Tia Setiawati's Blog, page 766
February 18, 2013
"Aku tak pernah pandai mengucapkan ‘selamat tinggal’. Jadi jika kau memaksa, akan..."
-
Mereka bilang, semua yang sudah ditakdirkan Tuhan, tak perlu terlalu kau khawatirkan.
- Tia Setiawati Priatna
February 17, 2013
Menegur Tuhan
Selamat malam, TuhanIzinkan aku menyapamu lewat...
Menegur Tuhan
Selamat malam, Tuhan
Izinkan aku menyapamu lewat doa setiap malam,
menegurmu lewat sujud-sujudku yang tak pernah selesai
Apa kabarmu, Tuhan?
Apakah Kau masih melihatku dengan tatapan kasih sayang?
Atau Kau mulai bosan,
dengan semua keluhku yang tidak tahu aturan?
Aku seharusnya tak pernah melupakan,
Kau tak pernah terlelap dalam diam,
ataupun dalam hingar bingar kehidupan.
Lalu aku,
mungkin hanyalah hamba yang datang padamu saat terluka,
dan lebih sering pergi saat sedang bahagia.
Adilkah jika kumohon padaMu,
agar tak menutup pintu surga untukku?
- Tia Setiawati Priatna
Puisi yang Menyepi
Sakit yang terlalu,
terkadang mampu membuatmu merasa perlu pergi selamanya,
dari dia yang dulu sangat kau cinta.
Dahulu, aku begitu mengagungkan rasaku padamu.
Mungkin saja, ia adalah cinta yang luar biasa besar adanya.
Entah sudah berapa ratus puisi kuukir,
dengan menyertakan namamu.
Puisi cinta,
yang disusun atas rasa luar biasa bahagia.
Namun kini,
puisi-puisiku akan menyepi.
Mereka akan kuajak serta bertapa,
mengarungi dunia baru yang harus mereka tahu.
Agar kelak nanti,
mereka mampu membuat lagi
puisi-puisi cinta dengan sangat bahagia.
Ada yang tak kubiarkan redup selamanya,
hanya karena saat ini tak ada lagi cinta.
Puisi-puisiku akan kembali berbunga.
Aku hanya menunggu saat itu tiba.
Sementara itu,
akan kubiarkan saja mereka menyepi.
Sampai sakit itu mampu membiasakan diri.
Tangerang, 17 Februari 2013
- Tia Setiawati Priatna
Jika Saja Aku Tahu
Jika saja aku tahu,
bagaimana cara untuk begitu cepat melupamu.
Aku pasti tidak akan terlalu membiru,
merindumu dalam ketidakpastian hatiku.
Jika saja aku tahu,
bagaimana cara untuk mempertanyakan keputusanmu menyudahi cintaku.
Aku pasti akan melega.
Karena sepahit apapun sebuah jawaban,
tidak akan membuat benak dan hatiku terumbang-ambing,
tanpa kejelasan alasan.
Jika saja aku tahu,
bahwa melihatmu pergi jauh adalah sesak yang terlalu.
Mungkin saja aku akan bertahan,
mati-matian mempertahanmu.
Maka,
jika saja saat ini tiba-tiba kau teringat padaku,
silahkan hubungi aku.
Mungkin dengan mendengarkan suara redupku,
kau mampu membuat kesimpulan yang tidak abu-abu.
: Aku tidak mampu secepat itu berlalu darimu.
Tangerang, 17 Februari 2013
- Tia Setiawati Priatna
Last night I looked up and matched each star with a reason why I...

Last night I looked up and matched each star with a reason why I love you;
I was doing great, until I ran out of stars.
- Unknown
PS :
I reblog this picture just for one reason.
I wish you knew, how I love the star.
But still, I could love you more.
"I love you without reason and that is reason enough."
- Tia Setiawati Priatna
Dia dan Saya
If I am pressed to say why I loved him,
I feel it can only be explained by replying
: “Because it was he; because it was me.”
![]()
Pada banyak hal,
kami adalah dua manusia yang berbeda.
Saling berdiam diri,
saat emosi sedang menguasai hati,
lalu seketika, logika tidak ada di kepala.
Saling mendebat tajam,
saat tidak-satu-kata muncul pada diskusi malam.
Saling menjauh,
ketika kami rasa itulah cara untuk kembali saling merengkuh.
Kami, berbeda pada banyak hal.
Namun,
tak ada yang perlu dipaksakan.
Dia tetap dia,
dengan kekerasan hatinya.
Dan saya tetap saya,
seorang wanita yang biasa saja.
: Kami selalu satu, pada kalimat ‘aku cinta kamu’.
Jakarta, 9 Januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
"Wise men talk what they know. And the opposite, only talk what they THINK they know."
-
See the difference.
- Tia Setiawati Priatna
"Jangan terbang terlalu tinggi. Terkadang berada di bawah mampu membuatmu rendah hati."
- Tia Setiawati Priatna
February 16, 2013
Aku Tak Menyebutmu Sebagai Pembohong
![]()
Aku tak menyebutmu sebagai pembohong,
hanya saja berhentilah mendustai hatimu,
berhentilah berbohong kepadaku.
Aku juga tak menyebutmu sebagai pencuri,
hanya saja berhentilah mencoba mencuri semua cintaku,
karena tanpa kau tahu,
hatiku sudah terlanjur jatuh padamu.
Aku pun tak akan menyebutmu sebagai hantu,
hanya saja jangan lagi menghantui malam-malamku,
karena wujudmu sudah menemani setiap hari-hariku,
tanpa jeda, tanpa rindu yang sia-sia.
Namun aku,
akan dengan senang hati menyebutmu sebagai pecintaku,
: sebagai alasanku untuk tetap hidup dengan penuh rindu.
Antara Bandung - Jakarta - Tangerang, 25 Maret 2012
- Tia Setiawati Priatna


