INI cerita sewaktu anak sulung saya, Damar, dapat peringkat II saat kenaikan kelas beberapa tahun lalu. Begitu sampai di rumah, ia langsung mengingatkan saya pada janji yang dulu pernah kami sepakati. Janji tersebut adalah membelikan mainan pilihannya kalau ia mendapat peringkat tiga besar. Well, janji harus ditepati. Cuma saya agak dibuat bingung karena Damar minta mainan yang sesuai pilihannya. Artinya, saya mau tidak mau membelikan apa pun mainan yang jadi pilihannya. Yap, apa pun itu! Di sini repotnya. Bukan, ini bukan masalah uang. Karena sudah berjanji, maka saya telah mempersiapkan anggaran untuk itu. Yang bikin saya agak khawatir, mainan pilihannya tidak membuat saya sreg. Dalam artian, saya merasa mainan tersebut tidak memberi dampak positif baginya. Berbagai literatur mengatakan bahwa apa yang dimainkan anak ketika kecil turut mempengaruhi sikap, sifat, dan juga kejiwaanya kelak saat dewasa. Karenanya, para orang tua diimbau untuk tidak sembarangan membelikan mainan bagi anak-anaknya. Saya pribadi meyakini betul hal ini. Jadi, ini sama sekali bukan soal mahal atau murah harga mainan yang waktu itu bakal ditunjuk Damar. Melainkan tentang bagaimana sebuah mainan memberi manfaat positif bagi si anak. Merangsang Anak untuk Aktif dan Kreatif Bagi saya, rumus “mahal = bagus” tidak berlaku saat memilih mainan anak. Saban [...]
Published on October 13, 2021 07:21