Jump to ratings and reviews
Rate this book

Memburu Kurawa

Rate this book
Kurawa berjumlah seratus. Adalah anak-anak Destarastra dan Dewi Gendari. Mereka adalah Adityaketu, Agrasara, Agrayayin, Anuwenda, Aparajita, Balaki, Balawardana, Bimarata, Bimasulawa, Bimawega, Bogadenta, Bomawikata, Bwirajasa, Carucitra, Citrabana, Citraboma, Citraga, Citraksa, Citraksi, Citrakundala, Citrawarma, Danurdara, Dirgabahu, Dirgalasara, Dirgama, Dirgaroma, Dredasetra, Dredawarma, Dredayuda, Drestaketi, Durbahu, Durdara, Durdarsa, Durgempa, Durkarana, Durkaruna, Durkunda, Durmaga, Durmagati, Durmasana, Durmuka, Durmanaba, Durnandaka, Durpramata, Durprasadarsa, Dursaha, Dursaya, Dursatwa, Dursara, Duryudana, Dursasana. Kemudian Dursilawati satu-satunya perempuan Kurawa. Durta, Durwega, Duryuda, Dusprajaya, Dwilocana, Ekaboma, Ekatana, Gardapati, Gardapura, Habaya, Haknyadresya, Halayuda, Hanudara, Jalasaha, Jalasantaka, Jalasuma, Jalasanda, Kartamarma, Kenyakadaya, Kratana, Kundasayin, Mahabahu, Nagadata, Patiweya, Pratipa, Rudrakarman, Senani, Somakirta, Srutayuda, Sulacana, Suwarcas, Trigarba, Udadara, Ugayuda, Ugrasrawa, Ugraweya, Upanandaka, Upacitra, Wahkawaca, Watawega, Wikataboga, Windandini, Wingwingsata, Wirabahu, Wisalaksa, Wiyudarus, Yutadirga, dan Yuyutsu.

Mereka begitu banyak. Tidak mudah untuk dihafal, begitu gampang dilupakan. Tapi begitulah, mereka terlanjur dilahirkan, dan sudah menjadi suratan takdir terabaikan di usia kanak-kanak mereka.
Apa yang ada dikepala mereka hanyalah apa yang menurut mereka baik untuk dirinya. Tak pernah berpikir tentang perasaan orang lain, tak pernah berpikir untuk berbagi menciptakan suasana bahagia bersama. Yang mereka bisa lakukan tak lain hanyalah menebar angkara, dan menciptakan keresahan dan ketakutan.

Tak ada kata-kata lagi yang sanggup mendewasakan mereka. Tak ada contoh teladan lagi yang sanggup memberi mereka pencerahan hidup. Mereka menantang, tak ada pilihan lain bagi Pandawa selain membela diri. Dan kematian adalah satu-satunya cara untuk menghentikan para Kurawa! Yang tersisa pun kemudian harus diburu. Ditangkap dan dihukum mati bagi yang melawan.

Masih bisa disyukuri ketika diantara mereka ternyata ada yang mau belajar untuk menjadi baik.

417 pages, Paperback

First published September 12, 2011

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Pitoyo Amrih

16 books42 followers
Membaca, membuatnya tergerak untuk juga menuangkan ide, pikiran dan gagasannya dalam bentuk tulisan. Sejak tahun 1997 dia banyak menulis artikel yang lebih banyak bertema pemberdayaan diri terutama dalam lingkup diri dan keluarga.
Sejak tahun 2006, Pitoyo mulai menulis buku yang mengangkat kembali falsafah dan nilai kearifan budaya Jawa yang tersalut dalam kisah-kisah Dunia Wayang.... profil selengkapnya

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
16 (39%)
4 stars
13 (31%)
3 stars
10 (24%)
2 stars
1 (2%)
1 star
1 (2%)
Displaying 1 - 6 of 6 reviews
Profile Image for Bambang Yuno.
276 reviews13 followers
February 15, 2018
satu-satunya buku yang membahas tentang kematian Kurawa.. dari 100 kurawa, sebagian besar mati di padang kurusetra tempat berlangsungnya perang baratayudha .. termasuk dedengkot kurawa yaitu Duryudana dan Dursasana ...

di buku ini tergambar juga bahwa tak semua kurawa itu jahat, ada kurawa yang baik juga..

Nah, apakah kisah2 kematian para kurawa ini memang benar2 ada di cerita pewayangan? ataukah hanya imajinasi pengarang buku ini? tak apa .. itu bebas2 saja.. hahahaha
Profile Image for Muhammad Irfan.
144 reviews9 followers
September 14, 2012
Kurawa adalah 100 Anak Prabu Destarata yang terlahir dalam rupa segumpal daging untuk pertama kalinya, yang lalu meledak dan menjadi berkeping-keping daging yang berserakan lalu menjadi 100 Kurawa yang terlahir terlantar.

Sebelumnya saya meminta maaf jika dalam Review ini memuat sedikit Spoiler, karena bagi saya tidak mungkin Novel yg ceritanya begitu Kompleks seperti ini di-review tanpa men-[i]spoiler[/i].

Destarata tidak suka dengan kelahiran Kurawa yang terkesan aneh dan justru mungkin akan bisa membuat malu dirinya, maka dibawalah 100 Kurawa ini ke Gajahoya dengan para pengasuh dan pengawal Istana.

Kehidupan 100 Kurawa benar-benar jauh dari perhatian Destarata, semua dirawat dengan Para pengasuh istana dan pengawal istana, oleh sebab itu 100 Kurawa tersebut tumbuh dengan liar, walaupun ada dari mereka justru tumbuh dengan rasa kemanusian yang ada.

100 Kurawa pun terdiri dari 3 Kelompok yang masing-masing memiliki Karakter berbeda, Kelompok Duryudana(Sebenarnya Duryudana adalah pemimpin seluruh Kurawa)yang lebih bijaksana, Kelompok Ugrasrawa yang suka usil, dan kelompok Agrayayin yang tak mempunyai hati sama sekali, sebenarnya ada diantara mereka yang tidak mau mengikuti 3 kelompok tersebut dan lebih memilih tidak berpihak, mereka adalah Yuyutsu, Drestaketi, dan Durmuka yang senang membantu Pengasuh Istana.

Semakinnya bertambah usia semakin banyak ulah yang dilakukan Kurawa, mereka makin menjadi liar, ditambah lagi Sengkuni yang ikut menghasut mereka dan membuat mereka semakin liar saja.

Duryudana yang tidak suka atas pamannya sendiri yang menjadi Raja yang kemudian pamannya mati ingin menggantikan posisinya yang ditempati Raden Samiaji bergelar Prabu Yudhistira.

Yudhistira yang begitu bodohnya malah menerima ajakan bermain judi yang berujung pada pertaruhan atas kerajaan Hastinapura, sehingga Yudhistira harus hidup dalam pengasingan.

Singkat cerita peperangan berlangsung di Kurusetra, yang banyak memakan korban dari Pihak Kurawa dan Pihak Pandawa.
Hampir seluruh Kurawa mati dalam perang Baratayudha, termasuk Duryudana.

Novel ini dengan apik menceritakan proses berjalannya perang Kurusetra seperti benar-benar kita berada dalam perang tersebut.

Mas Piyoto menceritakan kisah Mahabarata dari sudut pandang Kubu Kurawa yang selama ini dikenal begitu Angkuh, sombong dan ingin menguasa, ternyata jika dipikirkan itu adalah akibat dari Kurangnya Perhatian yang diberikan.
Ini menyiratkan kita bahwa perhatian pada sesuatu itu sangat penting, sebelum semuanya terlambat seperti yang dialami Kurawa tersebut, yang merugikan semua pihak.

Bintang 5 untuk Novel ini :)
Profile Image for Astari.
3 reviews
January 16, 2012
Awalnya, yang membuat saya tertarik untuk membeli buku ini adalah karena ceritanya sebagian besar berkisar pada tokoh-tokoh Kurawa yang sebelumnya tidak pernah saya baca. Mengingat sebagian besar cerita wayang yang pernah saya baca hanya berpusat pada tokoh protagonis, novel yang mengulas tentang pihak antagonis dari kisah Mahabharata adalah sesuatu yang sangat menarik buat saya.

Di novel ini, dikisahkan secara lengkap riwayat keseratus Kurawa secara detail, dari kelahiran sampai kematian mereka-bagaimana mereka dilahirkan, dibesarkan, dan memilih jalan kehidupan mereka masing-masing.

Hampir semua tokoh Kurawa dibahas secara lengkap di sini, baik dalam segi riwayat maupun karakteristik tiap tokoh. Dan untuk saya yang paling menarik adalah, penggalian karakteristik tiap tokoh Kurawa: konflik pribadi yang mereka alami, bagaimana mereka menyikapi konflik tersebut, dan keputusan yang mereka ambil yang pada akhirnya menentukan nasib mereka.

Karakteristik tiap tokoh digambarkan dengan sangat menarik dan mendetil, sebut saja dalam bentuk fisik, terkadang gaya bicara, tingkah laku dan tersirat dalam dialog dengan karakter lain. Terkadang, karakter suatu tokoh dapat digambarkan secara jelas hanya dalam dialog singkat dan sederhana tapi sangat bermakna. Misalnya, reaksi Karna yang terlihat tersinggung sewaktu ada tokoh lain yang mengatakan hal buruk tentang Pandawa.

Dengan penggalian karakteristik tersebut, saya diajak memahami alasan di balik perbuatan tiap tokoh, baik maupun jahat. Dan dengan memahami alasan-alasan tersebut, saya selalu menemukan sesuatu yang patut dikagumi dari setiap karakter dari dunia wayang, baik dari pihak Pandawa maupun Kurawa.



Profile Image for Yoseph Kelik.
8 reviews1 follower
January 26, 2015
Novel ini cukup menarik karena menyajikan kisah Mahabharata dan Perang Bharatayudha dari sisi Kurawa. Di sini, bisa di bilang satu per satu dari 100 orang Kurawa diuraikan karakternya. Paling berkesan karena memerkenalkan pula saya kepada tokoh Kurawa berbudi baik seperti Yuyutsu.

Selain itu, novel ini menyajikan epik Mahabharata dari versi penuturan Jawa, yang menceritakan Pandawa bertingkah laku baik karena lahir di istana dan diasuh penuh kasih sayang oleh orangtua mereka; Kurawa bertingkah laku buruk karena mereka sejak kecil diabaikan pengasuhannya oleh Destarata dan Gandari, juga karena pengaruh buruk Sangkuni.

Sayangnya, saya kok merasa pada bagian Bharatayudha ternyata sekuen kematian Bhisma luput tak terceritakan.
Profile Image for Bunda.
4 reviews14 followers
February 5, 2013
Melihat barathayuda dari perspektif yang lebih detail dalam menyorot karakter bala kurawa
Overall novel ok, penjabarannya jelas dan detail sampai ke detail pakaiannya juga (yang ternyata mengandung makna tertentu)
Tapi, penjabaran yg detail itu kadang diulang-ulang jadi malah agak mengganggu ^^v
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Anni .
106 reviews5 followers
November 6, 2011
Ternyata banyak sejarah Kurawa yang belum diketahui. Bagaimana mereka ada, kemalangan apa yang menyebabkan mereka menjadi seperti itu. Buku yang bagus, hanya agak kurang dalam falsafahnya.
Displaying 1 - 6 of 6 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.