Jump to ratings and reviews
Rate this book

Dari Merem ke Melek: Catatan Seorang Komedian

Rate this book
“Mata saya yang sipit ini mengajarkan bahwa orang Cina itu rendah hati, tidak pernah memandang sebelah mata. Pake dua mata aja susah, apalagi cuma sebelah?"

Tahukah Anda bahwa di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris semakin banyak orang mengambil kursus stand-up comedy, padahal mereka tidak bercita-cita menjadi komika? Lantas untuk apa? Jawabannya: karena orang yang lucu itu biasanya lebih menyenangkan!

Nah, di buku ini Ernest Prakasa berbagi tips dan trik bagi stand-up comedian pemula atau siapa pun yang ingin tahu lebih banyak soal stand-up comedy, termasuk bit favorit yang kerap ia jadikan senjata di atas panggung. Ia juga bercerita tentang perjalanannya hingga saat ini dan tentunya tentang kisah di balik Merem Melek Tour, tur stand-up comedy pertama di 11 kota di Indonesia.

89 pages, Paperback

First published October 1, 2012

9 people are currently reading
227 people want to read

About the author

Ernest Prakasa

8 books37 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
47 (41%)
4 stars
25 (21%)
3 stars
27 (23%)
2 stars
13 (11%)
1 star
2 (1%)
Displaying 1 - 21 of 21 reviews
Profile Image for Primadonna.
Author 50 books373 followers
October 7, 2012
Menurutku, eksekusi buku ini kurang sempurna. Entahlah. Mungkin karena diburu-buru tenggat. Atau karena ingin mengejar momen tertentu. Andai digarap lebih lama lagi, akan jadi buku yang spektakular. Dengan harga 75 ribu, sebenarnya aku jadi bertanya2, produk utama yang dijual itu buku, atau DVD? (Belum nonton DVD-nya sih) Kalau buku, kok ya pembahasannya tanggung...

Tipis, terlalu tipis, seolah hanya membahas permukaan saja.

Awalnya terasa bagus dan penuh semangat, tapi separuh buku, seolah kedodoran (dan mulai menggunakan cheap shot seperti "mblo"). Dan mungkin Ernest ingin menekankan positifnya menjadi komika, oleh karena itu kurang membahas saat komika down (entah karena nge-bomb, dicuri bit-nya, atau segala rupa). Banyak sisi gelap komika juga yang aku ingin baca dari pembahasan Ernest.

Lalu mengenai foto-foto itu, menurutku tidak penting dan terasa memenuh-menuhkan halaman saja. Mungkin akan lebih bagus kalau memajang beberapa foto Ernest saat gig? Atau ilustrasi berupa kartun dari penjabaran bukunya? Lebih satu napas dengan bukunya.

Aku menemukan sedikit kejanggalan dalam persona Ernest di panggung, family man... tapi mengapa di bit istri ada yang kesannya mendiskreditkan? (IIRC, "tanpa dia (istri) saya pasti akan lebih bahagia". Bagiku ini agak mengganggu.

So, to me it was okay. It could've been great, though, because the potentials are there.
Profile Image for Agoes.
507 reviews36 followers
July 1, 2013
Sebetulnya ini buku ringan yang cukup informatif dan menghibur, tapi dengan harga 75rb sih rasanya agak gimana juga ya... pada akhirnya saya hanya numpang membaca saja di Gramedia (karena buku ini tipis, maka buku ini saya selesaikan dalam waktu sekitar 15 menit saja).
Profile Image for Sutresna.
225 reviews13 followers
December 30, 2015
Buku sederhana ttg stand up dan enak dibaca penulisannya. Sungguh. Dengan baca tulisannya saja saya bisa ketawa. Banyak ilmu dasar pula yang dibagikan dalam lembar-lembarnya.
Profile Image for ukuklele.
458 reviews18 followers
December 20, 2021
Saya tertarik membaca buku ini karena masih penasaran dengan stand up comedy ala Indonesia, dan Ernest Prakasa (EP) bisa dibilang merupakan salah satu figurnya yang paling terkenal. Saya pernah menonton filmnya yang Milly dan Mamet. Itu saja perkenalan saya dengan dia sebelum buku ini.

Bab pertama buku ini langsung me-najong saya dengan judulnya, "Oh, Ini Toh Stand-Up Comedy? Garing Ah!" Exactly. Judul tersebut menunjukkan bahwa sepertinya bukan saya seorang yang berpendapat demikian.

Kata EP, "Stand-up comedy jauh lebih lucu apabila disaksikan secara langsung dibandingkan ditonton di TV." Aduh. Memang saya hampir-hampir tidak pernah menyaksikan stand up comedy secara live. Sekalinya itu terjadi, saya hadir bukan karena sengaja ingin menonton melainkan sekadar menumpang lewat dan kebetulan ada acara tersebut, berikut seseorang yang saya kenal di SMA tetapi tidak balik mengenali saya. Mungkin saja dia betul-betul tidak melihat saya karena suasana yang sangat crowded, tetapi itu juga yang bikin saya ingin cepat-cepat pergi.

Kalaupun ada kesempatan lain untuk menonton stand up comedy secara live di tempat yang relatif sepi, saya malas juga sih--kecuali dipaksa teman. Saya merasa segera paham sebabnya stand up comedy lebih kena bila ditonton secara live, sepertinya karena crowd mentality dan tawa itu bisa menular (tapi kan saya enggak suka crowd .___.).

EP menjelaskan, "Jangan heran bila ada orang yang menonton stand up comedy lalu tidak tertawa. Bisa jadi, orang tersebut memang--mengacu pada teori Jay Sankey--tidak menginvestasikan emosinya ke set up yang sedang dibangun si komika. Apa yang dimaksud dengan 'investasi emosi'? Perhatian yang serius, tentunya. Minat dan rasa ingin tahu yang tulus, tanpa prasangka untuk menghakimi ...."

Seketika saya teringat akan apresiasi puisi, yang kata Bapak S. Effendi, bergantung pada partisipasi aktif pembaca dalam membayangkan imaji-imaji yang diciptakan penyair. Memang bagi saya stand up comedy itu sebagaimana puisi, kadang kena kadang enggak. Kalau kena, ya, syukur, kalau enggak, ya, "apa sih?"

Bila sudah menonton langsung dan Anda masih gagal untuk tertawa, ada tiga kemungkinan:
- Anda sedang sial, komika yang saat itu tampil kebetulan memang garing.
- Anda punya selera komedi yang berbeda, di mana ini adalah sah-sah saja.
- Anda sedang sembelit.
(halaman 5)


Bab-bab selanjutnya berisi kiat-kiat melucu yang sudah saya peroleh dari buku-buku Ramon Papana dan Judy Carter. Tidak semendetail kedua buku sebelumnya, tampaknya EP hanya menyajikan cara yang berhasil dan terus dipakai oleh dirinya. Contoh-contoh joke-nya juga oke, lucu-lucu tipis.

EP menambahkan metode mindmapping ala Tony Buzan, serta penolakan atas heckling yang menurut saya sangat relevan dengan karakteristik bangsa ... di mana orang-orangnya pada sensitif #eh. Dengan begitu timbul kesan bahwa audiens Indonesia pada apresiatif/suportif, at least enggak sekasar/sekeras audiens negara eksportir jenis hiburan ini.

Buku ini tidak terlepas dari typo, tetapi jauh lebih rapi dan simpel ketimbang buku petunjuk stand up comedy Indonesia yang satunya (yang mana, hayo). Saking simpelnya, buku ini tebalnya kurang lebih sekitar 100 halaman saja dan dapat dilahap habis dalam dua jam saja.

Secara tidak langsung, buku ini memberi saya pelajaran mengenai suatu generation clash(?) semacam "yang sudah tua enggak usah banyak tingkah, dunia milik yang muda-muda".

Dari buku ini juga kita dapat meneladani kegigihan seorang Ernest Prakasa yang entah ada kaitannya dengan karakteristik etnis atau enggak. Meskipun hanya juara tiga di kompetisi Stand Up Comedy Indonesia season 1, ia dapat memanfaatkan peluang sebagai yang pertama-tama itu untuk melejitkan kariernya di dunia entertainment. Meskipun bukan juara pertama atau runner up, ia tidak surut begitu saja. Ia sampai menjebol tabungannya sendiri untuk membiayai tur ke banyak kota di Indonesia, berlanjut ke membuat film demi film.
5 reviews
January 15, 2018
Buku kedua yang saya baca dari aplikasi Ipusnas (perpustakaan nasional), buku kedua juga yang saya baca dari komika Ernest Prakasa. Buku ini bercerita tentang (lagi-lagi) kerja keras Ernest untuk jadi komika yang serius. Buku ini tips-tips tentang stand-up comedy, dengan gaya bahasa yang ringan, enak dibaca, dan bisa memotivasi orang untuk berani melucu (yang terstruktur dan ngena). Intinya, mau berlatih, mau menulis, jangan patah semangat. Saya juga jadi kebawa semangat, setelah baca buku ini.
Profile Image for Candra Buhori.
19 reviews1 follower
August 3, 2023
"kayaknya gue pengen deh belajar stand up."

Kalau kalimat diatas terlintas di benak kamu saat nonton stand up, buku ini cocok buat kamu. Ernest di buku ini seolah menjadi dosen jenaka yang mamaparkan mata kuliah introduction to stand up comedy. ringan, padat, bernas dan menyenangkan.
Profile Image for Hawin Widyo.
5 reviews
May 26, 2013
Buku karangan Ernest Prakasa. Tapi tunggu, siapa Ernest Prakasa? Dia adalah orang Indonesia keturunan Cina yang udah luntur budaya Cina-nya. Cina murtad, kata orang. Dia sekarang kerjanya jadi stand up comedian. Dia keluar dari kerja kantoran dan jadi komika full-time sejak Agustus 2011. (kutipan pengantar buku tersebut). Ernest Prakasa juga merupakan komika juara ketiga Stand Up Kompas TV season pertama. Dia juga pernah menyelenggarakan tour stand up comedy untuk pertama kali-nya di 11 kota. Tour-nya bernama "Merem Melek" yang mempunyai filosofi, meskipun dia merem (mata sipit) tetapi dia ingin membuka mata temen-temen tentang seluk beluk kehidupan.

Nah setelah penutup tour dia kemaren di Jakarta. Dia menerbitkan buku yang berjudul mirip dengan tour-nya "Dari Merem Ke Melek". Untuk saya sendiri yang memang sudah pernah manggung berulang kali karena job stand up comedian lokal, saya sangat puas membaca buku seharga Rp 75.000,- ini. Oit, jangan berburuk sangka dulu dengan mengatakan mahal soalnya dengan harga segitu kamu juga mendapat bonus DVD Stand Up Comedy dari Ernest Prakasa yang diselenggarakan di Jakarta. Durasi DVD-nya ketika dia perform juga sekitar satu jam.

Di dalam buku tersebut terdapat selipan bit-bit atau joke-joke dari Ernest Prakasa sendiri. Gaya penulisan dia juga rapi, pertama dia mengajak kita untuk dikenalkan kepada Stand Up Comedy kemudian bagaimana kita mencari materi joke serta bagaimana untuk membawakannya di atas panggung. Dia juga mengajarkan kita apa-apa yang tidak boleh dilakukan sebagai Stand up Comedian. Tidak hanya itu, dia juga bercerita tentang pengalaman menjadi Stand Up Comedian dan Merem Melek Tour. Jadi kita bisa paham betul apa itu Stand Up Comedy sampai bagaimana perkembangannya di Indonesia ini.

Mungkin buat kalian yang mencoba untuk menjadi Stand Up Comedian, buku ini cocok untuk dibaca. Pun sekalian melihat gaya Ernest Prakarsa waktu dipanggung di DVD-nya. Viva la Komtung!
Profile Image for Ps Jati.
23 reviews4 followers
January 11, 2014
pertama kali melihat ernest prakasa waktu beliau tur ke samarinda, dan disana mas ernest berhasil memecahkan suasana dan menarik perhatian saya akan beliau.

di buku ini Ernest menuangkan pengalaman2nya di bidang komedi yang juga baru buatnya. ditulis dengan gaya yang akrab. ditambah lagi bonus dvd standup comedy yang menjadi nilai plus di buku ini.

secara keseluruhan buku ini cukup menghibur pembaca
Profile Image for Rachmat Ferdian.
10 reviews
October 6, 2015
Koh Ernest memang idolaku!
Nggak cuma jago stand up, tapi nulisnya juga jago. Nggak cuma jago nulis novel aja, tapi juga jago nulis tentang tips dan trik bagaimana menjadi seorang komika. Walaupun belum berminat menjadi komika/stand up comedian atau sejenisnya, tapi ilmu yang dibagi Koh Ernest di bukunya ini overall bisa dipakai di berbagai aspek kehidupan. Mantap lah Koh!
Profile Image for Citra Rizcha Maya.
Author 5 books23 followers
February 26, 2016
Saya bukan penggemar stand up comedy tapi bukunya asik kok buat dibaca, nambah ilmu baru juga, kebetulan untuk tantangan a book written by a comedian.

Ernest bolehlah, baca bukunya kayak dengar dia lagi ngomong, lucu, seru, dan tips-tipsnya gak hanya untuk yang berminat jadi komika. Berguna juga untuk mereka yang sering bicara dan bersosialisasi agar lebih asik dan seru obrolannya.
Profile Image for Indah Threez Lestari.
13.4k reviews267 followers
October 7, 2012
868 - 2012

Buku ini lebih menarik daripada terjemahan buku Greg Dean yang setengah-setengah itu (setengah bahasa Indonesia setengah bahasa Inggris, habisnya joke kok diterjemahin :P), yang kebetulan diterjemahkan oleh Koh Ernest juga.

Eniwei, tetap semangat! Viva la komtung!
Profile Image for Nay.
Author 4 books86 followers
August 28, 2016
Kurang tebal. Tapi lebih suka yang ini dibanding buku Ernest yg kubaca sebelumnya. Eh jadi ingat, udah beberapa bulan terakhir nggak nonton video stand-up comedy. Padahal pas stres ngerjain tugas akhir kerjaannya nyari video-video komika aja di yutub.
3.5 bintang
Profile Image for Novella Dwisri.
213 reviews11 followers
October 22, 2014
penjelasannya membantu saya dalam membuat tugas kuliah, susunan kata yang digunakannya pun mudah dimengerti tapi kok isinya tipis banget ya? over all, rame dan seru bacanya.
Displaying 1 - 21 of 21 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.