Pandji Pragiwaksono's Blog, page 14
March 6, 2014
Bercanda
Setelah saya jelaskan panjang lebar, dia bertanya “Anda tau dari mana semua ini?”
“Riset” jawab saya.
“Riset? Loh memang pekerjaan anda apa?”
“Saya pelawak.”
Dia tertawa.
“Beneran, saya Stand-Up Comedian” ujar saya.
“Hahahahahahahahahahaha” dia tertawa lebih keras.
Padahal saya tidak sedang melawak.
Dia tidak tahu saja, kami para komika ini bisa sangat serius dalam urusan bercanda.
February 8, 2014
Mesakke Bangsaku Jakarta
I was cool
Tidak sedikitpun grogi.
Tidak sedikitpun kuatir.
Saya sudah belajar dari kesalahan di Merdeka Dalam Bercanda.
Kala itu, saya berkali kali mengatakan kepada diri saya sendiri “Ini spesial. Ini Museum Nasional. Ini 800 penonton. Treat it special”
Saya juga ingat karena pemikiran itulah, adrenalin saya memuncak dan di atas panggung energinya keluar berlebih. Ditambah kondisi gedung yang dipaksakan jadi venue stand-up comedy, saya basah kuyup berkeringat dalam 10 menit pertama.
Setelah 3/4 jalan saya mulai lelah, konsentrasi melemah, banyak salah ucap yang krusial, banyak terlalu terburu buru. Saya terlalu tegang untuk berani improvisasi dan keluar dari set saya, sekalinya improv ngaco pula ngomongnya.
Banyak yang senang dengan MDB dan walaupun memang merupakan pertunjukan yang bagus, saya yakin bisa lebih baik lagi.
Di Mesakke Bangsaku, saya tenang. Saya katakan kepada diri saya sendiri, ini (Teater Jakarta) tidak beda dengan kota kota lain. Tidak beda dengan Solo, Pontianak, Jambi, Malang, dll. Tidak lebih spesial.
Selain itu, saya juga alihkan pikiran saya dengan menyibuki diri. Termasuk dengan membaca Auto-Biografi Sir Alex Ferguson. Saya harus yakin bahwa saya sudah hafal, dan memang saya sudah hafal karena sudah 13 kali saya bawakan di kota kota lain.
Sekitar jam 18.00 ketika penonton mulai ramai dan masuk ke auditorium, setelah saya peregangan dan pemanasan (ritual yang selalu saya lakukan sejak saya pernah ketarik ototnya waktu stand-up, maklum kebanyakan act-out) saya memilih untuk menghabiskan jam terakhir dengan ngobrol bersama Arief Didu dan Danis Darusman di ruang tunggunya Arief. Saya tahu kami pasti bawaannya bercanda kalau lagi ngumpul dan itu akan membuat kami lebih tenang dan berada dalam mood yang baik.
Saking tenangnya, beberapa saat sebelum acara mulai saya lagi sibuk menggoda si Danis yang lagi grogi karena mau bacain peraturan. Ketika anda nanti menonton DVDnya, atau digital downloadnya, anda bisa nilai sendiri.
***
Salah satu alasan kenapa saya begitu tenang, adalah karena saya tahu secara teknis acara ini aman.
Selain didukung teman teman komunitas yang sudah biasa mengerjakan acara serupa, mereka juga dipimpin Adjis Doaibu. Anak anak ini segan dengan Adjis, atau takut, atau naksir, entahlah yang pasti mereka nurut kalau Adjis yang mimpin. Anak anak komunitas ini juga serius ketika bertugas. Saya seneng sendiri lihat Arya Novrianus yang kalau di atas panggung beringas dan tidak peduli kepada dunia dengan hal hal yang dia ucapkan, ketika jadi panitia berubah jadi santun. Sekali waktu saya lihat dia menyambut penonton yang datang “Siang, bisa saya bantu?”. Edan, itu beda banget dengan dia ketika di panggung. Hahahaha.
Selain mereka, Zaindra, Ben dan Fuad juga alasan mengapa saya tenang dalam penyelenggaraan. Ben dan Fuad latar belakangnya memang pengerjaan event seperti ini. Zaindra sudah matang kalau urusan panggung, sound, lighting, dll. Apalagi Zaindra dan Ben juga ikut selama 13 kota sebelumnya.
Kehadiran Angga Sasongko sebagai art director juga sangat membantu. Selain arahan dalam hal tata cahaya, Cyclorama (layar yang secara perlaan berganti warna yang ada di belakang saya) dan “Pohon Ilmu” sebagai perlambang Mesakke Bangsaku, Angga juga memberikan masukan terakhir yang penting dan tidak terpikir oleh saya: Framing. Dia menyempitkan framing-nya dengan menarik layar samping dan atas agar tidak terlalu luas.
Ditambah Pio dan tim dokumentasi, saya semakin santai menyikapi penyelenggaraan. Pio hafal bit bit saya luar dalam, dia tahu momen apa yang perlu diambil. Setelah saya melakukan pengarahan kepada tim dokumentasi video, saya kembali ke ruang tunggu, santai santai dan cemal cemil sebelum acara mulai.
***
Sebelum masuk ke pembahasan mengenai performa saya, izinkah saya mengambil kesempatan ini untuk memberikan pujian tertinggi untuk Arief Didu
This guy, deserves a big break.
Banyak komika yang anda lihat sukses hari ini, mendapatkan bimbingan dari dia. Bahkan Arief sudah ada malam itu ketika Stand-Up Comedy meledak di Indonesia. Di Comedy Cafe 13 juli 2011.
Malam itu, 1200 orang kagum dan kebanyakan kelihatannya terkejut dengan seorang Arief Didu yang dengan kejujurannya, dengan apa adanya, dengan luwesnya, mengubah semua permasalahannya jadi bahan komedi yang luar biasa. Rasanya tepat sekali Arief membuka Mesakke Bangsaku, karena kualitasnya terbukti dan bahwa penontonpun mengakui, kelasnya memang di atas rata rata.
***
Mesakke Bangsaku bagi saya membanggakan.
BTT (Bhinneka Tunggal Tawa) dan MDB tentu saya membahas keresahan saya. Tentu ada bit bit yang muatannya berat. Di BTT saya bahkan sampai membahas kesenjangan antara Jawa (dan propinsi maju lainnya di Indonesia) dengan Papua. Di MDB saya membahas FPI dan JIL vs Tanpa JIL.
Tapi baru di Mesakke Bangsaku (MB) saya benar benar naik panggung karena ingin menumpahkan isi hati saya. Saya benar benar kuatir dan peduli dengan beberapa isu yang saya angkat. Ini bukan hanya karena lucu, saya benar benar ingin penonton tahu apa yang ada di kepala saya. Dalam proses penulisan, saya bahkan sampai kuatir sendiri. “Kok berat amat ya..”
Di special saya ini, saya membahas pendidikan dengan sangat tebal dan semua kepedulian saya terhadap pendidikan berawal dari anak saya sendiri yang mulai bersekolah. Dari kualitas guru, sistem pendidikan, UN, hingga produk sistem pendidikan Indonesia.
Saya membahas diskriminasi terhadap kalangan difabel, saya membela kaum gay, saya membahas kemiskinan, saya membahas pemilu, dan membahas opini vs fakta, hal hal yang tidak umum jadi topik seorang komika. Di saat komika komika lain mengkritik “The usual target” dan “Sitting ducks” macam pemerintah, FPI dan idol group, saya mengkritik Ariel Noah. Orang yang saya yakin lebih banyak pendukungnya daripada pendukung pemerintah, FPI dan JKT 48 kalo digabungkan.
Saya bahkan membahas hal hal yang dianggap tabu dan tidak boleh dijadikan lawakan atau becandaan. Saya bikin lawakan tentang pemerkosaan dan tentang masa tergelap Indonesia semasa saya hidup yang saya alami sendiri: Kerusuhan Mei 98.
Dan semua tertawa.
Beberapa bit yang tidak ada bobotnya keseriusan contohnya adalah bit tentang bedanya laki laki dan perempuan termasuk di dalamnya bit “Tobron” yang rasanya sekarang jadi kosa kata baru di benak banyak penonton saya
Bit ngorok dan chunk (kumpulan jokes) bedanya Bodoh dan Goblok. Sengaja saya masukkan dan saya sebar letaknya untuk membuat otak penonton istirahat sejenak. Bit saya tentang ATM non tunai, diawali dengan mengetik kata “goblok” di google. Lalu membawa saya kepada pencarian “orang goblok”. Lalu saya menemukan sebuah video CCTV tentang orang yang mau mencuri motor tapi gagal sehingga setelah sekitar 15 menit dia coba utak atik motor tersebut, dia keluar sendiri dengan tangan kosong dan kepala yang digaruk garuk. Lalu saya penasaran mengoogle “Pencurian yang gagal”. Pada malam hari sekitar jam 2 dini hari, saya ketawa ketawa sendiri menemukan berita berita lucu soal pencurian atm yang gagal.
Ada banyak momen momen yang jadi favorit, baik favorit saya ataupun penonton. Saya pribadi senang dengan bit pembuka saya, dari “Penonton goblok” sampai “Dua kalimat syahadat di gereja”. Rasanya saya membuka dengan menyebalkan tapi lucu pada saat yang bersamaan. Penonton pasti bingung mau menanggapi. Setelah itu saya langsung masuk ke chunk serius mengenai kalangan minoritas. Di dalamnya, ada bit favorit banyak orang: Waria main voli.
Sebelum masuk ke chunk Pendidikan, saya ingin membuka masalah terbesar saya. Tekanan yang Dipo rasakan yang jadi kesedihan mendalam bagi saya. Mungkin tidak terbayangkan oleh anda ketika anak yang anda sayangi, duduk di depan anda dengan suara pecah hampir nangis berkata “Teman teman udah bisa baca, aku belum, aku malu, aku bodoh”. Tapi itu terjadi terhadap saya. Saya menahan sedih tapi juga terpaksa harus tegar di hadapan anak saya. Pengalaman itu, membekas dan menjadikan saya mencari tahu banyak tentang pendidikan Indonesia. Kebetulan, penonton Stand-up saya juga selalu suka kalau saya membahas Dipo. Klop.
Salah satu bagian favorit saya adalah ketika saya membahas bedanya laki laki dan perempuan. Bit ini selalu berhasil. Di kota apapun ketika saya bawakan, penonton selalu memberikan reaksi yang luar biasa. Mungkin karena bit tentang relationship secara teori memang selalu berhasil di berbagai tempat. Chris Rock pernah ditanya oleh Letterman ketika usai menjalankan tur “Kill The Messenger”, bagaimana dia bisa berhasil di berbagai kota dan negara dengan latar belakang yang beda beda. Rock menjawab “Saya banyak membawakan tentang relationship, ternyata laki dan perempuan di seluruh dunia masalahnya sama saja”
Yang juga jadi momen favorit saya, adalah ketika saya membahas mengenai “Terlalu patuh”. Dari bit “Toa masjid” hingga penutup chunk tersebut “Voorijder” bagi saya adalah sesuatu yang sangat ingin saya sampaikan. Masyarakat Indonesia ini cenderung canggung untuk protes. Kesannya tidak sopan. Orang mengkritik malah disuruh diam. Padahal kekuatan dari negara demokrasi adalah kebebasan berpendapat yang harusnya jadi alat kontrol rakyat terhadap pemerintahnya. Kalau pemerintahnya dzalim, masak rakyatnya nggak protes? Kalau ada kesalahan di depan mata, yang berakibat buruk kepada masyarakat umum, masak tidak protes?
Mungkin keresahan ini jadi keresahan yang sama dengan 1200 orang yang hadir malam itu, karena di akhir bit “Voorijeder” orang orang memberikan Standing Ovation. Mereka berdiri, meninju ke udara, mengepalkan tangan ke atas, menunjuk saya sambil seakan berkata “SETUJU DGN ELO!”. Di kota kota lain memang biasanya bit tersebut menghasilkan Applause break. Tapi di Jakarta, luar biasa. Saya bahkan sampai terkejut sendiri. Kalau nonton di DVDnya, saya sempat kaget dan bereaksi “Wow..”
Juga bagian yang bagi saya pribadi adalah momen yang menyenangkan adalah ketika saya membongkar tas penonton. Saya dapat ide ini dari seorang stand-up comedian Amerika bernama Jonathan Winters. Dia begitu hebat dalam improvisasi, dia bisa jadikan benda apa saja sebagai bahan. Pertama kali saya melakukannya di Provocative Proactive Stand-up yang ke 2. Sejak itu, saya melatih skill ini di setiap pertunjukan Mesakke Bangsaku di tiap kota.
Mungkin tidak banyak yang sadar, bahwa untuk membuka tas penonton dan improvisasi dari apapun yang kita temukan di atas panggung adalah teramat susah. Isi dari tas orang orang ini tidak tertebak. Kuncinya adalah membuat kelucuan dari apapun yang kita temukan dari isi tas tersebut. Tapi kemampuan ini tidak akan bermakna apa apa kalau orang yang saya ambil tasnya akan tersinggung. Maka salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah membaca penonton dan memperkirakan siapa kira kira yang kalau saya ambil tasnya tidak akan merasa privasi-nya terlanggar. Saya belajar kemampuan ini selama ngemsi belasan tahun. Terbukti, semua orang yang saya bongkar tasnya merasa justru bangga dan jadikan itu pengalaman berharga. Di akhir acara sering kali mereka berfoto dengan saya sambil mengangkat tas yang tadi saya bongkar.
Penonton pasti merasa, Pendidikan jadi topik utama di Mesakke Bangsaku. Akar keresahannya sederhana, mahal. Orang kalau sudah keluar uang banyak untuk sesuatu, tentu berharapnya mendapatkan sesuatu yang setimpal. Nah bagaimana saya bisa yakin bahwa investasi yang saya berikan akan berdampak baik? Buktinya apa? Selama ini bagaimana? Apa yang bisa saya lakukan? Semua pertanyaan ini mengarah kepada riset yang mendalam. Saya bahkan follow @bincangedukasi dan mendapatkan begitu banyak bahan.
Saya rasa, ini metoda terbaik untuk saya. Keresahan mendalam, mengarah kepada penggalian data, dan fakta fakta yang terungkap ditambah cara berpikir saya, menghasilkan ide ide yang layak untuk dituangkan dalam tulisan. Dirapihkan, diedit, ditambahkan, lalu dilatihkan. Di OpenMic. Lakukan berulang ulang hingga ngelotok di kepala.
***
Kini, saya memutuskan untuk berhenti dulu membuat karya baru di Stand-Up Comedy. Berhenti bikin tur, berhenti bikin special. Saya ingin mengerahkan semua sumber daya yang saya miliki untuk album Gamila yang saya yakini akan jadi album yang sangat keren yang pernah Indonesia dengar, dan saya rindu kepada penikmat musik saya.
Tapi sejak saya memutuskan ini hingga detik ini, saya tidak bisa berhenti memikirkan Stand-Up Comedy, tidak berhenti menggali bahan, tidak berhenti menulis premis namun saya coba sebisa mungkin tidak terpancing untuk melakukan pengembangan lebih dalam.
Tahun 2014, saya mau menonton acara acara Stand-up teman teman saya. Tahun 2014 saya menyerahkan laju kesenian ini kepada rekan rekan seperjuangan saya. Tahun ini saya mau fokus pada hal lain.
Saya mau tetap melakukan sesuatu dengan stand-up comedy tapi tanpa harus menulis materi materi baru. Saya akan persembahkan Mesakke Bangsaku kepada mereka yang ingin mengoleksi dalam format DVD atau digital download yang pada April 2014 akan rilis.
Saya akan kembali berkarya di Stand-Up Comedy. Walau bukan di tahun ini.
***
Sebagai penutup, saya mau berbagi tentang hiburan saya. Mesakke Bangsaku adalah sebuah rangkaian pertunjukan di mana saya menghibur penonton, tapi sebenarnya ada bagian dimana saya akhirnya yang terhibur.
Di akhir acara, saya dan teman teman panitia dan rekan tim Bedebah FC melakukan After Party di Beer Garden. Saya sih tidak minum bir, tapi kebanyakan panitia ingin mencari tempat di mana mereka bisa duduk duduk, ketawa ketawa, minum minum sambil melepas segala penat dan menikmatin kelegaan usai acara. Apalagi, bagi kami para panitia inti (saya, Zaindra, Ben, Danis, Pio) ada alasan untuk merayakan sesuatu: Mesakke Bangsaku adalah tur pertama yang mengalami keuntungan yang sangat signifikan. Berkat dukungan Smartfren, Citilink dan kesediaan penonton MBJKT membayar harga yang mahal.
Kini, saya adalah bukti hidup bahwa bukan hanya Indonesia siap untuk mengapresiasi Stand-Up Comedy dengan harga yang tinggi, tapi seorang komika bisa berpenghasilan besar dari turnya.
Ketika After Party-lah saya terhibur dengan becandaan teman teman dan kelakuan teman teman yang mabok. Baru saja beberapa jam sebelumnya saya membahas orang mabok, eeeeh di After Party orang orang mabok ini menghibur saya, hehehe.
Yang juga, jadi hiburan bagi saya adalah ketika saya mendapatkan foto foto dan hasil dokumentasi video dari Pio dan tim. Melihat wajah wajah ini, adalah hiburan bagi saya. Coba, mungkin anda bisa menemukan wajah anda di antara wajah wajah ini.
Terimakasih kepada anda penonton.
Terima kasih sudah tumbuh bersama saya, menikmati karya saya, dan menghargai karya saya.
Terima kasih.
Oiya, satu lagi.
Kalau anda kenal dengan perempuan yang ada di foto ini, mohon minta dia hubungi saya via twitter @pandji karena saya mau kasih dia DVD Mesakke Bangsaku. Nampaknya dia kehilangan banyak dari pertunjukan ini…
February 3, 2014
Ratings are…
“Newsroom” is a TV series on HBO about news TV people fighting sensasion-based rating & giving the audience a show based on real journalism, on integrity, on making the best show they can present.
The series got canceled after the 3rd season for rating reasons.
That’s how fucked up ratings are.
February 2, 2014
Nikita
“Bang kenapa harus ada Nikita sih? Jadi males nonton”
“Bang kenapa Nikita adegannya harus begitu sih, kan jadi males nontonnya”
“Bukannya apa apa, males aja nontonnya gara gara ada Nikita yang kita semua tahu kelakuannya sehari hari gimana”
Aneh aneh aja dah orang Indonesia
Emang Nikita di film Comic 8 jadi dirinya sendiri? Lah dia kan akting.
Akting dengan karakter yang diarahkan oleh Sutradara.
Sebel liat Nikita bergaya seperti di film? Lah dia mah disuruh. Dia mah kerja di film itu. Kalau dia nolak kan dia dipecat Sutradara.
Mungkin di mata anda dia perempuan ga bener, tapi perempuan ini adalah seorang Ibu.
Dia bekerja untuk menghidupi anaknya. Saya ga tau dia sehari hari aslinya orangnya bagaimana, tapi saya tahu sehari hari apa yang harus dilakukan seorang Bunda. Kalau harus mencari nafkah, maka mencarilah dia. Ketika bekerja, ya dia melakukan apa yang diminta. Ga suka dengan akting Nikita di Comic 8? Marahin Sutradara-nya aja.
Lebih aneh lagi reaksi orang yang belum nonton filmnya tapi udah males duluan.
“Kebayang lah Nikita akan ngapain di situ”
Lah itu mah berarti bayangan lo yang jorok. Otak lo yang kotor.
Menurut saya, apa yang Nikita lakukan mah ga kenapa kenapa. Ga ada apa apanya. Adegan mesum enggak, adegan porno enggak.
Yang biasanya dikomplen adalah adegan dia nembak. “Kenapa harus begitu bajunya dan kenapa harus dislow motion?”
Lah emang toketnya Nikita yang bikin camera jadi slow motion? Ya nggak lah!
Arahan sutradara yang menjadikannya seperti itu.
Menurut saya, Nikita mainnya di Comic 8 bagus. Sesuai dengan tokoh yang diperankan. Sesuai dengan yang diarahkan.
Nikitanya sendiri menurut saya baik baik saja. Tidak pernah berkelakuan aneh aneh ketika shooting. Tidak pernah komplen. Tidak pernah marah marah, setidaknya kepada saya. Bahkan kesan saya, Nikita ini kayak anak tomboy yang terjebak dalam tubuh Bom Sex. Badannya begitu, tapi becandaannya kayak laki.
Protes soal bajunya? Kenapa bajunya? Biasa aja gitu.
Lah itu mah disuruh orang wardrobe.
Lagian kenapa gak ada yg protes Agung Hercules pake tanktop dan cleavage-nya kemana mana? Emang itu ga bikin perempuan jadi horny? Siapa tau diem diem ada yang nafsu. Kenapa anda membeda bedakan? Kalo Agung boleh ngasih liat Cleavage-nya sambil digoyang goyangin, SECARA SENGAJA bahkan, kenapa ketika cleavage Nikita goyang secara nggak sengaja karena gerakan senapan malah dia jadi salah? Kenapa ga protes terhadap Agung?
Mungkin ini masalah referensi. Bagi orang yang jarang jarang nonton film, mungkin kaget liat adegan dan pakaian Nikita. Sementara yang lain termasuk saya, menganggap itu biasa saja. Kami pernah lihat yang lebih parah diloloskan lembaga sensor dan tayang di bioskop bioskop.
Yang pasti Comic 8 filmnya untuk 13 tahun ke atas.
Ada anak anak yang masuk? Salahkan yang jaga bioskop dan salahkan orang tua anak anak tersebut.
Saya dan teman teman sudah sosialisasikan di twitter berulang kali dan tidak mungkin kami menjagai hampir ratusan bioskop yang menayangkan Comic 8 dan melarang anak anak kecil yang mau nonton.
Mungkin juga karena memang anda sudah tidak suka duluan dengan dia.
Kalau anda tidak suka dengan seseorang lalu ketika orang tersebut berbuat kebaikan anda tidak bisa mengakuinya, maka anda tidak lebih baik dari orang orang yang anda benci.
Ini bukan hanya soal Nikita.
Ini soal kehidupan. Kalau anda kesal dengan seseorang atau benci dengan seseorang, tetaplah beri apresiasi positif kalau dia berbuat baik.
Saya jadi ingat Miyabi. Di Jepang terkenal sebagai bintang film porno, lalu ketika datang di Indonesia mau main film biasa, bukan film porno, malah diprotes dan diusir. Lah ni orang mau berbuat yang legal, benar dan baik justru. Siapa tau dia mau insaf dan meninggalkan dunia pornografi, orang mau insaf malah dipersulit.
Boleh benci dengan seseorang.
Boleh kesal dengan seseorang.
Tapi ketika orang tersebut berbuat kebaikan, hanya orang munafiklah yang akan menampikkan.
***
Kenapa jadi sok bijak gini ya?
Entahlah, mungkin masih nyisa dampak di film Comic 8 liat terowongan tua-nya Nikita.
January 25, 2014
WSYDNshop
“Saya tahu siapa saya, apa posisi saya di komunitas, apa makna pencapaian saya untuk teman teman di komunitas”
Kalimat itu, saya sampaikan di akhir “Mesakke Bangsaku” Jakarta.
Sejak lama saya sadar apa yang harus saya lakukan kalau saya memang benar benar mau membuktikan cinta saya terhadap kesenian ini.
Stand-Up Comedy & komunitas Standupindo telah memberikan banyak kepada saya. Telah memberikan saya karir & semacam legitimasi terhadap posisi saya sebagai salah satu komika terdepan di Indonesia.
Sekarang ini, kalau 10 orang berpapasan & menegur saya, 7 akan mengenali saya sebagai Stand-Up Comedian. 3 sisanya masih memanggil “Kena Deh!”
Itu hanya bisa terjadi karena dukungan komunitas.
Karena itu, saya memposisikan diri jadi orang yang membukakan jalan baru. Pertama kali bikin Stand-Up Special. Pertama kali bikin tur yang meraih keuntungan finansial besar.
Pertama kali bikin Stand-Up Special di Teater Jakarta.
Pertama kali dihargai Rp 400.000 / tiket & laku.
Kini, untuk pertama kalinya, saya akan membuka pintu bagi Stand-Up Comedian (dan siapapun yg berkarya) menjual karyanya secara digital.
Inspirasinya, datang dari Louis CK
Idenya brilian, berani dan sebenarnya masuk akal.
Pertanyaan berikutnya, adalah ini
Jim Gaffigan dan Azis Ansari akan mencoba hal yang sama, dan di Indonesia saya juga akan ikut mencoba. Sistemnya sudah saya dan tim kembangkan sejak pertengahan 2012, kini tokonya siap dijajal.
Kalau berhasil, para komika bisa juga menjajakan karyanya tanpa harus keluar biaya lebih besar untuk cetak, duplikasi, bungkus dvd, distribusi, dll.
Resiko punya berkardus kardus DVD menumpuk karena belum terjual bisa hilang.
Mereka bisa langsung sediakan specialnya secara digital di webnya.
Tgl 28 januari saya merilis Download Digital 2 buah stand-up special saya: Bhinneka Tunggal Tawa & Merdeka Dalam Bercanda. Juga tentunya nanti ketika siap utk dirilis, Mesakke Bangsaku.
Yang pasti Mesakke Bangsaku versi digital akan lebih dulu bisa dibeli dari pada versi DVDnya. Versi DVD rencananya rilis April 2014.
Itulah enaknya versi digital. Gak perlu nunggu proses duplikasi, proses masukin ke kotak, stok opnam utk di toko, distribusi, dll
Tinggal unduh, bayar, nikmati sepuasnya.
Bayarpun bisa transfer via atm, sms banking, e-banking, kartu kredit atau bayar di Alfamart
Mau unduh full, per chapter atau stream.
Disesuaikan dgn kondisi akses internet atau kapasitas memori ponsel.
Ini spesifikasinya:
Bhinneka Tunggal Tawa
Video: H264, 999.8kbps, 720×352, 59.9fps
Audio: MP4A, 160.0kbps, 44.1kHz 16bit, 2 channels
Merdeka Dalam Bercanda
Video: H264, 1000.6kbps, 720×416, 25.0fps
Audio: MP4A, 158.3kbps, 48.0kHz 16bit, 2 channels
Video ini, tidak dilengkapi dgn DRM ( Digital Rights Management) sebuah Proteksi atas file-file media digital. Karya digital yang sudah diproteksi DRM tidak dapat dijalankan oleh device lain kecuali device yang dimaksud. Saya hanya bisa berharap, orang yg beli menghargai niat saya. Tujuan utama saya menghilangkan DRM adalah supaya yang beli bebas bisa apapun dgn produk yang dia sudah beli. Saya meringankan para pembeli, semoga mereka menghargai niat saya.
Kalau mau nonton Stand-up special saya secara gratis, saya sudah siapkan di youtube.com/pandjimusic. Tapi tidak lengkap.
Kalau mau lebih lengkap, anda bisa beli & unduh Special saya dalam format digital. Tapi tidak ada bonus features.
Kalau mau produk terbaik, silakan beli DVD. Lengkap dengan bonus features & lebih cocok untuk anda yg ingin mengoleksi. Lagipula, kalau DVD lebih enak utk saya tanda tangani.
Ada yg gratis, ada yg 50ribuan, ada yg 150ribuan. Ada rupa ada harga.
Kalau masih ada yg hanya mau dapetin format digital secara gratis, silakan nyemplung got aja sana. Lalu keluar dari got & lari ke padang pasir dengan berbekal 1 aqua gelas & bertahanlah hidup di sana slama 1 bulan. Baru setelah itu pulang, mandi, makan yg banyak, kemudian saya umpanin ke buaya buaya yg sudah 3 minggu nggak makan.
Karena orang itu jahat.
Saya rata rata butuh 4-5 bulan untuk menulis materi yg saya pakai di Stand-Up Special saya, baik itu Bhinneka Tunggal Tawa, Merdeka Dalam Bercanda & Mesakke Bangsaku.
Saya sempurnakan sepanjang tahun sebelum akhirnya saya jadikan Stand-Up Special yg direkam utk jadi DVD.
Saya sampai tumpah darah, keringat, & segala cairan tubuh saya keluar demi menjadikan karya ini.
Saya kehilangan jam jam berharga untuk bisa lihat anak anak saya tumbuh.
Lalu masih minta gratisan? Masih mending saya udah beri gratisan di youtube. Mana ada coba yg lain menyediakan materi DVDnya sebanyak saya di youtube.
Kalau waktu belum ada digital download & hanya tersedia DVD saya maklum kalau ada yg nggak bisa beli karena terlalu mahal.
DVD Stand-Up Special saya bisa sampai Rp 150.000 harganya
Tapi kalau sudah ada digital download yang harganya Rp 50.000 masih minta digratisin, itu mah namanya tega.
Untungnya, rata rata penikmat karya saya punya tingkat kedewasaan yang tinggi untuk memahami & mau menghargai karya saya.
Kebanyakan dari penikmat karya saya menghargai niat saya untuk menyediakan special saya dalam format digital, walaupun beresiko untuk saya.
Mereka tahu saya siap rugi demi menyediakan karya terbaik dengan format yang paling optimal untuk mereka, dan niat itu dihargai.
Maka, saya berharap tanggal 28 Januari, banyak yang akan membeli dan menikmati dan terutama pula bercerita kepada teman temannya soal karya saya dalam format digital ini.
Segera bersiap, di WSYDNshop.com
January 19, 2014
DJAWABDJI 2
DJAWABDJI tahun 2014 ini dalam rangka rencana saya merilis Download Digital 2 buah stand-up special saya: Bhinneka Tunggal Tawa & Merdeka Dalam Bercanda. Juga tentunya nanti ketika siap utk dirilis, Mesakke Bangsaku.
Yang pasti Mesakke Bangsaku versi digital akan lebih dulu bisa dibeli dari pada versi DVDnya.
Itulah enaknya versi digital. Gak perlu nunggu proses duplikasi, proses masukin ke kotak, stok opnam utk di toko, distribusi, dll
Tinggal unduh, bayar, nikmati sepuasnya.
Mau unduh full, per chapter atau stream.
Disesuaikan dgn kondisi akses internet atau kapasitas memori ponsel.
Okay, langsung aja kita masuk ke pertanyaan yang sudah masuk via twitter:
“@Pancaran_i: @pandji #DJAWABDJI apasih bang yang dimaksud digital download stand up comedy itu? kurang faham aku”
Gini deh. Suka nonton DVD kan?
Bayangin skarang kamu bisa nonton film tapi formatnya digital. Kamu tinggal download & ga perlu beli DVD.
Nah filmnya, adalah konser tunggal Stand-Up Comedy gue: Bhinneka Tunggal Tawa (2011) & Merdeka Dalam Bercanda (2012)
Kalau pengen tau kayak apa cuplikannya, masuk aja ke youtube.com/pandjimusic
“@gtsandreas: @pandji bang, kira kira resolusi videonya berapa? Dan berformat apa? #DJAWABDJI”
Bhinneka Tunggal Tawa
Video: H264, 999.8kbps, 720×352, 59.9fps
Audio: MP4A, 160.0kbps, 44.1kHz 16bit, 2 channels
Merdeka Dalam Bercanda
Video: H264, 1000.6kbps, 720×416, 25.0fps
Audio: MP4A, 158.3kbps, 48.0kHz 16bit, 2 channels
“@mr_ias: @pandji ntar punya lo bayarnya bebas suka2 yg beli (kaya The Blizzards) apa udah lo tentuin?”
Harga udah ditentukan. Tgl 25 Desember akan diumumkan di WSYDNshop.com
“@_In7dra: @pandji klo semisal Stand Up Special yg uda dibeli scr online lwt @WSYDNshop itu di Upload ulang scr Free, bakal ngerasa rugi gk #DJAWABDJI”
Rugilah. Tapi itu resikonya. Saya hanya bisa berharap, orang yg beli menghargai niat saya. Tujuan utama saya menghilangkan DRM adalah supaya yang beli bebas bisa apapun dgn produk yang dia sudah beli. Saya meringankan para pembeli, semoga mereka menghargai niat saya.
“@muhammedeffendi: Kenapa video stand up comedy mas @pandji ndak d upload d youtube? #DJAWABDJI”
Luar biasa ngaco nih pertanyaan :)))
Justru saya adalah komika Indonesia paling rajin upload video stand-up ke youtube. Juga saat ini adalah komika dgn video stand-up paling banyak menyediakan video stand-up di youtube.
Silakan masuk youtube.com/pandjimusic
Saya ada playlist yg judulnya “Stand-Up Comedy”. Di situ ada 23
Video saya Stand-Up dari 2010 sampai 2013.
“@rifaldifath: @pandji Selain belajar dr comic luar, apa yang membekali lo dlm strategi penjualan karya lo? Jika itu buku bisa direkomendasikan? #DJAWABDJI”
Banyak banget. Tapi ilmu yg saya dapat dari buku buku tadi saya ceritakan dalam e-book terbaru saya “INDIEPRENEUR” yg akan rilis tahun ini di WSYDNshop.com
“@firman2020: @pandji minta tips gimana buat script stand up yg bikin ketawa #DJAWABDJI”
Kalau menurut saya kuncinya bukan di gmn cara nulis skrip yg lucu, tapi bagaimana mengasah sensitifitas komedi. Krn masalah utama komika adalah, yg menurut kita lucu belum tentu lucu di benak orang lain.
Jadi intinya adalah, sesering mungkin di latih di hadapan orang lain
Nulis mah biasa aja. Insting komedinya itu yg harus diasah
“@saljuapi: @pandji #DJAWABDJI apa alasan mas pandji berhenti jadi host #SUCI4? lalu apa alasannya mau jd host album minggu tvri?”
Karena sponsor utama SUCI 4 adalah kompetitor langsung dari Listerine di mana saya adalah Brand Ambassadornya. Dalam kontrak saya tidak bisa membawakan acara yg disponsori kompetitor
Soal Album Minggu, saya becanda doang. Acara itu sudah tidak ada sejak 90an
premantua13: klo disuruh jadi menteri kira-kira mau jadi menteri apa @pandji #DJAWABDJI”
Menteri Pemuda & Olahraga, dgn program membangun sebanyaknya lap bola & basket yg bagus. Supaya Bedebah FC & Stweetball punya pilihan. Hehehe.
“@anggaraadjie2: Omm @pandji Lebih suka Bersepeda atau Naik Kendaraan Pribadi yang Pasti kena Macet??? #DJAWABDJI”
Naik kendaraan pribadi. Tapi karena saya tahu, dgn bawa kendaraan pribadi saya adalah bagian dari masalah, saya tidak pernah protes kalau kena macet.
“@farynaufal: @pandji bang materi stand up lu boleh gua bawain ga bang? #DJAWABDJI”
Tidak boleh.
Biasakan menulis materi sendiri sejak dini. Itulah bagian dari latihan.
Org2 yg pake materi saya tanpa ijin adalah MENCURI.
Susah susah saya bikin eh dgn enak dia pake sembarangan. Hargai dong kerja keras saya
“@NeuGrand: @pandji #DJAWABDJI minta pendapat bang pandji tentang @ManUtd selama dilatih Moyes dong. Yang jujur yak.”
Saya rela 6 tahun tanpa gelar kalau pada akhirnya bisa membangun tim yg bisa melegenda sebagaimana yg Sir Alex dulu lakukan
Sir Alex selalu bilang di berbagai kesempatan wawancara & berbagai buku termasuk auto-biographynya: Build team for the long run.
Bangun tim utk jangka panjang.
Itu yg Moyes sdg lakukan
“@Mikail_Rudy10: @pandji Kapan follback gue bang? hehehe #DjawabDji”
Saya ga pernah folbek org yg minta minta folbek. Karena org yg minta minta folbek itu alay. Dan saya ga follow alay.
“@Januarcakti: Bang @pandji, kenapa lebih milih jadi rapper drpd jadi comic/job lain kalo disuruh milih 1 aja job yg dijalanin? #DJAWABDJI”
Lebih memuaskan. Lebih membahagiakan. Lebih idealis. Lebih bebas. Lebih perlu usaha. Lebih menantang.
“@misfil: @pandji Kalau pas di atas panggung trus stand up comedy tapi ga ada yang ketawa, gimana mengakalinya? #DJAWABDJI”
Langsung geser secepatnya ke materi selanjutnya. Kalo masih ga ketawa juga, geser lagi. Kalo sampe habis ga ada yg ketawa, evaluasi.
Siapa tau kamu lebih cocok jadi dancer.
“@kekekece: bang @pandji #DJAWABDJI , Dipo skrg kelas brapa udah bisa apa aja dan knp skrg jrg nulis ttg Dipo lagi?”
Kelas 1 SD.
Skarang lagi ngotot pengen bikin mobil balap sendiri. Dia udah bikin daftar bahan bahannya.
Udah bikin instruksi cara ngebangunnya.
Bapake pusing -_-*
Jarang nulis ttg Dipo? Masih tapi jadi materi stand-up
“@MyName_Arova: #DJAWABDJI @pandji udah punya buku karya sendiri? Berapa buah? Judulnya apa?”
“How I sold 1000 CDs in 30 days” 2008 (buku & e-book)
“Menghargai Gratisan” 2009 (e-book)
“NASIONAL.IS.ME” 2010 (buku & e-book)
“Merdeka Dalam Bercanda” 2011 (buku & e-book)
“Berani Mengubah” 2013 (buku)
“INDIEPRENEUR” akan rilis 2014 (e-book)
“@NoviantikaSP: @pandji #DJAWABDJI tolong download-in lagu maroon5-sad dong :)”
Legal atau enggak nih?
Bisa bedain gak?
Kalo bukan musisinya sendiri yg menyediakan, berarti ilegal
Yg kamu lakukan adalah mencuri.
Cth yg bukan ilegal adalah yg gue lakukan di 32.pandji.com & merdesa.pandji.com
“@2Davit6: @pandji kapan bikin tour lagi? #DJAWABDJI”
Kemungkinan 2015 bikin tur yg baru
“@amriyuharoza: Bang @pandji topi yg di avatar belinya dimana si? Mau dong #DJAWABDJI”
Di @shoutcap
“@buyungyoga: @pandji kenapa memilih sammy notaslimboy sbg salah satu comic local paporit?
#DJAWABDJI”
Karena saya ga bisa jadi seperti dia.
Semua komika yang saya suka adalah karena saya ingin jadi seperti mereka tapi tidak bisa.
Sammy, Arief, Adriano, Acho, Ryan, dll
“@adam_dyota: @pandji bang nanya dong, abang yang raditya dika itu ya? #DJAWABDJI”
*kasi makan belut*
“@BMRailfans: @pandji bang pilih dukung anies baswedan apa jokowi buat maju capres ? #DJAWABDJI”
Anies Baswedan. Kenapa? Baca di pandji.com/anies-baswedan
“@buyungyoga: @pandji semisal pak anies baswedan jd presiden lalu dikarenakan satu lain hal tdk bisa memenuhi janjinya. Mas bakal lakuin apa?
#DJAWABDJI”
Kritik.
Kalau otoriter atau korup, turunkan
“@rinnycchef13: Bang gimana cranya ngapus kbiasaan masyarakat bawah, u tdak memilih pemimpin y cma punya duit..? #DJAWABDJI @pandji”
Pertanyaan bagus. Saya sudah jawab dgn lengkap di pandji.com/ubah
“@Pinanggih_novii: bang,, kalo kandidat presiden 2014 cuma ada si pengacara sama raja dungdat itu abang pilih atau golput? @pandji #DJAWABDJI”
Golput. Suara saya berharga.
Tidak akan saya sia siakan
“@yogie_rezki: Bang @pandji slama StandUp pernah ngebom ga ? Dan saat ngebom di acara apaan ? #DJAWABDJI”
Pernah. Silakan baca kisah paling dramatis saya ngebom di sini -> pandji.com/mdbjkt
“@dionduren: @pandji bang, cara mengolah/memperbaiki/menambah selera dan insting humor gimana ya? #DJAWABDJI”
Buka wawasan seluasnya. Jangan berhenti mencari referensi.
Karena selera terpengaruh oleh wawasan.
“@dilaWSYDN: @pandji (beli digital standup
Special) gimanaaa,,klo transfer uang ke bank,tanpa harus punya tabungan/atm,bisa ga ka?? #DJAWABDJI”
Ya gak bisa lah -_-*
Pake rek orang tua, keluarga atau temen aja
Kalau mau bukan transfer namanya tapi setor tunai. Dateng ke bank, isi formulirnya.
Kalau ga punya rekening, tenang aja. Sebentar lagi belanja di WSYDNshop.com juga bisa melakukan pembayaran di alfamart. Tunggu tanggal mainnya.
“@reef_luthor: @pandji kalo beneran kejadian ada yg unggah di 4shared,dan peminatnya banyak (karna gratisan,hehe) gmn donk bang #DJAWABDJI”
Resiko.
Tapi gini deh.
Kan BTT & MDB juga sudah tersedia tuh di youtube. Coba cek deh, video video itu tidak diunggah ulang
di channel youtube yg lain.
Sementara seperti yg kita tahu, kalo ada video bagus yg viewnya tinggi (setinggi video video tadi) biasanya diunggah ulang supaya dapet viewnya.
Knp kok ga ada?
Pertama tama, saya percaya karena penikmat Stand-up saya cerdas & dewasa shg menghargai saya.
Kedua (dan ini yg lebih penting) karena org org tau harus kemana untuk mencari video stand-up saya.
Alasan byk video diunggah ke channel lain adalah utk menjaring orang orang yang mencari dgn sebuah keyword & berharap mendarat di channel dia.
Sementara kalo orang search Pandji atau Pandji Pragiwaksono,
Channel saya langsung muncul. Sehingga kalaupun org lain mau unggah di channel lain, mereka akan gagal krn org lsg memilih utk masuk di channel saya.
“@GilangKumara: @pandji ada keinginan buku-buku karya sendiri di buat film? #DJAWABDJI”
Buku saya tidak ada yg novel.
Tidak bisa difilmkan.
“@ucyucyucy: @pandji dapat ide dari mana buat bikin admin Erik, Herman sama Bram plus karakternya?#DJAWABDJI”
Entahlah. Muncul begitu saja di kepala.
“@iyansomnia: Mo nanya @pandji, kok bisa suka basket dan sepakbola? Sepertinya bukan sesuatu yg lumrah seseorang suka keduanya bersamaan. #DJAWABDJI”
Lumrah banget. Kobe Bryant aja suka banget sepakbola. Dia atlet basket padahal
“@rifaldifath: @pandji Komersial dan Idealis, bagaimana memperlakukan keduanya dalam berkarya? #DJAWABDJI”
Wah ini panjang banget, tunggu e-book INDIEPRENEUR rilis di WSYDNshop.com aja ya
“@sap_super: Gak ada niat buat jadi juri SUCI4 om @pandji? Kan udah pernah ngehost. #DJAWABDJI”
Enggak.
Ilmu stand-up saya jauh di bawah Raditya Dika
Pengalaman Komedi saya jauh di bawah Pakde Indro
“@AHPHasiholan: Mas @pandji kasih tips dong biar bisa jdi komika yg baik dan benar ? #DJAWABDJI”
Mending elo beli buku buku ini:
Merdeka Dalam Bercanda (gue)
Dari Merem ke Melek (Ernest Prakasa)
Kelakar Tanpa Batas (Sammy notaslimboy)
Ada kok di toko toko buku biasanya
“@AbibAddy: @pandji #DJAWABDJI album Merdesa yg mghasilkan 100jt dlm 10 hr. Gmn dg album 32? sy kok gak pernah nemu ada sponsor d link downloadnya?”
Album 32 tadinya mau pake metoda yg sama tapi takutnya ga dapet pembelajaran baru
Jadi waktu itu rilisnya yg berbeda (2 lagu / bulan) kemudian dibaca trafficnya.
Lalu dilihat dampaknya terhadap penjualan tiket konser & album fisiknya
“@yennisadja: @pandji boleh lbh dr 1 ptanyaan? What do you want your kids to be in the future? #DJAWABDJI”
Anything they want to be. Its their own life. Sebagai orang tua, tanggung jawab saya hanyalah menyiapkan segalanya agar ketika mereka ingin jadi sesuatu, mereka bisa
Sebagaimana yg orang tua saya lakukan kepada saya.
I am now a very happy person
I am everything i want to be.
A husband
A father
A rapper
A stand-up comedian
A writer
An Actor
A TV personality
An entrepreneur.
A free man.
Hanya ini yang saya inginkan untuk anak anak saya…
Hidup bahagia.
January 8, 2014
Bersama Citilink ke Makassar #SPON
Sejak pertama kali mencicipi Konro Bakar Karebosi di Makassar, saya jadi keranjinga. Beruntung saya tinggal di kawasan Kelapa Gading dan bisa kapan saja menikmati Konro Karebosi di cabang mereka di sana.
Namun ketika kami di Makassar, tentu harus mampir dan berlaku barbar. Menggerogoti daging sambil menggenggam tulang di tangan.
Namun tentu menghajar Konro harus setelah Stand-Up. Takut kepala jadi pusing hehehe
Makassar jadi destinasi paling timur dan paling akhir kami sebelum menutup rangkaian panjang tur ini di Jakarta.
Ibaratnya, sebelum tanggal 21 Desember di Jakarta, saya sudah 13 kali melatih materi Mesakke Bangsaku dan Makassar ini ibaratnya jadi gladiresik.
Makassar juga punya penonton Stand-Up yang keren. Ketawanya keras dan selalu bisa membuat komika yang di atas panggung jadi semakin bersemangat melihat reaksi penonton.
Yang menarik di kota ini adalah, komunitas Makassar punya ide untuk mengajak saya dan tim untuk mampir ke Pulau Samalona.
Pulau tidak jauh dari Makassar yang begitu indah ketika saya datangi di tahun 2007, hingga saya ceritakan dalam buku NASIONAL.IS.ME dan saya sebut di “Lagu Melayu”
Ketika saya ke sana lagi , banyak telah berubah. Lebih banyak pemukimnya. Sehingga praktis, sampahpun lebih banyak. Pulaunya tidak sesepi dulu dan pasirnya tidak lagi seputih masa itu, namun masih cocok untuk berenang dan berendam untuk menenangkan diri setelah 13 kota usai didatangi. Ini juga jadi balas dendam karena ketika di Denpasar tidak sempat ke pantai.
Sebenarnya saya masih ingin berendam, bersantai lebih lama.
Sayangnya ada insiden si Danis Darusman kakinya kena bulu babi. Jadi di tengah tengah air yang tenang, ada panik sesaat karena Danis tidak percaya bahwa salah satu cara mengatas racun dari bulu babi adalah dengan dikencingi.
Saya, Zaindra, Ben dan Pio bergantian saling menawarkan diri untuk mengencingi kaki Danis. Dianya ingin buru buru pulang ke hotel supaya dia bisa kencingi sendiri.
Untungnya, tidak terlalu serius luka Danis. Kami bisa dengan tenang kembali pulang.
Teater Jakarta Menanti
Bersama Citilink ke Yogyakarta #SPON
I always love Yogyakarta.
Makanan enak
Ngopi enak.
Tempat nongkrong banyak.
Budaya kental.
Apalagi yang dicari ketika berlibur?
Rasanya ini mengapa sampai kapanpun Yogyakarta jadi destinasi andalan liburan. Kotanya berkarakter. Saya suka kota yang karakternya jelas, terpancar dari budaya yang begitu kuat.
Mesakke Bangsaku Yogyapun termasuk salah satu yang berkesan. Satu satunya kota yang menggelar meet & greet dengan para pembeli tiket VIP. Semacam added value. Menarik dan cerdik.
Saya dan Kamga yang hari itu saya ajak jadi pembuka berkesempatan untuk bertemu, ngobrol dan berfoto dengan para penonton sebelum acaranya bahkan dimulai
Pada tur Merdeka Dalam Bercanda, saya ajak Kukuh untuk membuka. Kali ini Kamga.
Keduanya adalah komika dengan karakter dan keberanian untuk muncul dengan karakter tersebut. Rasanya cocok mereka hadir di kota yang menghargai karakter dan budaya. Keterbukaan Yogyakarta terhadap keragamanpun yang menjadikan materi stand-up seperti apapun bisa ditelan oleh penonton Yogyakarta
Yogya (dan Solo sebenarnya) adalah kota di mana kami menghabiskan waktu terbanyak. Kami 2 malam di sana. Karena Citilink penerbangan ke Yogyanya sore. Sehingga kami hadir H-1, dan pulang H+1. Praktis kami 3 hari 2 malam.
Berhubung wisata kuliner kami selalu malam malam, maka Yogya dapat kesempatan utk 2 kali kami jelajahi kulinernya. Malam pertama, tentunya kami mampir ke Sate Klathak langsung di “markasnya”.
Malam ke 2, kami makan di rawon mercon pinggir jalan. Saya lupa namanya apa, tapi wuenaknya pol
Bersama Citilink ke Malang #SPON
Di antara berbagai destinasi tur Mesakke Bangsaku, Malang adalah salah satu dari hanya sedikit kota di antara 14 kota destinasi yang belum pernah atau jarang saya datangi. Hampir semua kota sudah saya datangi berkali kali. Hanya Malang yang baru saya datangi utk kedua kalinya ketika tur kemarin ini
Sebagai destinasi tur Stand-Up Comedy, kota Malang tergolong sebagai kota yang mengesankan. Panitianya rapih dan profesional. Walaupun mungkin kebanyakan (kalau bukan semua) adalah sukarelawan. Mereka tampak terbiasa menggelar acara acara Stand-Up Comedy. Rumah dari komika Indonesia Reggie Hasibuan ini juga punya potensi komika komika luar biasa. Bisa jadi karena dibawah bimbingan mentor hebat seperti Reggie juga.
Kami sebenarnya mau menyempatkan diri untuk mampir ke Hotel Tugu yang legendaris. Pemegang penghargaan internasional sebagai salah satu hotel terbaik dunia. Eksotisme, jadi salah satu alasan pemberian penghargaan tersebut. Namun waktu yang sangat terbatas membuat kami batal ke sana.
Sebagai gantinya, usai berpertunjukan kami diajak ke sebuah restoran kecil yang sederhana dan menawarkan menu yang secara ide juga sederhana, tapi kok enaknya luar biasa sehingga kami ketagihan. Menunya hanya kulit ayam (dalam berbagai macam suguhan) tapi renyahnya dan rasanya, enak banget.
Beruntung esok paginya, kami tidak harus terburu buru penerbangan pagi sehingga setelah sarapan, kami setim sempat utk santai santai. Biasanya di obrolan seperti ini, bintang lapangannya selalu si Danis Darusman. Miminnya @WSYDNshop. Sayang dia jago kandang. Kalo lagi beginian lucu banget tapi disuru stand-up nggak pernah mau.
Yang membuat perjalanan ini terasa enteng lelahnya adalah karena perjalanan selalu diisi oleh becandaan.
Cukup ampuh utk menambah amunisi semangat, supaya enak melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya
January 5, 2014
Daleman dan Luaran
Nama saya Pandji Pragiwaksono, dan orang bingung saya ini sebenarnya pekerjaannya apa.
Padahal saya adalah orang yang berkarya
Karya saya bervariasi dari buku, musik, komik dan stand-up comedy.
Sukses atau tidak, tergantung penilaian anda. Kalau suksesnya karya dinilai dari perolehan finansial, maka ada karya saya yang sukses dan ada yang tidak.
Tapi kalau anda menilai dari dampak yang dihasilkan oleh karya saya, saya yakin sekali, seluruh karya saya sukses.
Patokan saya dalam berkarya hanya 2 hal.
“Daleman” dan “Luaran”
2 hal ini penting dalam berkarya.
“Luaran” adalah hal hal teknis dalam berkarya yang bisa terlihat langsung oleh penikmat karya
Kalau konteksnya buku, maka Luaran adalah sampul, teknik menulis, cara mengembangkan cerita, pemilihan kata, dll.
Dalam rap, maka Luaran adalah pilihan kata, cara menjalin rima, flow, metafora, dll
Dalam komik , teknik gambar, pewarnaan, panel, dll
Dalam Stand-Up Comedy, adalah teknik teknik dasar atau acuan dasar seperti LPM, call back, delivery, act out, dll.
“Daleman” adalah hal hal yang justru tidak bisa dilihat secara langsung. Yaitu ide, konsep, cerita, muatan, pesan, misi, yang ada dalam karya.
Sebuah karya, sebaiknya punya keduanya. Tapi kalau harus pilih satu, pengalaman saya sebaiknya harus kuat di “Daleman”
Alasannya? Begini…
Dalam DVD Pixar Short Film Collections, pernah diceritakan bagaimana pada tahun 1986 untuk pertama kalinya Pixar memperkenalkan teknik animasi terbarunya, sebuah film pendek mengenai Lampu meja besar dan lampu meja kecil (anaknya) yang sedang bermain dengan bola. Kalau lupa atau blum lihat, silakan tonton di sini
Pixar perkenalkan di sebuah eksebisi teknologi komputer tahunan bernama SIGGRAPH yang selalu dihadiri ribuah pelaku profesional dunia komputer. John Lasseter adalah Creative Chief Pixar yang menulis ceritanya, dan tim teknisnya menggunakan sebuah software rendering terbaru yang mereka ciptakan untuk shadow maps dalam animasi ini.
Setelah film 2 menit ini ditanyangkan, seluruh peserta eksebisi tepuk tangan dengan riuh, tapi Lasseter masih belum yakin karena dia ingin mendapatkan pengakuan dari tokoh tokoh terhormat di industri ini. Tiba tiba, Lasseter didatangi seseorang (saya lupa namanya) yang menurut Lasseter adalah sosok yang sangat disegani di industri komputer.
Orang ini berkata “John, saya mau bertanya satu hal…”
Lasseter panik, dia kuatir orang ini akan menanyakan dan mengkritik soal teknik bayangan, pewarnaan, tekstur, dll.
Orang tadi melanjutkan pertanyaan “Si lampu besar itu, ayahnya atau ibunya ya?”
Lasseter tersenyum dan berkata “We did it. Dia begitu terkesima dengan penceritaan sehingga tidak merasa perlu untuk peduli terhadap hal hal teknis”
***
Karya karya saya, kalau diperhatikan kurang kuat di “Luaran” tapi memang sangat kuat di “Daleman”
Itulah mengapa, karya karya saya cukup bisa digemari banyak orang walaupun sebenarnya secara teknik kurang bahkan di beberapa karya, sangat kurang.
Kita ambil contoh Degalings saja yang teknik gambar dan pewarnaannya jauh di bawah banyak komik komik Indonesia lainnya. Tapi jumlah pembacanya dan ketergantungan mereka terhadap Degalings begitu tinggi. Kalau ditanya, jawabannya karena ceritanya bagi mereka sangat bagus. Begitu bagusnya, hingga mereka seakan “memaafkan” kekurangannya.
Namun setelahnya, @kolamkomik meluncurkan komik H20 yang penceritaannya luar biasa bagus dan teknik gambar, warna, dll juga tidak kalah bagusnya. Hasilnya, sebuah karya yang dikagumi dan bertahan selama 1 tahun penuh. Sebuah pencapaian yang jarang jarang dicapai komik lain.
***
Ambil contoh buku NASIONAL.IS.ME, yang harus kita akui sama sama, secara Luaran jelek banget. Bahasa amburadul. Editing juga ngaco. Tapi entah kenapa buku ini luar biasa banyak yg unduh (di atas 20.000 dalam 1 bulan pertama) dan buku fisiknya penjualannya juga begitu memuaskan hingga saya diminta melanjut ke buku “Merdeka Dalam Bercanda” dan “Berani Mengubah”
Namun selanjutnya buku “Berani Mengubah” yang imbang bagusnya Daleman dan Luarannya, berhasil mencapai cetakan ke 4 dalam 4 bulan pertama. Pencapaian cukup baik untuk sebuah buku politik.
***
Dalam musik saya, semua orang juga akan tahu flow saya aneh dan pemilihan rima saya biasa saja. Tapi saya sendiri enggan untuk maksa maksain nemuin rima sampe menggunakan kata yang tidak lazim digunakan sehari hari atau sampai harus mencampur aduk bahasa Indonesia dan inggris (sebuah kebiasaan yang memang saya pribadi hindari). Saya lebih ingin fokus kepada ide lagu, atau pesan yang ingin saya sampaikan.
Terbukti, walaupun banyak rapper punya Luaran yang lebih baik daripada saya, tapi saya yakin tidak banyak rapper yang bisa membuat pendengarnya nangis ketika mendengar di CD atau bahkan menonton langsung sebagaimana penikmat musik saya nangis mendengar lagu “Maafkan Ayah”, “Kembali Tertawa” dan terutama “Ode Untuk Ayah”.
Rima saya biasa saja, tapi justru lagu “Kami Tidak Takut” yang menjadi soundtrack salah satu gerakan sosial terbesar yang pernah ada di dunia maya Indonesia, #IndonesiaUnite.
Luaran saya mungkin saja tidak baik, tapi jaman sekarang rapper Indonesia kesulitan untuk membuat orang mau membeli karya mereka. Penikmat musik saya hadir 500an orang di Konser 32 dan bayar Rp 50.000 – Rp 120.000. Bahkan penonton TwivateConcert saya datang setiap bulan untuk nonton konser hiphop saya dengan tiket seharga Rp 100.000. Tiap bulan.
Karena Dalemannya, mengesankan mereka.
Kini di album ke 5, saya berencana untuk mengejar Luaran dan Daleman yang optimal.
***
Stand-Up Comedy saya apa lagi.
Saya tidak bisa menulis dengan teknik mind-mapping. Saya LPMnya rendah. Secara teori, saya salah karena di bagian set-up selalu panjang. Tapi saya di Mesakke Bangsaku Jakarta bisa memenuhi 1200 kursi di mana 400 kursinya seharga Rp 400.000,-
Pasti Dalemannya yang mereka suka sehingga bersedia menghargai semahal itu oleh orang sebanyak itu. Karena Luarannya, saya tidak sebagus banyak komika komika lain di Indonesia
***
Apa yang terjadi kalau karya kita bagus di Luaran tapi lemah di Daleman?
Jadinya seperti banyak rapper. They’re rapping but they’re not saying anything.
Jadinya seperti banyak penulis. Pembacanya tidak tercuri hatinya oleh apa yang ditawarkan. Padahal di sekolah bahasa Indonesia selalu di atas 8
Jadinya seperti banyak komika. Sibuk mikirin teknik, sibuk baca, sibuk nonton, tapi lupa untuk bertanya siapa sebenarnya dia. Apa yang dia pedulikan. Apa yang dia resahkan. Siapa yang dia wakili. Apa karakternya.
Jadinya seperti banyak komik. Gambarnya baguuuuuus banget tapi seakan lupa. Yang membuat orang tidak sabar untuk membeli terbitan selanjutnya, adalah ceritanya. Tidak ada orang yang tidak sabar pengen beli Kungfu Boy karena “Gue ga sabar pengen liat gambarnya yang bagus”. Orang orang pasti ga sabar pengen beli komik Dragon Ball selanjutnya karena “Dooh gue ga sabar pengen liat apa yang terjadi dengan Songoku setelah dihajar habis habisan oleh Picollo”
***
Semoga membantu dalam berkarya.
Ingat, fokuslah pada Daleman dan Luaran
Pandji Pragiwaksono's Blog
- Pandji Pragiwaksono's profile
- 130 followers

