Jangan pernah menjawab segala hal yang pernah kukatakan
tentang rasaku ke padamu.
Diam saja, tolong rapatkan bibirmu.
Karena barangkali saja, dengan begitu aku akan lupa,
kata-kata yang sudah kukatakan padamu dulu.
Aku begitu menyukaimu.
Aku begitu mengagumimu.
Aku begitu mencintaimu.
Dan aku begitu berharap dapat memilikimu.
Bukan hanya sekedar menjadi teman.
Walau sudah terlalu banyak waktu yang kita bersama habiskan.
Jatuh cinta padamu,
seperti melengkapi kebahagiaan hidupku.
Jangan. Sudahlah jangan.
Tak perlu kau memikirkan kalimat-kalimat tentang cintaku padamu. Cinta yang sudah sedari lama kurasakan.
Anggaplah aku hanya membaca keras-keras
kalimat dalam buku romantis.
Supaya semua yang mendengarnya
dapat bersikap sangat manis.
Ah, sudahlah.
Mengapa kau terus saja bertanya apa yang begitu kutakutkan?
Aku begitu tak ingin mengungkapkan.
Membayangkanmu akan mengatakannya,
membuatku kehilangan seperempat jiwa.
Dan akan sangat sulit untuk kembali menumbuhkannya.
Aku begitu sayang kamu.
Sayangnya, kamu tidak.
Sayangnya, kamu tidak.
Sayangnya, kamu tidak.
Jakarta, 31 Januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
Published on January 30, 2013 20:49