Jump to ratings and reviews
Rate this book

Supernova #4

Partikel

Rate this book
Di pinggir Kota Bogor, dekat sebuah kampung bernama Batu Luhur, seorang anak bernama Zarah, dan adiknya, Hara, dibesarkan secara tidak konvensional oleh ayahnya, dosen sekaligus ahli mikologi bernama Firas. Cara Firas mendidik anak-anaknya mengundang pertentangan dari keluarganya sendiri.

Di balik itu semua, masih tersimpan berlapis misteri, di antaranya hubungan khusus Firas dan sebuah tempat angker yang ditakuti warga kampung. Tragedi demi tragedi yang menimpa keluarganya akhirnya membawa Zarah ke sebuah pelarian sekaligus pencarian panjang.

Di konservasi orang utanTanjung Puting, Zarah menemukan keluarga baru dan kedekatannya kembali dengan alam. Namun, bakat fotografinya membawa Zarah lebih jauh dari yang ia duga. Di London, tempat Zarah akhirnya bermarkas, ia menemukan segalanya. Cinta, persahabatan, pengkhianatan. Termasuk petunjuk penting yang membawa titik terang bagi pencariannya.

Sementara itu, di Kota Bandung, Elektra dan Bodhi akhirnya bertemu. Secara bersamaan, keduanya mulai mengingat siapa diri mereka sesungguhnya.

508 pages, Paperback

First published April 13, 2012

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Dee Lestari

25 books5,321 followers
Dee Lestari, is one of the bestselling and critically acclaimed writers in Indonesia.
Born in January 20, 1976, she began her debut with a serial novel: Supernova in 2001. Supernova’s first episode, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh (The Knight, The Princess, and The Falling Star), was sold phenomenally, achieving a cult status among Indonesian young readers. She has published four other episodes: Akar (The Root), Petir (The Lightning), Partikel(The Particle), and Gelombang (The Wave).
Aside of the Supernova series, Dee has also published a novel titled Perahu Kertas (Paper Boat), and three anthologies: Filosofi Kopi (Coffee’s Philosophy), Madre, and Rectoverso — a unique hybrid of music and literature.
Dee also has an extensive music career, producing four albums with her former vocal trio, and two solo albums. She has been writing songs for renowned Indonesian artists.
Perahu Kertas (Paper Boat) was turned into a movie in 2009, marking Dee’s debut as a screenplay writer. The movie became one of the national's block busters. Following the same path, Madre, Filosofi Kopi, Madre, and Supernova KPBJ, were made into movies.
In February 2016, Dee released the final episode of Supernova, Inteligensi Embun Pagi (Intelligence of the Morning Dew). All Dee’s books are published by Bentang Pustaka.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2,949 (43%)
4 stars
2,541 (37%)
3 stars
1,038 (15%)
2 stars
214 (3%)
1 star
62 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 726 reviews
Profile Image for Calvin.
Author 4 books152 followers
March 20, 2016
EDIT: per 26 Februari 2016, Supernova series sudah selesai. Review ini lebih baik dibaca sebagai analisis dan spekulasi kasar, jadi mohon tidak dianggap terlalu serius karena episode akhir supernova tampaknya menggunakan plot device plot device baru, mitologi baru dan tampaknya tidak selalu konsisten dengan analisis dari buku-buku sebelumnya.

Delapan tahun menanti Supernova partikel bukan waktu yang sedikit. Supernova pertama terbit pada tahun 2001 dan merupakan salah satu novel yang paling tidak biasa semasa itu. Kenapa? Hal ini dikarenakan tema dan substansinya yang tampaknya melawan arus. Supernova pertama menceritakan sebuah kisah cinta, perselingkuhan dengan bersampul fiksi ilmiah spekulatif.

Kepawaian Dewi Lestari dalam menulis membuat tulisannya seperti aphrodisiac bagi pembaca-pembaca yang ingin karya sastra berkualitas di tengah menjamurnya chicklit novel dengan tema simpel, sederhana, tidak ribet, dan generik. Kalau diingat-ingat lagi, Supernova 1 agak mengerikan karena seperti wahyu akan adanya sekolah digital yang tidak mengenal umur dan perbedaan alias Wikipedia.

Kesuksesan supernova di pasaran tampaknya membuat Dee meng-expand universe-nya. Dia bahkan mengatakan Supernova akan menjadi trilogi yang buku keduanya akan dipecah menjadi empat bagian! Cukup revolusioner dan ambisius tentunya.

Saat membaca episode Akar dan Petir, saya masih tidak bisa meraba-raba tema dalam kepala Dee. Dia menggunakan unreliable narrative dengan sangat efektif. Sampai membaca petir, saya masih belum bisa mengerti pikiran Dee.

Tapi semuanya sekarang makin jelas dengan peluncuran Supernova Partikel. Ini mungkin supernova yang paling penting diantara semua novel supernova lainnya.

Kenapa? karena Dee membuka plot besar supernova yang selama ini masih misteri. Entah disengaja atau tidak, tapi clue-nya makin jelas, dan misterinya makin berkurang.

Saya tidak tahu sejak kapan ide ini muncul, karena tidak ada satupun clue Supernova: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh akan memiliki sekuel. Diantara segala entry supernova, sampai saat ini, buku pertama bisa dikatakan belum/tidak memiliki hubungan plot yang kuat dengan buku berikutnya.

Buku kedua-lah yang bisa dikatakan supernova sesungguhnya karena role Diva, sang god-like protagonis di buku pertama menghilang, dan hanya dimasukkan sepotong-sepotong agar membuat pembaca makin susah menebak peran yang akan ia mainkan.

Buku keempat ini entah berita baik atau berita buruk. Setelah saya membaca awal-awalnya saja dan skimming halaman belakang, saya menemukan kata kunci familiar seperti Anunnaki, Draconian, Alien, UFO, dan Aztec.

Partikel, seperti Akar, dan Petir, ditulis dengan tema Hero's Journey yang digunakan untuk membangun latar belakang karakter dan peran mereka di buku keenam tampaknya. Kalau saya boleh jabarkan secara singkat:

-Pembukaan novel ini dipakai untuk membangun alasan kepergian Zarah untuk keluar dari zona nyamannya dan menguatkan fondasi dari mitologi Supernova. Zarah harus keluar dari zona nyamannya untuk mencari ayahnya yang hilang.

-Bagian tengah novel ini menceritakan interaksi Zarah dengan alam untuk memperlihatkan kedekatannya dengan alam. Tema lingkungan mendominasi novel ini.

-Bagian berikutnya menceritakan kehidupan Zarah di London. Ini merupakan bagian paling sinetron dalam buku ini, dan menghabiskan 90 halaman (280-371), secara plot bisa dicut dan langsung loncat ke plot utama. Bagi pembenci Twilight bisa berteriak karena Zarah menjadi Bella Swan/Mary Sue dalam filler ini (terlihat ordinary ternyata super duper beautiful) dan bertemu Storm sang Edward Cullen/Gary Stu-nya Supernova *double facepalm* (cowok sukses yang too good to be true, ganteng, kaya six pack dan milih cewek paling ordinary aka Zarah). Moga-moga adegan ini bukan alasan Partikel hiatus 8 tahun.

-Romance yang disisipkan masih belum jelas apa kaitannya dengan plot cerita atau cuma justifikasi untuk menguatkan personality Zarah dan memperlihatkan sikapnya bukan sebagai perempuan cengeng. Berhubung ada adegan off-screen sex, bagian ini terlalu escapist.

-Nah akhirnya setelah romance dan konflik sinetron, sisa novel dilanjutkan dengan pertemuan karakter penting yang menjadi yang menjelaskan semua misteri-misteri di plot awal dan membantu Zarah menemukan diri.

Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Keping 41, inti kenapa saya ingin membeli novel ini. Zarah juga mendapatkan surat misteri seperti Boddhi yang jika dianalisis baik-baik, merupakan clue untuk big plot-nya Supernova.



Untuk: Partikel.
Di mana pun kamu berada.

Lama tidak bertemu bukan berarti saya lupa.
Tujuh gardu di Bumi mulai teraktivasi. Jangan buang waktumu untuk menemukan semuanya. Carilah satu gardu yang perlu kamu jaga. Tiga teman yang paling utama sudah menunggu. Banyak yang akan membantu. Mereka semua adalah bagian dari rencana.
Partikel, matahari kelima akan terbenam tidak lama lagi. Jangan takut. Jalan kalian seperti tidak punya peta. Tapi, lihatlah baik-baik. Ke dalam. Di poros keempat, peta kita tergambar jelas.
Ingat, satu getaran akan membangunkan semua. Tanpa terkecuali.

Selamat menjadi:
S


Saya nggak tahu harus senang atau sedih karena dengan surat ini, tersibaklah semua plot supernova yang selama ini saya anggap "misterius" dan "unreliable".

Setelah membaca novel ini, surat dari "S" kepada "Akar" menjadi gampang dimengerti.


Untuk: Akar.

Di mana pun kamu berada.

Lama tidak bertemu bukan berarti saya lupa. Berjalan 2500 tahun bukan sebentar, saya harap kamu mengerti. Asko sangat dingin dan tempat ini sangat asing. Padahal ini tempat kita biasa belajar tapi sudah tidak sama, ya?

Akar, matahari kelima akan terbenam tidak lama lagi. Saya ingin optimis tapi sulit. Mereka masih mengira mereka terpisah. Saya cemas matahari tenggelam sebelum semua frekuensi lepas landas. Tapi mereka seperti bertahan Sengaja bertahan.

Jangan takut, Akar. Kebenaran yang tak bernama tak pernah terputus. Datang sebelum waktu. Hadir sebelum ruang. Kamu selalu bercermin. Poros keempat yang tidak terlihat, jangan lupa itu.

Salam saya untuk tiga teman kamu. Petir harus dibuat lebih percaya diri.

Selamat menjadi: S


Jika kita membaca tiap katanya, rasanya surat ini seperti tidak ada maknanya. Jelas, karena surat ini menceritakan sebuah "kisah besar" yang belum diberitahukan pembaca, dan polanya terlihat jika familiar dengan mitologi dunia, dalam hal ini, saya untuk sementara mengambil kesimpulan bahwa Supernova bersifat ekletik memakai unsur mitologi Aztec dan kombinasi teori konspirasi new age, Teosofisme, dan Ancient Astronaut.

Dugaan saya, Diva, Bodhi, Elektra, Zarah, dan Alfa adalah manusia-manusia yang memiliki kekuatan supernatural karena mereka adalah para Alien yang memberi teknologi pada manusia.

Mari kita bedah satu-satu isi surat Boddhi ini dan apa saja yang kita bisa ekstrak:


Lama tidak bertemu bukan berarti saya lupa. Berjalan 2500 tahun bukan sebentar, saya harap kamu mengerti. Asko sangat dingin dan tempat ini sangat asing. Padahal ini tempat kita biasa belajar tapi sudah tidak sama, ya?

Dari percakapan pembuka, kita bisa mengetahui si penulis sudah mengenal Bodhi/Akar sejak 2,500 silam. Dia sekarang berada di Asko, sebuah pulau di Denmark yang tampaknya selalu tertutup es. Kalau dari deskripsinya, mungkin ini tempat pertama kali (2500 tahun yang lalu?) kelima karakter kita dalam wujud Alien-nya sampai di bumi dan belajar, dulunya subur dan hangat sekarang jadi es. mungkin akan memiliki fungsi seperti Firdaus/Atlantis/Peradaban yang hilang


Akar, matahari kelima akan terbenam tidak lama lagi. Saya ingin optimis tapi sulit. Mereka masih mengira mereka terpisah. Saya cemas matahari tenggelam sebelum semua frekuensi lepas landas. Tapi mereka seperti bertahan Sengaja bertahan.


"Matahari kelima" dalam kosmologi Aztec, adalah "dunia" tempat kita tinggal. Matahari keempat hancur karena air bah, dan Matahari Kelima, tempat kita tinggal, akan hancur melalui gempa bumi.

Berhubung partikel membahas mengenai kemungkinan adanya dimensi lain, "mereka" dalam kalimat "mereka masih mengira mereka terpisah" kemungkinan bisa dibaca sebagai "dunia-dunia ini tidak tahu bahwa mereka saling berhubungan" (apa yang terjadi di dunia ini mempengaruhi di dimensi lain). Matahari Tenggelam, merupakan alusio bahwa dunia ini akan hancur. Frekuensi lepas landas saya tidak tahu, mungkin ada teknologi tersembunyi yang bisa mencegah/mempercepat akhir dunia.


Jangan takut, Akar. Kebenaran yang tak bernama tak pernah terputus. Datang sebelum waktu. Hadir sebelum ruang. Kamu selalu bercermin. Poros keempat yang tidak terlihat, jangan lupa itu.


Inti dari paragraf ini terdapat di "Kebenaran yang tak bernama tak pernah terputus." Partikel mengeksplorasi ide ini melalui jamur. Narasi panjang di pembukaan adalah untuk memasukkan konsep ini dalam mitologi Supernova, bahwa ingatan dari jamur tertua sampai sekarang tidak pernah terputus, berbeda dengan manusia. Tapi konsep genetic memory (ingatan diturunkan melalui gen) mungkin akan dieksplorasi agar membantu para protagonis mengetahui siapa diri mereka 2,500 tahun yang lalu.

Poros keempat belum relevan jika kita belum membaca Partikel. Tapi ini tampaknya suatu konsep dari sains dalam al-quran. Suatu tempat dimana ruang dan waktu menyatu dan tidak terpisahkan. Anggaplah konsep ini mirip dengan nirvana/primordial soup/primordial chaos/collective unconsciousness/dimensi keempat/ultimate truth/Einsof Aur/Akashic record. Bisa jadi Bodhi akan membantu teman-temannya mengakses pengetahuan alam semesta agar membantu perjalanan mereka yang tidak ada petunjuk.

Nah mari kita lihat surat S kepada Zarah.




Untuk: Partikel.
Di mana pun kamu berada.

Lama tidak bertemu bukan berarti saya lupa.
Tujuh gardu di Bumi mulai teraktivasi. Jangan buang waktumu untuk menemukan semuanya. Carilah satu gardu yang perlu kamu jaga. Tiga teman yang paling utama sudah menunggu. Banyak yang akan membantu. Mereka semua adalah bagian dari rencana.
Partikel, matahari kelima akan terbenam tidak lama lagi. Jangan takut. Jalan kalian seperti tidak punya peta. Tapi, lihatlah baik-baik. Ke dalam. Di poros keempat, peta kita tergambar jelas.
Ingat, satu getaran akan membangunkan semua. Tanpa terkecuali.

Selamat menjadi:
S


Tujuh gardu di bumi? Kemungkinan alusio dari pilar Herkules yang legendaris itu, atau mungkin tempat-tempat yang dalam mitologi Supernova, penyambung "dimensi lain" yang menyambungkan "Matahari Kelima" (dunia ini) dengan matahari-matahari lain. Instruksi sisanya sudah cukup jelas. Tiga teman tentu saja Bodhi, Elektra, Alfa.

"S" meminta mereka untuk melihat ke dalam, berarti keempat protagonis ini disuruh mengeksplorasi ketidaksadaran mereka atau memori terdalam mereka untuk menemukan jati diri mereka yang sebenarnya. Poros Keempat? Bodhi.

Satu getaran akan membangunkan semua? Kemungkinan pertanda bahwa perlu ada satu kejadian yang akan membuat mereka semua teringat satu sama lain. Pada chapter terakhir, Bodhi dan Elektra saling bersalaman dan tersetrum dan saling memanggil "Akar" dan "Petir", cerita berakhir dengan unreliable conclusion dan membuat kita makin bertanya.

Empat karakter dalam supernova ini bisa jadi alusio "Classical Element". Yunani kuno membagi unsur keseimbangan menjadi air, tanah, api, dan angin. Di mitologi supernova, elemennya adalah Akar, Petir, Partikel, dan Gelombang. Saya tidak tahu "gelombang" disini adalah "suara" atau "gelombang air".

Entah kebetulan atau disengaja, tapi simbol milik Zarah, tanda plus ini adalah simbol "Bumi" dan simbol proton, "partikel" yang menyusun atom.

Kita bisa menduga peran-peran karakter ini melalui simbol-simbol yang mewakili mereka:

Diva: Jaringan. Menyatukan semuanya. Entah bagaimana ceritanya dia bisa nongol di segala tempat seperti hantu. Terlihat di supernova 1 dimana Diva tampaknya bisa mengetahui pikiran dan apapun yang akan terjadi. Mungkinkah dia adalah Anansi sang trickster god dari mitologi Afrika?

Bodhi: Dulu dia memiliki simbol AUM/OM yang dikelilingi Ouroboros. AUM/OM adalah silabel penting dalam Hinduism, dan dipercaya sebagai suara pertama di dunia. Ouroboros merupakan simbol reinkarnasi. Tapi kemudian covernya diganti sebagai flower of life?

Elektra: Antah Karana. Akan membantu karakter-karakter lain mengenal diri mereka

Zarah: Mother of Earth. Cukup jelas, dia bisa berkomunikasi dengan alam, akan berguna kalau mereka mengunjungi hutan.

Prediksi saya pada supernova berikutnya? (kalau penulis tidak mengubah jalur yang ada): satu buku akan membahas penuh Alfa yang terafiliasi dengan topik gelombang, ntah gelombang suara/air/cahaya/otak, soalnya namanya Alfa.

Tema gelombang dan Alfa bisa mengindikasikan novel berikutnya akan membicarakan mengenai tidur dan mimpi Lucid, karena gelombang alfa adalah gelombang yang muncul saat otak manusia mengalami REM.

Novel ini mungkin diakhiri dengan surat misterius dari "S" atau mungkin juga tidak (seperti Elektra), ataupun kelanjutan dari perjalanan Zarah di Bolivia. Nasib Bodhi-Elektra setelah mengetahui mereka akar-petir belum tentu akan dibahas, karena bagian ini akan disimpan di buku berikutnya. Kalau cerita sepenting ini hanya diberi satu chapter per satu buku, saya duga karena inilah plot besar supernova, dan sang penulis menunggu untuk menulisnya di Grand Finale.

Diva? Saya mau tebak dia adalah karakter yang bisa memprediksi semuanya karena dia karakter yang mencapai enlightenment tertinggi dengan alam semesta dan dia tahu segalanya yang sudah dan akan terjadi (lihat pola percakapan Diva di buku satu dan isi suratnya kepada Akar dan Partikel), itu sebabnya dia bisa mengontak 4 karakter yang ada melalui "jaringan" besarnya.

Kenapa judulnya Supernova? Karena semua hal di dunia ini semuanya bermulai dari sebuah ledakan Big Bang.

Hilang di reruntuhan kuno? Mungkin akan ada lost technology menanti dan menjadi plot penting di buku keenam. Kalau dipanjangan lagi analisis ini bisa jadi fanfiction deh.

Saya tidak tahu apakah analisis saya benar atau salah. Saya menganalisis supernova karena novel ini masih menjadi karya Dee yang paling saya tunggu. Saya berharap segala tebakan saya salah dan Supernova ternyata menggunakan tema lain yang ternyata di luar dugaan.

Apakah penantian 8 tahun ini terbayar? Saya tidak tahu deh, tingkat penerimaan orang berbeda-beda. Teman baik saya mengatakan saat membaca buku ini, rasanya seperti "ditikam berkali-kali" karena gaya tulisannya seperti membaca Perahu Kertas. Ada gap antara Supernova 1-2 dengan Supernova 3 dan 4.

Kalau saya sendiri sih agak senang karena bisa mulai bisa menebak plot besar supernova. Rasanya seperti menang undian berhadiah yang dimana saya berharap saya kalah. Saya ga tahu apakah bisa menghadapi kemungkinan "tidak akan ada lagi supernova seperti supernova 1" (atau minimal supernova 2).

Bagi yang sedih gaya Dee sudah berubah drastis? Silahkan menghibur diri dengan membaca Supernova 1.

Di-crosspost ke blog saya

Reaksi:

A very interesting analysis on Supernova series by @calvindewilde : calvinms.web.id/2165-supernova…

— Dewi 'Dee' Lestari (@deelestari) May 8, 2012



informasi tambahan dari akar:
-Gio bertemu dengan pria misterius yang mengatakan bahwa dia akan bertemu dengan empat karakter kita, tapi satu hilang. Kemungkinan hilangnya bisa macem2 dan belum tentu mati karena supernova ngomongin topik pertemuan dengan alam semesta. kematian bukan hal yang negatif.
-berhubung gio mendapat premonition dream dari Chaska tentang kegelapan, expect dia hilang atau orang lain bakal mengalami musibah atau hal lain, karena di paragraf berikutnya kegelapan tidak dikonotasikan negatif.

Informasi tambahan dari petir:
-Nama lengkap Diva adalah Diva Anastasia. Secara etimologi Diva bisa berarti tuhan, berkoresponden dengan kata dewa/dewi. Anastasia berarti kelahiran kembali. God of Resurrection? The goddess of enlightenment?

Calvin Michel Sidjaja, penulis Jukstaposisi: Cerita tuhan Mati, pemenang sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta 2006 dan finalis Khatulistiwa Literary Award 2008
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Vidi.
97 reviews
May 20, 2012
Serendipity...

Hanya kata itu yang terlintas dalam benak saya ketika membaca kisah ini. Benarkah kita semua telah mempunyai takdir masing-masing yang telah ditentukan sebelumnya. Predestined. Bagaimana kita tahu makna kehadiran kita dunia. Mungkin terlalu naif bila mengharapkan rentetan kebetulan yang akan menuntun kita ke takdir kita. Tapi inilah yang terjadi dalam rangkaian kisah Supernova: Diva (KPBJ), Boddhi (Akar), Elektra (Petir), dan Zarah Amala (Partikel).

Pecarian Zarah Amala terhadap ayahnya yang hilang menuntun dirinya melintasi belahan dunia ke belahan dunia lain, bahkan dimensi lain. Dari Bogor ke pedalaman Kalimantan ke London. Pencarian ini juga sekaligus merupakan pencarian Zarah Amala terhadap takdirnya. Pencarian Zarah seperti dituntun oleh semesta dari satu tempat ke tempat lain, dari satu orang ke orang lain. Sekali lagi Serendipity.

Cerita dikemas oleh latar belakang obsesi ayah Zarah terhadap kehidupan lain di luar Bumi. Hanya Dee yang dapat mengawinkan shamanisme, science dan UFO menjadi suatu cerita yang amat menarik. Mengguncang mungkin adalah kata yang tepat. Ada satu sikap yang paling pas dalam membaca sebuah science fiction, walaupun saya tidak mengkategorikan buku ini sebagai salah satunya. Bukankah dulu Galileo sempat dipenjara oleh otoritas Roma atas pembelaannya terhadap teori heliosentris Copernicus. Maksud saya adalah sesuatu yang diterima oleh kebanyakan orang sebagai kebenaran bukan berarti itu adalah kebenaran.

Ada satu lagi yang menarik dari serial ini. Melalui tokoh-tokohnya, Diva, Boddhi, Elektra dan Zarah, Dee seakan-akan ingin kembali menegaskan bahwa Tuhan merupakan suatu pencarian dan pengalaman spiritual bukanlah sekedar agama kaku yang dihapal. Jangan jadikan Tuhan sebagai objek. Manusia menjadi impoten, pada saat yang bersamaan dengan ketika Tuhan menjadi sekedar konsep yang sudah dirumuskan. ‘Rumusan Tuhan’ itu akan terasa dipaksakan oleh suatu otoritas dan harus dianggap benar dengan mengabaikan pilihan moral seorang subjek. Mungkin inilah yang ditulis Nietzsche sebagai: 'Tuhan telah mati'.

Kembali lagi ke serendipity. Naif atau tidaknya untuk percaya pada serendipity dalam menuntun hidup kita mungkin tidak menjadi masalah di buku ini. Pesannya adalah mengasah kepekaan kita terhadap sekitar kita. Jangan sampai kalau serendipity itu ada, kita tidak menyadarinya.

Pada akhir kisah, Dee menyajikan sekelumit benang merah yang menghubungkan Akar, Petir dan Partikel sekaligus melambungkan ekpektasi terhadap akhir dari serial ini. Ini merupakan tantangan terhadap dirinya sendiri untuk menciptakan sebuah akhir yang spektakuler. Kalau skenario akhir Dee melibatkan peristiwa berskala dunia maka saya sangat berharap tokoh-tokoh dari seri Supernova berikutnya adalah bukan orang Indonesia.
Profile Image for Klaudiani.
Author 4 books23 followers
June 6, 2012


I don’t know what to say.
Partikel was representing my mind, in some parts.

I love nature. I love being in the forest, I even got a forestry degree. But Zarah, the protagonist, was not only travelling deep into Borneo’s heart. She was also in a African savanna, Bolivian rain forest, sacred sites of England, and even went underwater for the sake of photography. Took pictures. Made friendship with animals. Got related more and more with Mother Earth. The plants, the ecosystem, the orangutan, the animals, the fungi. Even the IPB! These are my thing. It felt like reading my own diary, or journal, in a different format.

Is that all? Nope.

Another ‘me thing’ came along: Biology. Metaphysics. Myth. And maybe a little bit sci-fi. How could I resist? And to make it ‘worse’, all were wove neatly in an intriguing story. Many things was revealed but at the end, the Great Mistery remains.

The only part which I didnt think necessary was Storm. But Zarah needed romance to complete her quest, so I guess I'll leave those lovebirds alone.

So, if you ask me how I describe Partikel, it was a bowl full of salad to me. A delicious one. And I’m craving to get more.
Profile Image for tejo.
30 reviews11 followers
August 2, 2012
Partikel. Zarah.

Oke, kesan pertama setelah saya mantengin ini buku dari kemaren jam lima sore; dipotong buka sama bubur sagu+sosis solo+segelas teh manis, shalat magrib, nonton beberapa klip SNSD sambil ngemil momogi ,ngupil sebarang sekali dua kali; lantas disambung lagi jam setengah delapanan malem nyampe beres sekarang sekitar jam dua pagi adalah: ...ASELILAH!!!

Demi Tuhan, bangsa dan Maung Bandung, kenapa mesti dipotong sampai sana sih?! Saya jadi geregetan sendiri, bolak-balik halaman lagi, siapa tau bakal nambah sendiri. Pengen rasanya saya gigitin ini buku, tapi berhubung pinjem ke rental, mau ga mau saya mesti nahan hasrat itu dalam ati. Akhirnya, saya pun terpekur pasrah di atas kursi sambil nyeruput sisa ketan kemaren yang kayaknya udah basi.

Ehm. Baik. Kita mulai resensi yang agak serius. Sebentar, saya masih pengen jitak orang. Nah. Oke.

Jadi, sebagaimana sodara-sodara yang mestinya udah pada tau semua, buku ini MESTINYA jadi buku akhir dari seri Supernova-nya Dee. Well, berhubung bukan saya yang ngarang cerita, apalagi bukan temen maen layangannya, mesti paham lah saya kalau-kalau sang penulis punya rencana lain saya mesti memaklumi. Dengan berat hati, saya mesti ngasih spoiler sama Anda, buku ini batal jadi seri terakhir. Kutu kupret.

Di satu sisi memang nyesek sih, tapi di sisi lain saya seneng juga. Dengan batalnya jadi penutup, berarti ada buku lanjutannya yang layak ditunggu. Eh, tapi saya bosen nunggu juga sih, kelamaan malah makin nyesek. Ga nyaman. Jadi gimana dong? *lah dia malah curhat*

Buku ini memberi saya..emm..maaf bila agak vulgar dikit..orgasme pemikiran yang mirip-mirip begitu saya selesai membaca Supernova pertama: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh. Simpel saja, karena kedua buku itu memaksa alam pikiran saya berkelana dengan asupan-asupan yang baru bagi saya, dengan bahasa yang sederhana dan tak terlalu ilmiah. Hahaha, sama sekali ga simpel ya?

Bila di buku pertama itu gara-gara segala kegilaan dynamic duo Ruben Dimas dengan psikoanalisa yang dikorelasiin dengan segala teori yang ajaib bagi saya (juga Diva tentunya..damn!), di buku ini saya terhipnotis dengan segala teori (yang juga ajaib) dan pencarian tak kenal lelah dari Zarah (anak lapangan, fotografer, nyambung diajak ngobrol, cerdas, punya pendirian, punya tujuan..damn!).

Alurnya ditulis sangat mengalir. Bahasanya sederhana. Padahal topik yang dibahasnya berat. Dan yang lebih utama buat saya, garis besar Supernova yang saya sempat rasa terputus di Akar dan Petir, mulai tersambung lagi. Akar dan Petir ibarat kudapan ringan, masa tenang sebelum badai yang meledak di buku pertama, dilanjutkan di buku keempat ini. Lompatan kuantum. Kucing Schrodinger. Enteogen. Amanita. You name it. *abaikan racauan ini*

Haduh, apalagi ya? Gampangnya baca sendiri deh. Ga ada pujian yang lebih besar dari seorang peresensi, selain nyuruh orang laen baca buku yang dibacanya dengan sepenuh hati. Tulus saya sampaikan, buat Anda yang sudah terpagut dengan pencarian seperti saya, Anda yang tertarik dengan jaring laba-laba seperti saya, maka buku ini wajib menjadi bacaan Anda. Beli jika memungkinkan. Jangan yang bajakan. Itu saja yang bisa saya sampaikan.

IT'S A MUST, VERY GOODREADS!!

PS: Oh iya, neng Zarah, ai luph u pull, hihi. #alay
Profile Image for Indri Juwono.
Author 2 books296 followers
July 21, 2012
Ada momen tatkala kita perlu menunjukkan dominasi. Ada momen tatkala kita harus diam membatu. Ada pula momen tatkala yang terbijak adalah lari. Dan dibutuhkan insting jitu untuk menentukan momen manakah yang tengah kita hadapi. (h.246)

Hidup itu pilihan, katanya. Dan memang ada satu titik di mana kita harus menentukan langkah apa yang harus diambil. Seperti ketika membaca buku ini. Setelah sekian lama kunanti, ketika akhirnya datang juga aku tidak buru-buru membacanya. Karena aku ingin mendapat saat yang tepat untuk meraih buku ini. Menunggu momen yang tepat. Tidak dalam antusias berlebihan, tidak sedang gembira, tidak sedang sedih, supaya membaca buku ini bisa mengembalikan emosi sempat hilang kemana. Kemudian tiba saat buku ini memanggil-manggil untuk dibaca.

“Hai, ada Zarah di sini.”
Aku jatuh cinta pada cewek unik ini. Ia tipe soliter kelas satu yang sanggup memutuskan segalanya sendiri, berani menjalani hidup yang ia pilih sendiri. Berani, itu kuncinya. Dan komitmen atas apa yang diyakininya benar. Dan intuisi yang bagus untuk bertahan hidup. Dan membuatku bertanya lagi, pergi itu untuk mencari atau berlari?

Akhirnya kumengerti betapa rumitnya konstruksi batin manusia. Betapa sukarnya manusia meninggalkan bias, menarik batas antara masa lalu dan sekarang. Aku kini percaya, manusia dirancang untuk terluka. (h.264)

Melihat kehidupan Zarah tepat di awal masa aku memutuskan untuk kembali ke alam untuk mengembalikan hidupku. Melongok kenekadannya ke alam terbuka, kegigihannya sebagai fotografer, memandang diriku sendiri yang di umur segini masih penakut. Kalimantan, London, Afrika, menjelajah, menunggu, menangkap momen-momen kehidupan makhluk-makhluk yang terjajah manusia. Menunggu dalam diam untuk pergerakan panjang. Ia pergi atas kebetulan-kebetulan yang terjadi, sesuatu yang memungkinkan perjalanannya. Yang ia pun tak tahu penyebabnya. Ketika orang melihat bahwa ia berlari, mungkin sebenarnya ia sedang mencari. Tapi, benarkah kebetulan itu ada? Atau ia cuma sesuatu yang diatur semesta?

Pengkhianatan ada dalam batin setiap manusia, hanya menunggu momen tepat untuk menyeruak, dirayakan, dan diamini sebagai titik lemah dari kemanusiaan. (h.370)

Kenapa cinta perlu ada? Untuk berhenti. Jeda. Merasa lengkap dan sempurna. Tetapi mencintai menjadi alasan untuk dikhianati. Selalu butuh alasan untuk kembali berlari. Tidak semua teman selalu setia menjadi teman. Tidak semua teman bersedia menjadi teman. Maka ketika ia tidak mendapat yang dicari, ia akan kembali berlari. Melakukan perjalanan lagi. Lalu apa sebenarnya arti perjalanan itu sendiri?

Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit lagi setelah berkali-kali jatuh. Jangan pikirkan kamu akan sampai di mana dan kapan. Tidak ada yang tahu. Your strength is simply your will go on. (h.462)

Jangan pernah berhenti Zarah. Energi yang diberikan kepadamu sangat besar. Kekuatan pencarianmu itu yang membuat semesta membukakan jalannya. Selalu ada orang-orang yang menyayangi dan rela melakukan apa pun untukmu. Rasanya aku ingin memelukmu, sebesar aku ingin memeluk diriku sendiri. Meyakinkan kalau kamu istimewa. Kamu lebih dari orang-orang biasa dengan peristiwa biasa. You deserve better, though. Kamu harus tahu untuk apa kamu ada di semesta ini.

“Saya tidak lagi berlari. Cuma mencari.”(h.473)

Tahukah kamu, untuk apa kamu ada di dunia?

on my way to bandung | 21.07.12| 17:12
Profile Image for Stephanie.
113 reviews37 followers
February 8, 2017
Menurutku buku ini bagus banget. Meskipun ada beberapa bagian yang sulit dimengerti terutama di bagian yang membahas topik ilmiah dan dimensi, namun aku suka sekali dengan ide ceritanya. Buku ini membuatku tidak bisa berhenti baca, ingin lanjut terus ke halaman berikutnya. Meskipun sempat menyesal tidak pernah menyentuh buku ini sejak dulu tapi aku merasa beruntung membaca Supernova setelah semua bukunya selesai dibuat, coba kalau harus menunggu satu persatu selama bertahun-tahun pasti tidak sabar rasanya. Setelah baca buku partikel ini, aku nobatkan Dee Lestari menjadi salah satu penulis favoritku.

Buku Partikel ini bercerita tentang Zarah yang sejak kecil sudah mengikuti jejak ayahnya dalam segala hal. Ayahnya adalah panutan sejatinya. Malah dia telat bersekolah karena sejak kecil diajarkan sendiri oleh ayahnya. Namun sekolah yang telat tidak menghambatnya, ketika masuk sekolah dia langsung loncat ke kelas di atasnya. Dia juga mengambil kursus Inggris dan menguasainya dengan baik. Satu masalahnya yang seringkali menjadi pertentangan orang-orang dan keluarga yaitu masalah agama. Kurangnya pendidikan agama akibat ayahnya yang lebih fokus mengajarkan ilmu pengetahuan, akhirnya Zarah tumbuh menjadi anak yang kurang beriman. Sering kali Zarah disebut ateis dan pernah diusir dari kelas gara-gara mengemukakan teorinya tentang manusia pertama yang didapat dari jurnal ayahnya. Namun di luar semua itu akhirnya dia berhasil lulus dengan baik dan pergi untuk mencari ayahnya yang menghilang dan tidak diketahui keberadaannya.

Pengalaman Zarah di Kalimantan bersama orangutan dan kehidupannya sebagai fotografi wildlife sangat menarik. Ini mungkin diperlukan riset yang lama untuk mengumpulkan info dan berbagai fakta Aku juga belajar banyak hal dari keberanian dan kegigihan Zarah di alam liar untuk melakukan berbagai hal demi mendapatkan foto yang baik. Zarah terus bepergian ke berbagai Negara demi memburu foto-foto. Ini mungkin merupakan salah satu impian yang pernah kuimpikan tapi tidak dapat kuraih jadi sebagai gantinya bisa kurasakan lewat cerita ini.

Dibuku ini ada beberapa konflik yang terjadi antara Zarah dengan ibunya juga dengan abahnya. Pertentangan batin seorang anak remaja untuk mengambil keputusan dan memilih jalan hidupnya sendiri, juga menemukan panggilan hidupnya. Buku ini membahas banyak aspek mulai dari bidang agama, fotografi, budaya, berbagai aliran kepercayaan, sains sampai percintaan. Diperlukan keterbukaan pikiran untuk dapat menerima dan mengerti akan apa yang mau Dee sampaikan agar tidak malah menjadi batu sandungan. Ada persahabatan, cinta, pengorbanan dan pengkhianatan di dalamnya.

Di akhir buku juga ada pertemuan antara Elektra dan Bodhi. Lanjut ke buku selanjutnya. 
Profile Image for Teguh.
Author 8 books271 followers
February 7, 2016
Luar biasa cepat ternyata saya merampungkan Partikel ini. Terlebih tidak setinggi KPBJ dalam memakai istilah ilmiah, juga tidak sebanyak di Akar untuk membuat momen freeze merenung. Seperti yang sudah-sudah Dee tetap memberi sebuah perjalanan spiritual Zarah yang tomboi, pecinta alam, dan sangat menyukai perihal ilmu pengetahuan.

Seperti kata banyak penjelajah, semakin pergi jauh akan semakin mengerti apa arti sebuah kehidupan. Zarah yang bertualang Kalimantan, London, dan aneka penjuru dunia membuatnya semakin sada akan hidup dan keberadaannya di tengah kosmis yang besar.

Suka bagian ini: Seorang tidak akan mungkin menaklukkan angkasa luar kalau ia tidak menaklukkan alam batinnya hal.459

Semakin ke dalam , sejatinya semakin menengok ke luar. Karena yang di dalam, yang berupa zarah adalah cerminan dari sistem kosmos yang besar. Yahuuud
Profile Image for Fredrik Nael.
Author 2 books45 followers
August 28, 2012
Terakhir kali aku baca serial Supernova kalau tak salah adalah tahun 2006.
Waktu itu minjem Supernova: Petir di perpustakaan kampus. Udah lamaaa banget, jadi aku udah lupa-lupa ingat sama ceritanya, apalagi sama episode Akar dan KPBJ yang dibaca (dengan cara minjem tentunya :P) bertahun-tahun sebelumnya.
Tapi aku masih ingat, Petir adalah buku Supernova yang paling kusuka waktu itu karena isinya yang kocak banget yang kurasa memang sengaja ditulis dengan gaya narasi yang sesuai dengan karakter tokoh utamanya.

Nah setelah baca Partikel, aku menyimpulkan kalau perubahan gaya bahasa di setiap buku Supernova itu adalah kesengajaan yang dilakukan oleh penulis untuk menyesuaikan dengan karakter tokoh utamanya.
Ini bukan ide baru pastinya, karena biasanya di dalam satu buku kalau ada penggantian narator atau sudut pandang narasi, bagusnya memang cara ber-narasinya juga berubah. Jadi cara bernarasi juga digunakan sebagai medium untuk karakterisasi tokoh.
Asik kan. ;)

Kalau Dee memang melakukan ini dengan sengaja, aku akan bilang ini teknik yang bagus, mengingat dia tidak hanya mengubahnya untuk potongan kisah dalam penggantian PoV di buku, melainkan untuk satu buku secara keseluruhan (yang secara teknis harusnya lebih gampang, namun secara kerja otak lebih rumit karena harus menggali psikologis karakter secara mendalam biar dapat sesuatu yang "beda").
Komplikasi ini sebenernya keliatan di Keping 42 di mana kalau diperhatikan akan terbaca dua gaya narasi di situ, masing-masing milik Bodhi dan Elektra.
Jadi aku kasih jempol buat ini. Nice try, teh.
Dan pastinya aku jadi bertanya-tanya gaya bahasa macam apa lagi yang akan dipakai untuk buku kelima. Lalu dengan asumsi seperti contoh pendek di Keping 42, buku keenam pastinya akan jadi yang paling "rame" karena semua karakter akan muncul di situ dengan cara bercerita masing-masing. :D

Dengan perubahan gaya bahasa ini, aku bisa dengan tegas menyatakan kalau aku paling masuk dengan karakter Zarah. Mungkin karena ada elemen-elemen Biologi yang kupahami betul di sana, mungkin juga karena nuansa sci-fi dan New Age yang dibawanya, entahlah. Yang pasti gaya bahasa di Partikel adalah favoritku sejauh ini. ^^b
Ada pembaca yang merasa kalau kualitas Supernova terus menurun sedari KPBJ sampai Partikel, namun aku justru sebaliknya. Sebagai seorang yang menganggap KPBJ isinya full of crappy things, aku menikmati transformasi ini. ;)

Masuk ke cerita, kita diperkenalkan dengan tokoh Zarah Amala yang sedari kecil dibebani dengan "rahasia semesta" oleh ayahnya, Firas.
Mendapat tekanan dari berbagai pihak (keluarga, sosial, dan agama) dan mengamati nasib yang dialami ayahnya, Zarah tumbuh menjadi pribadi yang pemberontak. Dia melawan arus utama dan memilih untuk membentengi "ayahnya" yang "bersemayam" di dalam dirinya.
Kisah dalam Partikel pun berkembang menjadi kisah pencarian jati diri .
Zarah mengelilingi dunia, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tertarik pada dunia fotografi, belajar menjadi ibu, mengenal bermacam-macam pribadi, dan mengecap berbagai rasa. Semuanya adalah pengalaman yang harus ia lalui, sampai ia siap untuk "menemukan dirinya sendiri".

Ada pembaca yang protes kalau bagian kisah percintaan di tengah-tengah buku berasa terlalu sinetroniyah. Bahkan ada yang protes hubungan seks bebas yang dilakukan oleh Zarah tidak mencerminkan budaya Timur (heh?!? *tepok jidat*). Aku pun gak terlalu suka sama bagian romens itu yang memang sempat bikin mandek baca, tapi kalau kita mau melihat lingkaran pencarian jati diri Zarah secara utuh, bagian semacam ini memang perlu dan bisa dimaklumkan. Tanpa pernah merasakan cinta eros dan pengkhianatan (serta berbagai emosi yang mengikutinya), kurasa manusia akan sulit merefleksi diri dan melihat ke dalam (halaaah! --> cem seorang ahli, xD).
Maka, ini perlu, tapi masih bisa lebih bagus. :D

Namun itu cuma secuplik ajaaa dari Partikel.
Karena yang paling penting dan menarik dari buku ini justru adalah perihal "rahasia semesta" itu!

"Rahasia semesta" diperkenalkan melalui mikologi. Ada dua konsep penting yang dibahas:

1. Genetic memory yang mana meyakini kalau gen-gen yang diwariskan di dalam sel memiliki rekaman ingatan tentang masa lalu, dan karena hanya dari satu selnya saja kita bisa mendapatkan peta untuk meng-klon suatu makhluk hidup secara utuh, dapat diteorikan pula kalau segala bentuk kehidupan sebenarnya merupakan miniatur-miniatur dari alam semesta.

2. Enteogen; yakni substansi yang dapat memberi efek sensasi "melayang/pengalaman keluar dari tubuh", yang banyak ditemukan dalam organisme fungi.

Lalu cara untuk memahami "rahasia semesta" ini dijabarkan melalui teori metafisika, New Age, yakni "perjalanan internal ke dalam diri".
Ini sangat mengingatkanku pada buku Celestine Prophecy-nya James Redfield (yang adalah salah satu buku terfavoritku!), namun di sana ada tahap-tahap pemahaman yang berbeda karena dijelaskan melalui penyibakan wawasan kita.

Nah, jadi "rahasia semesta" apa sih yang perlu dipahami oleh Zarah?
Tentang yang satu ini, kita akan dibawa ke dunia science fiction dan mitologi yang berisi alien, UFO, portal, garis ley, dan perjalanan antar-dimensi (mau gak mau, tentang yang terakhir ini bikin teringat lagi sama Celestine Prophecy, xD).
Pastinya di buku Partikel ini, "rahasia semesta" ini belum terjawab.
Jadi kita masih perlu bersabar.
Namun entah kenapa, aku punya perasaan kalau di salah satu buku berikutnya, kita akan dibawa berjalan-jalan ke Irak, ke tanah mesopotamia kuno, oleh Dee. :D

--> Penggemar teori konspirasi, kalian harus cek alasan sebenarnya kenapa Irak diserang! @__@'
xP

Tentang ini, aku gak akan bahas banyak, silakan google sendiri kalau tertarik. Tapi membaca tentang Annunaki atau Ras Draconian di dalam buku Partikel membuatku teringat sama si Medy, teman kuliahku yang tiba-tiba jadi "pakar" tentang teori Ancient Astronaut sehabis kami nonton bareng film District 9 di bioskop. Sejak film itu, dan ditambah lagi dengan film 2012 dan film Angels and Demons, aku habis-habisan dicekoki teori konspirasi. xD
Kurasa nostalgia berpengaruh juga terhadap penilaianku terhadap Partikel ya. ^^

Lalu gimana tentang kelanjutan serial ini?
Di Keping 41, Dee meninggalkan sejejak clue yang pastinya akan jadi bahan diskusi para fans serial Supernova tentang apa-apa yang mungkin terjadi di buku kelima, Gelombang.
Di bab singkat itu, Zarah kebagian surat dari S (Supernova?).
Mengenai analisis terhadap surat yang diterima Zarah (dan yang diterima Bodhi di buku ke-2) ini, kalian sebaiknya membaca reviewnya Calvin di sini: Review Partikel
Dia memaparkan analisis yang sangat menarik di sana. Hati-hati, spoiler. :D

Tapi pastinya aku juga mau sedikit ber-teori. :P

Dalam suratnya kepada Partikel, S menulis: "Tapi, lihatlah baik-baik. Ke dalam. Di poros keempat, peta kita tergambar jelas."
Dugaanku, yang dimaksud dengan "poros keempat" adalah Partikel/Zarah (setelah Diva, Bodhi, dan Elektra), sehingga secara gak langsung, S menyatakan kalau pengetahuan yang dipahami Zarah tentang genetic memory dan semua tentang "perjalanan internal ke dalam diri" akan menjadi kunci/peta untuk "menjadi" (Supernova?).
Kalau ini benar, berarti Partikel ini memang "jawaban", dan bisa dibilang sebagai buku terpenting dari serial Supernova.

Lalu ada juga kalimat: "Ingat, satu getaran akan membangunkan semua. Tanpa terkecuali."
Kalau dari lingkup yang kecil, aku akan menduga "getaran" yang dimaksud adalah peran Elektra/Petir sebagai penghubung, yang akan membantu semua karakter "terbangun" lewat terapi kejut listriknya (:D). Ini sesuai dengan simbolnya, Antahkarana, .
Namun kalau dari lingkup yang lebih besar, "getaran" di sini selalu bisa berarti suatu kejadian penting nanti di buku ke-5 atau ke-6 yang mungkin akan membangkitkan "supernova".

Terakhir,
satu hal yang disayangkan dari buku Partikel adalah jeda terbitnya yang kelamaan.
Bukan karena sekarang teori-teorinya jadi kurang "baru" atau apa, tapi karena aku lebih berpikir mengenai Desember 2012 yang semakin menjelang.
Kalau saja yang terbit di tahun ini adalah buku terakhir serial Supernova, kurasa ramalan bangsa Maya bisa jadi momentum kuat untuk mengakhiri serial ini. xD

Aaah... kesimpulannya tentang buku Partikel ini, aku suka.
Ini adalah buku Dee terfavoritku sejauh ini, dan pada akhirnya aku bisa menyatakan dengan lugas bahwa ternyata memang ada lhooo bukunya Dee yang aku suka. :P
Semoga Gelombang terbitnya gak kelamaan. Gak sabar pengen baca kelanjutannya. Hehehe.

Dulu aku minjem semua buku serial Supernova, setelah membaca Partikel, sekarang aku jadi kepengen koleksi aja. ;)

PS1. Thanks buat pinjemannya, Mbak D! :D

PS2. Tanya jawab khusus dengan Dee seputar Supernova: Partikel baca di sini: link wawancara
Profile Image for Sekutu Buku.
13 reviews2 followers
April 18, 2012
Lama banget buku ini terbit. 8 tahun, terhitung semenjak buku 1,2, dan 3.

Kalau membaca Partikel, ingatan saya nyangkut ke bukunya Erich Von Dachniken "Chariots of Gods", "Celestine Prophecy" nya James Redfield, plus petualangan ala novel2 Michael Crichton. Membawa sedikit ide pertentangan ilmuwan yang ada dalam "Gods and The Astronomers" dari Robert Jastrow. Bedanya Dee mengambil lapisan atas ilmu sana-sini tidak membahas terlalu mendalam hanya sekedar "tahu" demi membentuk sebuah cerita fantastik. Maklum lah inti ceritanya kan pencarian. Ini saja sudah sangat imajinatif, sangat menarik tentunya. Dengan gaya bahasa khas Dee yang membuat pembaca terhanyut menyelami napak tilas sang tokoh, kegalau2annya. Buat yang lagi galau hati2, bisa sekedar terhanyut, tercerahkan atau paling apes sampai salah persepsi yang bisa berbahahahahaya tentang banyak hal..

Yang paling menarik adalah tokoh Firas, si bapak yang jenius. Untuk ukuran jaman 70-80, hebat juga ya bisa tertarik isue makhluk asing yang baru hip tahun 1990 an cmiiw...Padahal nggak gampang akses informasi di jaman itu. Jaringan informasi Firas sangat kota besar untuk seorang penyendiri yang tinggal di kampung.

Kalau di Supernova buku 1 menceritakan tokoh yang super cerdas, di buku 2 tokoh yang dalam, buku 3 tokoh yang konyol dan easy going, di buku 4 ini susah menemukan deskripsi yang pas. Zarah seperti malang-melintang kemana2. Dee kecolongan sedikit, mungkin, ketika mencoba masuk ke sudut pandang tokoh yang dilahirkan dalam lingkungan keyakinan yang berbeda dari dirinya sendiri. Balik2nya jadi kembali ke ide sejenis lagi, sama seperti pencarian di novel ke 2. Maaf banget, tapi ini pendapat saya, lho. Dalam cerpen mungkin dia berhasil karena pendek, dalam novel lama2 kelihatan. Sebagai pembanding gaya bercerita tokoh di buku2nya Andrea Hirata yang mungkin lebih simpel tapi kena karakterisasi rumpun, agama, dan ndesanya. Ok, setidaknya penulis berani mencoba. Moga2 buku ke depannya lebih variatif lagi ngambil sampelnya, tidak banyak di beberapa porsi tapi di porsi lain secukupnya. Jadi kelihatan seperti persepsi umum dari keyakinan berbeda atau yang digambarkan di sinetron2 kejar tayang.

So far, cukup menghibur, kok, Partikel. Mengajak berpetualang secara imajiner ke berbagai tempat. Tapi apa buku selanjutnya harus nunggu 8 tahun lagi?
Profile Image for Gin Seladipura.
14 reviews1 follower
April 16, 2012
terus terang sebenernya saya rada kecewa dengan seri yang ke empat ini.

Saya sangat menyukai rekan2 zarah terdahulu; Diva, Bodhi, Etra. Ada humor-humor segar dalam supernova terdahulu. Ada karakter-karakter unik yang mengiringi para tokoh protagonis. Susah bagi saya untuk melupakan Gio (sang backpacker karismatik), Georgie (dari lagu Bob Marley!), dan oh, pak simorangkir (the invisible man!!)

dan Bodhi.. kelahirannya yang misterius, pengalaman horrornya waktu bertatapan mata dengan sapi kurban.. luar biasa!

Karakter-karakter yang Dee ciptakan tersebut begitu kerennya hingga saya bisa membawa mereka ke alam mimpi.

saya kok nggak nemuin itu di partikel, plus ada beberapa babak drama yang sinetron banget. Plus lagi, ketika membaca partikel, saya kok jadi inget 'Sphere' nya Crichton. adegan makan jamur di bukit jambul, saya kok jadi inget Alice in Wonderland yang kebetulan mirip juga sama Sophie Amundsen yang minum cairan yang membuka realitas-realitas baru.
kemiripan ini (mungkin cuma perasaan saya saja), cukup mengganggu kenikmatan membaca, terlebih dengan ekspetasi yang begitu tinggi.

Tapi Dee tetaplah Dee yang cemerlang. Partikel tetap punya daya tariknya sendiri. Saya suka banget soal taman eden, enteogen dan spiritual manusia. penjabarannya keren. Tapi dari segi cara bercerita, saya kurang sreg. bintang tiga.



Profile Image for Delasyahma.
241 reviews105 followers
April 27, 2017
Seri ke-4 dari serial Supernova ini bercerita tantang Gadis bernama Zarah dan keluarganya yang tinggal dipinggiran kota Bogor. Zarah mempunyai Ayah seoarang dosen yang ahli Mikologi, namun Zarah di didik dengan cara lain oleh sang Ayah. Dengan cara tidak konvensional didikan Ayahnya, menyeret Zarah pada kehidupan lain, dalam dimensi hidupnya.

Partikel, seri ke-4 dari serial Supernova ini berhasil membuat aku "kacau" , karya ilmiah, riset, luar angkasa, semuanya membuat aku kagum, bagaimana cara penulis menggabungkan seakan dua dimensi kehidupan dalam satu dunia.
Bagaimana menggabungkan kenyataan atau halusinasi.

Jalan cerita yang sangat menarik, berpengetahuan dan berdiksi, ide briliant penulis adalah menyelipkan tentang Hutan Hujan di Kalimantan, tentang habitat Orang Utan, aku sangat apresiasi. Karena jujur, aku sangat-sangat suka tentang Pengetahuan Alam , tentang binatang2 yang hampir punah.

Roman yang tidak begitu kental, hanya kemampuan penulis menyisipkan roman sangat membuatku terkesan.

Buku ini, adalah buku yang cukup emosional buat aku, di banding 3 buku sebelumnya. Tentang keadaan Zarah yang kurang baik dengan Ibunya dan keluarganya, tentang Zarah yang masih percaya bahwa Ayahnya masih hidup, tentang pengkhianatan Kekasih dan Sahabat Zarah yang telah Zarah percaya sepenuh hati. Aku merasa punya keterikatan kuat dengan Tokoh Utama.

Penulis mampu menyambungkan cerita dari buku ini, dengan buku sebelumnya. Dengan sangat baik. Ending yang ku dapatkan sangat membuatku penasaran. Ingin segera melanjutkan cerita di buku ke-5. Tapi, aku sepertinya satu pemikitan dengan Zarah. Bahwa Ayahnya memang masih hidup, entah di belahan bumi bagian mana.

Bab2 terakhir, saat Zarah memilih memakan tumbuhan itu, aku dibuat terisak habis-habisan. Saat Zarah kehilangan satu orang lagi dalam hidupnya. :"

Rate : 4,5/5 🌟🌟🌟🌟

*Terima kasih sudah menjadi bacaan penutup yang sangat menghibur :')
See you, Zarah, Elektra , Bong dan mungkin Ksatria ❤
Profile Image for Rd. Sya'rani.
42 reviews3 followers
April 15, 2012
Akhirnya, kurang dari dua hari, sebuah karya yang terlahir setelah delapan tahun berfermentasi, kelar. Selalu saja karya yang tak main-main, terlihat jelas adanya hasil riset dan pengamatan yang sangat mendetail terhadap proses dan objek.

Saya teringat dengan salah satu obsesi saya untuk menjadikan hasil penelitian yang berwujud semacam novel, relatif mudah dibaca, dipahami dan kemudian membayangkan proses yang terjadi di dalamnya. Dan obsesi saya itu terjawab dalam dua pertiga awal Partikel. Saya memberikan persepsi ini karena, walaupun tak mendalami bidang itu, adalah disertasi kawan satu kos saya, yang mempunyai spesialisasi ekologi satwa liar, yang membuat mata dan hati saya semakin terang kala membaca perjalanan Zarah di alam Tanjung Puting.

Tulisan sebagus itu, tak akan tercipta tanpa ada proses yang entah bagaimana terjalani oleh Dee selama delapan tahun, selain sempat-sempatnya menerbitkan empat karyanya yang lain.

Ya, novel itu meramu sains tentang ekologi satwa liar, intisari dendrologi, meditasi, hedonisme kota besar, teknik fotografi, hubungan perasaan manusia dengan hewan, tumbuhan, alam, manusia lain dan makhluk yang dibiarkan misterius, dimensi lain kehidupan dan juga dengan Sang Maha Pencipta.

Membacanya tak sekedar membaca fiksi percintaan yang membuat tersenyum sesaat, lalu sekejap pula terlupa saat bukunya dimasukkan ke rak. Ini adalah membuat saya berpikir, membayangkan, tak sekedar berimajinasi absurd, tapi lebih membayangkan bahwa memang itulah nyata dan ada.

Terakhir, bagian ke empat dari serial Supernova ini, adalah sebuah energi yang menendang saya, untuk lebih banyak membaca, dan menulis.

[ sesuai isi postingan di http://auk.web.id/2012/04/16/energi-p... ]
Profile Image for Sandi Sunandar.
19 reviews8 followers
May 7, 2012
Membaca Partikel cukup 1 hari, tanpa jeda...
Berkisah mengenai penjaga portal ke-4 setelah Akar dan Petir
(yang pertama siapa ya? Star?)
yaitu Zarah, dalam islam ada ayat yang mengatakan "Dan barang-siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarah, niscaya ia akan menerima pahala-nya,..." mungkin dari sana nama Zarah ini di ambil, yang menurut Dee artinya sama dengan Partikel
seperti seri Supernova sebelumnya, Partikel juga menceritakan perjalanan Zarah dalam mencari jati diri, dan akhirnya berdamai dengan dirinya, dengan apa yang di milikinya
tetapi buku ini tentang pencarian, bukan jawaban, jadi sampai akhir buku memang tidak di jelaskan, Faris, yang selama ini Zarah cari, keberadaanya, hidup atau mati pun tidak di jelaskan
pertemuan Akar dengan Petir pun hanya di bahas sedikit sekali, tetapi mereka akhirnya menyadari keberadaan masing-masing...
kalo di buku ini di sampaikan ada 7 penjaga portal, 4 sudah ketemu, maka berarti masih ada at least 3 seri Supernova lagi, so whats next? Gelombang?
Profile Image for Rahmadiyanti.
Author 13 books165 followers
July 9, 2012
Saya bukan pembaca Supernova. Well, sejak dulu kurang tertarik saja, seperti halnya saya tak pernah membaca Saman. Tapi penasaran juga dengan "heboh"nya para pembaca buku ini, juga jarak yang cukup lama dengan buku ke-3nya.

Begitulah, saya pun membacanya. Menarik, saya suka 1/2 bagian cerita ini. Penulis membetot perhatian pembaca dengan risetnya yang lumayan dalam tentang fungi dan "kedahsyatan"nya serta alien. Saya juga suka hubungan antara Zarah dan ayahnya.

Namun saya mengurangi bintang, karena sangat disayangkan penulis sekelas Dee tergelincir pada pesan seks bebas (tokoh utama, dengan bule pula :( Sedih saja, apalagi cukup banyak pembaca Supernova ini adalah pelajar dan mahasiswa.
Profile Image for inas.
320 reviews38 followers
December 11, 2017
Tema di Partikel ini kebanyakan relatable banget. Konflik yang datang bertubi-tubi juga kerasa natural. Alhasil, aku suka ngikutin alur hidup Zarah sejak masih kecil sampe ke bab-bab akhir.

Cuman, rasanya pas di pertengahan tuh lambaaat banget. Sampe kayak nggak selesai-selesai. Yang harusnya cari Ayah, jadi muter-muter dulu. (Walau emang beberapa adegan berguna di belakang sih.)

Terus, aku udah tahu tokohnya bakal sama siapa aja. DAN, seperti yang kukhawatirkan, ending di sini jauh lebih nggantung ketimbang di Petir. :')

Yah, secara keseluruhan, Partikel ini bagus. Cuman mungkin bakal lebih kuat kalo ceritanya dicepetin. Hehehe.

Tambahan:

"Aku merasa dikhianati. Entah oleh siapa. ... Tak ada yang bisa kusalahkan. Namun, aku tetap merasa disalahi."

"Aku berusaha melawan perasaanku sendiri, aku tidak ingin menyesal. Tapi semakin kulawan, penyesalan itu semakin kuat menggigit. Meracuniku. Membuat hidup ini semakin getir."

"Kadang aku merasa kami sedang melakukan dagelan bersama. Mereka, yang tidak bosan-bosannya meminta hal sama. Aku, yang tak henti-hentinya menolak." --Dee Lestari, Partikel


Ada yang lucu di sepanjang 140-an halaman ini: tiap kali berargumen, Zarah dituduh macem-macem. Tapi yha, mau gimana lagi. Wong memang nggak punya argumen tandingan yang masuk akal, jadi lawan bicara-lah yang diserang. Mulai dari dibilang "menghina", "sesat", "kurang ajar", dsb. Padahal bukan itu yang dibahas. Bukan itu isi maupun intinya. They're missing the point.

Tapi yha, mau gimana lagi. Selogis apa pun argumen, kalo udah bikin hati meradang ujung-ujungnya ya cuma bisa nyerang lawan bicara. Nggak sehat banget, kan? :>

Satu lagi: aku nggak suka Aisyah, ibu Zarah. Aku udah telanjur bersimpati dan memihak ke cewek itu. Jadi pas tahu kalo

Tapi ini sebenernya lucu sih. Macem double standard tanpa tedeng aling-aling. Di KPBJ, aku nggak masalah Rana selingkuh sama Ferre. Aku malah ngerasa mereka fine-fine aja. Bareng Diva yang pelacur pun, aku biasa. Aku justru suka sama pandangan dia. Eh, begitu ada yang lebih terhormat di Partikel, no. Just no it's too much to take. Seri ini udah berkali-kali ngajarin: yang-jahat-belum-tentu salah dan yang-baik-belum-tentu-benar. Dan itu paling kelihatan di Partikel ini, wkwkwkwk.
Profile Image for drg Rifqie Al Haris.
74 reviews6 followers
April 26, 2012
Sinopsis

Zarah adalah anak dari seorang dosen sekaligus ahli mikologi bernama Firas. Karena idealisme sang ayah, Zarah tidak bersekolah di sekolahan konvensional sebagaimana anak-anak lain. Firas mendidiknya dengan caranya sendiri dan tentu saja keputusan yang diambil Firas mendapat pertentangan dari anggota keluarga yang lain.

Dari metode yang diajarkan ayahnya, Zarah menjadi anak yang cerdas. Namun satu hal yag tidak diajarkanayahnya adalah pendidikan agama. Ayahnya sendiri terobsesi dengan jamur. Dari situlah ayahnya memperoleh rahasia alam yang tidak mudah dipahami bahkan oleh anggota keluarganya sendiri yang menganggapnya sudah sinting. Ayahnya menjadi semakin aneh ketika dia kedapatan sering mengunjungi tempat angker yang ditakuti warga kampung. Disusul kemudian tragedi-tragedi yang menimpa keluarganya yang semakin membuat ayahnya dianggap sebagai biang keladi segala kutukan itu. Hingga puncaknya, ayahnya pun menghilang.

Pencarian Zarah terhadap ayahnya membuat Zarah dibawa nasib berkeliling dunia. Berawal dari jurnal peninggalan ayahnya, Zarah tahu ada suatu misteri besar yang diketahui ayahnya demikian juga harapannya yang bertumbuh bahwa ayahnya bisa saja masih hidup. Sebuah kiriman kamera dari orang tak dikenal adalah tiketnya untuk mengembara. Awalnya hanya karena fotonya mendapatkan juara yang hadiahnya berupa wisata gratis ke konservasi orangutan Tanjung Puting. Bakat fotografi dan nalurinya justru membuatnya betah tinggal di sana dan mengabaikan jadwal kepulangannya ketika agenda wisata gratis itu sudah habis. Hingga talentanya itu kembali mengantarkannya lagi untuk menjelajah lebih jauh, mulai dari London, Kenya dan Bolivia. Zarah merasa bahwa petualangan itu akan membawanya kepada jawaban mengenai ayahnya. Hingga akhirnya tibalah di Glastonbury dan dia bertemu dengan seseorang yang menjadi kunci yang bisa membantu menemukan ayahnya.

Terlepas dari kisah Zarah, di Keping terakhir, akan diceritakan pertemuan Elektra dan Bodhi yang akan mengikat simpul kecil misteri kisah mereka.


Did You Know?

Seri Supernova berikutnya dikabarkan akan berjudul Gelombang dan Intelegensi Embun Pagi.

Jika anda bertanya-tanya kenapa seri ke-4 ini berjarak 8 tahun dari seri sebelumnya, maka jawabannya ada di bagian akhir buku ini. Dee menjelaskan kenapa dirinya begitu lama menyusun seri Partikel ini.

Logo cover depan adalah simbol “bumi”.


Opini

Opini yang sudah bisa ditebak bagi pecinta seri Supernova ini pastilah: kita terlalu lama menunggu seri ini keluar sampai-sampai cerita seri-seri sebelumnya sudah terlupakan. Tapi setelah kita baca, nampaknya hal itu bisa dimaklumi karena data-data yang disajikan di kisah ini begitu kompleks dan pastinya memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendalami segala sesuatunya.

Seri ini kembali menghadirkan kisah manusia dengan pengalaman ajaib. Tokoh sentral itu bernama Zarah. Pengalamannya adalah pengalaman spiritual, gaib dan selalu berurusan dengan rahasia semesta tanpa ada unsur religi sama sekali karena dia sama sekali tidak mendapatkan pendidikan itu sejak kecil. Dee menjadikan tema yang oleh beberapa orang masuk ranah klenik dan perdukunan ini menjadi seolah bagian dari kehidupan nyata. Secara garis besar, kesemuanya akan berujung pada pesan agar manusia lebih menghormati bumi. Namun bagi orang yang tidak suka hal-hal spritual, gaib dan perdukunan, bisa jadi tidak akan suka dengan kisah ini. Terlebih lagi tokoh utamanya yang sangat jauh dari sentuhan agama membuat kisah ini cenderung panteisme (menyembah alam).

Beberapa fenomena alam termasuk eksistensi mahluk luar angkasa dan aktivitasnya di bumi disajikan sebagai unsur yang dominan. Namun bagi orang yang mengharapakan adanya penjelasan empiris dan logis, bisa jadi mereka kecewa karena tidak menemukannya sampai akhir kisah ini. Dari awal plotnya memang diarahkan ke suasana spiritual, jadi Dee tidak akan memasukkan logika Dimas dan Reuben di situ. Sudah bisa diduga juga, mereka tidak hadir di seri ini.

Setiap menyelesaikan seri-seri Supenova saya selalu bertanya-tanya, dimanakah mereka semua akan dipertemukan. Selalu saja ada tokoh baru dengan permasalahan baru yang selalu saja meninggalkan teka-teki besar di akhir cerita. Meskipun beberapa kisah kecil mulai terhubung satu sama lain, halk itu tidak sebanding dengan teka-teki baru yang lebih besar. Misalnya, satu orang menghilang dan belum ditemukan (Diva), sekarang harus dihadapkan pada orang hilang lainnya (ayah Zarah).
Semoga saja seri berikutnya tidak perlu menunggu lama untuk terbit melanjutkan kisahnya.


Favorite Quotes

“...manusia telahir ke dunia dibungkus rasa percaya. Tak ada yang lebih tahu kita ketimbang plasenta. Tak ada rumah yang lebih aman daripada rahim ibu. Namun, di detik pertama kita meluncur ke luar, perjudian hidup dimulai. Taruhanmu adalah rasa percaya yang kau lego satu per satu demi sesuatu bernama cinta.” (hal. 8)

“Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.” (hal. 69)

“Kita, manusia, adalah virus terjahat yang pernah ada di muka bumi. Suatu saat nanti, orang-orang akan berusaha mayakinkanmu bahwa manusia adalah bukti kesuksesan evolusi. Ingat baik-baik, Zarah. Mereka salah besar. Kita adalah kutukan bagi bumi ini. Bukan karena manusia pada dasarnya jahat, melainkan karena hampir semua manusia hidup dalam mimpi. Mereka pikir mereka terjaga, padahal tidak. Manusia adalah spesies yang paling berbahaya karena ketidaksadaran mereka.” (hal.71)

“...alamlah yang punya kekuatan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Dengan atau tanpa kita.” (hal. 190)

“Manusia berbagi 63% kesamaan gen dengan potozoa, 66% kesamaan gen dengan jagung, 75% dengan cacing. Dengan sesama kera-kera besar, perbedaan kita tidak lebih dari tiga persen. Kita berbagi 97% gen yang sama dengan orang utan. Namun, sisa tiga persen itu telah menjadikan pemusnah spesiesnya. Manusia menjadi predator nomor satu di planet ini karena segelintir saja gen berbeda.” (hal. 227)
Profile Image for cindy.
1,979 reviews152 followers
May 15, 2012
Ada dua alasan kenapa saya menunda-nunda membaca buku ini cukup lama. Pertama, setelah mengintip beberapa review awal di sini, beberapa ide yang muncul agaknya cukup mengejutkan (menyeleneh lebih tepatnya). UFO, shamanisme, ateisme dll. Wah... mau dibawa kemana nih cerita. Takut kecewa intinya. Yang kedua, dari pengalaman sebelum-sebelumnya, sekali saya mengangkat buku dari Dee, saya praktis lumpuh dari semua kegiatan sampai akhirnya selesai khatam tamat membaca.

Dari kedua alasan tersebut, satu tepat sasaran. Menunggu hingga sebuah Sabtu sore, dimulailah petualangan ke dunia seorang Zarah. Perjalanan yang tidak terhenti sampai larut dini hari saat halaman terakhir tertutup dan dunia baru Supernova terbuka (dan mata yang terbelalak sebelum tertutup dalam pulas). Hanya Dee yang bisa membuat UFO berpadu mulus dengan perdukunan Indian. Yang membuat perjalanan mencari Tuhan berlayar indah melalui ateisme, panteisme, paganisme, bahkan batasan logika pengetahuan. *untung gak ada anggota ormas **I yang membaca buku ini, bisa-bisa ada kasus Alex Aan lain*

Zarah berarti partikel. Pencarian Zarah pada keberadaan ayahnya berarti meneruskan pencarian akan serpihan-serpihan ide-ide ayahnya. Juga pelarian ini membawanya pada pencarian kepingan-kepingan jati dirinya sendiri. Belum berakhir, tapi bukan berarti tidak bermakna. "Saya tidak lagi berlari. Cuma mencari." Ah... akhir kisah yang cukup manis.


Bimbang menentukan bintang 4 atau 5 untuk ratingnya. I really really liked it, but was it amazing? Di bagian perjalanan Zarah di Kalimantan, terasa sedikit cerewet dan menggurui tentang hutan hujan, orangutan dan eko-turisme, limbah tambang. Tapi untuk kesadaran lingkungan, mengapa tidak. Apalagi dituliskan dengan cukup fakta dan cukup jujur. Bagian ini sebenarnya sedikit mengingatkan pada perjalanan Bodhi di segitiga emas, si anak lugu yang tiba-tiba kecemplung (atau sengaja menyemplungkan) diri ke negeri antah berantah. Bagian kehidupan Zarah di London yang bebas, yah itu mah keputusan die aje, kite kagak bise ngomentarin ini itu. Yang paling 'nyesek' sebenarnya adalah kemungkinan bahwa saya harus menunggu delapan tahun lagi untuk membaca seri selanjutnya... duh.... Jadinya, bintang 4 tigaperempat deh!

***

Untuk yg pengin baca review sesungguh hati dari buku ini, bisa dilihat milik Calvin Sidjaja di http://www.goodreads.com/review/show/... *manggut-manggut barusan abis baca, ooo gitu to mangsutnya surat itu...* X_X
Profile Image for Mira Roderica.
54 reviews
July 7, 2012
Buku ini saya beli dari sejak pertama rilisnya, tapi nyatanya baru bisa saya selesaikan satu setengah bulan kemudian. Secara keseluruhan, alurnya menarik, temanya berbeda dari supernova-supernova terdahulu, dan masih seinformatif supernova-supernova terdahulu. Setidaknya bagi saya pribadi.

Yang saya sayangkan dari buku ini adalah alur yang kurang engaging. Dalam artian, ketika ditinggal, ga ada daya tarik yang bikin pembaca ga sabar untuk lanjut membaca kembali. Semacam ga bikin penasaran. Di beberapa bagian mungkin ada yang engaging, tapi most of the story ga ada.

Untuk penokohan, Zarah relatif menarik, namun kurang memikat menurut saya. Entah kurang dieksplorasi atau emang kebetulah karakternya bukan selera saya saja. Selain itu, tokoh-tokoh lainnya kayaknya kurang menjadi fokus juga. Memang sewajarnya karena mereka bukan tokoh utama. Tapi jadinya terasa tidak ada kesempatan untuk mengenal, apalagi menyukai.

Taraf informatifnya sih masih setara yah dengan buku-buku pendahulunya. Mengambil tema yang dekat dengan alam, banyak wawasan tentang biologi yang bisa didapat. Sayangnya, entah mengapa aspek ilmu dalam buku ini banyak yang saya abaikan. Kalau di supernova pertama saya ga akan maju-maju bacanya sampai ngerti, di buku ini saya banyak nge-skip yang terlalu rumit untuk dimengerti. Ga berarti karena penulisannya kurang menarik sih. Kemungkinan karena saya ga sehaus-pengetahuan kayak jaman supernova pertama dulu aja :))

Bagian akhir yang mulai menjalin keterhubungan dengan supernova terdahulu menurut saya masih sulit dimengerti sih. Meski kalo baca review tetangga ada yang uda mulai bisa nebak plot-nya :p
Efeknya di saya sih, ending yang mulai menjalin keterhubungan yang belum bisa saya mengerti itu malah bikin saya ga ngerasa penasaran. Saking ga ngertinya. Ah, mungkin saya lagi ga fit waktu baca. Mungkin juga ini cuma pembelaan diri.

Akhir kata, meski ga sefantastis supernova pertama, partikel ini juga bacaan yang cukup menyenangkan kok. Makanya masih saya kasih 4.0/5.0 :)
Profile Image for Suzan Oktaria.
345 reviews29 followers
April 22, 2012
Setelah menunggu delapan tahun lamanya, akhirnya Dee menuntaskan hasil fermentasi Partikel. Dee selalu berhasil memberikan kejutan-kejutan di setiap karyanya, betapa tulisannya adalah hasil riset dan observasi yang tidak main-main.

Dee mampu mengupas bagaimana fungi itu hidup menjadikannya sebagai substansi yang tak terpisahkan dari sebuah kisah yang begitu dekat dengan dunia sehari-hari. Tak hanya itu Dee juga memberikan detail bagaimana kehidupan di kedalaman rimba Borneo.

Seolah tak berhenti di batas sisi Indonesia, Dee membawa kita dalam sebuah negeri tersendiri, tak terbantahkan Dee dengan detail menceritakan Afrika dalam sudut yang berbeda. Entah apakah dan bagaimana baunya kencing babon itu, tapi semua itu menjadi bayangan tersendiri didalam benak saya, berendam di oase menangkap gambar Singa hingga berlari terbirit-birit menjauh dari Sang Raja Rimba.

Partikel memberikan kita sebuah perjalanan ke kehidupan Zarah di alam Tanjung Puting dan Sarah, Orang Utannya, London, hingga Afrika. Memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menghasilkan karya yang begitu detail meramu sains, alam, fotografi, hingga hubungan dengan Sang Maha Pencipta.

Aku terbahak, terisak dan tersenyum membuatku lupa dengan dunia sekitar berada dalam imaginasi jika semua kisah yang terangkum itu ada di benakku. Tulisan Dee membuatku terlempar jauh untukku menyadari jikaku harus banyak belajar, membaca dan menulis kembali.

Aku keracunan Armillaria ostoyae tingkat tinggi dan melebur bersamanya.
Profile Image for Alodia H..
34 reviews9 followers
September 12, 2016
Few weeks ago my friend complained on a social media about how she thought that Dee is pretentious and that was actually the main reason that brought me to read this book. Now, after reading Dee's Partikel I can't say that I agree with what my friend's said but I think she got a point. I don't think Dee is particularly pretentious though, I just think that sometimes Dee put too much information that doesn't necessarily need to be in this book. I don't know if she did that because she thought it was an important stuff or just to show her reader her broad knowledge. Well, we never know.
The second thing. The beginning of the book is enjoyable actually, but started when Zarah went to Kalimantan the story is no longer that interesting. Also, her first love at first sight was a bit too ridiculous for me. It's okay to put a romance in a story but [making] love at first meeting? Seriously? No matter how charming Storm is, the whole Zarah's personality before the meeting-Storm-part gave me a sight that Zarah was not that kind of girl that'd be doing that, but apparently she is.
Nevertheless, there's one thing that really caught my attention here. I like Firas' so much and I think he deserves a book all about him.
Profile Image for Reza Mardian.
10 reviews3 followers
March 7, 2017
Ini buku Dee yang paling meledakan pikiran saya.

Kenapa saya kasih nilai sempurna? Tidak hanya saya terpikat dengan karakternya, saya juga jatuh cinta dengan segala topik yang Dee sampaikan.

1) Fungi--who would have thought the biggest organism comes from this Kingdom? Ini benar-benar menyadarkan saya untuk tidak sombong menjadi manusia. Tanpa Fungi, kehidupan pasca dinosaurus pun tidak akan pernah bisa lahir. The least thing we can do is maintain the balance of nature.

2) Alien. Saya sebenarnya enggak suka dengan the Grey yang digambar Firas serta Reptil bipedal yang memiliki intelijen tinggi.
However, saya suka dengan bagaimana Dee mengangkat premis "bagaimana kalau sebenarnya di dunia ini itu ada peradaban dengan inteligensi yang lebih tinggi dari manusia, tapi kitanya saja yang enggak peka." (saya kurang ingat bahasanya, tapi begitulah kira-kira yang saya tangkap.)

3. Iboga dan persepsi terhadap halusinasi. Bagaimana kalau saat kita halusinasi, kita bukannya menerima rangsangan yang salah--tetapi justru lebih peka?

All in all, it's a fantastic book. Harus banget diterjemahin ke bahasa Asing. Hope to see Zarah Amala dalam bingkai cerita Dee yang lain!
Profile Image for Atikaa Rhmwt.
32 reviews2 followers
March 27, 2018
I now understand why it took her 8 years before finally published Partikel after Petir, this book was beyond amazing. I can feel her amazing effort in gathering the information and knowledge about 'the other side'. It's just amazing. Every page was pure knowledge and new experience for me. Zarah is one hell of a strong woman. Not only we are pampered by the overwhelming amount of knowledge, but also the deep lesson of life, how to accept everything and how the meaning of home is not limited to places. This book hit too close to home and I don't regret making time to read this.
Profile Image for Lila Cyclist.
768 reviews61 followers
October 15, 2017
Menemukan mood baca yang bagus itu memang satu hal yang ajaib buat saya yang beberapa kali mencoba ini itu, meski kelar tapi tetap saja berasa what I was reading was nothing. However, the moment I started this book, I was absolutely hooked. Kuota data saya tiba-tiba sangat irit karena seharian saya hanya membaca buku tanpa memedulikan rekomendasi dari situs video terbesar pop up berkali-kali. Tsaaahh hahaha...

Sepertinya tulisan ini bakal hanya meracau saja, karena mereview buku bagus itu susah banget buat saya. :D

Buku ini adalah seri ketiga dari seri Supernova milik mbak Dee. Dari 3 seri sebelumnya, yang paling suka adalah Petir. Elektra itu adalah sosok yang ngga bakal saya lupakan begitu saja. Yang paling saya ngga suka adalah Supernova pertama, Ksatria dan Bintang Jatuh (?). Menurut saya buku itu terlalu ingin dibikin nyastra hingga saya jadi kurang menyukai, buat saya agak maksa gitu. Akar adalah seri yang paling bikin nyureng saking filosofisnya. Kurang suka juga. Maka dari itu, memulai Partikel rasanya agak malas, karena terbayang dua seri Supernova sebelumnya yang kurang begitu saya sukai. Akankah Partikel ini seperti Petir? Untuk mudahnya, I love Partikel as much as Petir, maybe even more.

Karena membaca ebook di Bookmate itu tidak seperti membaca paperback, jadi saya kurang memperhatikan penjudulan atau pembagian bab di buku ini. Yang saya perhatikan adalah pembagian tahun menurut karakter utamanya, Zarah Amalia. Dimulai dari masa kini, dan kemudian pembaca dibawa flashback ke keluarga Zarah, dari mulai masa lalu Abah dan Uminya hingga bapak dan ibunya. Keluarga kecil yang bahagia itu akhirnya mengalami konflik besar yang dimulai dari sang Ayah, Firas hingga Zarah yang memilih mengikuti jejak ayahnya.

Spiritual sangat kental disini, ditambah bumbu biologi seputar fungi, membuat ramuan Partikel ini menjadi sangat nikmat. Tidak heran jika di bagian penutup, mbak penulis mengatakan bahwa proses pembuatan Partikel ini membutuhkan waktu 8 tahun. Sebagai pembaca saja saya merasa beberapa hari saya berada di bawah bayang-bayang Zarah, Zarah yang keras kepala, Zarah yang berkeras mencari kebenaran dari Hutan rimba di daerahnya, Zarah yang melarikan diri ke Tanjung Punting, hingga sosok Zarah yang baru di London. Bagaimana mbak Dee menemukan semua teori tentang fungi jenis ini dan anu dengan segala manfaatnya, saya ngga peduli sih apakah semua itu benar menurut dunia perjamuran, yang saya pedulikan adalah ramuan fungi ini memabukkan, hingga membuat silau, untung ngga sampai muntah, seperti Zarah dengan pengalaman spiritualnya dibantu Iboga.

Satu hal yang kurang saya jsutru di bagian romensnya. Di tengah keasyikan dunia Zarah dengan fotografi dan spirtualnya, tiba-tiba muncul sisi sentimentil Zarah. Sebagai bumbu penyedap mungkin, tapi sebenarnya tanpa itu pun Partikel buat saya sudah sedap. Ending kisah cintanya pun dengan gampang tertebak. Yah, harusnya saya skip saja bagian ini hahahaha...

All in all, ngga sabar untuk membuka lembar Gelombang. Ohya, ending Partikel dengan bertemunya Elektra dan Bodhi bikin saya hilang radar. Meski dijelaskan bagaimana mereka bertemu, saudara ini ternyata saudaranya si itu, tapi apakah nanti mereka bakal bersatu bertemu dengan Zarah? Hmmm..... Selesaian Gelombang dulu kalik, baru ke IEP. Semangattttsss....
Profile Image for Eugene M..
32 reviews8 followers
October 25, 2022
I have to be brutally honest, sejauh ini Partikel adalah seri Supernova yang paling lama saya tamatin, tapi sekaligus menjadi seri favorit saya apalagi dengan tokohnya, Zarah. What an amazing woman, a bravery one, and a stubborn woman with her unexpected minds to comtemplate everything based on her own belief. I really love her philosophy towards life (re: her insane analogies, but I kinda love it haha). Dan tak jarang banyak sekali hal yang membuat saya merasa ternyata saya punya beberapa kemiripan dengan Zarah. Seperti biasa karya Ibu Suri—yang selalu magis untuk saya—pasti selalu aja ada selipan quotes yang bener-bener menampar diri ini dan merasa sangat relate. I don't mean to be biased, but that how it is.

Selama membaca Partikel, saya dilanda perasaan roller coaster. Banyak sekali pengetahuan ilmiah yang saya dapatkan dan merasa amazed dengan riset Ibu Suri, although at some parts I was kinda struggling to comprehend, tapi narasinya masih tetap bisa dinikmati dan tidak terkesan menggurui, suka sekali dengan pembawaannya.

Unfortunately, untuk bagian Tanjung Puting, saya merasa sedikit off di beberapa bagian, mungkin kurang terbentuk imajinasi akan narasi yang disampaikan tentang suasana latar, atau mungkin saat itu saya sedang terdistraksi dengan hal lain sehingga feel-nya kurang dapet. Namun, saat saya memutuskan untuk tidak membiarkan buku ini dengan label 'dnf', saya mencoba untuk lanjut membacanya dengan fokus ekstra di waktu senggang, and voila! Ternyata buku ini semakin magis, bener-bener saya dibuat kehilangan kata-kata. Semuanya berjalan dengan apa adanya, penggambaran latar dan suasana terkesan sangat nyata dan hidup, seolah saya dibuat masuk menyaksikan kebetulan-kebetulan dan nasib baik Zarah selama berada di London. Tak urung pula kita disajikan bagaimana masalah demi masalah kian mendatangi Zarah dan caranya untuk berdamai dan tetap melanjutkan hidup. Ada bagian yang saya bener-bener ketrigger yaitu saat orang-orang sekitar Zarah yang mengkhianatinya walau kita tau watak dan sifat Zarah yang cenderung cuek, keras kepala, dan sangat kekeuh dengan pilihannya, atau singkatnya if she wants it, then she must get it. Saya jujur bisa ngerasain betapa kecewanya Zarah, betapa terpuruknya ia, sudah rela berkorban demi orang-orang tersayangnya, namun pada akhirnya harus ditusuk dari belakang.

Tanpa sadar, saya telah melahap halaman demi halaman dan sampai akhirnya saya berhasil menamati seri ini. Tentu ada rasa kepuasan tersendiri dan saya sama sekali tidak menyesali keputusan saya untuk tetap meneruskan membaca Partikel. It is surely a very worth-to-read book!
Profile Image for Dea Dwi Novita.
283 reviews4 followers
March 13, 2022
BAGUUUUUUSSSS
Ceritanya sebenernya serius tapi super page turning. Ga bakal bosen. Kyk judul2 di seri supernova sebelumnya, Partikel ini mengisahkan perjalanan hidup Zarah. Kita dibawa ke dunia biologi. Fungi2an, anatomi manusia, tumbuhan, hewan. Kita juga bakal dihadapin dengan gejolak keluarga, agama, dan interaksi sosial. Buku ini bakal cocok banget di kalian, kalo kalian suka:
- ISU LINGKUNGAN
- CERITA YANG SUPER ANIMAL FRIENDLY
- BIOLOGI!!!! atau fungi2an si tepatnya
- Perjalanan antar dimensi
- ET, CROP CIRCLE, SHAMANISM
- DUNIA FOTOGRAFI
- Wildlife

Buku ini juga ada nuansa romancenya. Lumayan kentel dan explisit walaupun cuma sekitar 1-3 bab. Settingnya kaya dengan tempat2 yang super banyak variasi flora dan faunanya di Bumi. SERU

and pls keep in mind to read AKAR & PETIR first. The ending made me SHIVER!!!!
Profile Image for Yessica P.
52 reviews29 followers
November 4, 2017
I love the character Zarah. Many parts of her development felt a bit coincidental but it was very well-thought, like the fact she learned English during her teenage years must have helped her get the job in A-Team. I don't agree that her love story is too Twilight-like (a god-like hottie fell for an ordinary girl). She was extraordinary. She was approached literally under her own spotlight. Of course certain people will be curious and attracted to her. I hated the fact that she was betrayed by Koso, but being heartbroken 'helped' others to 'help' her. It is a part of her now. She can love others. I don't suppose I'm making a complete coherent review here but the book was well-written. Onto Gelombang then!
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Aibara Tokyo.
22 reviews
August 19, 2022
Gua tuh awalnya ngeliat halamannya lebih banyak daripada yang lain agak loyo dikit. Tapi setelah mulai baca malah ga berasa tau-tau udah abis aja.

Dari keempat buku kayanya gua bakal pindah ke buku ini untuk jadi top reading list minggu ini soalnya seru parah apalagi dengan gua sebagai pecinta buku fiksi. Diberi buku fiksi dengan teori-teori ilmu pengetahuan, buat mata gua langsung melek.

Andai bisa dikasih bintang lebih dari 5, bakal gua kasih banyak-banyak.
Profile Image for Esdoubleu.
9 reviews6 followers
July 19, 2012
Seperti yang dijelaskan panjang-lebar oleh Dee dalam penutup di bukunya ini, juga dalam wawancaranya dengan Hasan Aspahani, delapan tahun bukanlah waktu yang singkat. Dan delapan tahun itu pula yang (barangkali) membuat bahan yang terkumpul untuk buku Partikel ini sedemikian banyaknya, sehingga terasa sekali banyak teori-teori yang dimasukkan dan di beberapa tempat, teori itu (menurut saya) kelihatannya dipaksakan untuk menunjukkan bagaimana seorang Zarah Amala berevolusi menjadi 'warga dunia' yang membuatnya pantas disebut sebagai salah satu dari keempat 'pilar'. Dan perjalanan hidup Zarah Amala ini, sebetulnya menarik untuk disimak, apalagi kali ini temanya seputaran lingkungan hidup. Buat saya, emosi dan perasaan Zarah berkenaan dengan orangutan yang bernama Sarah itu, sungguh sangat mengetuk hati. Seperti diketahui, Dee belakangan melalui blog pribadinya memang banyak menyorot topik-topik seputaran lingkungan hidup, sehingga boleh dibilang penuturannya di topik ini terkesan personal (dan karena itu juga, di beberapa tempat terasa berdesak-desakan).

Kemudian, berkat bakat fotografinya itu, Zarah dipertemukan dengan Paul dan The A Team-nya, yang lalu membawanya ke London, bertemu dengan pria super ganteng-saya lupa namanya dan menjalin romansa dengan si pria itu, sahabat lamanya di sekolah yang bernama Koso, sampai akhirnya romansa singkat itu berakhir dengan perselingkuhan pacarnya dengan sahabatnya. Bagian ini sebetulnya klise - saya sudah menebak, tapi (menurut saya) di sinilah bakat dan keahlian Dee diuji: bagaimana beliau menulis sesuatu yang klise tapi dengan caranya sendiri. Penutup kisah cinta di buku ini, barangkali perasaan Paul terhadap Zarah - formula yang sama dengan Elektra di Petir. Tanpa bermaksud menunjukkan kekurangan Dee, saya rasa bagian yang terasa sekali sedikit kurang memuaskan adalah gaya penuturan cerita-nya Dee secara keseluruhan: buat saya, tokoh Zarah dan petualangan hidupnya sangat terasa begitu surreal - segalanya terjadi seperti kebetulan- berbeda dengan pengalaman di Elektra dan pengalaman di Bodhi. Meskipun pengalamannya Bodhi jauh lebih absurd kalau dipikir, sejak awal Dee memang menempatkan Bodhi sebagai karakter yang unik: mulai dari latar belakangnya yang ditemukan oleh guru spiritualnya sampai ke bentuk kepalanya yang unik yang ditutupi oleh sebuah bandana..

Tema lingkungan hidup dan perjalanan Zarah yang surreal itu sendiri begitu cepat berubah menjadi alien, UFO, dan berbagai mitologi yang diklaim sebagai bukti bahwa 'kita tidak sendiri' - banyaknya tema di sini, di satu sisi menunjukkan bagaimana Dee piawai memilih tema dan bagaimana dia berwawasan, tetapi di sisi lain, menurut saya juga membuat buku ini seperti kehilangan fokus cerita (ketebalan buku ini menurut saya bisa dipangkas dengan membuang beberapa bagian). Mengenai UFO dan semacamnya itu sendiri, saya masih sedikit skeptis - meskipun jauh di dalam hati saya betulan percaya bahwa kita memang tidak sendiri di dalam galaksi super luas ini (karena kalau memang kita sendiri, tidakkah galaksi kita dan galaksi-galaksi lainnya terasa sangat mubazir?). Bumbu science-fiction di sini (dan karena kategorinya fiction, saya rasa penyimpangan-penyimpangan teori atau spekulasi boleh diabaikan di sini) buat saya banyak menjelaskan jaring-jaring supernova yang sebelumnya masih misterius- meskipun sebetulnya sudah tersirat melalui surat-surat dari S (saya tebak, S ini pasti singkatan dari Supernova) kepada Bodhi dan Elektra di kedua buku sebelumnya. Sedikit senang karena misterinya sudah terkuak, sedikit kecewa karena ternyata ujungnya (sepertinya) masih berkaitan dengan UFO dan semacamnya...

Secara keseluruhan, saya mengakui saya menikmati buku ini - meskipun kadar sukanya jauh di bawah Filosofi Kopi, Rectoverso, KPBJ, dan Akar. Masih ada Gelombang dan bagian final, dan saya masih menunggu sambil berharap bagian finalnya akan memberikan ledakan sedashyat supernova.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Cintantya.
70 reviews2 followers
April 27, 2012
Buku ini sangat menarik di awal. Seperti buku-buku Dee pada serial Supernova sebelumnya, selalu ada hal-hal yang sangat menarik dan di luar batas imajinasi manusia normal yang diceritakan dengan detail. Zarah yang tidak lain adalah 'Partikel' adalah anak kesayangan ayahnya yang istimewa, Firas. Berkat didikan ayahnya yang tidak biasa dan cenderung ekstrem, Zarah tumbuh menjadi anak manusia yang selalu keluar dari realitas normal lingkungannya. Apalagi semenjak ayahnya hilang di tengah penelitiannya yang misterius, Zarah merasa 'ditinggalkan' sekaligus menggantikan sosok ayahnya yang eksentrik. Keluarga Zarah yang merupakan keluarga santri menjadi penambah cekcok antara kebstrakan Zarah dengan lingkungan normalnya.
Sampai kemudian dia mendapat hadiah kamera analog dari seorang anonim, mengingatkannya pada janji mendiang sang Ayah. Dengan kameranya tersebut, hidup Zarah akan berubah drastis. Ia memenangkan lomba foto (yang mana sampai akhir cerita tidak diketahui siapa yang mengirimkan fotonya ke lomba) bertemakan alam dengan hadiah liburan ke Tanjung Puting, Kalimantan, di mana terdapat konservasi orangutan. Zarah memutuskan untuk tetap tinggal di Tanjung Puting dengan menjadi orangtua asuh bagi seekor anak orangutan yang kehilangan induknya. Di situlah, dia bertemu dengan orang-orang asing yang merubah hidupnya. Dia dianggap memiliki bakat luar biasa menjadi fotografer alam. Karena itulah kemudian Zarah direkrut dalam sebuah tim fotografer wild life berdomisili di London, Inggris. Sampai di sini, Dee bercerita dengan sangat piawai, menyentuh hati, sekaligus memukau dengan detail-detail yang ada.
Zarah yang udik ini pindah ke London, Inggris, demi melancarkan karirnya sebagai fotografer alam. Tidak hanya itu, dia bertemu dengan cinta pertamanya. Di bagian ini, saya merasa Dee melupakan unsur detail akan sosok unik Zarah. Dia lebih memfokuskan pada romantisme Zarah-Storm dan teman kecilnya yang berdarah Afrika, Koso. Terjadinya pengkhiantan kemudian menjadi agak merusak cerita yang ada. Tampak seperti adanya cerita sinetron terjejal di tengah-tengah petualangan. Sayang sekali.
Selanjutnya kisah bergulir pada pertemuan Zarah dengan orang kaya raya dari Indonesia dan ingatan Zarah akan tujuannya untuk mencari Sang Ayah. Cerita ditutup dengan pengalaman Zarah bermeditasi dan kepulangannya ke Indonesia dengan sebuah tujuan. Dibuat sengaja nanggung karena cerita akan berlanjut di episode-episode Supernova selanjutnya.
Menurut saya, ini bukan episode Supernova yang terbaik, bahkan mungkin berada di posisi bontot daripada episode Supernova sebelumnya. Secara subyektif karena romansa Zarah yang seperti sinetron. Tetapi setidaknya bikin saya penasaran akan kelanjutan ceritanya. Semoga saja Dee gak lama-lama bikin Supernova 5 nya (jadi penggemarnya gak perlu mupeng lagi beli buku dengan newversion kovernya dalam satu set serial ini :p)
Displaying 1 - 30 of 726 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.