin traveling lagi. Tapi kalo sudah berumah tangga susah karena banyak prioritas lain yang lebih penting #JadiCurhat
Meskipun beberapa bagian ditulis dengan gaya penulisan yang membosankan, tapi sebagian besar kontennya saya suka, cukup mengejutkan dan menghibur sela waktu saya yang sedang ujian tengah semester ;)
Menarik, meski gak bener-bener bikin shocked sih. Kalau yang udah banyak baca-baca tentang Jepang, mesti sebagian besar udah mengetahui hal-hal yang disampaikan.